UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
C
Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.  +
[Catur Bekal Manumadi] Suka, duka, lara, pati merupakan bekal yang tidak terlepas dari kehidupan kita. Suka, kebahagian. Duka, kesedihan. Lara, kesengsaraan dalam hidup. Pati, kematian. Menjadi pemerintah memiliki tanggung jawab mengayomi rakyatnya, bukan hanya dirinya maupun juga golongannya. Namanya juga PEMERINTAH sudah pasti harus membersamai kesedihan rakyatnya dan membagi suka nya untuk rakyatnya. Jangan tinggalkan rakyat dalam kesengsaraan, tetap bersamai fase asam pahit manis rakyat sampai akhir hayat. Jangan bagai kacang melupakan kulitnya, pemerintah harus mengingat rakyatnya karena pemerintah ada melalui rakyat-rakyatnya. Putu Made, teke uli panti Ape gae, ento abe mati  +
Catur Dewata adalah sebutan untuk empat perwujudan Ida Sang Hyang Widhi. Keempat dewa tersebut antara lain Dewa Iswara dengan warna putih terletak di timur. Dewa Brahma dengan warna merah di selatan. Dewa Mahadewa dengan warna kuning di barat. Dewa Wisnu dengan warna hitam di utara.  +
Catur Weda Sirah adalah kumpulan mantra-mantra pokok yang termuat dalam Catur Weda dan digunakan paling sering oleh para sulinggih di Bali. Biasanya, Catur Weda Sirah ini dikumandangkan seusai sulinggih melakukan Argya Patra, atau menyucikan diri dengan air suci sebelum mulai mengucapkan mantra-mantra suci. Kata ‘sirah’ berarti ‘kepala’. Karena itu, Catur Weda Sirah berarti mantra-mantra utama yang diambil dari Catur Weda. Mantra-mantra ini kemudian dikumpulkan ke dalam sebuah lontar yang mengandung keempat Weda Samhita. Dengan kata lain, lontar Catur Weda Sirah sesungguhnya adalah salinan dari beberapa mantra utama dari Catur Weda berbahasa Sanskerta. Namun, dua orang sejarawan Belanda, yaitu Bermund dan Kern menemukan bahwa mantra-mantra tersebut bercampur dengan bahasa Jawa kuno (Kawi) dan digunakan sebagai mantra awal dalam ritual-ritual besar di Bali. Menurut dua peneliti Belanda tersebut, sesungguhnya ada lima bait mantra namun dalam lontar tersebut hanya disebutkan empat yang mewakili keempat Weda.  +
Pariwisata Bali saat ini sudah mulai bangkit. Banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali. Namun, perilaku oknum wisman di Bali dianggap mulai meresahkan, apalagi yang menyewa motor. Banyak turis yang menyewa motor di Bali, karena motor dinilai sebagai kendaraan paling mudah dan terjangkau untuk disewa. Tapi, tak sedikit dari para wisman ini yang malah jadinya menganggap sepele. Sehingga, para turis ini berani untuk bertindak ugal-ugalan di jalan. Harapan saya semoga masyarakat lokal yang memiliki usaha penyewaan motor memperketat persyaratan penyewaan motor dan petugas lalu lintas menindaklanjuti peristiwa tersebut.  +
Pada suatu hari,saya melihat video di sosial media seorang bule yang lancar mengucapkan bahasa bali,saya pikir itu hanya setingan.Di kemudian harinya saya melihat bule itu lagi di sosial media dan saya terkejut ternyata ada bule yang lancar mengucapkan basa Bali  +
Baligrafi "cecek" ini merupakan hasil karya ide murni dari saya untuk keperluan tugas mata kuliah aksara Bali. Karya ini terinspirasi dari kosongnya inspirasi di pikiran saya pada saat ingin proses membuat baligrafi ini. Disaat sedang melamun, saya tidak sengaja melihat dua ekor cicak yang sedang bercanda. Saya tersenyum dan kerap tertawa ringan saat melihat cicak itu bercanda. Lalu saya teringat satu lakon pewayangan tantri yang menceritakan kisah sang Aji Dharma, yang dilakonkan oleh bapak I Wayan Wija. Saya merasa bahwa saya sama seperti kisah Sang Aji Dharma. Saya mulai membuat baligrafi cicak, yang terdiri dari aksara nama lengkap saya.  +
