UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "sekali perjalanan; satu kali perjalanan". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 251 results starting with #1.

View (previous 500 | next 500) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Asedengan  + (secukupnya)
  • Dumelada  + (sedang; tidak terlalu dingin tidak terlalu panas)
  • Sesidan-sidan  + (sedapat-dapatnya; seikhlasnya; sebisanya)
  • Pojol  + (sederhana)
  • Sadarana  + (sederhana)
  • Mapojolan  + (sederhana; langsung)
  • Sadaranain  + (sederhanakan)
  • Cakang  + (sedia, siap)
  • Sregep  + (sedia; bersedia; bersiap)
  • Sayaga  + (sedia; siap sedia; sudah disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja); sudah sedia)
  • Pengaang  + (sediakan)
  • Tadong  + (sediakan)
  • Tadongang  + (sediakan (imperatif))
  • Onek  + (Sedih)
  • Ngungun  + (sedih)
  • Panced  + (sedih sekali)
  • Kingking  + (sedih; pasangan kata majemuk dengan unsur unik dari kata 'sedih' menjadi 'sedih kingking' yang berarti 'sangat sedih')
  • Sungsut  + (sedih; sudah hati)
  • Duhkita  + (sedih; susah; sakit hati)
  • Sedih  + (sedih; tidak bahagia)
  • Akedik  + (sedikit)
  • Bedik  + (sedikit)
  • Akidik  + (sedikit)
  • Kidik  + (sedikit)
  • Akeciran  + (sedikit (tentang benda cair/pancaran air))
  • Creceh  + (Sedikit demi sedikit (dalam memberikan sesuatu tidak mau sekaligus))
  • Demek  + (sedikit mengandung air atau barang cair)
  • Engit  + (sedikit sekali)
  • Akebisan  + (sedikit sekali (barang hasil mencabik))
  • Akebiasan  + (sedikit, agak, sekilas, sebentar sekali)
  • Acolekan  + (sedikit, secolek, secuil)
  • Pijit  + (sedikit; irit; kecil)
  • Samatra  + (sedikit; sebentar)
  • Abedik  + (sedikit; tidak banyak; tidak seberapa; agak)
  • Pijitang  + (sedikitkan)
  • Kedikang  + (sedikitkan, kurangi)
  • Kecotan  + (sedotan)
  • Aina  + (seekor induk ayam dengan anak-anaknya)
  • Aukud  + (seekor; satu ekor)
  • Dik widik  + (segala atau semua arah)
  • Reramon  + (segala bahan yang akan diramu atau dicampur)
  • Rarasmian  + (segala jenis kacang yang digunakan dalam persembahan.)
  • Gumatat-gumitit  + (segala macam binatang kecil-kecil)
  • Reregedan  + (segala macam kotoran)
  • Eteh-eteh  + (segala perlengkapan upacara agama)
  • Aci-aci  + (segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara)
  • Pangaskaraan  + (segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara penyucian (lahir batin))
  • Dadaaran  + (segala sesuatu yang bisa dimakan.)
  • Entikan gumi  + (segala sesuatu yang dapat tumbuh (tumbuhan) yang hidup di dunia)
  • Dagangan  + (segala sesuatu yang dijual/apa-apa yang dijual sebagai barang niaga.)
  • Papojolan  + (segala sesuatu yang dilakukan dengan sederhana)
  • Lalaca  + (segala sesuatu yang ingin dilakukan)
  • Parikrama  + (segala tata cara adat, kebiasaaan)
  • Bebungkilan  + (segala tumbuhan yang berakar tongkat, dipakai bumbu, boreh atau lulur, atau rempah-rempah, seperti kunir, jahe, dsb)
  • Sabatek  + (segala; sekalian; sekaliannya; belaka; semata; segenap; seluruh)
  • Saluir  + (segala; semua)
  • Saluiring  + (segalanya; semuanya)
  • Ngeng  + (segan; malu)
  • Seger  + (segar)
  • Alab  + (segar dan hijau.)
  • Anyar-anyar  + (baru-baru)
  • Bengah  + (segar; agak putih (tidak hitam))
  • Segehan kepel  + (segehan (salah satu jenis sesajen kurban) yang dibuat dari nasi yang dikepel dan setiap satu tanding diisi dua kepel nasi yang ditaruh di atas alas segehan (ceper) berisi tangkih diisi bawang, jahe dan garam hitam (uyah areng), berisi porosan dan bunga.)
  • Segehan Wong-Wongan  + (Segehan ini biasanya dibuat bentuk (Pawongan) sesuai dengan kebutuhan dan mengandung makna sebagai niyasa (simbol) menurut fungsinya sebagai penetralisir kekuatan Bhuta Bucari, Durga Bucari, Kala Bucari untuk menjadi Bhuta Hita, Durga Hita dan Kala Hita.)
