UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
A
Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta)  +
Baligrafi ini berbentuk orang yang sedang melaksanakan tapa brata. Baligrafi ini bertuliskan tri kona yang berisikan utpeti, stiti, dan pralina, Aksara suci Ong, Ang, Ung, dan Mang, serta Tri Kaya Parisudha yang terdiri atas kayika, wacika, dan manacika parisudha. Baligrafi ini sebagai peserta dalam rangka acara Makantisastra III Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali yang bertugas di Kabupaten Gianyar pada tanggal 1 Desember 2023.  +
Kecepatan memegang peran krusial dalam keselamatan di jalan raya. Meskipun terkadang tergoda untuk mengendarai dengan kecepatan tinggi, kita harus menyadari resikonya. Kecepatan berlebih dapat memicu kecelakaan serius, merugikan nyawa dan harta benda. Kita sebagai pengemudi harus bertanggung jawab, menghormati batas kecepatan, dan memprioritaskan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Jangan biarkan hasrat untuk cepat menggoda keselamatan, karena setiap detik dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati di jalan raya.  +
Om Swastyastu Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuk Shalom Namo Budaya,salam kebajikan Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kahadiran Tuhan yang Maha Esa. Disini saya ucapkan terimakasih atas kesempatan yang telah di berikan kepada saya, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Ni Kadek Feby Dhiyo Dharma Yanthi saya dari SMK Negeri 2 Seririt. Disini saya akan menyampaikan orasi tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian. Ini merupakan salah satu masalah yang harus di tangani oleh calon pemimpin Bali. Seperti yang kita tahu penduduk Bali semakin bertambah serta semakin banyaknya Wisatawan asing yang berkunjung,maka dari itu banyak lahan pertanian di alih fungsikan menjadi perumahan, hotel, restoran maupun bangunan lain yang menopang Industri Pariwisata. Oleh karena itu tidak ada petani di Bali yang memiliki lahan yang luas. Seperti yang di katakan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunada, menjelaskan saat ini paling luas lahan petani di Bali berkisar di 75 are/0,75 ha, sangat jarang petani yang memiliki lahan di atas satu hektare. "Kelemahan petani di Bali saat ini lahannya sempit, ada yang punya 25 are, paling banyak 75 are. Itu akibat dari Alih Fungsi Lahan yang terjadi setiap tahun". Kata Sunada kepada Bisnis, Rabu (22/6/2022). Dari permasalahan tersebut Pemerintah ataupun calon Pemerintah Provinsi Bali hendaknya betul - betul memperhatikan permalasahan Alih Fungsi Lahan ini dengan cara menjamin kesejahteraan para petani contohnya: 1. Di saat musim tanam pendistribusian pupuk bersubsidi atau tidak bersubsidi harus di perhatikan agar tidak terjadi kelangkaan pupuk. 2. Di saat musim panen, Pemerintah harus membantu para petani untuk pemasaran hasil pertanian. Apa bila pemerintah betul - betul memperhatikan kesejahteraan para petani, Alih Fungsi Lahan bisa di cegah karena masyarakat dan generasi muda akan ada keinginan untuk menjadi seorang petani. Dengan demikian program ketahanan pangan nasional bisa tercapai. Demikian orasi yang dapat saya sampaikan, jika ada kalimat yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar besarnya. Saya ucapkan banyak terimakasih Om Shanti Shanti Shanti Om Wasallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuk Shalom Namo Budaya, salam kebajikan.  
