Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
D
LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI Perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda terjadi hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia. Tekanan dan penindasan yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan berbagai pemberontakan di beberapa wilayah kerajaan maupun kesultanan yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat devide et impera yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga raja dengan raja, raja dengan rakyat, dan rakyat dengan rakyat. Namun pengalaman perang yang cukup panjang serta semakin banyaknya pemuda Indonesia yang dapat mencapai pendidikan tinggi telah membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dari berbagai lapisan masyarakat dan suku bangsa yang ada di Indonesia dalam mengusir penjajah. Persatuan dan kesatuan tersebut telah dirintis oleh para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, yang akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan dalam pernyataan Sumpah Pemuda. Pernyataan itu diikuti oleh organisasi pemuda dari berbagai pulau dan suku di Indonesia antara lain Jong Java, Jong Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes (Sulawesi), Jong Madura, Jong Sumatranen, Jong Batak, telah melahirkan gagasan pembentukan Jong Indonesia yang mewadahi semua suku di Indonesia. Gema Sumpah Pemuda tersebut telah membangkitkan pula berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Salah satu organisasi terkenal antara lain adalah Sarekat Islam, yang semula sebagai gerakan agama semata, kemudian berkembang menjadi gerakan rakyat pertama di Indonesia, selanjutnya muncul juga partai Indische Partij yang bererak di bidang politik. Pada saat itu di pulau Jawa bermunculan tokoh-tokoh nasionalis seperti dr, Soetomo, HOS Cokroaminoto, Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantoro), Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, Agus Salim, Soekarno, Muhammad Hatta, dan sebagainya. Kepeloporan mereka akhirnya juga memberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk berbuat yang sama yakni menggalang persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajahan Belanda, salah satunya adalah perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Bali. Pulau Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda, antara lain yang terkenal adalah Perang Jagaraga tahun 1848-1849 di Buleleng, Perang Kusamba tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banjar tahun 1868, Perang Puputan Badung tahun 1906 yang dilancarkan oleh Raja Badung, Puputan Klungkung tahun 1908 dan juga Perang Puputan Margarana di Desa Marga, Tabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta Laskar Ciung Wanara yang telah melakukan perang habis-habisan (Puputan) melawan Belanda pada tahun 1946. Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Bali, sehingga untuk mengenang jasa-jasanya didirikanlah monumen, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya. Pemberian penghargaan atas jasa Beliau tersebut semata-mata karena Beliau telah memberikan tauladan kepada generasi muda dalam perjuangan membela kemerdekaan yang dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang di Bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monumen agung yang berlokasi di area Niti Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Apa yang disajikan di dalam monumen ini, adalah untuk mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai-nilai patriotik yang ditunjukkan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa pernah mengharapkan balas jasa. Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang generasi muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar. Beliau berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada tahun 1981 dengan menyisihkan para arsitek seniornya yang ada di Bali. Setelah diadakan penyempurnaan rancangan dan gambar, pada bulan Agustus 1988 melalui anggaran Pemerintah Daerah Propinsi Bali dilakukan peletakan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan monumen. