UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography example text id" with value "Sawidji Comes Home is a celebration of our new home in the historic part of Plawa Denpasar, with a collection of works from our artist collective. A wonderful exposition of dynamic, multi-disciplinary creative voices. We celebrate each inspanidual passion, fixation, obsession, compulsion of each artist that is at the core of their creative drive. What compels them to create in this pure and selfless way. As artists we go through such a personal and intimate process, often filled with some form of struggle within the self, only to give birth to the physical form of an idea. This in itself is a wonder, a powerful seed that nourishes arts' growth.". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Ni Nyoman Srayamurtikanti  + (Garapan ini diciptakan pada tahun 2020 dalGarapan ini diciptakan pada tahun 2020 dalam rangka festival Ubud Performing Arts oleh dua seniman muda Dewa Ayu Eka Putri dan Ni Nyoman Srayamurtikanti. </br></br>Garba nenjadi awal terciptanya kehidupan. Sebuah ruang dimana semesta mikro terbentuk. Rahim perempuan tak lain adalah Brahman itu sendiri, Sang Pencipta semesta.</br>Garapan ini dipersembahkan pada seluruh rahim di semesta. Serta pada semua perempuan hebat di dunia.Serta pada semua perempuan hebat di dunia.)
  • Dewi Dian Reich  + (Kala dan Penjaga Merefleksikan sifat WaktuKala dan Penjaga</br>Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual.</br>Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.</br></br>Kala dan Wali membuat konsep ide abstrak. Tema utama yang kami jelajahi di sini adalah Kala, Bumi, dan Roh. Di dalam dan dari diri mereka sendiri, sifat mereka. Selain melihat ketiga entitas ini secara terpisah, jalinan ketiganya bersama-sama dalam kolaborasi ini adalah untuk meminta Anda menjelajahi hubungan Anda dengan masing-masing elemen tersebut.</br></br>Kala, Bumi dan Roh</br>Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU. Dari ketiga karakter yang kami perkenalkan, Kala adalah yang tidak berwajah. Dia tidak direpresentasikan sebagai potret, atau dalam lukisan. Namun, dia hadir di dalamnya dan dengan cara yang signifikan. Itu juga bagian dari tampilan dan penjelajahan kami tentang Waktu. Bagian dari refleksi di mana Sawidji mengajak Anda untuk merenung.</br></br>Bagaimana media seni yang berbeda memperkuat pesan..</br></br>Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali.</br></br>Kolaborasi, Lebih dari Sekedar Kata</br></br>Semua medium yang hadir dalam kolaborasi ini membawa kualitas yang sangat berbeda. Sawidji memimpin dengan fotografi. Namun, karya fotografi sebenarnya adalah mitra karya instalasi. Potongan instalasi yang kami buat bersama sebagai sebuah tim. Pembuatan kostum dan instalasi studio bersama sebagai satu tim benar-benar menjadi inti dari setiap kolaborasi kami. Benih sebuah ide mungkin tunggal, tetapi saat ia bertunas dan tumbuh, semua elemen yang berkontribusi adalah yang memungkinkannya tumbuh dan berkembang. Sama halnya dengan Sawidji Collaborations.</br></br>Para seniman yang berkumpul menyepakati pesan tersebut. Kami merasakan hal yang sama tentang pesan itu. Itu beresonansi dalam diri kita masing-masing. Dengan kepercayaan dan kesepakatan ini, kami bergerak bersama sepanjang hari dan menciptakan bersama, perwujudan terbaik dari konsep kami. Sebenarnya ada banyak kebebasan. Banyak ruang bagi setiap orang untuk secara spontan melakukan perubahan dan mencoba hal baru. Tidak ada jalan pintas untuk proses tersebut. Pekerjaan kami adalah hasil dari proses pertumbuhan dan pendewasaan untuk setiap konsep, dan ini dilakukan bersama.</br></br>Pameran Online tersedia untuk dilihat https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/ala-and-the-guardians-a-timely-reflection/)
  • Nyoman Butur Suantara  + (Kumpulan gambar hitam putih oleh ManButur Kumpulan gambar hitam putih oleh ManButur yang didedikasikan untuk makna dan nilai Pohon. ManButur Suantara diwawancarai Sawidji Gallery untuk artikel 'I Hear You Tree'. Bagian dari beberapa diskusi tentang kekuatan dan kontribusi Pohon dalam kehidupan manusia. Seperti yang diawali perupa Made Budiarta dalam 'Peresmian Pohon.rupa Made Budiarta dalam 'Peresmian Pohon.)
