UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
J
Video ini terispirasi Dari kondisi Lingkungan sekitar . Lingkungan yang selalu ada sampah. Dijelaskan pula penyebab penumpakan sampah. Selain penyebab adapula solusi nya. Video ini membahas pula mengenai Bank Sampah, yang dimana program ini adalah program baru yang dikeluarkan oleh pemerintah supaya Masyarakat juga semangat Dan mau memilah sampah / mengumpulkan sampah. Bahkan Sampah dapat menjadi Kerajinan. Semua Hal ini sudah Dibahas dalam Video yang berjudul "JAGAT BERSIH LAN ASRI" karya siswi SMPN 1 DPS  +
Jaja bendu dibuat dari tepung ketan yang diisi campuran parutan kelapa dan gula Bali atau biasa disebut unti. Peminatnya yang makin banyak membuat jaja bendu sekarang banyak dijual di pasar tradisional dengan harga yang relatif murah. Membuat jaja bendu sangat mudah, siapkan tepung beras ketan dan campur dengan kelapa parut, adon dengan air sampai lembut atau lebih bagus mengggunakan air dari daun kembang sepatu dan garam secukupnya. Kemudian panggang atau disangrai dengan menggunakan adonan khusus. Cara memanggang pun harus menggunakan teknik khusus agar lapisannya tipis. Untuk isi jaja bendu, unti manis dari kelapa. Kalau dadar gulung bisa diisi dengan unti kelapa dan kacang ijo, tetapi jaja bendu hanya unti kelapa saja. Takaran bahan harus pas saat membuat adonan bendu. Sementara cara menggulungnya sama dengan dadar gulung. Daun pisang sengaja dipilih untuk membungkus jaja bendu agar kue tetap kering atau tidak lembek. Selain terlihat lebih rapi, aroma daun pisang membuat jaja bendu terasa lebih nikmat. Namun jaja bendu tidak tahan lama, hanya bertahan selama satu hari. Jaja bendu yang manis ini sangat cocok dihidangkan dengan kopi.  +
Sekilas, jajanan tradisional khas Buleleng ini tampak seperti Jadah atau beras ketan pada umumnya. Namun, hal yang membedakan mereka adalah Jaje Uli dihidangkan dalam bentuk tipis dan gepeng yang kering, bukan basah seperti jadah meskipun beberapa membuatnya dalam bentuk basah. Biasanya, makanan ini dijadikan sebagai hidangan pelengkap yang harus hadir pada saat upacara keagamaan tertentu. Jaje Uli dibuat dari adonan ketan atau tepung beras yang ditumbuk sampai teksturnya berubah menjadi halus. Apabila dijadikan sebagai jajanan kering, maka adonan tersebut akan dibentuk sedemikian rupa sampai menjadi pipih dan tipis, biasanya bentuknya menyerupai lingkaran. Sementara itu, apabila dijadikan jajanan basah maka adonan yang sudah ditumbuk itu tinggal dibentuk menggunakan kepalan tangan sampai mencapai bentuk yang diinginkan. Kedua versi Jaje Uli tersebut memiliki bentuk yang sederhana dan bisa dinikmati secara langsung apabila selesai dibuat. Karena rasanya yang sedikit hambar, jajanan ini akan lebih nikmat apabila disantap dengan ditambahi taburan tape atau parutan kelapa. Selain ditemukan pada saat upacara keagamaan, Anda juga bisa menemukan makanan ini dengan mudah pada waktu sehari-hari di pasar tradisional sekitar daerah Buleleng. Dengan harga yang bersahabat, hidangan ini juga sangat cocok untuk dimakan bersama sambil minum kopi.  +