Sedih jika diceritakan …saat pandemi besar atau virus corona melanda mengakibatkan kekacauan di seluruh dunia saat ini …semua orang kehilangan pekerjaan , kehilangan penghasilan , dan seolah olah kehilangan nafas karena virus ini Seperti cemer ikang bhuana dunia saat ini karena virus corona ini. Namun kekacauan ini pasti ada hikmahnya. Kita sebagai manusia hanya menjalankan kehidupan didunia ini, jangan merasa paling beruntung, kuat,hebat dan paling benar Sekarang ayo mengikuti himbauan dari pemerintah (guru wisesa ) denga diam dirumah , jangan ngelawan , jaga jarak ,hidari keramaian, dan selalu menggunakan masker jika keluar rumah Semoga sehat dan sejahtera semuanya  +
Tari Cendrawasih terinspirasi dari burung khas Tanah Papua, dan di Bali sendiri burung ini dipercaya sebagai burung Dewata atau burung para dewa. Tarian ini menggambarkan percintaan burung Cendrawasih pada masa “mengawan” (musim kawin). Tari Cendrawasih disajikan oleh dua penari perempuan untuk memerankan burung jantan dan burung betina. Untuk mengilustrasikan ritual perkawinan khas Cendrawasih yang mana pejantan membutuhkan persiapan dan latihan, penari burung jantan akan menari terlebih dahulu, kemudian disusul penari burung betina dan keduanya pun menari bersama. Masa-masa mengawan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya digambarkan penuh keceriaan. Tarian ini menunjukan bagaimana kegirangan burung-burung tersebut, bermain dan saling mengejar. Secara ekspresif, sang jantan memamerkan bulu-bulu indahnya yang kaya warna pada sang betina yang memang bulu-bulunya tak seindah burung jantan. Cikal bakal tarian ini diciptakan oleh seniman besar I Gede Manik pada tahun 1920-an yang berasal dari Buleleng, Singaraja. Kemudian tarian ini diinterpretasikan kembali oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem pada tahun 1988, versi ini lebih dikenal dan lebih umum dipentaskan.  +
Dengan mengambil model gaya bercerita dalam pertunjukan wayang kulit khas Indonesia dan dikembangkan bersama masyarakat dan sebuah tim seniman lokal, remaja sekolah/pahlawan super digital kami akan bercakap-cakap dengan anak-anak, pakar lingkungan, orang tua dan lainnya mengenai masalah lingkungan dan sosial. Luh Ayu Manik—siswi kelas 8 dari Bali yang menjelma menjadi Luh Ayu Manik Mas—adalah pahlawan super Indonesia yang berani, gesit, cepat dan kuat yang menggunakan kekuatannya untuk turut melestarikan lingkungan alam dan budaya Indonesia.  +
DEMOGRAFI BAGI PENDIDIKAN PARAGRAF 1: Pentingnya pendidikan PARAGRAF 2: Pendidikan di Bali PARAGRAF 3: Panyineb/kesimpulan  +
Jika saya menjadi petinggi kota atau daerah itu saya akan merekomendasikan untuk membuat 1 tempat pembuangan sampah akhir yang dimana jauh dari pemukiman warga dan bukan di pinggir jalan raya seperti ini agar kota dapat terlihat lebih bersih dan enak untuk di pandang masyarakat atau orang-orang pendatang lainnya. Saya juga ingin membuat tempat sampah yang akan ada dibeberapa tempat agar orang-orang lebih mudah untuk membuang sampah dan jadi tidak membuang sampah sembarangan,juga membuatnya menjadi tempat sampah yang lebih baik dari sebelumnya contohnya tong sampah di pisahkan berdasarkan jenisnya seperti sampah plastik,kaleng,kertas,dll agar mudah memilih sampah yang bisa di daur ulang dan yang tidak bisa di daur ulang.  +