  • Segehan Sasah  + (Segehan yang dibuat dari nasi putih tetapi nasinya tidak dikepel melainkan ditaruh terurai dengan alasnya sebuah tangkih atau daun, berisi porosan, bunga dan kacang saur, bukan bawang jahe.)
  • Pejangan  + (segenggam padi (bertangkai) yang ditaruh setelah diketam (nomina))
  • Agemel  + (segenggam; satu genggam)
  • Amunne  + (sebesar ini; sebanyak ini)
  • Amuniki  + (segini; sebanyak ini; sebegini)
  • Sewai-wai  + (sehari-hari)
  • Sesai-sai  + (sehari-hari)
  • Sarahina  + (sehari-hari)
  • Adina  + (adik, lebih kecil)
  • Kenak  + (sehat)
  • Betak  + (suka; bahagia; bangga; senang)
  • Tegteg  + (tetap; kuat; teguh)
  • Apinpin  + (seikat)
  • Adepuk  + (seikat padi)
  • Dewa nini  + (seikat padi yang dihias dengan bunga sebagai simbul Dewi Sri pada waktu mengadakan upacara di lumbung.)
  • Isin jeron  + (organ dalam seperti usus, hati, ginjal, jantung, dan lainnya)
  • Kembarang  + (sejajarkan, dudukkan berdampingan)
  • Purana  + (sejarah; riwayat; silsilah)
  • Sujatinyane  + (sejatinya; sesungguhnya; sebenarnya)
  • Alangkat  + (sejengkal; satu jengkal)
  • Acengkang  + (sejengkal; satu jengkal; satu ukuran sepanjang rentangan antara ujung ibu jari tangan dan ujung jari lain yang direntangkan)
  • Daluman  + (tumbuhan yang membelit daunnya dapat diuleni dengan air, kemudian diperas, didiamkan sampai kental, diminum dengan santan dan gula.)
  • Plaus  + (sejenis alas sesajen berbentuk segitiga yang terbuat dari janur)
  • Bebeh  + (tabur)
  • Pidada  + (sejenis bakau yang buahnya dipakai rujak)
  • Gesing  + (sejenis bambu berduri)
  • Rinti  + (sejenis benang sebagai perlengkapan upacara)
  • Penyon  + (kue dari beras pulut, ditumbuk dan dibentuk menyerupai silinder yang di dalamnya diisi unti)
  • Utu  + (Sejenis buah cempedak, kulitnya tidak rata, dan biasanya dipakai rujak.)
  • Singapur  + (buah singapur (buah ceri kersen))
  • Laak biu  + (sejenis buah-buahan)
  • Cekuh  + (Sejenis bumbu dapur yang berkhasiat sebagai penghangat; kencur sering juga digunakan dalam peribahasa.)
  • Cempaka  + (Sejenis bunga baunya harum (kantil))
  • Rijasa  + (sejenis bunga perdu yang warnanya merah muda; tokoh dalam cerita Basur; Elaeocarpus grandiflorus; Anyang-anyang)
  • Lading  + (sejenis bunga yang berbentuk besar dan mengeluarkan bau busuk)
  • Soli  + (sejenis bunga; gandasuli; Hedychium coronarium)
  • Gaguangan  + (sejenis bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh pita yang pasangkan pada sebilah bambu/kayu hingga kencang, dan menghasilkan suara akibat dari getaran oleh angin)
  • Bulusan  + (sejenis burung elang)
  • Cangak  + (a heron)
  • Camar  + (sejenis burung laut)
  • Sawalak  + (sejenis burung punai (burung yang bulu kepala dan lehernya berwarna biru keabu-abuan, punggung dan sayap bagian atas berwarna cokelat tua kemerah-merahan, sedangkan bagian sayap yang lain berwarna hitam) yang berbulu merah)
  • Lalintah  + (sejenis cacing yang hidup di air)
  • Cuka  + (Sejenis cairan rasanya asam biasanya terbuat dari nira kelapa atau nira enau, digunakan sebagai bumbu rujak)
  • Plapah  + (sejenis campuran bumbu)
  • Engkuk  + (bahan sajen yg dibuat dr usus babi (pelengkap gayah))
  • Pepetet  + (sejenis cicak yg kulitnya kehitam-hitaman berkilat, berbintik-bintik putih, dan bisa terbang; cecak pohon; cecak terbang (Draco volans))
  • Endek  + (sejenis corak kain tenun Bali yg dibuat dg cara ikat tunggal dan kemudian dicelup dg bahan benang biasa; kain ikat)
  • Canting  + (Sejenis gayung dari tempurung kelapa biasanya diberi lubang air yang kecil untuk menuangkan air; selain berbahan tempurung kelapa, sekarang sudah ada dari perak atau perunggu; umumnya digunakan di pura-pura.)
  • Bungkung tambah  + (Sejenis gelang dari besi yang dipasang pada pangkal tangkai cangkul, berfungsi sebagai penguat.)
  • Gender barangan  + (Sejenis gender rambat yang nadanya satu oktaf lebih tinggi, berfungsi sebagai pembawa melodi.)