Jalan Rusak di Kabupaten Buleleng Penghubung Desa Bukti dan Desa Tanjung Perlu Perhatian oleh Pemerintah Bali. Om Swastyastu, Yang kami hormati Bapak Guru dan para saudara yang kami sangat sayangi. Pertama-tama, puji syukur kami haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkatNya lah kami dapat menyampaikan opini terkait masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah Bali. Dimana bisa diliat bahwa banyak sekali jalanan rusak yang ada di Bali, seperti di Jalan Merak Kabupaten Buleleng tepatnya penghubung antara Desa Bukti dan Desa Tanjung. Dari info yang kami dapat, jalanan ini rusak sudah cukup lama bahkan hingga bertaun taun ucap warga disana. Kata warga sekitar jalanan ini sudah pernah di tambal memakai semen dengan dana warga seadanya tetapi rusak kembali bahkan waga mengatakan jalanan ini viral juga dulu sampai ditanami pohon pisang. Saking rusaknya jalan tersebut, warga serasa menaiki kuda, akibat jalanan rusak tersebut juga warga sering terjatuh hingga terperosok apalagi saat hujan jalanannya licin. Perbekel Desa Bukti Gede Wardana mengatakan jalan tersebut sudah rusak dari lama. Pihak desa tidak bisa memperbaiki jalan tersebut karena bukan kewenangannya. Solusi dari permasalahan ini adalah pemerintah menjajikan bahwa jalanan tersebut akan diperbaiki 2024. Begitu saja yang dapat kami sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Kami tutup dengan paramasanthi. Om Santhi,Santhi,Santhi Om.  +
waktu hari minggu, saya melihat di dekat pantai ada banyak sekali sampah plastik dan dedaunan. saya dan teman saya sampai tidak bisa duduk. Karena sampah yang banyak, berbau busuk, yang membuat kita tidak betah disana. Lalu saya dan teman saya, mencoba untuk memungut sampah yg bisa di pungut. Harapan saya, semoga pemerintah mau memberikan arahan pada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan  +
Di desa pandak gede kecamatan kediri kabupaten tabanan banyak jalan yang rusak.biasanya banyak orng yang jatuh karna jalannya berlubang.sekarang saya mengusul siapa yang akan jadi pemimpin bali tolong benerin jalan jalan yang ada di desa saya. Terima kasih  +
Di jalan raya yang rusak di mambal, jalan raya mambal tempat nya di jalan yang ngelewatin pasar mambal itu sangat rusak, banyak orang" bilang jalan itu cocok buat trek"an Karena rusak  +
Perkenalkan nama saya Ni Made Dwi Riskayanti, dan teman saya Ni Kadek Dwi Kusuma Wardani dan Kadek Aulia Sari. Kali ini kami ingin mengangkat peremasalahan tentang jalan yang rusak di daerah Kami. Yang disebabkan oleh kendaraan roda empat yang bermuatan besar. Jalan umum yang dilalui oleh masyarakat di daerah Kami ini banyak yang rumpang/berlubang. Mulai dari lubang - lubang yang kecil hingga besar. Bahkan kerap terjadi kecelakaan di lokasi ini karena kurangnya lampu penerangan sehingga beberapa pengendara kendaraan bermotor sering terperosok dan jatuh. Jadi Kami harapkan agar pemerintah dapat memperbaiki jalan yang rusak tersebut dan langsung turun ke lokasi. Sehingga mengurangi resiko kecelakaan. Serta tidak menghambat aktivitas masyarakat.  +
Cupak. Kalau mendengar nama Cupak apa saja yang saudara ketahui? rupanya jelek? nakal? Rakus? Iri hati? Suka memfitnah? banyak mempunyai tipu muslihat? Jika dilihat pada zaman sekarang, banyak sekali pemerintah/pemimpin yang seperti cupak, rakus dengan harta kekayaan, suka memfitnah lawan politiknya, iri hati akan capaian temannya dan ada saja cara mereka untuk korupsi, ada saja tipu muslihatnya Sebenarnya pemerintah bisa bercermin dari sosok Cupak tersebut, kalau tingkah kita tidak baik maka hasilnya juga tidak akan baik nantinya, bercerminlah dari yang tidak baik agar bisa menjadi yang lebih baik. Biar tidak rugi menjadi pemerintah  +