Om Swastyastu Baik nama saya Bumi dari Sukawati, nama lengkapnya Ni Kadek Bumi Krismentari. Banyak yang tidak percaya dengan nama saya, tapi memang seperti inilah nama saya, diberikan oleh Bapak dulu saat lahir ke bumi yang sedang krisis moneter oleh karena itu bumi krismentari. Cukup sekitan perkenalannya. Sekarang saya akan curhat. Saat pandemi ini saya tengah menyusun proposal untuk diajukan menjadi skripsi di kampus, jadi saat saya di rumah saya merasa dagdigdugser setiap hari. Dahulu sebelum pandemi ini, bimbingaan dan ujiannya bertemu langsung dengan dosen. Kalau sekarang berbeda, semua serba online. Gampangnya, kita tidak lagi menunggu dosen berlama-lama di kampus, tidak lagi melihat-lihat di jendela memastikan adanya dosen atau tidak. Kalau dosennya ada kita dapat bertemu langsung dan meminta waktu untuk bimbingan serta pada saat ujiannya agak tenang karena ujian online tidak ada mahasiswa yang menonton. Susahnya, apabila kita tidak bertemu langsung, apa yang dikatakan lewat pesan singkat tidak dapat dimengerti maksudnya dengan baik, menunggu balasan pesan singkat dosen sangat lama, bimbingan dan ujian online yang memakai kuota dan sinyal agar bagus dan tidak putus-putus. Pada masa new normal ini saya menunggu keluarnya jadwal ujian online. Rasanya takut dan degdegan karena akan ditanya-tanya oleh dosen penguji. Terima kasih banyak sudah membaca curhatan saya ini, mohon maaf apabila terdapat tata bahasa yang salah. Om Santih, Santih, Santih Om  +
Tanda zaman Kaliyuga sudah tampak dengan berbagai fenomena dan problematika yang terjadi di masyarakat. Mulai dari korupsi, perampokan, pembunuhan, pelecehan seksual, aborsi, kekerasan rumah tangga dan berbagai kejadian tidak bermoral lainnya yang menjadi cerminan atau gambaran bahwa kita sedang berada pada zaman Kaliyuga. Ogoh-ogoh yang bernama Amukti Kalki Awatara sebagai perwujudan atau cerminan zaman Kaliyuga pada 5000 tahun lalu yang ada di Sastra atau kitab Purana serta Bhawadgita terjadi pada zaman ini. Awatara ini jelmaan Dewa Wisnu yang musuhnya adalah manusia-manusia tidak berakhlak. Konsep ogoh-ogoh ini pun harapan kita bersama setidaknya bisa mengingatkan dan menyadarkan kembali manusia bahwa sekarang bumi sedang tidak baik-baik saja.  +
Sikap Peduli dan Tanggung Jawab Terhadap Pengungsi Ukraina Konflik tak berkesudahan antara Rusia dan Ukraina semakin memanas. 3 bulan lebih sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu mengakibatkan ribuan warga sipil menjadi korban luka bahkan meninggal. Pada akhirnya banyak warga yang memutuskan untuk mengungsi ke luar Ukraina demi keselamatan mereka. Warga sipil Ukraina hilir mudik meninggalkan tanah kelahirannya demi mencari tempat aman bagi keberadaan mereka. Dilansir AFP, Jumat, 13 Mei 2022, sebanyak 6.029.705 orang telah meninggalkan Ukraina pada 11 Mei. Jumlah pengungsi yang terus bertambah setiap harinya membuat banyak negara yang membuka akses dan siap menerima kedatangan warga Ukraina. Mengutip laporan VOA Indonesia, Kamis, 20 April 2022, mayoritas pengungsi Ukraina mencari perlindungan di negara-negara tetangganya di Eropa, di mana mereka mendapat perlindungan sementara dan berbagai macam layanan. Negara negara tersebut di antaranya : Polandia, Rumania, Moldova, Hungaria, Slowakia, dan Rusia. Memutuskan berada di luar negara kebangsaan pasti bukan hal mudah. Mereka harus merelakan tempat tinggal, perkerjaan, harta benda, dan apapun yang dimiliki sebelumnya. Memulai semuanya dari awal sembari menunggu kepastian berakhirnya perang yang tak kunjung datang. Sepertinya terdengar sangat memprihatinkan bukan? Meski bukan tujuan utama pengungsi Ukraina, tidak sedikitnya beberapa warga Ukraina datang ke Indonesia. Tetapi sangat disayangkan, dilihat dari respon warganet Indonesia terhadap topik topik tentang Ukraina di internet, mereka terlihat seperti menolak dan acuh