  • Rubung  + (sejenis giwang atau subang (perhiasan di telinga) untuk pria)
  • Pengkah  + (sejenis hantu yang perutnya besar)
  • Plekir  + (mahkota penari baris)
  • Ajang  + (sejenis hidangan dalam sesajen upacara keagamaan)
  • Cotek  + (Sejenis ikan laut dengan ukuran kecil bentuknya pipih tidak panjang; kata ini sering juga digunakan dalam peribahasa)
  • Seleh  + (selidik)
  • Bangladan  + (sejenis ikan laut yang badannya pipih)
  • Lada  + (sejenis ikan laut yang badannya pipih, tidak bersisik, siripnya berduri tajam dan mengandung racun)
  • Slungsung  + (sejenis ikan laut yang moncongnya runcing, biasa dipindang)
  • Pogot  + (sejenis ikan laut yang sisiknya tebal dan beracun apabila tidak diolah dengan benar)
  • Giling-giling  + (sejenis jajanan tradisional yang terbuat dari tepung tapioka, tepung beras, garam dan pewarna makanan, bentuknya memancang karena dibentuk dengan cara digiling-giling menggunakan tangan)
  • Jangkrik bogolan  + (Sejenis jangkrik yang tidak ada bulunya.)
  • Cekot  + (sendok)
  • Sepen  + (sejenis jaring untuk menangkap udang kecil-kecil di pantai)
  • Cekian  + (Sejenis judi memakai kartu sebanyak 10 kelompok dengan jumlah kartu seluruhnya 120 umumnya dimainkan oleh 5 orang)
  • Ranti  + (sejenis cabai kecil)
  • Rijig  + (sejenis kacang buncis kecil-kecil; kacang ucu; Macroptilium atropurpureum)
  • Bayadan  + (sejenis kacang kara)
  • Komak  + (sejenis kacang-kacangan; tumbuhan sejenis kara)
  • Rangap-rangap  + (sejenis kadal namun berukuran lebih kecil yang biasa menempel di pohon.)
  • Ropa  + (sejenis kain cita)
  • Cepuk  + (sejenis kain ikat yang warna dasarnya merah)
  • Bongkar  + (bongkar)
  • Besar  + (pohon murbai)
  • Sangkap  + (Sejenis kartu ceki)
  • Klaci  + (sejenis kayu hutan yang buahnya sangat asam)
  • Kayu tai  + (sejenis kayu yang memiliki bau busuk yang kuat, dipercaya dan digunakan oleh untuk mencegah serangan ilmu hitam atau penangkal leak)
  • Sukun  + (biasanya diolah menjadi masakan seperti tum, sayuran, dan lain sebagainya)
  • Beruk  + (sejenis kendi dari tempurung kelapa)
  • Gampil  + (teratur; rapi)
  • Bulih sutra  + (sejenis kerang laut yang bentuknya kecil, sering digunakan untuk menghancurkan batu ginjal (dg menambahkan air jeruk nipis))
  • Blayag  + (Sejenis ketupat yang bentuknya memanjang. Khas kabupaten Buleleng.)
  • Sasak  + (sejenis krokot dengan warna bunga yg bermacam-macam)
  • Gambir  + (tumbuhan yg bunganya spt bintang berwarna putih, getahnya dapat digunakan sbg obat mata, sering digunakan sebagai pelengkap kunyah pinang (sirih))
  • Begina  + (sejenis kue dari pulut (biasanya untuk sajen))
  • Gina  + (indah; baik)
  • Pelpelan  + (sejenis kue dari pulut yang bentuknya pipih)
  • Laklak  + (sejenis kue yang terbuat dari tepung beras, biasanya berwarna hijau atau putih, berbentuk bulat, biasanya dimasak dengan cara dipanggang memakai cetakan, selalu disajikan dengan parutan kelapa dan saus gula merah.)
  • Bendu  + (marah; murka (Alus Singgih))
  • Tuma  + (sejenis kutu yang hidup di pakaian)
  • Gramang  + (sejenis laba-laba yang yang biasa bersarang pada bangunan rumah)
  • Sembuuk  + (busuk dan tidak mau menetas (tentang telur))
  • Papenggong  + (sejenis lumbung padi)
  • Gamang  + (sejenis makhluk halus; orang halus)
  • Tuak  + (nira; tuak)
  • Sajeng  + (nira; tuak)
  • Ronde  + (sejenis minuman penghangat dengan bahan air jahe ditambah dengan isian ronde berbahan tepung ketan dan bumbu lainnya ; ronde)
  • Nasi kojong  + (sejenis nasi tumpeng yang dibentuk dengan cara memasukkan nasi ke dalam cetakan kerucut yang terbuat dari daun pisang; digunakan untuk pelengkap sesajen saat menebar benih padi)
  • Blebet  + (sejenis nyiru besar yang bentuknya melengkung di bagian bawah)
  • Taah  + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
  • Beteg  + (lembap (tentang tanah))
  • Dakangan  + (sejenis penyakit puru (nama penyakit kulit))
  • Lamtoro  + (Leucaena leucocephala)
  • Gala-gala  + (aspal)
  • Yakut  + (sejenis permata)
  • Bangsing  + (akar hawa)
  • Kacit  + (sejenis pisau lipat)
  • Taji  + (sejenis pisau yang diikatkan pada kaki ayam sabungan waktu berlaga)
  • Pangentas  + (pelebur dosa (tirta atau air suci))
  • Babih  + (sejenis pisau; golok)
  • Tekek  + (kuat; erat)
  • Ancak  + (Ficus rumphii (Moraceae))
  • Canging  + (Sejenis pohon dedap berduri, bunganya merah menyala tidak berbau.)
