Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "perubahan". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Pakejepin  + (persingkat waktunya)
  • Sedauh  + (persis)
  • Percis  + (persis)
  • Beleg  + (persis; sama)
  • Blegeran  + (persis; tepat benar)
  • Guru lagu  + (persyaratan metrum dl syair kekawin)
  • Pepernahan  + (pertalian keluarga)
  • Riin  + (pertama kali; dahulu; dulu (Basa Alus Mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Praciriang  + (pertandakan; tandai (imperatif))
  • Bandungang  + (pertandingkan)
  • Tebelin  + (pertebal)
  • Jurit  + (pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan (tentara, laskar, pemberontak, dan sebagainya) atau lebih)
  • Campuhan  + (pertemuan dua buah sungai atau lebih)
  • Ambaralaya  + (pertemuan secara tidak langsung yang dilakukan secara online dengan menggunakan sambungan internet.)
  • Sandikala  + (Pertemuan sore dan malam hari. Disebut jugPertemuan sore dan malam hari. Disebut juga sandikawon, engsebai, neremeng, sarumua dan tetebmua, yang mengacu pada waktu kira-kira 18.00---19.00. Sandikala berasal dari kata sandi [pertemuan dua ruas], dan kala [waktu]. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sandikala adalah pertemuan antara siang dan malam; suasana yang mengaburkan pandangan mata kita. Makna ini masih berdekatan dengan makna kata ngeremeng, sarumue, dan tetebmua yang artinya antara terlihat dan tidak. Kata sarumua berasal dari saru [antara terlihat dan tidak] dan mua [muka]. Keadaan demikianlah yang disebut sandikala.eadaan demikianlah yang disebut sandikala.)
  • Sandia Kala  + (Pertemuan sore dan malam hari. Disebut jugPertemuan sore dan malam hari. Disebut juga sandi kawon, engseb ai, neremeng, saru mua dan teteb mua, yang mengacu pada waktu kira-kira 18.00---19.00. Sandikala berasal dari kata sandi [pertemuan dua ruas], dan kala [waktu]. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sandikala adalah pertemuan antara siang dan malam; suasana yang mengaburkan pandangan mata kita. Makna ini masih berdekatan dengan makna kata ngeremeng, sarumue, dan tetebmua yang artinya antara terlihat dan tidak. Kata sarumua berasal dari saru [antara terlihat dan tidak] dan mua [muka]. Keadaan demikianlah yang disebut sandikala.eadaan demikianlah yang disebut sandikala.)
  • Madueg-duegan  + (pertemukan; sentuh; benturkan; sabung; hasut; tandingkan; sampaikan; timbang keadaan (perihal) pandai; kepintaran; kemahiran; kecakapan)
  • Parebatan  + (pertengkaran)
  • Receh  + (ribut)
  • Ieg  + (pertengkaran: percekcokan, perdebatan)
  • Pertigaan  + (pertigaan)
  • Pepatutan  + (pertimbangan; pembenaran)
  • Sasah  + (pertimbangkan; musyawarahkan)
  • Pitulung  + (pertolongan; bantuan)
  • Belang belut  + (Pertumbuhan tanaman padi yang tidak merata.)
  • Pepiring  + (perumpamaan)
  • Sesawangan  + (perumpamaan)
  • Cicing macanda  + (Perumpamaan seperti anjing bermain, mula-mula bermain biasa saja tetapi lama-kelamaa akhirnya berkelahi.)
  • Rerembugan  + (perundingan; diskusi)
  • Basang  + (perut)
  • Waduk  + (perut)
  • Weteng  + (perut)
  • Bentis  + (perut berasa penuh karena kembung)
  • Baig  + (Perut besar karena terlalu banyak makan)
  • Begah  + (perut kembung)
  • Bengkang  + (Perut kembung)
  • Nyendol  + (perut yang menjadi gembung; melembung (karena kemasukan angin) seperti orang hamil)
  • Papindayan  + (perwujudan)
  • Barong  + (perwujudan binatang mitologis sebagai simbol kebenaran untuk melawan kekuatan destruktif; umumnya dalam bentuk kostum yang bisa dipakai oleh dua orang, yang satu memainkan topeng barong, yang lain di belakang)
  • Dewa  + (Perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa)
  • Sekah  + (perwujudan roh orang meninggal yg dibuat dari cendana dalam upacara pitra yadnya)
  • Bebesen  + (pesan)
  • Pabesan  + (pesan)
  • Pabesen  + (pesan; nasehat; petuah)
  • Pesek  + (pesek; datar)
  • Pamilet  + (peserta)
  • Pincuk  + (periuk kecil)
  • Anak-anakan  + (Petak sawah yang sempit (1-3 meter), biasanya terletak pada posisi bawah pada persawahan terasering.)
  • Gledeg  + ((glédég) - guntur; geledeg)
  • Bandusa  + (peti jenazah)