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi depresiasi uang Rupiah di tahun 1997, akhirnya monumen ini dapat diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembanguan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama yang menggambarkan sejarah kehidupan orang Bali dari masa ke masa. Selain diorama juga dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monumen ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003. Pada tanggal 14 Juni 2003, bersamaan dengan Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke- 25 tahun 2003, Presiden RI Megawati Soekarnoputri telah berkenan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat itu monumen telah dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. . MAKSUD DAN TUJUAN DIBANGUNNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI Maksud pembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Bali adalah untuk merekonstruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi di Bali, sehingga apa yang tersirat didalamnya akan lebih mudah diapresiasikan oleh generasi muda. Tujuannya adalah untuk mengabadikan jiwa perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa dan mewariskan semangat patriotisme dalam wujud rela berkorban, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, cinta perdamaian, kebersamaan kepada generasi penerus bangsa, dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). . DASAR FALSAFAH MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI Monumen ini merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambang Purusa (pria), sedangkan Yoni adalah Lambang Pradana (wanita). Pertemuan antara kedua unsur tersebut merupakan simbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain falsafah Lingga-Yoni. Monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah Pemutaran Mandara Giri (Gunung Mandara) di Ksirarnawa (Lautan Susu). Kisah ini bersumber dari Kitab Adi Parwa yaitu parwa pertama dari epos Mahabharata. Diceritakan bahwa para Dewa dan Daitya/Raksasa mencari Tirta Amertha (air kehidupan abadi) dengan jalan memutar Gunung Mandara di Ksirarnawa. Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara (Mandara Giri) diatur sebagai berikut. 1. Kura- Kura (Akupa) sebagai Dasar Gunung Mandara. 2. Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung. 3. Para Dewa memegang ekor naga dan para daitya memegang bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa Ciwa. Setelah bekerja dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut-turut keluar: Ardha Candra (bulan sabit), Dewi Sri dan Laksmi, Kuda Ucaisrawah (kuda terbang), Kastuba Mani (pohon kebahagiaan), dan yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang membawa Tirta Amertha. Kisah mencari air Amertha inilah yang kemudian direfleksikan pada wujud monumen ini, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Guci Amertha disimbolkan dengan Swamba (periuk) yang terletak pada ujung atas monumen. 2. Ekor Naga Basuki diwujudkan di dekat periuk. 3. Kepala Naga diwujudkan pada Kori Agung. 4. Bedawang Nala (Akupa) sebagai landasan monumen terletak pada pinggiran telaga dan kepalanya pada Kori Agung. 5. Ksirarnawa (lautan susu) sebagai kolam yang mengelilingi monumen. 6. Gunung Mandara (Mandara Giri) sebagai Bentuk keseluruhan bangunan monumen. Secara filosofis, para penggagas monumen ini berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, tekun, ulet, dan gotong royong seperti yang dikisahkan ketika para Dewa dan Daitya secara bersama-sama mencari kehidupan abadi. Lambang lain yang menggambarkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang terdapat dalam bangunan ini adalah denah bangunan yang berbentuk segi 8 dan bunga teratai yang berdaun delapan. Teratai berdaun delapan disebut Asta Dala sebagai lambang kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Asta Aiswarya, yaitu: 1. Anima : sifat yang halus bagaikan kehalusan atom. 2. Lagima : sifat yang ringan bagaikan ether. 3. Mahima : sifat yang maha besar mengisi semua tempat. 4. Prapti : sifat mencapai segala tempat yang dikehendaki 5. Prakamya : segala kehendak tercapai olehNya. 6. Isitawa : sifat merajai segala-galanya dan paling utama. 7. Wasitwa : sifat yang paling berkuasa. 8. Yatrakama Wasayitwa : tidak dapat ditentang sifat dan kodratNya. Lambang yang menggambarkan nilai kejuangan dan jiwa nasionalisme dari monumen ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung (pintu utama) berjumlah 17 buah, Tiang Agung yang terdapat dalam gedung berjumlah 8 buah, dan tinggi monumen dari dasar sampai puncak 45 meter. Sehingga apabila angka-angka tersebut dirangkai, maka tersusun angka 17, 8 dan 45 yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.  