terhadap Ukraina dan pro Rusia. Peneliti Studi Rusia dan Eropa Timur di Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Radityo Dharmaputra mengatakan percakapan media sosial di Indonesia terkait invasi Rusia-Ukraina didominasi para simpatisan Rusia. Radityo mengatakan publik cenderung mendukung invasi Rusia karena beberapa variabel. Pertama, keberpihakan politik masyarakat Indonesia yang anti-Amerika dan anti-barat. Sentimen anti-Amerika tumbuh karena agresi Amerika di negara-negara Timur Tengah, saat masa War on Terror atau 'perang melawan terorisme' sejak September 2001 lalu. Masyarakat kemudian menganggap siapapun yang berseberangan dengan Amerika, maka dia lah yang harus dibela. Dalam konteks invasi Rusia-Ukraina, masyarakat seolah cepat mengambil kesimpulan untuk mendukung Rusia karena berseberangan dengan AS. Selain itu Radit berasumsi bahwa warganet Indonesia cenderung melihat sosok Putin memiliki citra yang sama seperti Presiden Pertama RI Soekarno, serta tokoh militer Prabowo Subianto, diduga masyarakat Indonesia melihat sosok Putin lebih gagah dan tegas ketimbang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang merupakan mantan komedian. Minimnya informasi serta sentimen agama juga menjadi alasan netizen lebih pro Rusia. Menurut sudut pandang saya, sikap warganet yang sok tahu ini mulai meresahkan dan memalukan nama negara di mata warganet negara lain. Tak padang bulu, mereka akan menghujat, memperolok, dan menghina warga sipil Ukraina dengan komentar komentar buruk di media sosial. Mereka merasa seperti memiliki kehendak atas tindakan mereka. Tindakan pemerintahan Ukraina maupun Rusia tidak ada hubungannya dengan tindakan warga sipil dari negara tersebut. Masalah politik tidak bisa dilibatkan dengan masalah kemanusiaan. Hak asasi manusia masih ada dan harus tetap berjalan. Sudah sangat menderita keadaan yang dialami warga Ukraina akibat perang di tanah kebangsaannya yang tak kunjung berhenti dan semakin banyak memakan korban korban tak berdosa. Kita harus bisa membalikkan posisi dan berpikir “Bagaimana jika kita ada di posisi yang sama? Maukah mereka membantu?”. Bayangkan seandainya kita yang menghadapi masalah yang sama seperti mereka, apakah kita tidak perlu bantuan orang lain? Mampukah kita bertahan hidup tanpa uluran tangan dari negara lain? Agaknya tidak. Oleh sebab itu, apabila saya menjadi pemimpin di tempat tinggal saya (Bali) saya ingin dan akan memberi fasilitas tempat tinggal dan layanan kesehatan gratis untuk pengungsi yang datang. Tidak perlu mewah, sederhana dan layak saja pasti sudah sangat membantu bagi orang yang benar benar membutuhkan. Jika ada pengungsi yang hendak menumpang di rumah kita, etisnya kita merangkul mereka sebisa kita. Karena sekecil apapun tindakan membantu kita, akan sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan. Untuk kedepannya, diharapkan warganet lebih memilih berpikir dan memahami konteks masalah terlebih dahulu sebelum menulis komentar di internet maupun bertindak di dunia nyata.  
Suatu Kendala dan solusi pembelajaran daring di era covid-19  +
Pada jaman dahulu, ada sebuah kisah tentang seorang Raja di Negeri Mesir mempunya tiga orang istru, namun semuanya tidak memiliki anak. Karena Ida Anak Agung sangat ingin memiliki anak, itulah yang menyebabkan beliau mempersunting lagi tiga orang istri. Sama saja, semua istri barunnya juga tidak memiliki anak. Diceritakan hingga seratus beliau memiliki istri, juga tidak ada keturunan. Sang Raja kemudian memanggil prajuritnya, diperintahkan untuk meminta petunjuk kepada Ki Dukuh Mas di Gili Mas. Tidak dikisahkan perjalanannya, Ki Patih sudah sampai di rumah Ki Dukuh. Kemudian Ki Patih memberitahukan tujuannya datang kesana. Ki Dukuh kemudian menerawang Sang Raja di Mesir. Dari hasil terawangannya mengatakan bahwa agar Sang Raja mempersunting dua orang istri lagi. Sudah