UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "disebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, dikenal juga dengan nama pipal atau ficus religiosa. Pohon ini banyak tumbuh dan dibiarkan membesar di berbagai tempat suci di Bali, seperti pura maupun tempat yang disucikan lainnya. Brahma Purana dan Padma Purana menyebutkan, ketika para asura mengalahkan para dewa, maka Dewa Wisnu bersembunyi dalam pohon pipal, sehingga bila tidak ada pura tempat pensthanaan Dewa Wisnu, maka pemujaan dapat dilakukan melalui pohon ancak. Sementara itu Skanda Purana menyebutkan, bahwa pohon pipal dianggap sebagai lambang Dewa Wisnu. Selain itu banyak pemeluk Hindu di India meyakini kalau ancak ini merupakan penyatuan dari Tri Murti, yaitu: akarnya adalah Dewa Brahma, batang pohonnya adalah Dewa Wisnu, dan dedaunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa.". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Ngaran  + (yaitu; yakni)
  • Cager  + (yakin akan sesuatu)
  • Yanak  + (yanak merupakan sebutan untuk orang ketiga tunggal yaitu si anak)
  • Sane  + (yang)
  • Kang  + (yang)
  • Ane  + (yang)
  • Tiosan  + (yang lain; lain)
  • Lenan  + (yang lain; lainnya)
  • Ngemadin  + (yang menyebabkan malu atau segan)
  • Duunin  + (yang mula-mula (dikerjakan, diperbuat, dan sebagainya); dulu)
  • Iketan  + (yang telah diikat (atap alang-alang dsb yg diikat); cara mengikat)
  • Ubuh  + (yatim atau piatu)
  • Yoga  + (yoga)
  • Kali Yuga  + (zaman kekacauan; kehancuran (zaman keempat dari Catur Yuga))
  • Yuga  + (zaman yg jumlahnya empat, yaitu kreta yugazaman yg jumlahnya empat, yaitu kreta yuga (zaman tenang di dunia), treta yuga (zaman ketenangan dunia yg telah berubah sepertiganya), dwapara yuga (zaman dunia yg mulai ada pertentangan, permusuhan, dan peperangan), kali yuga (zaman dunia yg gelap, perang dunia yg menghancurkan); yg gelap, perang dunia yg menghancurkan);)
  • Jaman  + (zaman, jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu)
  • Lengih  + (zat cair berlemak, biasanya kental, tidak zat cair berlemak, biasanya kental, tidak larut dalam air, larut dalam eter dan alkohol, mudah terbakar, bergantung pada asalnya, dikelompokkan sebagai minyak nabati, hewani, atau mineral dan bergantung pada sifatnya terhadap pemanasan dapat dikelompokkan sebagai asiri atau tetap.at dikelompokkan sebagai asiri atau tetap.)
  • Muruh  + (zat warna yang digunakan untuk mewarnai kue, dsb.)
  • Angas  + ({angasan} anyaman daun kelapa, duri, dsb yg dipasang pd pohon (agar pohon tidak dipanjat orang))
  • Arod  + ({arod, nga.rod} menangis berkepanjangan seperti kesakitan)
  • Bentet  + ({ben.tét} 1 tarik (tt gelambir ayam); 2 lontar; lempar dg memakai katapel)
  • Belong  + ({bé.long} tempayan besar tempat air)
  • Bengbenga  + ({béng-bénga} dibukanya lebar-lebar dengan jari tangan)
  • Andang  + ({ngan.dang} menghalangi; melintang)
  • Engkol  + (éngkol; bor tangan)
  • Ancak  + (disebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, didisebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, dikenal juga dengan nama pipal atau ficus religiosa. Pohon ini banyak tumbuh dan dibiarkan membesar di berbagai tempat suci di Bali, seperti pura maupun tempat yang disucikan lainnya. Brahma Purana dan Padma Purana menyebutkan, ketika para asura mengalahkan para dewa, maka Dewa Wisnu bersembunyi dalam pohon pipal, sehingga bila tidak ada pura tempat pensthanaan Dewa Wisnu, maka pemujaan dapat dilakukan melalui pohon ancak. Sementara itu Skanda Purana menyebutkan, bahwa pohon pipal dianggap sebagai lambang Dewa Wisnu. Selain itu banyak pemeluk Hindu di India meyakini kalau ancak ini merupakan penyatuan dari Tri Murti, yaitu: akarnya adalah Dewa Brahma, batang pohonnya adalah Dewa Wisnu, dan dedaunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa.aunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa.)
