Where did this ceremony take place:
In English
Usaba Dimel is a typical ritual performed by the people of Selat Village, Karangasem. Usaba Dimel is closely related to the existence of Desa Selat in the past as a supply village for logistics and crops for big ceremonies at Besakih Temple and Pasar Agung Temple, as mentioned in the Selat B Inscription.
Dimel means rice fields, so Usaba Dimel means a festival or party for agricultural products. The (Ng)usaba ceremony is carried out twenty-seven days after the Usaba ceremony at Dalem Puri Temple, Besakih. In its implementation, Usaba Dimel consists of several stages of the ceremony, starting from Ngapitu (invocation at Puseh Temple before the ceremony begins), Ngoncang (offerings of traditional entertainment and gamelan by young people), Nyaga Nyungsung (ceremonial preparations), Ngui Toya (respect for Lord Visnu), Maboros and Nagingin Pulu, Aci Petabuhan, to the peak of Usaba Dimel.
At the peak of the Usaba Dimel ceremony, residents pray together at Dalem Temple and offer offerings to Batara Gunung Agung. This offering is called "banten sokan". After finishing praying, in the evening the offerings are brought home on the shoulders of the men. Arriving at home, other family members welcome by offering flames and segehan (a typical small offering for subtle beings). In the banten there is also holy water that will be sprinkled on the house, rice fields, and drunk by family members to ask for prosperity and a successful harvest.
The Usaba Dimel Ceremony in Selat Traditional Village, Karangasem has been registered as an intangible cultural heritage at the Indonesian Ministry of Education and Culture.
In Balinese
In Indonesian
Usaba Dimel adalah ritual khas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Selat, Karangasem. Usaba Dimel sangat terkait dengan keberadaan Desa Selat pada masa lalu sebagai desa pemasok logistik dan hasil panen untuk upacara besar di Pura Besakih dan Pura Pasar Agung, sebagaimana yang termuat dalam Prasasti Selat B.
Dimel berarti sawah, sehingga Usaba Dimel berarti sebuah festival atau pesta hasil pertanian. Upacara Ngusaba ini dilakukan dua puluh tujuh hari setelah upacara di Pura Dalem Puri, Besakih. Dalam pelaksanaannya, Usaba Dimel terdiri atas beberapa tahapan upacara, mulai dari Ngapitu (memohon karunia di Pura Puseh sebelum rangkaian upacara dimulai), Ngoncang (persembahan hiburan dan gambelan tradisional oleh para pemuda), Nyaga Nyungsung (persiapan upacara), Nguit Toya (penghormatan kepada Dewa Wisnu), Maboros dan Nagingin Pulu, Aci Petabuhan, hingga puncak Usaba Dimel.
Pada puncak upacara Usaba Dimel, para warga bersembahyang bersama di Pura Dalem dan mempersembahkan sesajen kepada Batara Gunung Agung. Persembahan ini disebut “banten sokan”. Setelah selesai bersembahyang, pada malam harinya banten itu dibawa pulang dengan dipikul oleh para lelaki. Sesampainya di rumah, anggota keluarga lainnya menyambut dengan mempersembahkan nyala api dan segehan. Dalam banten itu ada pula air suci yang akan dipercikkan di rumah, sawah, dan diminum oleh anggota keluarga demi memohon kesejahteraan dan keberhasilan panen.
Upacara Usaba Dimel di Desa Adat Selat, Karangasem ini telah terdaftar sebagai warisan budaya takbenda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Bali Express
https://www.youtube.com/@KoranBaliExpress
Enable comment auto-refresher