pasti salah satu diantara istri beliau yang baru akan bisa memiliki anak. Namun pada saat ngidam akan mengidamkan ikan mas. Ki Patih bertolak dari rumahnya Ki Dukuh. Kemudian Ki Patih memberitahukan hasil penerawangan kepada Sang Raja. Tak lama kemudian, Sang Raja mempersunting dua orang istri lagi. Istrinya yang berjumlah seratus dibuang. Benar adanya penerawangan Ki Dukuh Mas, istri Sang Raja yang muda mengidamkan ikan mas. Setibanya Sang Raja di tempat ikan mas tersebut, tak disangka datang ratusan raksasa. Beliau diserang oleh para raksasa itu. Raksasa itu berhasil dikalahkan. Ikannya juga berhasil diambil dan di bawa ke istana. Sekarang dikisihkan istri beliau melahirkan anak laki-aki dan perempuan. Setelah bayinya lahir, ibunya sakit, tidak sadarkan diri. Pada saat itu Sang Raja belum datang dari mencari ikan mas. Istri tua beliau iri karena madunya saja yang bisa memiliki anak. Kemudian kedua orang anak beliau itu ditukarjan dengan dua ekor anak tikus. Kedua bayi tersebut dimasukkan ke dalam peti kemudian dibuang ke laut. Singkat cerita, sampailah Sang Raja di istana. Beliau melihat istri mudanya sedang bersedih dikarenakan ia memiliki anak berupa tikus. Sang Raja berbicara menanyakan perihal yang terjadi. Kemudian dijawab oleh istri tuanya. Terlebih lagi istri tuanya mengatakan bahwa madunya itu manusia hina dikarenakan melahirkan anak tikus. Terlebih lagi Sang Raja diminta untuk membunuh istri mudanya agar tidak mencemari bumi. Senantiasa Sang Raja menarik istri mudanya dan mencempungkannya ke dalam sumur. Kemudian istrinya meninggal. Dikisahkan Pan Bekung dan Men Bekung sedang mencari kayu bakar, melihat peti di pesisir pantai. Setelah peti itu dibuka, tiba-tiba ada dua orang bayi laki-laki dan perempuan yang masih hidup. Pan Bekung dan Men Bekung merasa sangat bahagia. Bayi itu kemudian dibawa pulang. Bayi kembar laki perempuan itu diberi nama I Marakarma dan Siti Patimah. Singkat cerita dikisahkan sekarang I Marakarma dan Siti Patimah sudah besar, diketahuilah oleh istri Sang Raja tentang Pan Bekung yang dapat memungut dua orang bayi di pesisir pantai. Itulah yang menyebabkan beliau gelisah, dikarenakan beliau sudah mengetahui bahwa I Marakarma dan Siti Patimah adalah anak dari madunya. Takut akan rahasianya terbongkar, kemudian beliau membuat daya upaya agar kedua anak itu bisa mati. Kemudian di situlah beliau memerintahkan seorang pembunuh. “Hei kamu pembunuh, ke sana kamu ke rumahnya Men Bekung, tanyakan anaknya yang perempuan, katakana begini, Nak, Nak, apakah kamu suka buah delima? Jika nanda suka, suruh kakakmu yang laki-laki mencari!” Begitu perkataan beliau diikuti oleh Si Pembunuh, kemudian ia berjalan menuju rumah Men Bekung. Sesampainya di sana, kemudian Si Pembuhun bertanya kepada Siti Patimah, demikian pertanyaannya seperti yang diperintahkan oleh Sang Ratu, setelah bertanya seperti itu, kemudian ia pergi. Ituah yang menyebabkan Siti Patimah kemudian meminta agar kakaknya mencarikan buah delima. I Marakarma memenuhi permintaan adiknya. Dikisahkan sudah sampai di tempat delima itu, tiba-tiba pohon delimanya terlihat berbuah hanya sebiji. Kemudian dipetik oleh I Marakarma dibawa pulang diberikan kepada adiknya. Dikisahkan Sang Ratu sudah mendengar berita I Marakarma berhasil mengambil buah delimanya. Kemudian beliau kembali memerintahkan Si Pembunuh agar menanyakan kepada Siti Patimah perihal burung nuri. Jika senang suruh kakakmu mencarikan! Si Pembunuh kemudian ke rumah Men Bekung, bertanya kepada Siti Patimah. Kemudian Siti Patimah meminta kepada kakaknya agar mencarikannya burung nuri. Walaupun mengatakan sulit dan dijaga oleh macan dan ular berbisa, dikarenakan rasa sayangnya, I Marakarma tetap memenuhi permintaan adiknya. Dikisahkan perjalanan I Marakarma melihat sebuah sungai, di sanalah ia berhenti di adat batu yang pipih dan membuka bekalnya. Selesai