Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Kedap + (tidak seimbang)
- Pundit + (tidak seimbang)
- Cadot + (tidak sempat)
- Elik + (tidak senang)
- Sing ngelapang + (tidak sengaja)
- Celor + (tidak setia)
- Bedog + (tidak simetris)
- Ambuak + (tidak sopan)
- Ngembakin + (tidak stabil (tentang suara pria menjelang dewasa))
- Centula + (tidak suci)
- Leteh + (tidak suci)
- Ocoh + (tidak sungguh - sungguh)
- Gamit + (tidak sungguh-sungguh)
- Awih + (tidak tahu)
- Mata tuh + (tidak tahu malu)
- Tandruh + (tidak tahu)
- Nirbaya + (tidak takut)
- Ngimur + (tidak tenang, khawatir)
- Plintut + (tidak teratur)
- Makale + (tidak teratur)
- Rambug + (tidak teratur)
- Sing ngenah + (tidak terlihat)
- Niskala + (tidak terlihat)
- Tan pagantulan + (tidak tersisa)
- Eep + (tidak tumbuh untuk sementara (tt gadung, kunir, dsb))
- Kecacungan + (tindakan tidak menentu karena terlalu banyak pekerjaan)
- Ebak + (tinta cina)
- Jerum + (tipu, daya, akal)
- Pletik + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
- Capil + (topi dari anyaman daun kelapa atau bambu)
- Sangging + (tukang potong gigi dalam upacara mepandes atau mesangih)
- Balung + (tulang yang besar)
- Rukem + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
- Medangsia + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
- Gumbreg + (uku atau wuku keenam)
- Rontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Rerontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Kuma + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
- Nyicip + (untuk merasakan)
- Sawa karesian + (upacara ngaben dengan mempergunakan simbol kayu cendana atau majegau sebagai pengganti jenazah)
- Pepada + (upacara penyucian hewan sebelum disembelih, dagingnya akan dipergunakan dl upacara)
- Recedana + (upacara pitra yadnya yg mengganti jenazah dg simbol air suci (tirta), biasanya dilakukan bila jenazah yg sudah dikuburkan tidak ada lagi bekas-bekasnya krn telah lama diku-burkan, atau letak kuburannya terlalu jauh)
- Urung + (urung)
- Jebeng + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
- Semput + (wajah)
- Nyemuin + (wajah)
- Nyemu + (wajah)
- Nalika + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
- Daweg + (waktu)
- Prabali + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
- Jongjong + ((bentuk) lonjong atau agak kuncup)
- Kelik-kelik + ((mata) terbuka terus (tidak mau terpejam))
- Matutuh + ((sudah) diberi obat tetes melalui hidung atau mata)
- Mejunin + (1. berak di tempat tidur dengan tidak sengaja)
- Mapantes - pantesan + (ada yang sesuai ada yang tidak)
- Yayi + (adik)
- Pook + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
- Yeh + (air)
- Durmanggala + (alamat buruk)
- Panyiratan + (alat penyiram, alat untuk meneteskan air suci biasanya digunakan oleh orang ketika mengetiskan tirta)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Pamelas + (alat untuk menceraikan (dari pertunangan atau perkawinan))
- Panampahan + (alat untuk menyembelih)
- Pamaji + (alat untuk merenggangkan belahan balok yg digergaji atau dibelah)
- Pangrekaan + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
- Rare dia-diu + (anak haram)
- Babedag + (anak kuda)
- Singkuh + (aneh)
- Soleh + (aneh)
- Angkid + (angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan))
- Embang + (antara)
- Kelap-kelap + (antara kelihatan dan tidak)
- Klangsah + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
- Klakah + (atap dari bambu yang dibelah)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Utawi + (atau)
- Wiadin + (atau)
- Siap bakakap + (ayam panggang utuh yang tidak berisi empedu dan usus (isi perut))
- Gayungang + (ayunkan (tangan atau kaki))
- Repah + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Rompi + (baju yg tidak berlengan)
- Bale angklung + (balai angklung)
- Bale timbang + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
- Piasan + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
- Bangkrut + (bangkrut)
- Bale agung + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale lantang + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale pelik + (bangunan rumah persegi empat berukuran kecil bertiang empat sebaga pengapit pelinggih atau tugu di pura-pura)
- Bale wongkilas + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
- Bale tegeh + (bangunan tinggi di pojok halaman istana atau pura)
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Bale gede + (bangunan yg terletak di bagian selatan atau timur pekarangan rumah, bertiang dua belas, berdinding tembok di bagian selatan dan timur)
- Bracuk + (banyak bicara dan tidak berujung pangkal)
- Ngengengan + (banyak cakap)
- Padlepek + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
- Buung + (batal)
- Paras + (batu paras)
- Paso + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
- Pontang + (belang)
- Banteh + (bengkak (tt luka lama yg tidak dirawat))