  • Camplung  + (Sejenis pohon yang buahnya kecil seperti kelereng, biasanya tumbuh di pinggir sungai/kali, batang pohonnya baik digunakan untuk kentongan, buahnya baik untuk dijadikan penghitam lontar.)
  • Pradah  + (sejenis pohon yang teras kayunya dipercaya memiliki nilai magis)
  • Bentawas  + (sejenis pohon, kayunya putih, biasa dipakai untuk patung)
  • Sigar Mangsi  + (serba hitam)
  • Bunglon  + (bunglon)
  • Grombong  + (alat pemeram pisang)
  • Durmanggala  + (sejenis sajen penyucian, penolak bala atau bahaya jika ada kerusakan yang lebih besar atau terjadi keanehan dalam rumah tangga, sebagai pelengkap upacara kurban yang besar)
  • Pangruyagan  + (sejenis sajen yang terdiri atas berbagai hasil bumi untuk upacara pengabenan (pembakaran mayat di Bali))
  • Plecing  + (sejenis sambal untuk sayuran kangkung; kecipir; sate dan sebagainya)
  • Sate calon  + (sejenis satai berbahan kelapa parut yang dicampur sedikit daging)
  • Pinda  + (umpama; wujud; gambar)
  • Brekis  + (sejenis semut kecil-kecil di pohon kayu)
  • Semaluh  + (Sejenis semut merah besar-besar, bisa di gula.)
  • Ping  + (kali (seperti dua kali))
  • Dadalu  + (Sejenis serangga yang berasal dari ane-ane, bersayap mudah rontok, dan hanya muncul di tempat terang pada musim hujan.)
  • Dangap-dangap  + (Sejenis serangga yang menyerupai cecak dan bisa terbang.)
  • Pameeg  + (sejenis sesajen yang ditaruh pada keempat sudut gundukan tanah kuburan)
  • Beleng  + (sejenis sirih)
  • Samblung  + (sejenis tanaman merambat; sirih gading)
  • Bangul  + (sejenis tangga bertiang tunggal)
  • Trajangan  + (sejenis tangga seperti pada panggung , "bade", dst.)
  • Bantang lampit  + (Sejenis tangkai dari kayu atau bambu untuk menghubungkan garu dengan uga pada leher sapi waktu membajak.)
  • Gandrung  + (joged yg ditarikan berpasangan antara pemain dan penonton laki-laki)
  • Adar  + (sejenis tarian Joged)
  • Permas  + (sejenis tenunan yang halus)
  • Bungkak  + (kelapa yg masih muda sekali dan belum ada isinya (ada yang berwarna jingga, ada yang berwarna hijau))
  • Buangit  + (Sejenis tumbuhan kumis kucing yang dapat dipakai sayur.)
  • Lamun  + (jika; kalau)
  • Pungut  + (sejenis tumbuhan liar yang sangat baik dipakai tanaman hias (bonsai))
  • Peperon  + (sejenis tumbuhan merambat yang dapat dipakai racun ikan (Anamirta cocculus))
  • Galing-Galing  + (sejenis tumbuhan merambat yg bunganya berbentuk corong berwarna biru)
  • Bludru  + (kain beledu; beludru)
  • Genjer  + (tumbuhan genjer; kelayan; eceng)
  • Sepet-sepet  + (sejenis tumbuhan yang dapat dijadikan param)
  • Dami  + (serat batang pisang, daun nanas, dsb;)
  • Bajing  + (sejenis tupai; bajing)
  • Baing  + (sejenis udang laut yang kecil-kecil)
  • Pantung  + (sejenis udang laut yang kulitnya bergerigi)
  • Alid  + (amis (tentang bau))
  • Siap  + (sejenis unggas yang umumnya tidak dapat terbang, dapat dijinakkan dan dipelihara, berjengger, yang jantan berkokok dan bertaji, sedangkan yang betina berkotek dan tidak bertaji.)
  • Adem  + (sampah (sisa) dari bahan-bahan makan sirih)
  • Tis  + (sejuk, teduh)
  • Etis  + (sejuk/teduh)
  • Amputan  + (sejumlah padi yg dipersembahkan ke Pura Subak sbg rasa syukur petani setelah panen; pembayaran wajib oleh anggota subak pasif yang lahan garapannya melebihi standar satu tektek yang telah ditetapkan.)