Land Consolidation (LC), merupakan solusi pemerintah dalam pengadaan tanah untuk pembangunan. Selain itu, LC bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menata kembali bidang-bidang tanah agar lebih tertata dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, serta penguasaan lahan sesuai dengan rencana penggunaan lahan. Letak kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak yang dekat dengan pusat pemerintahan, perekonomian dan pariwisata berimplikasi pada tata guna lahan di kawasan tersebut. Fenomena penggunaan lahan yang terjadi di kawasan ini cenderung mengabaikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan semakin banyak pelanggaran penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang, sehingga menimbulkan konflik tata ruang dan kekacauan dalam penataan ruang wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan pada kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak dan faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan penggunaan lahan tersebut. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan, dan faktor-faktor dominan tersebut. Data primer diperoleh dari observasi, dokumentasi langsung, dan hasil wawancara dengan informan yang ditentukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang pada kawasan peruntukan pemukiman dan ruang terbuka hijau. Faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan tata guna lahan adalah faktor penegakan hukum, kemudian faktor lingkungan, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang agar tercipta pemanfaatan ruang yang aman, nyaman dan berkelanjutan.  +
Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kurangnya perhatian perusahaan di Kabupaten Badung dalam menyerap tenaga kerja penyandang disabilitas serta keragaman penempatan kerja dan perbedaan jenis disabilitas pada karyawan di Nusa Dua Beach Hotel and Spa yang memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda adanya keragaman ini memberikan peran dalam melakukan pekerjaan. Selain karakteristik, motivasi penyandang disabilitas mendukung keinginan penyandang disabilitas untuk bekerja pada suatu perusahaan. Aturan yang diberikan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dilakukan oleh Nusa Dua Beach Hotel and Spa dalam bentuk mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui motivasi kerja dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung karyawan disabilitas selama bekerja di Nusa Dua Beach Hotel and Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan menyatukan informasi data dari identifikasi data mentah yang kemudian hasil analisa akan dilakukan int erpretasi data dengan mengumpulkan kesimpulan dari data yang dikumpulkan kemudian dikembangkan dengan teori yang di dapat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi literatur, penyebaran kuesioner, dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil dari analisa data menyatakan bahwa motivasi inst rinsik dan motivasi ekstrinsik berperan kinerja karyawan terutama dalam berprestasi, karakteristik sosiodemografis dan karakteristik pekerjaan berperan dalam kesesuaian pekerjaan dengan karakteristik karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Faktor pendukung karyawan penyandang disabilitas dalam bekerja salah satunya adalah prestasi dari karyawan. Faktor penghambat dalam bekerja salah satunya adalah rotasi pekerjaan.  +