makan kemudian ia melanjutkan perjalanan, kemudian ia melihat ladang. Di sana ada pohon kayu yang berbunga emas, bernama kayu kastuban. Kayu itu merupakan tempat burung nuri hinggap. Konon I Marakarma bergumam, “Duh, di mana tempatnya Si Burung Nuri?” Baru seperti itu perkataan I Marakarma, Kemudian Si Burung Nuri menjawab. “Ih siapa itu yang menanyakan akau?” “kamu akan aku ajak ke rumahku”. “Oh, jikalau seperti itu, kemari mampir dulu ke rumahku” begitulah perkataan Si Burung Nuri. Mau katanya I Marakarma mampir. Dikisahkan setelah I Marakarma tiba di depan pintu masuk rumah Si Burung Nuri, kemudian pintunya tertutup, kemudian I Marakarma diserang oleh hewan penjaga Si Burung Nuri dan dicabik-cabik dimakan oleh mereka semua. Sekarang dikisahkan Siti Patimah ingat dengan pesan kakaknya, kemudian dilihatnya daun keloryang disematkan pada dinding yang sudah kering dan layu. Di sana kemudian ia segera menyusul kakaknya. Dikisahkan perjalanan Siti Patimah sampai pada sungai di tempat kakaknya berhenti makan ketupat. Ada sisa ketupat dilihatnya di sana, itu kemudian dimakan oleh Siti Patimah. Selesai ia memakan ketupat itu, kemudian ia berjalan. Tidak memiliki rasa curiga dengan apa pun, karena ia orang sakti, makan buah delima itu yang menyebabkan. Dikisahkan perjalanan Siti Patimah tiba di ladang di bawah pohon kayu kastuban, baru sampai di sana Siti Patimah bergumam, “Duh, kemana ya perginya kakakku?” Begitulah perkata Siti Patimah, didengar oleh Si Burung Nuri, dan ia menjawab, “Wahai kamu manusia, kenapa menanyakan kakak laki-lakimu?” Baru demikian perkataan Si Burung Nuri, kemudian begini sahut Siti Patimah,” Oh init oh Si Burung Nuri?, Yang menyebabkan aku mananyakan kakak laki-lakiku, karena ia aku minta untuk mencari burung nuri, lama tidak datang”. “Oh kakakmu I Marakarma? Ia sudah mati dimakan binatang buas”. “Walau pun kakak laki-lakiku sudah meninggal, aku ingin mencarinya, walau hanya jasadnya saja yang aku temui”. “Baiklah, kalau begitu, sini aku bantu! Akan aku tunjukkan tempat kakakmu mati,” begitu ucap Si Burung Nuri, kemudian diikutilah Si Burung Nuri oleh Siti Patimah. Setelah ia tiba di sana pintunya tidak mau tertutup, dan binatang buas penjaganya juga semuanya menurut. Di sana kemudian Siti Patimah masuk ke dalam ke tempat Si Burung Nuri. Di sana ia melihat bunga-bunga yang sangat cantik. Siti Patimah bertanya kepada Si Burung Nuri, “Wahai Burung Nuri, bunga yang berwarna merah ini bagus digunakan untuk apa?” “Hei Siti Patimah, jika kamu tidak tahu bunga ini bisa digunakan untuk menghidupkan semua makhluk yang sudah mati”. Baru demikian ucapan Si Burung Nuri, kemudian dipetiklah bunga itu oleh Siti Patimah, kemudian ia menanyakan di mana tempat jasad kakak laki-lakinya. Kemudian diberitahu oleh Si Burung Nuri. “Di sana di samping pintu ia dibunuh, namun jasadnya mungkin telah habis dimakan penjaga”. Begitu ucapannya Si Burung Nuri, kemudian ia ke tempat kakak laki-lakinya meninggal. Tiba-tiba yang dilihatnya hanya sebuah kancing baju saja terhimpit di dekat pintu, kemudian itu yang ditaburi dengan bunga merah yang ia petik. I Marakarma , beserta para raja yang sudah wafat terdahulu ikut di sana. Setelah I Marakarma hidup kembali, kemudian dicarilah Si Burung Nuri oleg Siti Patimah, diajak ikut pulang ke rumah Men Bekung, Si Burung Nuri tidak menolak. Setelah Si Burung Nuri mau ikut, kemudian berjalan I Marakarma bersama Siti Patimah, diikuti oleh para raja yang dihidupkan tadi. Dikisahkan Men Bekung dan Pan Bekung bersedih hati karena I Marakarma dan Siti Patimah lama pergi dari rumah. Karena tersiksa batinnya memikirkan anaknya, Pan Bekung dan Men Bekung sakit kemudian meninggal dunia. Diceritakan saat ini I Marakarma dan Siti Patimah, baru sampau di rumah ditemui rumahnya sudah sepi. Halaman rumahnya dipenuhi semak belukar dan Pan Bekung serta Men Bekung