Difference between revisions of "Folktale I Sangsiah Teken I Bojog"
From BASAbaliWiki
Line 11: | Line 11: | ||
I Sangsiah lamun kenehne tusing (maan), sedih padidi. Keto katuturan belog buin bangkung buka I bojog. Sebeneh-beneh anak nuturin katampi jelek. Om Shanti Shanti Shanti Om. | I Sangsiah lamun kenehne tusing (maan), sedih padidi. Keto katuturan belog buin bangkung buka I bojog. Sebeneh-beneh anak nuturin katampi jelek. Om Shanti Shanti Shanti Om. | ||
+ | |Description text id=Om Swastiastu. Saya dari SD 2 Petiga akan mempersembahkan cerita yang berjudul “I Sangsiah teken I Bojog”. | ||
+ | Dahulu kala di hutan ada burung bernama burung manyar, dan kera. Si burung manyar bersahabat karib dengan si kera. Pada suatu hari, si burung manyar sibuk ke sana ke mari mencari rumput, alang-alang (imperata cylindrica raeusch), serta dedaunan kering. Itu dipakainya untuk sarang di cabang pohon karena ia sebentar lagi akan bertelur. Sedang asyiknya, tiba-tiba si kera sudah duduk di sebelahnya. Diperhatikannya si burung manyar yang sedang membuat sarang. Setelah selesai, si burung manyar berhenti sambil berbincang dengan si kera. | ||
+ | |||
+ | “Eh, kamu kera, apa sebabnya kamu tidak mau membuat rumah? Begitu lantas anakmu digendong ke mana-mana. Tidak kasihan anak kecil, sejak lahir diajak berpindah ke sana-sini? Kalau begitu, apa gunanya kamu punya tangan, punya kaki? Badanmu kuat, hanya bikin rumah tidak bisa. Memang benar kamu binatang terlalu bodoh. Bikin rumah saja tidak mampu! | ||
+ | |||
+ | Baru begitu bicara si burung manyar, si kera spontan marah bercampur malu, lalu si kera menyahut galak. “He, kamu burung manyar, bagaimana itu perkataanmu tadi? Ya, agar kamu tahu, aku memang turunan kera yang mempunyai kesaktian, mampu mencabut gunung, Leluhurku dijadikan abdi oleh Rama. Leluhurku sanggup membuat jembatan di laut yang mengalir ke Alengka. Dulu waktu perjalanan Rama menyerang ke Alengka. Nah, (Pada akhirnya bisa mengalahkan Maharaja Rawana) dan keluarganya. Sangat keterlaluan sombongmu. Lihat sarangmu sekarang!” | ||
+ | |||
+ | Lalu dicabik-cabik sarang si burung manyar hingga hancur berantakan. Sesudah hancur , ia lantas berhenti sambil berbicara. Setelah sarangnya hancur, si burung manyar memikirkan sarangnya, si burung manyar lalu mengadukan prilaku si kera kepada pendeta. Namun, sang pendeta tidak bisa mengenakan denda. | ||
+ | |||
+ | Oleh karena tidak terpenuhi keinginannya, si burung manyar sedih sendiri. Begitulah diceritakan si bodoh dan keras kepala seperti si kera. Sebenar-benarnya orang menasihati diterimanya buruk. Om Shanti Shanti Shanti Om | ||
|Information about folktale={{Folktale/Information | |Information about folktale={{Folktale/Information | ||
|Description of information ban=Om Swastiastu. Titiang saking SD Negeri 2 Petiga jagi ngaturang satua sane mamurda “I Sangsiah teken I Bojog”. | |Description of information ban=Om Swastiastu. Titiang saking SD Negeri 2 Petiga jagi ngaturang satua sane mamurda “I Sangsiah teken I Bojog”. |
Revision as of 06:50, 24 July 2018
- Location
- Main characters
- Event
- Dictionary words
Summary
In English
In Balinese
In Indonesian
Bali Children Project
Enable comment auto-refresher