Ada bau sedap dari dapur. Ternyata ibu memasak kue-kue untuk tamu. Kata ibu, aku boleh mencicipinya. Pilih kue yang mana ya?  +
'Tenung Pengider Bhuana' Tenung Pengider Bhuana adalah tingkatan sebelum menuju tingkatan tertinggi yaitu Ajian Lebur Kangsa. Sejatinya, semua ilmu kewisesan itu tidak ada yang buruk. Hanya manusialah karena *keserakahan dan kebencian*, malah menggunakan ilmu ini untuk hal-hal yang tidak baik. Hal inilah yang kemudian ingin disampaikan oleh warga Banjar Kaja, Kelurahan Panjer, Kota Denpasar dengan membuat ogoh-ogoh menyeramkan dengan mengambil 'Tenung Pengider Bhuana' sebagai temanya. Menjadi seorang oknum pemerintah kita seharusnya dapat menjalankan tugas dengan baik dan benar. Masyarakat menaruhkan kepercayaan yang begitu besar kepada oknum pemerintahan baik dari pemerintahan desa sampai ke pemerintahan ibu kota. Memiliki banyak visi misi yang baik dan tertata dengan benar memang ciri calon pemimpin yang baik apalagi jika dapat menjalankannya dengan baik bukan hanya sekedar ucapan saja. Menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai oknum pemerintahan serta jujur adalah kunci utama menjadi seorang oknum pemerintah yg bersih. Bukan malah serakah dalam mengolah uang masyarakat dan menebarkan kebencian jika terjadinya perpecahan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dan jika dalam perebutan jabatan janganlah menggunakan cara jahat dalam menjatuhkan lawan.  +
Be Bebek Be Guling, Ipidan Kang dek Jani Ngeling (Pantun). Seperti apa yang dirasakan sekarang dunia ini yang dilanda wabah dahsyat COVID-19 tersebut. Banyak masyarakat sudah diberhentikan ditempat kerja seperti hotel dan restoran tempat menggantungkan penghasilan untuk mencari sesuap nasi sudab tidak lagi memberi gajih. Akan tetapi kita hidup tidaklah bileh untuk berlama-lama bersedih hati, agar tidak sampai sakit hati, hingga jatuh sakit dan berakibat meninggal dunia. Sembari menunggu agar wabah ini berakhir. Alangkah baiknya kita berkegiatan yang positif dan berguna. Dari duduk dan "madamar dilayon" (majas) berarti melamun. Banyak pekerjaan yang diwariskan dari leluhur kita dijaman ini sudah semakin terlupakan. Seperti apa yg katakan orang-orang "ada emas slokane tanpa guna" (majas) pekerjaanya tersebut meliputi bercocok tanam dan bertenak. Seperti bli Madrid Dwiada, semenjak wabah Covid-19 ini, ia sudah menyisihkan waktunya untuk memelihara seekor sapi yang diletakkan di subak Cangi. Disana ada kerabat yang berbaik hati membantu untuk memeliharanya. Didasari dengan hati yang tulus ikhlas menjalankan kewajiban. Ia tetap bahagia walaupun disetiap harinya tanganya penuh kotoran agar kandang sapinya tetap bersih. Jika sudah bersih sapinya akan sehat dan cepat besar. Kotoranya itu pula ia kumpulkan dan dapat dijadikan pupuk kandang. Pupuk itulah akan dipergunakan untuk menyuburkan tumbuhan seperti, sayur mayur dan buah-buahan. Jika sudah tepat kita mengolah, hasil kotor itu akan memberikan hasil yang baik. Bak seperti bunga tunjung yang mekar, walaupun hidup ditelaga yang kotor, si tunjung aka. Tetap mekar dengan bersih dan wangi.  +
Saya sangat kesal dengan adanya jalan rusak,, setiap berangkat sekolah selalu melewati jalan rusak sampai saya hampir terjatuh ketika naik motor karena jalan rusak  +
Pada saat Ratu Ayu Kencana Wungu bertahta di kerajaan majapahit, tersebutlah sebuah daerah bernama Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Daerah itu dipimpin seorang adipati sakti yang punya tanduk kerbau di kepalanya, namanya Kebo Marcuet. Lalu diadakanlah sayembara. Barangsiapa sanggup membunuh Kebo Marcuet maka berhak menjadi adipati di Blambangan dan akan dijadikan suami ratu. Ratusan pemuda ikut dalam sayembara itu, termasuk Jaka Umbaran. Semuanya tak mampu mengalahkan Kebo Marcuet, maka Jaka Umbaran pun maju. Dia cukup percaya diri karena tahu kelemahan Kebo Marcuet. Ternyata Jaka Umbaran ini adalah cucu dari cucu Ki Angger Pamengger yaitu guru dari Kebo Marcuet. Pertarungan berjalan cukup