Sudah lima hari lamanya Serigala berjalan sambil menangis. Hewan-hewan di hutan belantara itu bertanya-tanya, “Ada apa gerangan, hewan licik itu menangis?” Tanya Landak kepada Musang. “Entahlah! Tak seekor hewan pun yang berani mendekat dan bertanya,” jawab Musang. Serigala itu duduk di bawah pohon randu. Badannya tampak kurus. “Auuuuw....!” Lolongnya serak, makin lama makin lemah. Burung kolibri yang bertengger di ranting pohon itu mencoba bertanya, “Kasihan kau Serigala! Apa yang terjadi, dan adakah yang perlu kubantu?” “Aku salah makan, Kolibri!” jawab Serigala. “Sekerat tulang tertinggal di kerongkonganku. Bukan main sakitnya! Aku tidak bisa makan sejak beberapa hari. Tolonglah, Kolibri!” “Pantas badanmu tambah kurus. Tapi maaf, aku tidak bisa menolongmu. Paruhku yang pendek dan kecil tidak mungkin dapat mengeluarkan tulang itu,” jawab Kolibri. Serigala berjalan lagi sambil menangis. Lolongannya serak dan tambah lemah. Ketika duduk di bawah pohon cempedak, seekor lembu bertanya, “Mboooo....! Apa yang terjadi atas dirimu, Serigala?” “Tolonglah aku, Lembu! Sekerat tulang tersangkut di kerongkonganku, sehingga aku tak bisa makan,” pinta Serigala. “Kasihan kamu! Pantas badanmu tambah kurus,” jawab Lembu pura-pura berbelas kasihan. Ia sudah mendengar bahwa hewan licik itu suka menipu. Tentu tak ada yang mau menolongnya. “Tolong keluarkan tulang itu dari kerongkonganku, Lembu! Jasa-jasamu tentu tak akan kulupakan,” kata Serigala merajuk. “Maaf, aku tidak bisa menolongmu. Moncongku yang terlalu besar tidak muat di mulutmu. Aku hanya bisa memberi petunjuk,” jawab Lembu. “Katakanlah, petunjuk apa itu, Lembu?” kata Serigala penuh harap. “Mintalah bantuan kepada bangau! Ia adalah tabib yang mahir dan suka menolong. Paruhnya yang panjang pasti akan dapat mengeluarkan tulang dari kerongkonganmu,” kata Lembu. Serigala itu bergegas menuju rumah Bangau. Didapatinya tabib yang terkenal itu sedang minum di tepi danau. “Selamat siang, Bangau! Aku dengar kau adalah tabib yang suka menolong. Tolong keluarkan tulang yang tersangkut di kerongkonganku! Aku tidak bisa makan sejak beberapa hari,” kata Serigala. Walaupun bangau itu tidak pernah berselisih paham dengan Serigala, tetapi ia tahu banyak tentang sifat hewan itu. Licik, suka menipu, dan memangsa hewan-hewan yang tidak berdosa. Ia juga tidak ramah dan tidak punya rasa terima kasih. “Maaf, Serigala! Aku memang tabib yang suka menolong, tetapi aku tidak dapat menolongmu,” kata Bangau. “Bohong!” jawab Serigala itu. “Kamu pasti bisa menolongku! Bukankah kau punya paruh yang panjang dan lancip? Dengan paruh itu kau pasti dengan mudah dapat mencabut tulang dari kerongkonganku.” “Benar, aku punya paruh yang dapat mengeluarkan tulang itu, tetapi aku tidak mungkin menolongmu karena kamu licik dan suka menipu,” tangkis Bangau. Serigala yang serakah itu tersinggung. Ingin rasanya ia mencaplok burung berleher panjang itu. Tetapi tidak mungkin! Burung itu pasti akan terbang secepat kilat. Tambah lagi kerongkongannya yang tersangkut tulang itu, tidak mungkin dapat menelan mangsa sebesar bangau. Serigala yang pandai berpura-pura itu mencoba menahan diri, lalu katanya, “Kamu berburuk sangka, kawan Bangau,” katanya dengan suara mengiris hati. Sejak tulang itu tertinggal di kerongkonganku, aku tidak henti-hentinya merenung. Aku sadar dan berjanji untuk berbuat baik, tidak menipu, tidak menyakiti dan suka menolong kawan yang membutuhkan pertolongan. Aku juga berjanji akan memberi hadiah kepada siapa saja yang dapat menolongku.” “Benarkah kata-katamu itu?” tanya bangau yang mulai percaya. “Sumpah, Bangau! Aku pasti berbaik budi dan memberi hadiah yang kau inginkan,” jawab Serigala. Bangau menyuruh Serigala membuka mulutnya. Wah! Burung berkaki panjang itu melihat sekerat tulang melintang di kerongkongan itu. Tabib yang mahir memasukkan paruhnya, menjepit tulang itu lalu menariknya dengan gampang. “Auuuuuw....! Auuuuuuw....! Serigala itu melolong panjang, tanda gembira ria. Kemudian melengos meninggalkan tempat itu. “Mana hadiahku?” tanya Bangau. “Apa katamu? Hadiah? jawab Serigala. “Kau seharusnya berterimakasih kepadaku, karena aku tak mencaplok kepalamu!” Sumber: Kisah-Kisah Tantri Made Taro Sumber foto : www.pixabay.com  