  • Andel-andel  + (jaminan)
  • Sarma  + (sejumlah uang pd sesajen (tentang kaul))
  • Agebog  + (sejumlah, segulung (tentang kain))
  • Apisan  + (Sekali)
  • Pesan  + (sekali)
  • Aantaran  + (sekali perjalanan; satu kali perjalanan)
  • Sajaan  + (sekali; sangat; sungguh; benar)
  • Acepok  + (sekali; satu kali)
  • Sapisana  + (sekaligus)
  • Sambuk kupak lima  + (sekam kelapa dibagi menjadi 5 bagian dan digunakan sebagai bagian dari persembahan di bagian makala-kala dari suatu upacara pernikahan, kemudian diletakkan di bawah tempat tidur pasangan suami istri)
  • Swagata  + (sekapur sirih; ucapan selamat datang oleh orang yang berpengaruh di dalam acara-acara penting)
  • Mangkin  + (sekarang)
  • Jani  + (sekarang)
  • Seleng  + (pemberat; pemberat pada alat pancing (dialek Pecatu))
  • Balapan  + (balapan; perlombaan)
  • Sakita keneh  + (sekehendak hati)
  • Aslabsaban  + (sekejap mata; sekilas)
  • Sindrong  + (Sekelompok rempah-rempah yang ditempatkan dalam satu wadah yang dipakai sebagai bumbu dan obat)
  • Seket  + (Séket : bilangan yang dilambangkan dengan angka 50 (Arab) atau L (Romawi).)
  • Asliaban  + (sekilas; sekejap mata; selayang pandang)
  • Sekolahe  + (sekolah itu)
  • Sekolahan  + (sekolah; akhiran {-an} pada kata "sekolah" berfungsi untuk memperjelas kata yang diikuti dan menonjolkannya sebagai sebuah lokasi.)
  • Sekolahne  + (sekolahnya)
  • Kancit  + (sekonyong-konyong; dengan mendadak)
  • Panyarikan  + (juru tulis dalam ranah adat atau organisasi di desa)
  • Predata  + (seksama; melihat dengan teliti)
  • Berag-beragan  + (sekurus-kurusnya)
  • Nasi sela  + (sela artinya ubi, jadi nasi sela adalah nasi yang dimasak bersama dengan ubi yang dipotong kecil-kecil)
  • Selag  + (sela; antara)
  • Satata  + (selalu)
  • Begbeg  + (berulang-ulang)
  • Binal  + (selalu bergerak; tidak dapat diam; tidak tenang; tidak tetap (tempat tinggal, pikiran, dan sebagainya); selalu bertukar (pekerjaan dan sebagainya))
  • Dampukan  + (selalu bernasib baik; berbahagia)
  • Tetep  + (tetap)
  • Kemaruk  + (selalu hendak makan (sesudah sembuh dari sakit))
  • Drowaka  + (selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri; loba; serakah)
  • Cedil  + (selalu kecil saja; tidak dapat menjadi besar (tentang orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) karena kekurangan gizi atau karena keturunan)
  • Awiawahara  + (selalu malakukan kebajikan dengan kedamaian dan ketulusan.)
  • Bangkit  + (menarik hati)
  • Asi  + (kebal (terhadap bisa, racun))
  • Taga  + (selalu tersedia makanan atau minuman)
  • Mataga-taga  + (selalu tersedia makanan atau minuman berlebihan)
  • Mataga  + (selalu tersedia makanan atau minuman secara berlebihan)
  • Setata  + (selalu, sering, terus-menerus, tidak pernah tidak)
  • Asirepan  + (selama waktu tidur/istirahat)
  • Slamet  + (selamat)
  • Swasti prapta  + (selamat datang)
  • Rahajeng semeng  + (selamat pagi)
  • Rahajeng wanti warsa  + (selamat ulang tahun)
  • Swasti wanti warsa  + (selamat ulang tahun)
  • Rahajeng  + (Selamat, sentosa, sejahtera)
  • Rahayu  + (selamat; aman; sentosa)
  • Selangkangan  + (selangkangan)
  • Salanturne  + (selanjutnya; seterusnya; sesudah itu; lalu; berikutnya)
  • Tapis  + (selaput pada pelepah kelapa yang bertekstur seperti jaring; biasanya digunakan sebagai tempat atau wadah daging atau uang kepeng sebagai salah satu perlengkapan upacara)
  • Babad  + (babad; riwayat; tambo; sejarah)
  • Lamad  + (selaput tipis)
  • Anggara  + (Selasa; hari Selasa)
  • Puput  + (selasai)
  • Ampun  + (selasai; sudah)
  • Daksina  + (selatan)
  • Selem  + (hitam; warna dasar yang serupa dengan warna arang)
  • Upawita  + (Selendang di kedua bahu pendeta)
  • Ambed  + (selendang yang dililitkan di sekeliling pinggang)