seru. Jaka Umbaran punya senjata gada wesi kuning. Dengan senjata itu dia berhasil mengalahkan Kebo Marcuet. Kemenangan Jaka Umbaran disambut gembira oleh Ratu Ayu. Dia pun kemudian dinobatkan sebagai Adipati Blambangan yang kemudian dikenal dengan sebutan Minak Jinggo. Akibat perang seru dengan Kebo Marcuet, wajah Minak Jinggo rusak dan tubuhnya bongkok. Ketika Minak Jinggo menagih janji untuk menjadi suami Ratu Ayu, sang Ratu mengelak. Sebab dia kecewa Minak Jinggo tak lagi tampan. Merasa geram dengan penolakan Ratu Ayu, Minak Jinggo mempersiapkan pemberontakan terhadap Majapahit. Lagi-lagi Ratu Ayu menggelar sayembara. Barangsiapa yang berhasil membunuh Minak Jinggo, maka berhak menjadi Adipati Blambangan dan Ratu Ayu berkenan menjadikannya suami. Para pemuda mengikuti sayembara itu. Satu per satu pemuda itu menghadapi Minak Jinggo, namun tak ada yang mampu mengalahkan kstaria bersenjata gada wesi kuning itu. Tersebutlah seorang pemuda bernama Damar Wulan. Dia seorang penjaga kuda Patih Loh Gender. Wajahnya tampan dan rupawan. Damar Wulan ingin mengikuti sayembara tersebut. Maka ia pun minta izin kepada Ratu Ayu untuk mengikuti sayembara itu. “Baiklah Damar Wulan, kamu boleh mengikuti sayembara itu. Ingat bawakan aku gada wesi kuning, senjata kebanggaan Minak Jinggo supaya aku yakin kamu telah mengalahkannya. Damar Wulan pun berangkat. Namun diam-diam Layang Seta dan Layang Gumitir, mereka adalah putra Patih Loh Gender. Mereka bermaksud merebut gada wesi kuning seandainya Damar Wulan mampu mengalahkan Minak Jinggo. Sesampai di Blambangan, Damar Wulan langsung menantang Minak Jinggo. “Ha… ha… ha…., anak kemarin sore menantangku. Ayo biar kukalahkan kamu sekarang juga!” Maka pertarungan sengit berlangsung. Namun Damar Wulan tak mampu melawan kekuatan gada wesi kuning. Dia pingsan dalam pertarungan itu. Minak Jinggo memasukkannya ke dalam penjara. Tanpa diduga, dua selir Minak Jinggo, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan jatuh hati dengan Damar Wulan. Diam-diam mereka menyelinap ke dalam penjara dan menyembuhkan Damar Wulan. Mereka memberitahu kelemahan Minak Jinggo. Adipati Blambangan itu tidak berdaya tanpa gada wesi kuning. Damar Wulan memanfaatkan Dewi Sahita dan Dewi Puyengan untuk mencuri gada wesi kuning. Maka kedua selir itu diam-diam masuk kamar Minak Jinggo dan mencuri gada wesi kuning. Senjata sakti itu kemudian diserahkan kepada Damar Wulan. Mereka juga membebaskan Damar Wulan. Selepas dari penjara, Damar Wulan sekali lagi menantang Minak Jinggo. Minak Jinggo sangat terkejut karena Damar Wulan memiliki senjatanya. “Damar Wulan, darimana kamu mendapatkan senjataku?” Damar Wulan tak menjawab justru langsung menyerang. Pertarungan sengit berlangsung. Damar Wulan berhasil membunuh Minak Jinggo dengan senjatanya sendiri. Damar Wulan pun membawa senjata itu dan pulang ke Majapahit. Saat dia sedang beristirahat, Layang Seta dan Layang Gumitir yang sejak dulu membuntutinya mencuri gada wesi kuning darinya. Mereka segera membawa senjata itu kehadapan Ratu Ayu. Damar Wulan yang merasa terpedaya segera menyusul ke istana. Dia menyanggah Layang Seta dan Layang Gumitir bukan orang yang mengalahkan Minak Jinggo. “Ampun Ratu, hambalah yang mengalahkan Minak Jinggo. Senjata gada wesi kuning dicuri oleh mereka saat hamba beristirahat dalam perjalanan ke Majapahit.” “Bohong Ratu. Damar Wulan dipenjara di Blambangan. Dan kamilah yang berhasil mengalahkan Minak Jinggo. Buktinya gada wesi kuning di tangan kami!” Pertengkaran terus berlanjut sehingga Ratu Ayu menjadi bingung. “Berhentilah kalian bertengkar. Sekarang begini saja, kalian bertarunglah untukku. Barangsiapa yang menang dialah yang berhak menjadi suamiku.” Maka pertarungan pun terjadi. Damar Wulan mengerahkan seluruh kesaktiannya saat dikeroyok oleh Layang Seta dan Layang Gumitir. Sementara itu, Layang Seta dan Layang Gumitir terus menyerang, namun mereka tak sebanding dengan kesaktian Damar Wulan. Akhirnya Damar Wulan mengalahkan mereka. Layang Seta dan Layang Gumitir mengakui kesalahannya. Damar Wulan pun diangkat menjadi Adipati Blambangan. Kali ini Ratu Ayu mau diperistri Damar Wulan yang masih tetap tampan seusai bertarung dengan Minak Jinggo. Mereka pun menikah dan memimpin Majapahit dengan sangat baik.  