Jatiluwih merupakan sebuah desa/kelurahan yang terletak pada kecamatan penebel,kabupaten tabanan,Bali , indonesia. Jatiluwih merupakan desa wisata , dengan panorama yang indah disertai dengan sawah berundak. Udaranya sejuk karena berada pada ketinggian rata-rata 700 meter dari permukaan laut. Sejak tahun 2000, jatiluwih menjadi daerah tujuan wisata terutama yang menyukai keindahan alam. Pengunjung bisa menikmati suasana segar, karena sepanjang hari udara dijatiluwih tidak pernah panas melebihi 20 derajat celsius.  +
Tari Jauk Manis merupakan salah satu tari Bali yang masuk kategori tari balih-balihan. Tari balih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur, sehingga tari ini sering ditarikan dalam acara penyambutan, festival, pertunjukan, dan acara lainnya. Selain sebagai tari balih-balihan, tari jauk manis juga termasuk tari tunggal yakni sebuah tarian yang ditarikan secara individu atau perorangan. Tari Jauk Manis diciptakan oleh seniman tari I Nyoman Kaler. Tarian ini menggambarkan seorang raja yang sedang berkelana, sehingga tarian ini memiliki gerakan yang beringas, berwibawa, lemah lembut dan fleksibel. Tari Jauk Manis memakai kostum seperti tari Baris, hanya saja penari Jauk Manis menggunakan topeng yang berwarna putih, gelungan (mahkota raja), dan sarung tangan dengan kuku yang panjang. Secara lengkap buasana yang digunakan dalam pementasan tari Jauk Manis yakni celana panjang berwarna putih, stewel, kamben putih, baju, srimping, keris, awiran, lamak, badong, gelungan, dan topeng berwarna putih. Tari Jauk Manis memiliki makna bahwa seorang raja atau pemimpin harus mampu melindungi rakyatnya, di mana seorang raja bisa belaku beringas (tegas) sehingga ditakui oleh musuh-musuhnya dan berlaku lemah lembut sehingga dihormati dan dikagumi oleh rakyatnya. Hal ini dapat lihat gerakan tari Jauk Manis itu sendiri, kadang-kadang beringas dan kadang-kadang lemah lembut. Biasanya seorang penari Jauk Manis, sudah memiliki teknik tari Bali yang mumpuni, karena dalam tarian ini terdapat banyak improvisasi gerak, selain itu penari juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai gamelan, sehingga ketika menari ada keseimbangan dan harmoni yang luar biasa antara penari jauk yang memakai tapel (topeng) dengan pemain gamelannya, terutama kendang.  +
Covid, Covid, Covid. Hanya dia yang selalu menjadi trending topic, jenuh saya mendengarnya. Dulu saat awal kedatangannya ke Indonesia, semua masyarakat takut, takut apabila terkena pandemic, termasuk saya sendiri juga merasa takut. Itu yang menyebabkan semua melakukan Lock Down, tidak boleh keluar, tidak boleh bandel, pokoknya diam di rumah saja. Seperti itu himbauan pemerintah agar masyarakat tidak terkena virus. Pada saat Lock Down, tidak hanya saya yang merasakan dampaknya, akan tetapi semua negara di dunia merasa kewalahan, perekonomian mendadak turun drastic, semua macet, dari pedagang kecil hingga pariwisata sudah gulung tukar. Sampai sekarang Ibu dan Bapak saya tidak bekerja, jangankan bias membayar hutang, membeli beras 1 KG saja masih berpikir, memang benar pada periode awal Covid saya mendapat bantuan beras 10 KG, tapi itu tidaklah mencukupi kebutuhan hidup selama dua minggu. Sejenak saat itu saya berpikir, keadaan ini begitu sulit, apabila saya ikut jongkok di pojokan dan enggan bekerja, sudah pasti