yidak ada. Ada di bekas bangunan rumahnya sebuah pohon kutuh, berbuah hanya sebiji berupa bantal. Itu batu kapuk bantalya Pan Bekung, konon yang tumbuuh itu Men Bekung. Karena itu bekas rumahnya konon kemudian ditaburi bunga merah oleh Siti Patimah, kemudian hiduplah Pan Bekung, Men Bekung, serta rumahnya kembali bagus seperti sedia kala. Pan Bekung dan Men Bekung terheran-heran. Di sanalah kemudian I Marakarma mendekati dan menceritakan tentang perjalanannya mencari Burung Nuri. Senang sekali hatinya Pan Bekung dan Men Bekung mendengar cerita I Marakarma. Dikisahkan Si Burung Nuri ikut tinggal di rumahnya Pan Bekung. Saat Sang Raja Mesir bersembahyang di Pura dan beliau berzikir. “Oalah, jelak sekali suara sang raja seperti suara sapi. Begitulah ucap Si Burung Nuri, kemudian ia terbang. Keesokan harinya lagi Sang Raja sembahyang ke pura, kembali diolok-olok suara beliau oleh Si Burung Nuri. “Pecaya diri sekali Sang Raja berzikir, suaranya lebih jelek daripada suara sapi. Jika rajaku mau berzikir, barulah suaranya merdu sekali. Siapa pun yang mendengarkan akan terpukau”. Karena demikian ucapan Si Burung Nuri, Sang raja merasa sangat marah kepada Si Burung Nuri. Si Burung Nuri bergegas terbang melapor kepada rajanya. “Paduka Raja Oka, cobalah paduka raja berzikir”. Konon I Marakarma bersedia kemudian berikir. Suaranya sangat merdu. Sehingga banyak orang yang datang ke sana menonton I Marakarma berzikir. Sang Raja juga datang ke sana. Lama beliau di sana, beliau terpaut karena terpukau mendengar suaranya I Marakarma, dan juga terpukau melihat rupa anak- anak cantik dan tampan. Setelah I Marakarma selesai berzikir, tiba-tiba beliau menginginkan kedua anak itu, namun tidak diberikan oleh Men Bekung. Kemudian Si Burung Nuri berkata, “Baiklah Tuanku Raja mari kita tebak-tebakan. Jika hamba kalah silahkan ambil kedua tuan hamba ini! Begitu kata Si Burung Nuri. “Baiklah Tuanku Raja, Ini ada dua buah semangka silahkan ditebak, masing-masing bijinya ada berapa?” Sang Raja berkata,”Yang kecilan ini berbiji seratus, yang besaran barbiji dua ratus.” Si Burung Nuri berkata, “Tidak ada Tuanku Raja, semangka yang kecilan ini bijinya dua, dan yang berasan tanpa biji. Jika paduka tidak percaya, silahkan belah sekarang!” Kemudian semangkanya dibelah kedua-duanya, benar saja yang kecilan berbiji dua, yang besaran tidak berbiji. Kemudian berkata Si Burung Nuri, “Buah semangka ini hamba umpamakan seorang wanita, bijinya itu adalah anak wanita itu”. Baru demikian ucapan Si Burung Nuri Sang raja pun berkata, “ya lanjutkan ceritakan sekarang!” “Ada seorang raja memiliki dua orang istri. Istri mudanya mempunyai dua orang anak, istri tuanya tidak memiliki anak. Jika Baginda Raja tidak mengetahui, I Marakarma dan Siti Patimah ini, Baginda Rajalah yang punya anak ini, anak yang dilahirkan oleh istri muda Baginda Raja. Saat bayi itu lahir, Baginda Raja tidak ada di istana. Dikarenakan istri tua Baginda Raja iri hati, pada saat itu ibu sang bayi belum sadarkan diri, kemudian kedua bayi itu ditukar dengan dua ekor tidus, kemudian bayi itu dibuang ke laut, kemudian ditemukan oleh Pan Bekung.” Baru demikian perkataan Si Burung Nuri, kemudian dipeluklah I Marakarma dan Siti Patimah oleh Sang Raja, dan diminta untuk pulang ke istana, namun anaknya tidak mau. Karena demikian ucap anaknya, kemudian beliau memerintahkan pelayan istana untuk mencari tulang belulang istrinya di sumur. Diceritakan sudah ditemukan tulang belulang istrinya, namun beliau tidak bisa menghidupinya, kemudian beliau diberikan bunga merah oleh Siti Patimah, itu yang beliau gunakan untuk menaburkan tulangnya, kemudian istri beliau hidup kembali. Setelah beliau hidup, dicarilah anaknya diajak kembali pulang namun masih tidah mau. I Marakarma meminta agar ibu tirinya dibunuh, baru akan ikut pulang ke istana. Sang Raja memenuhi permintaan putranya.  