sekarang ini, telah muncul virus covid varian baru yaitu omicron  +
Om swastiastu Saya punya usaha fotokopy, sudah berjalan sekitar 6 bulan .Di awal buka usaha ini saya berpenghasilan lumanyan banyak,karena tempat usaha fotocopy saya dekat dengan sekolah dan perkantoran. Namun semuanya buyar saat covid 19 menyerang. Sekolah dan kantor-kantor banyak yang tutup, akibatny usaha fotocopy saya sangat sepi. Setiap hari saya buka hanya satu dua orang yang datang untuk fotocopy.Jika terus seperti ini ,saya tidak bisa membayar biaya kontrak tempat usaha fotocopy saya. Menuju new normal saat ini kantor kantor sudah buka kembali saya berharap agar sekolah juga bisa buka. Supaya usaha fotocopy yang saya miliki tetap berjalan seperti sedia kala.  +
kemarin saya latihan menari legong mesatya di taman kota denpasar, bersama teman-teman. contoh kesulitan yang saya hadapi ketika hujan, saya dan teman-teman tidak bisa latihan karena tempat kami untuk latihan di ruangan terbuka, sedangkan tempat berteduh tidak cukup luas untuk latihan. saya harap pemerintah kota denpasar bisa menyediakan tempat yang lebih luas dengan ruangan tertutup.  +
Danau Beratan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau ini terletak paling timur di antara dua danau lainnya, yaitu Danau Tamblingan dan Danau Buyan, dan merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar.  +
Pura Beratan atau Bratan Pura merupakan sebuah pura dan candi air besar di Bali, Indonesia - candi utama air lainnya menjadi Pura Ulun Danu Batur. Kompleks candi ini terletak di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul, Kabupaten Tabanan. Candi air memenuhi seluruh wilayah di daerah aliran; di tepi hilir ada banyak candi kecil air yang spesifik untuk setiap asosiasi irigasi (subak). Candi ini sebenarnya digunakan untuk upacara persembahan untuk dewi Dewi Danu, dewi air, danau dan sungai. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi.  +
Pura Beratan atau Bratan Pura merupaka[1]n sebuah pura dan candi air besar di Bali, Indonesia - candi utama air lainnya menjadi Pura Ulun Danu Bratan. Kompleks candi ini terletak di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul, Kabupaten Tabanan. Candi air memenuhi seluruh wilayah di daerah aliran; di tepi hilir ada banyak candi kecil air yang spesifik untuk setiap asosiasi irigasi (subak). Candi ini sebenarnya digunakan untuk upacara persembahan untuk dewi Dewi Danu, dewi air, danau dan sungai. Danau Bratan merupakan salah satu danau penting dalam hal irigasi.  +
Baligrafi Dasaksara Hanoman ini terdiri atas dua bentuk, yaitu Kayonan dan Hanoman. Dasaksara terlukiskan di dalam Kayonan. Dasaksara adalah sepuluh aksara suci sebagai penghubung diri manusia (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos). Dasaksara terdiri atas sepuluh wijaksara, yaitu Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Śing, Wang, Yang. Kesepuluh wijaksara ini berasal dari delapan aksara wianjana (sa, ba, ta, na, ma, si, wa, dan ya) dan dua aksara suara (a dan i). Jika dirangkai sepuluh wijaksara ini membentuk kalimat: sabatai nama siwaya yang merupakan doa untuk memuliakan Dewa Siwa. Namun, Dasaksara yang terlihat dalam kayonan hanya sedikit saja karena tertutup oleh badan Hanoman. Wijaksara yang terlihat adalah Ong, Ang, Ung, Mang, Sang, Bang, miwah Tang. Hanoman adalah tokoh dalam wiracarita Ramayana. Hanoman adalah putra Dewi Anjani. Dewi Anjani adalah seorang bidadari yang dikutukan dan terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan itu berakhir jika ia melahirkan seorang putra titisan Siwa. Dewi Anjani menikah dengan Kesari. Kesari dan Dewi Anjani melakukan tapa agar Dewa Siwa bersedia menjelma sebagai putra mereka. Oleh karena Kesari dan Dewi Anjani teguh dalam pertapaannya, Dewa Siwa mengabulkan permohonan mereka dan turun ke dunia sebagai Hanoman. Jika dimaknai, Baligrafi Dasaksara Hanoman ini adalah bentuk pemuliaan kepada Dewa Siwa yang dimasifestasikan ke dalam sosok Hanoman.  +