  • Ambedin  + (selendangi)
  • Ambedang  + (selendangkan; pasangkan selendang di bagian pinggang)
  • Wusan  + (selesai)
  • Rampung  + (selesai)
  • Prasida  + (selesai dengan baik; bisa; mampu)
  • Pragat  + (selesai; berakhir)
  • Suud  + (selesai; sudah jadi (tentang sesuatu yang dibuat); habis dikerjakan; beres (terbayar, lunas, impas))
  • Pragatang  + (selesaikan (imperatif))
  • Seleh  + (selidik)
  • Selehin  + (selidiki)
  • Tatasang  + (selidiki; pastikan)
  • Selir  + (selir)
  • Jempurit  + (selongsong (terbuat dari kayu atau logam) sebagai tempat menyimpan keris)
  • Cempurit  + (selongsong yang dibuat dari kayu, kulit, atau logam tempat memasukkan keris (pedang dan sebagainya))
  • Urah-arih  + (seluk-beluk)
  • Sadaya  + (seluruh)
  • Gumian  + (seluruh desa)
  • Sakancan  + (seluruh jenis)
  • Pratisentana  + (seluruh keturunan)
  • Sajebag  + (seluruh wilayah)
  • Kace  + (semacam kacang kara)
  • Gerip  + (anak batu tulis)
  • Kampil  + (semacam karung dari bagor)
  • Gegilik  + (lingkaran dekoratif kecil yang dijahit ke tempatnya tepat di bawah tepi beberapa jenis keranjang)
  • Sirat  + (semacam kue dari tepung bercampur gula enau digorent bentuknya)
  • Kela-kela  + (semacam lebah madu yang induknya kecil-kecil, biasanya hidup di celah-celah tembok.)
  • Kemenyad  + (semacam semut merah yang gerakannya lincah.)
  • Tibah-tibah  + (Semacam siput laut berkulit satu dan bergerigi, dagingnya agak pahit.)
  • Semadi  + (semadi, pemusatan pikiran dan perasaan, meditasi)
  • Bibitan  + (semaian (padi dan sebagainya yang akan ditanam); benih (dalam arti sesuatu yang akan dikembangkan, diternakkan, dan sebagainya))
  • Ebet  + (Semak)
  • Suket  + (Semak)
  • Ngluihang  + (semakin baik; bertambah utama)
  • Ngakehang  + (semakin banyak)
  • Ngraradang  + (semakin berkurang)
  • Nyegegang  + (semakin dan bertambah cantik, elok; molek (tentang wajah, muka perempuan))
  • Ngelihang  + (semakin dewasa; semakin besar (tentang pertumbuhan))
  • Rantek  + (semakin giat)
  • Nginihang  + (semakin hemat menggunakan (sesuatu) dengan cermat dan hati-hati (supaya jangan lekas habis, rusak, dan sebagainya))
  • Ngreres  + (merosot perlahan-lahan (tentang kesehatan); drop; kondisi kesehatan menurun; kesehatan semakin menurun)
  • Ngriek  + (semakin kecil, melemah, kehilangan daya, meredup)
  • Meragang  + (semakin kurang berdaging; tidak gemuk (tentang tubuh dan sebagainya))
  • Melekang  + (melembekkan; melembutkan; membuat menjadi lembek atau lembut)
  • Munahang  + (melunturkan)
  • Ngrenggahang  + (semakin panjang dan runcing (tentang kuku, taring, tanduk dan sebagainya))
  • Nangsahang  + (semakin rata; meratakan)
  • Nglalahang  + (memedaskan; membuat menjadi pedas)
  • Mundatang  + (memendekkan (tentang pakaian))
  • Mondalang  + (semakin pendek dan gemuk)
  • Ngengesang  + (merapatkan)
  • Ngrapiang  + (merapikan (v))
  • Ngrumitang  + (semakin rumit; semakin susah; semakin sukar; semakin sulit)
  • Ngrusakang  + (semakin rusak; merusakkan (Basa Alus Mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Ngrungsengang  + (semakin sinting; makin marah)
  • Ngrimbitang  + (semakin sulit; semakin rumit)
  • Ngrungkaang  + (semakin susah/sukar untuk dilalui (karena banyak rintangan))
  • Ngrayaang  + (semakin tidak bertenaga; semakin tidak berdaya)
  • Ngenduk-ngendukang  + (semakin tidak kencang atau kendur)
  • Ngrusitang  + (semakin usil)
  • Nyansan  + (semakin; makin (diikuti oleh adjektiva))
  • Ngancan  + (semakin; makin; kian)
  • Ibi sanja  + (semalam, malam kemarin; malam sebelum hari ini; malam tadi)
  • Acep  + (sembah)
  • Sembah  + (sembah)
  • Ajap  + (sembah; harap)
  • Puja  + (sembah; puja;)
  • Bakti  + (berbakti; misal: ngaturang bakti (menghaturkan rasa bakti); sujud; bersembahyang)