Anjing Kudisan Ini kisah anjing kudisan. Seperti namanya, anjing ini kurus kering, tanpa bulu, dan korengan. Setiap hari cari makan di pinggir jalan. Ada saja yang mengusirnya agar anjing kudisan itu cepat berlalu. Kadang ada yang memukulnya agar cepat pergi. “Sek… sek, pergi dari sini. Aduh, baunya menyengat. Sek! Bandel sekali, kupukul kau baru tahu rasa,” demikian warga ngedumel mengusir si anjing kudisan. Si anjing kudisan menyesali nasib. Terlahir sebagai anjing penuh derita, banyak yang tak suka padanya. Suatu hari, si anjing cari makan di pasar. Saat itulah dia melihat manusia lagi makan dengan lahapnya. Menikmati sekali orang itu makan. Lidah si anjing menjulur, ludahnya menetes. Ia memperhatikan orang makan itu dengan seksama. Terlintas keinginannya untuk menjadi manusia. “Pastilah bahagia jadi manusia. Setiap hari bisa menyantap makanan enak. Betapa bahagia hati ini setiap hari menyantap menu spesial. Makan daging ayam, ikan kocing, babi guling, sayur ares, sayur plecing capcay, fuyunghai. Semua makanan itu nikmat dan lezat. Apalagi makan lawar sapi, pastilah nambah terus. Sebaiknya aku ke Pura Dalem, memohon berkah Dewi Durga agar aku dijadikan manusia,” si anjing pun mengkhayal. Senja telah berganti malam. Si anjing kudisan berjalan menuju Pura Dalem. Sesungguhnya, ia takut, namun ia berusaha memberanikan diri ke pura. Setiba di pura, si anjing memusatkan pikiran pada Dewi Durga. Si anjing terkejut saat Dewi Durga menampakkan diri. Wajahnya seram, suaranya menggelegar. “Wahai anjing, untuk apa kau datang kemari. Apa yang kau harapkan?” Si anjing menjawab. “Maafkan hamba Paduka Betari. Hamba telah lancang dan mengganggu semadi Paduka Betari. Semoga paduka berkenan, kabulkanlah permohonan hamba. Hamba ingin menjadi manusia.” “Seriuskah permohonan mu itu? Kau kira gampang jadi manusia!” “Sudah paduka batari. Hamba sudah pikirkan masak-masak. Hamba ingin sekali jadi manusia, karena jadi manusia itu gampang. Pagi duduk di warung sambil menenggak tuak dan arak, siang tidur, malam hari menikmati hiburan joged. Menusia itu penuh suka cita, banyak ada hiburan. Saat upacara di pura, bermain judi. Hanya perempuan saja yang sembahyang. Laki-laki selalu menghibur diri. Semoga paduka mengabulkan permohonan hamba. Ubahlah wujud hamba jadi manusia laki-laki. Hamba ingin mereguk kenikmatan duniawi,” pinta si anjing. Dewi Durga mengabulkan permohonan si anjing kudisan. Bim salabim, si anjing berubah wujud jadi manusia. Setelah menjalani kehidupan sebagai manusia, barulah ia mengalami berbagai kesusahan. Tidak seperti yang terlihat sebelumnya. Tak kerja maka tak punya uang. Tanpa uang makanan tak terbeli. Sungguh berbeda dengan khayalannya. Tak seperti saat melihat gerombolan pemuda meneggak arak, tak mabuk tak pulang ke rumah. Suka ayo minum, tak suka jangan banyak cakap. Semakin sulit si anjing menjalani hidup sebagai manusia. Sepanjang waktu menahan perut lapar. Lidahnya selalu menjulur. Kesulitan dapatkan manakan, timbul niatnya mencuri. Perbuatannya pun kentara. Dia dikepung dan dipukuli warga. Si anjing merintih kesakitan dan minta ampun. Si anjing menyesal jadi manusia biasa. Tak cocok dia sebagai sudra. Kini ia ingin menjadi patih. Ia pun memutuskan untuk kembali ke Pura Dalem memohon kepada Dewi Durga. Setiba di pura, si anjing bergegas sembahyang dan memusatkan pikirannya. Dewi Durga muncul dan bertanya kepada si anjing. “Wahai kau anjing