Search by property

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian equivalent" with value "bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Ajeg Bali  + (sebuah gerakan pemertahanan identitas etnik bali. gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat bali dalam konteks pengamalan ajaran agama hindu dan kebudayaan bali, atau disebut pula sebagai re-balinisasi dan re-hinduisasi.)
  • Acengkang  + (sejengkal)
  • Alangkat  + (sejengkal)
  • Taah  + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
  • Bangul  + (sejenis tangga bertiang tunggal)
  • Acepok  + (sekali)
  • Adiri  + (seorang)
  • Pitung bangsit  + (seribu empat ratus)
  • Pranawa  + (simbol bunyi sakti om)
  • Plaspasin  + (sucikan (suatu bangunan baru melalui upacara keagamaan))
  • Plaspas  + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
  • Ceeng  + (takaran beras dari tempurung kelapa)
  • Leneng  + (tembok rendah di samping kanan-kiri kori atau pintu masuk rumah untuk duduk-duduk)
  • Endongan  + (tempat bekal dr tapis kelapa)
  • Sanggah cucuk  + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
  • Toko  + (toko, kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang)
  • Undagi  + (tukang bangunan)
  • Pemijian  + (tukang pembawa surat)
  • Medangsia  + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
  • Atebah  + (ukuran empat jari)
  • Gabung  + (ukuran untuk satu ikatan besar)
  • Bhuta Yadnya  + (upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan bhuta hita yang dibangun dari panca maha bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.)
  • Besek  + (wadah)
  • Nalika  + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
  • Prabali  + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
  • Bale ongkara  + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
  • Makantet  + ((sudah) diikat, terikat (satu dengan yang lain))
  • Ajakanan  + ((ukuran) cukup untuk satu kali tanak)
  • Dadia  + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
  • Panampahan  + (alat untuk menyembelih)
  • Amplas  + (amplas)
  • Klabang  + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
  • Pemada  + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
  • Lingga sarira  + (badan halus manusia (disebut juga suksma sarira))
  • Bale sumangkirang  + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
  • Bale timbang  + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
  • Mundak  + (balai yang bertiang enam)
  • Wawangunan  + (bangunan)
  • Bale kambang  + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
  • Bale manguntur  + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
  • Bale bandung  + (bangunan bertiang dua belas berisi jalur-jalur dan hiasan-hiasan di atas tiang-tiangnya)
  • Bale mujur  + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale pawedan  + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
  • Bale pegat  + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale sari  + (bangunan bertiang sembilan letaknya di bagian barat pekarangan rumah, biasa disebut balé singasari)
  • Pangubengan  + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
  • Bale salunglung  + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
  • Bale pagambuhan  + (bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri)
  • Bale kembar  + (bangunan memanjang dan berjajar masing-masing bertiang delapan)
  • Bale agung  + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
  • Bale lantang  + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)