semua akan kelaparan. Agar tidak menderita karena Covid, menjadi busung lapar karena kelaparan. Sekarang saya harus punya pekerjaan agar tidak berdiam diri saja di rumah. Saya lihat di Media Sosial, semua teman saya sibuk berdagang. Ada yang menjual donat, sayur, jeruk, dan yang paling ngetren saat itu, sudah pasti semua tau, bahkan yang membaca curhatan saya ini pasti jualan juga. Apakah itu? Tidak lain adalah masker. Baik, karena semua berjualan, saya bingung memikirkan barang apa yang akan dijual, tapi agar tetap mengikuti himbauan pemerintah. Saat itu tepat hari Purnama Kadasa, disana saya sembahyang di hadapan Bhatara Hyang Guru, memohon jalan agar mendapat inspirasi berjualan, setelah sembahyang, mendadak wadah sesajen saya terbakar terkena dupa, disana saya mendapat inspirasi akan memperbaiki wadah sesajen yang sudah rusak agar bias digunakan kembali. Tidak bertele-tele, saya langsung bertanya dengan ayah saya, apa saja alat-alat untuk ngecat. Malam itu bagaikan sang Lubdaka yang melaksanakan puasa, saya begadang menggambar segala motif bunga, kupu-kupu dan dedaunan, besoknya saya langsung membeli cat di took bangunan di samping rumah, semua wadah sesajen ibu saya yang lubang dan kotor saya cat agar cantik seperti yang ngecat. Sekarang sudah lima belas hari saya memperbaiki wadah sesajen, dan saat itu juga keluarga dari daerah timur dating ke rumah dan melihat pekerjaan saya. Mungkin bagus dilihatnya, dia meminta saya untuk memperbaiki miliknya. Saking Sukanya melihat wadah sesajennya bagus kembali, ia lalu mencarikan pelanggan untuk saya. Sekarang dunia sudah membaik, makin banyak juga yang mendatangi saya untuk memperbaiki wadah sesajennya, sampai sekarang sampai masa New Normal. Masa yang baru ini semua sudah bias menjalani aktivitas dan pekerjaan, akan tetapi harus diingat memakai protocol kesehatan. Berbarengan dengan itu, reseller saya sudah banyak di luar desa. Semoga Covid ini segera pergi dan bisa kembali seperti semula lagi.  
Jegog adalah gamelan tradisional khas Kabupaten Jembrana yang terbuat dari bambu, pada awalnya kesenian ini sebagai hiburan pengisi waktu. Pada perkembangan berikutnya Jegog dikembangkan sebagai barungan gambelan oleh seorang seniman yang bernama Kiang Gliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya. Kata Jegog diambil dari instrumen Gong Kebyar yang paling besar. Diantara gambelan Bali yang terbuat dari bambu, Jegog inilah yang mempunyai ukuran paling besar terutama bagian yang paling belakang biasa disebut Jegogan. Beberapa sumber mengatakan bahwa bentuk gambelan jegog yang angkuh dan terkesan sombong ini, merupakan bentuk perlawanan secara kultural kepada penguasa pada saat itu, karena seperti kita ketahui, bahwa cikal bakal penduduk jembrana, merupakan tahanan politik yang dibuang ke jimbarwana nama lain dari Jembrana pada masa kerajaan.  +
Prabu Suliawana memerintahkan rakyatnya menangkap burung Garuda yang mengganggu pertanian. Burung itu amat besar. Memangsa anak kambing, anak babi, ayam, dan ternak lainnya. Warga bersedih karena hewan ternak mereka diterkam dan dimangsa Garuda. Para pemburu berusaha menombak, menembak, memanah, dan menjerat menggunakan tali. Namun usaha itu sia-sia, burung besar itu selalu bisa menghindar lalu terbang tinggi menyelamatkan diri. Prabu Suliawana perintahkan patihnya menggelar sayembara. Barang siapa yang berhasil menangkap