  • Mebakti  + (sembahyang)
  • Sambleh  + (sembelih)
  • Nawa  + (sembilan)
  • Sia dasa  + (sembilan puluh)
  • Ngad  + (sembilu; kulit buluh yang tajam seperti pisau (dipakai untuk meretas perut ayam, memotong tali pusat, dan sebagainya); selumbar buluh)
  • Patikacuh  + (sembrono, tak menentu (berbicara, bekerja dsb))
  • Ngacuh  + (sembrono, tak menentu (berbicara, bekerja dsb))
  • Sengap  + (sembrono; ceroboh)
  • Mengkeb  + (sembunyi)
  • Senet  + (sembunyi)
  • Engkebang  + (sembunyikan)
  • Epepang  + (tahan terus menerus)
  • Singidang  + (sembunyikan; rahasiakan;)
  • Gobag  + (Sembur dengan air)
  • Simbuh  + (sembur; salah satu teknik pengobatan tradisional dengan menyemburkan rempah-rempah yang sudah dikunyah sebelumnya)
  • Kecresan  + (semburan)
  • Semen  + (semen, serbuk (tepung) dari kapur dan sebagainya yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata, dan sebagainya)
  • Sekat  + (semenjak; sejak)
  • Semer  + (sémér - sumur; sumber air buatan, dengan cara menggali tanah; perigi)
  • Widyatula  + (seminar; pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan sebagainya))
  • Madak  + (semoga)
  • Om Santih, Santih, Santih Om  + (rangkaian kata yang biasa digunakan untuk menutup suatu uraian atau tulisan.)
  • Awignamastu  + (semoga selamat tanpa rintangan (biasa diucapkan pd awal pembicaraan))
  • Om awighnamastu  + (semoga selamat tidak ada rintangan (biasa diucapkan pada awal pembicaraan))
  • Astungkara  + (puja; sembah)
  • Dumadak  + (semoga; harapan; doa)
  • Kabet  + (sempit, sukar, sulit (dalam hal berpakaian))
  • Mipit  + (sempit; kecil)
  • Cupit  + (sempit; suatu keadaan tempat yang tidak bisa leluasa)
  • Rupek  + (sempit; tidak luas)
  • Rampiak-rumpiuk  + (sempoyongan)
  • Tiing buluh  + (salah satu jenis bambu)
  • Semprot  + (Semprot)
  • Sahananing  + (semua)
  • Cengkok  + (Semua bentuk susunan nada yang mengembangkan lagu pokok dengan bermacam-macam isian nada untuk memperindah lagu.)
  • Sarwa bawa  + (semua makhluk)
  • Resi sangga  + (semua pendeta)
  • Ripeh  + (semua sakit; semua terkena wabah)
  • Onyangan  + (semua: sekaliannya; semuanya)
  • Saedah  + (semua; segenap; seantero (menunjukkan suatu keutuhan))
  • Sami  + (semua; selurah)
  • Sarwa  + (serba; setiap)
  • Onya  + (semua; seluruhnya)
  • Makejang  + (semua; seluruh’ semuanya; setiap)
  • Makasami  + (semua; semuanya)
  • Onyang  + (habiskan)
  • Makejangne  + (semuanya; segala; sekalian; sekaliannya; segenap; seluruh)
  • Makejangan  + (semuanya; seluruhnya)
  • Sumangah  + (semut besar yg merah warnanya; kerengga; Oecophylla smaragdina)
  • Babuang  + (semut hitam yang agak besar)
  • Semangah  + (semut merah yang berukuran besar-besar, biasanya hidup di pepohonan; kerengga; rangrang)
  • Semut  + (semut yang suka memakan makanan manis atau gula)
  • Yoga  + (yoga)
  • Lega  + (senang)
  • Oneng  + (senang)
  • Reneh  + (senang (Bahasa Alus Singgih (ASI) yang digunakan untuk menghormati orang yang patut dihormati))
  • Liang  + (senang: suka; gembira)
  • Lila  + (senang; puas dan lega tanpa ada rasa susah atau sebagainya)
  • Seneng  + (senang; suka)
  • Legaang  + (senangkan; persenang; buat menjadi senang atau bahagia)
  • Nitia  + (senantiasa; selalu; rutin)
  • Maala ayu  + (senasib; sepenanggungan; memiliki nasib yang sama)
  • Guyu  + (senda gurau, tidak sungguh-sungguh, kelakar)
  • Taag  + (sendawa; serdawa)
  • Didian  + (sendiri)
  • Padidi  + (sendiri)
  • Ngraga  + (sendiri, sendirian)
  • Iba-iba  + (sendiri-sendiri)
  • Pararagaan  + (Sendirian)
  • Padidian  + (sendirian, seorang diri; sendiri)
  • Cekot  + (sendok)
  • Gelap  + (sengaja)
  • Jelap  + (sengaja)