  • Bale bengong  + ("bale bengong" yang dalam bahasa Bali berarti "balai santai" yaitu sejenis bangunan yang bertiang empat terbuat dari kayu dengan ornamen-ornamen khas Bali dan biasanya digunakan untuk tempat bersantai)
  • Gayah utuh  + ('gayah' (perlengkapan sajen yg dibuat dr daging babi) yg terdiri atas semua bagian babi (kepala, keempat kaki, ekornya) masih utuh berisi daging dan kulitnya, dan dihiasi jeroan (hati, empedu, usus, dan paru-paru) dan berbagai jenis satai)
  • Nelep  + ('nelep' bermakna mendatangi dengan sembunyi-sembunyi)
  • Onong  + ('onong' ('ngonong') berarti renang, tapi kata ini khusus dipakai di daerah Karangasem. Kata lumrah di bagian Bali lain adalah, 'langi' ('nglangi') Bahasa Jawa juga, 'nglangi'! Kata ini tidak tergolong halus, kasar dsb.)
  • Galang kangin  + (('galang' berarti terang, dan 'kangin' berarti timur) waktu fajar; ketika matahari terbit dari timur dan menimbulkan cahaya merah kekuningan)
  • Wak  + ((1) wak - kata kata yang bernilai negatif ; wak capala bermakna kata-kata kasar ; wak parusya bermakna kata- kata pedas (keras))
  • Saraswati  + ((Dewi) "Saraswati" adalah sebuah nama suci(Dewi) "Saraswati" adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Saraswati itu terdiri secara etimologi berasal dari kata 'saras' dan 'wati'. Kata "saras" yang juga berasal dari urat kata sansekerta "sr" memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir. Sedangkan Kata "wati" berarti yang memiliki. Arti lengkap kata "Saraswati" adalah sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan.enerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan.)
  • Bunga bintang  + ((Hippobroma longiflora))
  • Simbar layangan  + ((Polypodaceae))
  • Jengku  + ((bagian kaki) pertemuan antara paha dan betis yang menjadi tempat sendi agar kaki bisa dilekukkan)
  • Waja  + ((baja) logam yang keras ; sesuatu yang kuat)
  • Balian sonteng  + ((balian sonténg) - dukun yang mempersembahkan sajen dengan kata-kata biasa untuk mendatangkan kekuatan saat mengobati)
  • Bale sakutus  + ((balé sakutus/saka kutus) - bangunan rumah bertiang delapan, biasanya dipakai tempat tidur)
  • Pagrendot  + ((banyak orang) datang membawa (atau memikul) barang-barang untuk oleh-oleh.)
  • Jabag  + ((berkata) kasar kepada orang yang patut dihormati)
  • Belek  + ((bélék) - lembek, lunak (seperti nasi, bubur))
  • Conge-conge  + ((congé-congé) - serangga pohon yang berbunyi waktu sunyi)
  • Cedok  + ((cé.dok) - gayung; alat untuk mengambil air terbuat dari tempurung kelapa dan diberi tangkai; sekarang suda ada yang terbuat dari plastik)
  • Celeng  + ((céléng) - babi)
  • Cengkrong  + ((céngkrong) - bagian atas sarung keris yang bengkok)
  • Ceeng  + ((cééng) - takaran beras dari tempurung kelapa; ‘acééng’ artinya satu tempurung beras)
  • Jeng  + ((dalam keadaan) sempurna sebagaimana adanya atau sebagaimana semula (tidak berubah, tidak rusak, tidak berkurang, dan sebagainya))
  • Endah  + ((en.dah) berkembang-biak; berketurunan banyak)
  • Ender  + ((en.der) buru; kejar; susul dengan berlari)
  • Galing  + ((galing-galing) sejenis tumbuhan merambat yang bunganya berbentuk corong berwarna biru (Cayratia trifolia))