kudisan, kenapa kau datang lagi. Apa yang kau minta?” Si anjing menjawab penuh takzim. “Benar paduka betari. Hamba tidak suka jadi manusia sudra. Lelah, sering diperintah. Rakyat bayar pajak, penguasa korup. Semoga paduka berkenan, hamba mohon jadi patih.” “Apa jadi patih? Kau kira gampang jadi patih. Banyak sekali tugas seorang patih. Bagaimana kau memikirkan negeri ini agar sejahtera, masyarakat agar mendukung raja. Pekerjaan patih sungguh berat!” “Pekerjaan patih sungguh gampang, paduka. Hanya tunjuk sana tunjuk sini, semua keinginan terpenuhi. Jadi patih akan cepat kaya, ada kesempatan korupsi pajak rakyat. Dapat kedudukan, berpakaian serba mewah, dan berwibawa. Kehidupan seperti itulah yang hamba dambakan,” ungkap si anjing kudisan. Dewi Durga mengabulkan permohonan si anjing. Dikisahkan, saat itu sang raja tengah mencari pejabat patih lagi. Si anjung kemudian diangkat sebagai patih dan bertugas di istana. “Duh, ternyata susah jadi patih. Tak bisa berbuat apa. Sepanjang hari dipanggil ke istana. Kalau jadi raja, betapa nikmat hidup ini,” pikirnya. Nanti malam, aku akan kembali ke Pura Dalem memohon untuk dijadikan raja. Dewi Durga kembali mengabulkan permohonan si anjing kudisan. Bim salabim, sang patih berubah wujud menyerupai wajah raja. Saat itu, sang raja tengah berburu ke hutan. Si anjing kudisan lalu masuk istana. Rakyat dan patih menyangkanya raja sebab wajahnya mirip. Patih dan rakyat menghaturkan sembah. “Maafkan hamba paduka raja, mengapa paduka raja seorang diri kembali dari berburu?” Tanya patih. Si anjing menjawab, “Paman, aku kembali dari perburuan karena ada sabda Tuhan. Aku tak diizinkan membunuh binatang tanpa dosa. Beliau memerintahkan agar aku kembali ke istana. Tim buru sergap aku izinkan melanjutkan perjalanan karena mereka melihat dan ingin menangkap rusa.” Patih dan rakyat pun mempercayai pengakuan si anjing. Dikisahkan, raja palsu ini sering mengadili warga berpekara. Si anjing yang bodoh selalu memberi keputusan salah. Dia tak mampu menjadi hakim yang benar. Semestinya menang, justru dikalahkan. Pun yang semestinya kalah diberikan kemenangan. Semakin hari masyarakat penuh pergolakan, muncul mosi tak percaya kepada raja. Si anjing pun merasa tak cocok jadi raja. Kini ia ingin menjadi seorang pangera. “Jika jadi pangeran pastilah hidup ini berlimpah kebahagiaan. Kesana kemari bepergian ada yang menemani. Disayang dan dimanja. Saat hujan, dayang-dayang dengan cekatan memayungi dari kehujanan. Pun saat panas, mereka sigap dengan tugasnya. Tidak memikirkan apa-apa, hanya makan dan rekreasi.” Saat malam tiba, si anjing ke Pura Dalem untuk memohon menjadi putra mahkota kerajaan. “Kau kira gampang jadi pangeran?” “Pastilah gampang paduka Dewi Durga. Pangeran itu tak perlu bekerja. Banyak dayang-dayang yang menyayangi. Ada yang bawakan makanan, minuman, pokoknya disayang dan dimanja. Serba dimudahkan.” “Pikirkanlah dengan matang. Sungguh susah jadi putra mahkota kerajaan. Pekerjaannya tak hanya makan, juga harus mempelajari sastra. Makan pun tak gampang. Ada aturannya, mengutamakan empat sehat lima sempurna. Tak boleh berlebih makan nasi agar tidak kena sakit diabetes. Makan daging secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sayur juga penting agar buang air besar jadi lancar. Selingi makan buah untuk gizi berimbang. Jangan lupa minum susu. Makan garam juga tidak boleh berlebih agar terhindar dari tekanan darah tinggi. Gula juga secukupnya agar tidak kencing manis. Makanan dan minuman putra mahkota sangat diperhatikan agar sehat dan bisa mewarisi memimpin kerajaan. Kau kira gampang?” “Sungguh mudah