burung garuda, hidup atau mati, diberi kedudukan di kerajaan. Gusti Patih selanjutnya memerintahkan sekretaris puri mengumumkan ke seantero negeri Kertha Bumi. Namun tak ada satu pun yang berani mendaftar ikut sayembara. Mereka takut mati diterkam garuda. Tikus yang tertidur di lubang sawah pun mendengar pengumuman sayembara itu. Ia tertarik mengikuti sayembara menangkap burung garuda. “Tak ada salahnya mencoba, mumpung ada kesempatan ikuti saja. Yang kecil belum tentu kalah, pakai akal saja!” kata Tikus memotivasi dirinya. Menurutnya, tak usah takut dengan burung garuda. Apalagi burung itu sering minta bantuan kepada tikus. Kadang garuda minta bantuan carikan kutu dan membersihkan bulu-bulunya dari kotoran. “Tikus, apa kabarmu?” burung garuda mendarat di pematang sawah dan menyapa si Tikus. Si Tikus yang baru keluar dari lubangnya mendekati garuda. “Kabarku bai. Namun aku jarang keluar rumah karena ada imbauan pemerintah di rumah saja agar tidak kena virus corona,” jawab si Tikus. Burung garuda pun menyampaikan kedatangannya. Ia minta tolong kepada tikus untuk mencari kutu di bulu-bulunya. Sekujur tubuhnya terasa gatal. “Bantulah aku wahai Tikus. Bersihkan kutu-kutu keparat yang menggerayangi tubuhku,” Garuda minta tolong. “Yes, ini kesempatan bagus!” ungkap si Tikus di hati. Ia pura-pura patuh dan menuruti permintaan Garuda. Ia menyuruh burung besar itu membuka sayapnya yang lebar. Si Tikus terkejut melihat banyak kutu di sayap burung besar itu. Ia berpikir tak bisa membersihkan kutu yang banyak itu seorang diri. Si Tikus lalu memanggil teman-temannya untuk membantu. Tak begitu lama, seratusan tikus berdatangan, berkumpul dan mengitari burung Garuda. Ada yang naik ke punggung, membentangkan sayap, ada juga masuk ke telinga. Cepat sekali para tikus itu menangkap dan membunuh kutu-kutu yang menggerayangi garuda. Garuda merasa senang dan bangga punya teman tikus yang sigap membantu. Apalagi si Tikus rajin bekerja dan meniupkan angina pelan hingga burung Garuda tertidur pulas. Si Tikus saling pandang. Lalu ada yang memberikan tanda. Mereka tak lagi menangkap dan membunuh kutu melainkan mencabuti bulu garuda. Cepat sekali mereka mencabuti bulu burung garua itu. Di saat burung garuda mau habis, salah seorang tikus menghadap Prabu Suliawana. “Maafkan hamba paduka, burung garuda yang jadi musuh paduka dan rakyat Kertha Bumi sudah berhasil saya kalahkan. Sekarang dia tak bisa terbang lagi,” ungkap Tikus kepada Prabu Suliawana. Mendengar laporan si Tikus, Prabu Suliawana tidak langsung percaya. Prabu Suliawana bersama patih dan rakyanya bergegas ke sawah untuk membuktikan laporan si tikus. Prabu Suliawana tersentak melihat garuda tanpa bulu. Burung itu juga terkejut dan berusaha terbang, namun ia hanya mampu berlompatan di pematang sawah. Rakyat Kertha Bumine lalu memburu dan menangkap burung garuda tanpa bulu itu. Rakyat Puri Kertha Bumi bersorak gembira karena beerhasil menangkap burung garuda yang telah meresahkan warga. Prabu Suliawana dan rakyatnya mendekati si Tikus untuk menyampaikan terima kasih. Seperti janjinya, Prabu Suliawana berikan anugerah kedudukan kepada si Tikus yang berhasil mengalahkan garuda. Namun si Tikus menolak anugerah kedudukan yang diberikan raja. Dia juga menolak diberi emas permata dan uang. Raja kemudian menganugerahkan gelar kehormatan kepada si Tikus dengan panggilan Jero Ketut.  