  • Kapongahang  + (sengaja bertindak dengan tidak merasa malu; berani; memberanikan)
  • Mejunin  + (berak di tempat tidur dengan tidak sengaja)
  • Ngembuhin  + (sengaja mengurangi isi dari sesuatu)
  • Gencer  + (sengat)
  • Gancer  + (sengat; disengat (oleh))
  • Sengeh  + (séngeh: waspada)
  • Senggol  + (pasar malam)
  • Tampig  + (senggol; serempet; disenggol; diserempet)
  • Receh  + (ribut)
  • Wiwilan  + (sengketa)
  • Nraka  + (neraka)
  • Baligrafi  + (Baligrafi merupakan seni menulis indah. AdBaligrafi merupakan seni menulis indah. Adapun penjelasan mengenai Kaligrafi dan Baligrafi adalah Kaligrafi merupakan seni menulis indah yang berasal dari bahasa asing (bahasa Inggris) Caligraphy is (art) Beautiful Hand. Dimana bahasa latinnya Calios (indah) dan graph (tulisan) jadi artinya adalah tulisan indah. Baligrafi ini muncul pada tanggal 1 Juli 2013. Sebagai inisiator dari istilah Baligrafi ini adalah maestro seni lukis I Nyoman Gunarsa dkk, tepatnya pada momen Festifal Bahasa Bali. Penekanan Baligrafi adalah keindahan penulisan Aksara Bali yang bermakna.dahan penulisan Aksara Bali yang bermakna.)
  • Pragina  + (Pemeran)
  • Banda gina  + (seniman tari dan tabuh)
  • Soma  + (Senin; hari Senin)
  • Sande  + (senja; sore hari; waktu hari sudah mulai gelap ketika matahari mulai dan hingga terbenam)
  • Astra  + (panah)
  • Gegawan  + (senjata)
  • Pestol  + (pistol)
  • Bajra  + (genta)
  • Jernat  + (senjata peledak yang dilemparkan (biasanya sebesar kepalan tangan))
  • Wadung  + (senjata tajam berbentuk pisau bermata satu, terbuat dari logam, bergagang kayu untuk menebang pohon, membelah kayu dan sebagainya)
  • Bebaru  + (senjata tajam bersarung, berujung tajam, dan bermata dua (bilahnya ada yang lurus, ada yang berkeluk- keluk))
  • Duhung  + (senjata tajam bersarung, berujung tajam, dan bermata dua (bilahnya ada yang lurus, ada yang berkeluk-keluk))
  • Duung  + (senjata tajam bersarung, berujung tajam, dan bermata dua (bilahnya ada yang lurus, ada yang berkeluk-keluk))
  • Kadga  + (senjata tajam bersarung, berujung tajam, dan bermata dua (bilahnya ada yang lurus, ada yang berkeluk-keluk))
  • Bokat  + (senjata tajam dan runcing, bermata dua, bertangkai panjang, untuk menusuk dari jarak dekat atau jauh (dengan cara melemparkannya); ada bermacam-macam yang berukura pendek)
  • Garut  + (senjata tajam pada ujungnya melengkung menyerupai pancing)
  • Jemparing  + (senjata tajam yang berupa barang panjang, runcing pada ujungnya dan diberi bulu atau barang lain yang serupa pada pangkalnya yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan, dilepaskan dengan menggunakan busur)
  • Cacah  + (sensus)
  • Angsuh  + (sentak)
  • Pijetin  + (pijiti)
  • Pentil  + (sentil; menyentil; menjentik: memukul dengan belakang ujung jari yang dibidaskan dengan jempol)
  • Enteg  + (tetap; mantap)
  • Endik  + (sentuh)
  • Gatik  + (sentuh (dengan tongkat dan sebagainya))
  • Blodor  + (sentuh antarmuka dua benda dari arah berlawanan secara keras; bentur)
  • Blandar  + (sentuh antarmuka dua benda dari arah berlawanan secara keras; bentur)
  • Drumpuk  + (sentuh antarmuka dua benda dari arah berlawanan secara keras; bentur)
  • Entegang  + (tetapkan; kuatkan; teguhkan)
  • Mameng  + (senyap)
  • Karbit  + (senyawa biner antara karbon dan zat kapur yang membuat matang)
  • Kenyem  + (senyum)
  • Kenyemne  + (senyumnya)
  • Satmaka  + (seolah-olah; seperti; bagaikan)
  • Adiri  + (seorang)
  • Ibingan  + (seorang penari pria yang menari dengan seorang penari gadis dalam pertunjukan tari Jodeg Bumbung)
  • Pangibing  + (seorang penari pria yang menari dengan seorang penari gadis dalam pertunjukan tari Jodeg Bumbung)
  • Pacuk  + (sepakat)
  • Ratep  + (lengkap)
  • Pigum  + (sepakat; mufakat)
  • Salantang  + (sepanjang)