paduka. Jangan menjelimet soal makanan. Apa pun yang ada saya makan. Semoga paduka mengabulkan permohonan hamba menjadi pangeran.” Dewi Durga mengabulkan permohonan si anjing. Wajahnya mirip sang pangeran. Keesokan paginya, tersiar kabar jika putra mahkota hilang. Di saat sang raja bermuram durja memikirkan putra mahkota, si anjing yang sudah berubah wujud jadi pangeran pun berjingkat-jingkat ke istana. Rakyat pun terkejut melihat sang pangeran yang dikabarkan hilang tiba-tiba kembali ke istana. Setelah tinggal di istana, si anjing serupa pangeran diberi pelajaran oleh gurunya. Setiap mendapatkan pertanyaan, si anjing tak mampu menjawab. Lama-lama, sang guru emosi. Tanpa sadar memukul si anjing dengan penggaris. “Kaing” rintih si anjing. Gurunya pun terkejut. Kenapa sang pangeran dipukul mengerang kesakitan mirip suara anjing. Diselimuti rasa penasaran, sang guru kembali memukul si anjing dengan rotan. Si anjing pun terkencing-kencing kesakitan. Saat ada kesempatan, ia pun kabur menyelamatkan diri. Si anjing pun tersadar jika perbuatannya keliru. Maka ia kembali menghadap Dewi Durga di Pura Dalem. Ia memohon agar dikembalikan ke wujud aslinya sebagai anjing.  
Posisi perempuan dalam keluarga keturunan bali. Mendengar kata itu banyak hal bisa dijelaskan dari perempuan yang tumbuh dalam keluarga bali khususnya di lingkungan keluarga hindu. Tumbuh dan berkembang dalam keturunan hindu, seorang perempuan yang diposisikan sebagai pradana, memiliki peran penting dan tentunya tidak mudah. Sejak kecil dikenalkan dengan budaya yang kental, tradisi warisan leluhur yang telah dipupuk sejak kecil, Perempuan bali dituntut menjadi pribadi yang baik dan ramah dengan sesamanya. Namun dengan perkembangan zaman saat ini, pengaruh budaya asing tidak dapat dipungkiri menyebar luas dilingkungan perempuan bali. Seperti contoh gaya berpakaian dan pola hidup kebarat-baratan mampu menggeser budaya yang sudah ada. Perempuan bali yang dikenal dengan cara berpakaiannya yang anggun dan cantik memiliki ciri khas tersendiri. Perempuan bali yang dikenal mahir menari bali, harapannya sebagai salah satu wanita bali kedepannya tetap mempertahankan budaya dan tradisi turun temurun seiring perkembangan zaman.  +
Clean Bali Series adalah sebuah organisasi nonprofit yang berfokus memberikan pendidikan tentang kesadaran lingkungan kepada anak-anak. CBS menerbitkan buku serial anak-anak bersampul tebal, dengan ilustrasi berwarna yang menarik, dan ditulis dalam tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Bali dan Bahasa Inggris). Buku-buku ini menyoroti masalah polusi lingkungan yang terjadi di berbagai daerah di pulau Bali dan di Indonesia pada umumnya, meliputi daerah pantai, perkotaan, pedesaan, persawahan dan pegunungan.  +
Melaksanakan pengelolaan sampah dan menginisiasi bank sampah di pulau Nusa Penida  +
Hingga saat ini, Masalah di bumi Bali tidak jauh-jauh dari Sampah plastik di pantai, masih banyak pantai yang harusnya indah, tetapi karena ulah manusia, pantainya menjadi kotor olih luu plastik.Itu membuat banyak hewan maupun tumbuhan yang ada di pantai mati. Supaya tidak menyebabkan masalah yang lebih, mari kita semua menjadi generasi muda harus tetap menjaga dan melestarikan kebersihan pantai agar indah dan tidak rusak. Tetapi, sekarang sudah banyak anak yang ikut menjaga kebersihan pantai dari kegiatan-kegiatan sekolah maupun instansi-instansi, akan tetapi masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan di pantai. Itu membuat pemerintah harus membuat aturan untuk masyarakat agar masyarakat tertib dan tidak lagi membuang sampah di pantai.  +