Joged bumbung adalah budaya tari tarian yang berasal dari bali.joged bumbung sudah lama adanya. Tetapi di jaman yang modern sekarang,banyak yang salah menggunakan tari tarian ini,dan lebih ke hal pornografi. Hal tersebut membuat budaya Bali yang awal nya di cap bagus,namun sekarang di cap sebagai budaya yang asal asal.pemerintah yang mengurus kebudayaan di daerah Bali harus bersitegas memberikan sanksi dan tindakan terhadap warga warga yang salah menggunakan budaya bali  +
Jukut Undis atau makanan yang lebih sering disebut dengan nama Kacang Hitam ini merupakan salah satu makanan yang terkenal gurih dan memiliki banyak manfaat. Pada umumnya, makanan ini lebih sering dijadikan sebagai pelengkap masakan Buleleng atau Bali yang lain. Selain menjadi makanan khas, Jukut Undis juga menjadi makanan yang cocok untuk meminimalisir rasa pedas. Hidangan pelengkap yang memiliki rasa gurih ini akan lebih terasa nikmatnya apabila dicampur bersamaan dengan nasi khas Bali. Karena kaitannya yang erat dengan makanan khas lain, bisa dikatakan belum lengkap rasanya apabila Anda tidak menambahkan Jukut Undis ini saat memakan hidangan tradisional yang lain. Kenikmatan kuliner ini sangat sayang untuk tidak dicoba.  +
K
KALLA MAYA TATTWA Catur bekal manumadi merupakan empat bekal yang selalu mendampingi hidup kita yaitu " SUKA ,DUKA, LARA, PATI" - Tuhan memberikan kita bekal SUKA , untuk menikmati hidup ini dengan bahagia. - Bekal DUKA yaitu perasaan sedih - Bekal LARA yaitu kesengsaraan atau kesusahan dalam hidup - Bekal PATI ( kematian) , agar kita sadar kehidupan di dunia ini hanyalah ilusi yang berujung kepada kematian. Perlu kita sadari ke empat bekal tersebut selalu datang silih berganti, tidak kekal dan bersifat semu atau termasuk dalam. Maya Tattwa. - Maya Tattwa merupakan suatu filsafat semu tidak kekal dan selalu mengalami perubahan. Itulah menyebabkan manusia menjadi awidya atau akan selalu mengalami perubahan. Begitu pula perjalanan sang waktu ( kala) yang selalu mengikuti pergerakan kehidupan ini. Maka hargailah waktu ini. Nikmati tetapi jangan terlalu berlebihan , ingat semua hanya bersifat sementara . Bagaimana pun keadaan waktu akan terus berjalan.  +
"KANDA PAT BHUTA" "manusa ye, bhuta ye, dewa ye". Dia itu sebagai manusia, sebagai bhuta dan sebagai dewata Bayi yang baru terlahir sebagai simbol "manusa ye", Catur Sanak/Kanda Pat Bhuta yaitu Anggapati, Mrajapati, Banaspa dan Banaspati Raja sebagai simbol "bhuta ye", Linggih Panca Aksara Sang, Bang, Tang, Ang, Ing dan Aksara Swalalita yang dilengkapi pengangge sastra berupa Windu, Ardhacandra, Nada sebagai simbol Tri Murti / "dewa ye". Dihiasi dengan kayonan besar sebagai simbol garbha sang Ibu. Dalam kehidupan, apabila seorang manusia disesatkan oleh pengaruh kuat sifat keduniawian berupa tahta, harta dan surg dunia maka Kanda Pat / Catur Sanak akan mempengaruhi si seorang manusia menjadi Kanda Pat Bhuta. Sifat-sifat Bhu akan mendominasi seseorang dan membuat ia lupa akan dirinya sendiri.  +
OM SWASTYASTU Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada tuhan. karena atas karunianyalah kita dapat hadir di tempat yang berbahagia ini dengan keadaan sehat walafiat. Rabies di Bali sudah berlangsung sekitar 3 tahun dan banyak data yang telah di kumpulkan. Hasil analisis menujukkan bahwa tingkat kejadian rabies tertinggi pada kelompok anjing lepasan (81%),Disusun kelompok anak anjing (17%) dan terendah pada anjing rumahan (2%), dari total anjing rabies yang di konfirmasi secara laboratorium.  +