Bali identik dengan pantainya yang asri, jika wisatawan mancanegara atau turis datang ke Bali sudah pasti liburan ke pantai. Sampah plastik sudah menjadi masalah, sudah banyak ada peraturan yang di berikan sudah banyak juga sosialisasi mengenai sampah plastik tetapi masalah tersebut tidah selesai karena masih banyak orang yang tidak peduli. sekarang jika pantai sudah tercemar, hewan laut banyak yang mati dan banyak hewan laut yang mati, sudah pasti kita di Bali akan susah. pemerintah harus tegas dengan masalah tersebut, agar membuat peraturan yang pasti dan dituruti oleh masyarakat. Jika bukan kita siapa lagi yang akan menjaga keasrian pantai? ayo bersama-sama menjaga pantai agar tetap asri.  +
Dalem tiada lain adalah abdi raja yang berleher gondok. Wajahnya tegang dan suaranya juga kencang. Apabila berhadapan dengan raja yang lebih tinggi maka ia akan menjadi lugu dan bermuka kalem. Namun apabila bersama orang yang lebih rendah daripada dirinya, Ya Tuhan, lagaknya seperti ia yang paling pintar. Sama seperti wajahnya, terlalu besar gondok, sehingga suara keras dan selalu menghadap ke atas saja, yang di bawah tidak pernah dilihat. Selalu membicarakan isi langit, pembicaraannya tinggi sekali, namun isinya tidak perlihat. Kalau seperti ini, sama halnya dengan para pemimpin dunia ya? Walaupun ada yang tepat janji, tetapi saat ini lebih banyak yang seperti Delem, bukankah seperti itu teman?  +
Desa Ban berduka dampak dari gempa 4.8 sr td pagi, hasil pantau sementara barusan dilapangan, ratusan rumah penduduk retak dan rusak ringan, puluhan rumah rusak total, beberapa pura rusak total, 2 org anak meninggal, 4 org patah kaki, beberapa keluarga tertimbun bangunan, tp msh bisa diselamatkan, banyak jalan longsor, tiang listrik ambruk, 2 bangunan sekolah Yayasan Ekoturin rusak berat, 1 rusak total, 4 banguna sekolah retak. Semoga Tuhan memberi kemudahan bagi kita semua.  +
Melaksanakan kegiatan wisata dengan mengakomodir potensi lokal dan berwawasan lingkungan  +
Museum Pustaka Lontar di Karangasem, Bali, telah melestarikan dan mempromosikan lontar, naskah yang membawa teks kuno tradisi Bali. Studi penelitian dan pengembangan ini membangun modul bahasa Inggris untuk pemandu lokal di museum lontar. Analisis kebutuhan diperoleh dari pengamatan museum, dan wawancara dengan pemandu, menyelidiki kebutuhan, kekurangan, dan keinginan pemandu dalam belajar bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemandu lokal membutuhkan modul yang materinya sesuai dengan urutan pemandu museum. Materi juga harus mengakomodir terjemahan istilah-istilah khusus lontar museum ke dalam bahasa Inggris. Materi berbasis percakapan adalah yang paling banyak diminta, karena mirip dengan interaksi sehari-hari mereka dengan pengunjung. Temuan ini menjadi dasar pengembangan materi modul Bahasa Inggris. Pemandu, pembelajar bahasa, dan guru di bidang pariwisata dapat mengambil sumber pembelajaran mereka dari modul.  +
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan dan kepercayaan wisatawan dalam mempengaruhi niat perilaku wisatawan berkunjung ke Pulau Nusa Penida Klungkung Bali selama masa Covid-19. Teori perilaku konsumen digunakan dengan beberapa konsep yaitu konsep atribut destinasi, kepercayaan, persepsi risiko, dan niat perilaku wisatawan. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 100 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nusa Penida. Data dianalisis dengan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan wisatawan untuk berkunjung kembali. Kepercayaan wisatawan berpengaruh positif signifikan terhadap niat berkunjung kembali. Pemahaman risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan wisatawan dan niat berkunjung kembali. Penelitian ini menemukan bahwa wisatawan yang melakukan perjalanan tidak mau mengambil resiko dalam kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disarankan untuk meningkatkan peran kepercayaan dalam memediasi hubungan antara persepsi risiko dan niat berkunjung kembali.  +
Seperti yang kita ketahui dari tahun 2019-2022 Indonesia dilanda dengan adanya Covid-19 yang cukup memakan banyak korban. Sehingga membuat acara-acara pada hari kemerdekaan dibatasi bahkan upacara penaikan bendera pun hanya dihadiri oleh presiden dan rekan-rekannya. Namun, pada tahun 2022 ini Covid-19 di Indonesia pun mulai mereda, aktivitas-aktivitas di Indonesia khususnya di Bali pun sudah berjalan normal, namun kejadian ini membuat komunikasi, pengetahuan tentang budaya-budaya pun mulai memudar. Oleh karena itu, kita harus saling merangkul meskipun dihalangi dengan adanya wabah besar ini.  +