Peran Perempuan dalam Melawan Berita Hoax Di dunia era globalisasi seperti saat ini, masyarakat semua sedang dihadapkan dengan arus informasi yang sangat cepat. Banyak sekali informasi yang memudahkan dan juga bermanfaat bagi masyarakat, namun ada juga informasi yang salah dan keliru yang disebarkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab yang sangat berbahaya apabila tersebar ke masyarkat. Informasi sangat mudah untuk dapat diakses bahkan untuk anak usia dini sekalipun. Disini pentingnya peran perempuan dalam menjaga keluarga dan lingkungannya agar tidak terpengaruh oleh berita bohong “Hoax”. Perempuan dapat menjadi benteng utama dalam menghadapi berita bohong sekaligus menjadi duta literasi media sosial karena pada umumnya anak sangat dekat dengan ibu. Hoax atau berita bohong sering kali dibungkus dengan judul yang menarik yang bisa menarik sisi emosional dari seseorang. Penyebaran berita bohong sangat banyak tujuannya salah satunya adalah memecah belah antar sesama masyarakat dan menimbulkan perpecahan. Perempuan sebagai seorang ibu sekaligus bisa mengarahkan pasangan dan lingkungannya memiliki peran penting dalam menghentikan penyebaran berita hoax. Dengan menanamkan budaya literasi kepada anak serta lingkungan penyampaian informasi secara penuh dan akurat akan menimbulkan budaya baca, meningkatkan sumber daya manusia kedepannya, serta terhindar dari berita berita bohong yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Perempuan sering sekali merasa tak percaya diri, dan merasa kurang pintar dibanding orang lain, sehingga kurang berani menyampaikan pendapatnya apabila menemukan informasi yang salah. Perempuan sebagai agen literasi harus dapat menangkal hoax dan bisa memilah berita yang logis dan menimbang penting atau tidak berita tersebut untuk disebarkan. Dengan keterlibatan aktif perempuan tentu akan meminimalisir penyebaran berita hoax yang ada didalam masyarakat.  +
Beredar sebuah video yang menampilkan seorang pria dikerubungi banyak orang seakan sedang diinterogasi, viral di media sosial. Kabar yang beredar, pria tersebut telah menghamili 17 wanita. Kapolsek Teluknaga, AKP Edy Suprayitno angkat bicara terkait hal ini. Ia menjelaskan kabar mengenai pria yang menghamili 17 wanita itu tidak benar. Setelah mendapatkan kabar tersebut, polisi memintai beberapa pihak terkait video itu. Ternyata duduk perkaranya karena jalinan asmara yang kandas. Usut punya usut, si wanita tidak terima diputusin oleh sang kekasih. Kemudian sang wanita menyebarkan kabar bahwa si pria menghamili 17 perempuan lain. kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Intinya yang beredar di medsos itu tidak benar.  +
Perempuan sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja sehingga mendapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kualitas hidup perempuan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan, etos kerja dan umur. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisa pengaruh faktor pendidikan, etos kerja dan umur terhadap kualitas hidup perempuan. Penelitian ini dilakukan di Desa Bongkasa, Desa Bongkasa Pertiwi dan Desa Sangeh, Kabupaten Badung. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara terstruktur sehingga data yang digunakan yaitu data primer dan skunder. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 orang dengan metode propotional random sampling. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, etos kerja, dan umur berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hidup perempuan di ketiga desa di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pendidikan dan etos kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hidup perempuan. Sedangkan umur tidak mempengaruhi kualitas hidup perempuan di Desa Bongkasa, Bongkasa Pertiwi, dan Sangeh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.  +
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap kondisi kemiskinan di Kabupaten Karangasem. Wilayah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena hingga kini Kabupaten Karangasem masih memiliki persentase kemiskinan yang relatif lebih tinggi dibandingkan delapan kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Observasi non-partisipan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem adalah metode pengambilan data yang penulis pilih untuk menjawab sejumlah permasalah penelitian. Data tingkat pendidikan, investasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan yang terkumpul dari tahun 2010-2019 kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik analisa regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kondisi kemiskinan di Kabupaten Karangasem. Tingkat pendidikan, investasi dan pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi kemiskinan di kabupaten Karangasem. Variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap kondisi Kemiskinan di kabupaten Karangasem adalah variabel investasi.  +
BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP BERSATU, ITULAH PANCASILA Janganlah membuat perbedaan menjadi penyebab konflik. Jadikan perbedaan sebagai salah satu nilai penting dalam hidup berbangsa dan bernegara sehingga selalu berada dalam keindahan keanekaragaman warna. Juga jangan sampai perbedaan tersebut menjadi salah satu bentuk ketamakan diri dan merasa berkuasa dalam berpikir dan berprilaku. Karena sesungguhnya perbedaan tersebut akan memicu perpisahan serta membuat bangsa dan negara kian kalah. Mari bersama-sama bersuka ria meskipun kita berbeda. Dari Bedulu ke Singaraja, ke pasar membeli pisang Dirgahayu Republik Indonesia, yang ketujuh puluh tujuh (77)  +
Angenan adalah pelita yang menyerupai lingga yang terbuat dari tempurung kelapa, di tengah kelapa tersebut terdaoat beras, cangkang telur ayam atau bebek berisi minyak kelapa dan sumbu berupa benang putih dan uang kepeng. Di atasnya terdapat lilitan benang berwarna-warni, putih-kuning, atau tri datu (merah, hitam, putih). Angenan ini diletakkan di atas tempat tidur atau di dada orang yang telah meninggal. Pada hari pengabenan, angenan ini dibawa oleh sanak keluarga jenazah menuju kuburan karena akan dilebur.  +
Jangan hanya mengira raksasa mempunyai sifat yang jelek, tetapi ada juga sifat baiknya. Hanya segitu manusia yang tau, cuma kejelekannya saja tetapi merasa paling benar. Seperti Ogoh Ogoh ini yang bernama Angkara Murka, selalu memakai emosi jika bertutur dengan masyarakat. Jangan mengira masyarakat tidak punya rasa, yang di atas sudah merasa paling bisa dan paling benar jika menjalankan kerja. Biar tidak seperti katak yang berbunyi di kajeng Kliwon, berbunyi sekali tetapi menyakiti hati. Tetapi jika sudah merasa perlu dengan masyarakat, sebegitu baiknya bertutur, tapi jika sudah terisi keinginannya mengapa berbanding terbalik dengan perkataan yang diawal.  +
Jangan hanya mengira raksasa mempunyai sifat yang jelek, tetapi ada juga sifat baiknya. Hanya segitu manusia yang tau, cuma kejelekannya saja tetapi merasa paling benar. Seperti Ogoh Ogoh ini yang bernama Angkara Murka, selalu memakai emosi jika bertutur dengan masyarakat. Jangan mengira masyarakat tidak punya rasa, yang di atas sudah merasa paling bisa dan paling benar jika menjalankan kerja. Biar tidak seperti katak yang berbunyi di kajeng Kliwon, berbunyi sekali tetapi menyakiti hati. Tetapi jika sudah merasa perlu dengan masyarakat, sebegitu baiknya bertutur, tapi jika sudah terisi keinginannya mengapa berbanding terbalik dengan perkataan yang diawal.  +
Suatu hari, seorang petani membawa seekor angsa pulang ke rumahnya. Esoknya, angsa itu mengeluarkan telur emas. “Angsa ajaib,” kata petani. Ia segera membawa telur emas itu ke pedagang emas di pasar untuk mengetahui apakah telur tersebut benar-benar emas. “Ini emas murni,” kata pedagang emas. Pedagang tersebut membelinya dengan uang yang banyak. Sejak saat itu, angsa setiap hari mengeluarkan telur emas. Kini, petani telah memiliki selusin telur emas. Namun, petani itu masih belum puas. “Aku akan kaya raya. Tapi, aku ingin angsa mengeluarkan lebih banyak telur emas setiap hari agar aku cepat kaya,” kata petani. Setelah angsa mengeluarkan telur emas yang banyak dalam sehari, petani masih belum puas juga. “Angsa itu mengeluarkan banyak telur emas. Aku tidak akan menunggu besok. Aku ingin cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil seluruh emas dalam tubuhnya,” pikir petani. Petani itu akhirnya menyembelih angsa, namun betapa kagetnya dia. Alih-alih menemukan banyak telur emas, justru dia tidak menemukan satu pun di dalam tubuh angsa. Kini, petani hanya bisa menyesal. Karena serakah, dia telah menyembelih angsa. Andai saja tidak menyembelih angsa itu, pasti masih bisa mendapatkan telur emas. Itulah akibat dari keserakahan.  +
Ada sebuah kisah tentang I Angsa berteman dengan I Kerkuak. Setiap hari I Angsa dan I Kerkuak selalu bersama-sama mencari makan ke ladang. I Angsa prilakunya baik, rajin dan bijaksana. Berbeda dengan I Kerkuak prilakunya buruk, suka berbuat onar dan banyak tipu muslihatnya. Pada suatu hari I Angsa bingung mencari makanan karena makanan di ladang sudah habis. Kemudian I Angsa pergi ke sungai di timur desa, di sana ia melihat ada banyak ikan. Kemudian I Angsa berpikir mengajak I Kekuak ke sana ke sungai timur desa mencari makanan. “Hei Kerkuak makanan di ladang ini sudah habis, mari ikut bersamaku ke sungai di timur desa mencari akanan,” begitu ucapnya I Angsa. “Wah pas sekali, perutku sudah lapar! Ayo cepat ke sana!” sahut I Kerkuak. Setelah sampai di sungai sebelah timur desa kemudian di sana I Kerkuak melihat ada banyak ikan, kemudian timbullah pikiran buruknya I Kerkuak. “Jika ini dibagi berdua dengan I Angsa sudah pasti aku akan dapat makan sedikit, karena perutku kecil, I Angsa akan makan lebih banyak karena badannya besar bisa makan banyak ikan,” begitulah kegundahan hatinya I Kerkuak. Kemudian I Kerkuak meminta I Angsa menyisakan ikan. “Hei kamu Angsa jika hari ini ikannya dimakan semua , sehingga esok dan lusa tidak aka nada lagi yang bisa dimakan, sisakan ikannya!” “Oh iya benar, kenapa tumben otakmu waras, ayo sekarang kumpulkan ikannya,” sahut I Angsa.  +