  • Dewi Dian Reich  + (Kursi MErah dan Ruang Putih adlah penyajiaKursi MErah dan Ruang Putih adlah penyajian mixed media dengan mengeksplorasi perubahan sosial dan budaya melalui narasi potret simbolik. Sebuah Kolaborasi Sawidji yang melihat perubahan sosial dan budaya saat ini melalui narasi potret simbolik. Dengan seni dan fotografi oleh D.D Reich dan ManButur Suantara. Dengan tambahan kostum dan dukungan instalasi oleh Juniari dan Meliani.</br></br>Kutipan:</br></br>Ini bukan cerita tentang laki-laki dan perempuan.. Kisah potret kita adalah salah satu dari kita semua. Setiap potret membawa kita melalui sebuah transformasi. Transformasi yang terhubung dan merepresentasikan realitas kolektif yang kita hadapi sebagai komunitas tradisional. Nikmati Narasi Daring dari pameran ini.</br>https://sawidji.com/2022/08/17/red-chair-and-the-white-room-a-collaboration/-chair-and-the-white-room-a-collaboration/)
  • Dewi Dian Reich  + (Lima seniman dari berbagai bidang seni yanLima seniman dari berbagai bidang seni yang aktif dalam Sawidji Artist Collective mengeksplorasi pertanyaan ‘apa yang menjadikan kita manusia?’ Ini adalah kolaborasi bertajuk “Manus, Perjalanan Sadar” yang dibuka pada 15 Desember 2023 dan akan dibuka untuk umum. hingga 3 Februari 2024. Pameran ini merupakan Kolaborasi Sawidji bekerja sama dengan Sudakara Art Space, Sanur, Bali, Indonesia.</br></br>Artis yang terlibat dalam kolaborasi Manus adalah Dibal Ranuh, Made Kaek, Nyoman Butur Suantara, Tjandra Hutama, dan Dian Dewi. Kelima seniman yang memiliki “warna” kuat, militan dan terbukti di bidangnya masing-masing bersatu dan larut dalam “Manus”.</br></br>Kolaborasi seni multidisiplin termasuk seni lukis, patung, fotografi, media digital, dan seni instalasi film.i, media digital, dan seni instalasi film.)
  • Dewi Dian Reich  + (Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kitMerefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual. Ref exhibition guide </br></br>https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/</br></br></br>Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU.</br></br>Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali.an yang dilontarkan oleh para potret Wali.)
  • Dewi Dian Reich  + (Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kitMerefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui narasi media campuran konseptual. Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.</br>Kala & the Guardians Limited Editions menyajikan karya-karya pilihan dari proyek kedua yang dipersembahkan oleh Sawidji dalam apa yang telah menjadi cara naratif konseptual kami. Kisah kami tumbuh bersama dari tema awalnya hingga proses yang berfokus pada instalasi di Sawidji Studio. Dari desain kostum hingga pementasan studio, dokumentasi prosesnya membawa banyak makna bagi kami seperti halnya gambar akhir yang kami sajikan.seperti halnya gambar akhir yang kami sajikan.)
  • Luh Yesi Candrika  + (Pada saat para pelajar melaksanakan anjuraPada saat para pelajar melaksanakan anjuran pemerintah mengenai pembatasan sosial (social distancing) karena wabah Virus Corona (Covid-19) yang terjadi hampir di seluruh dunia, BASAbali Wiki mengisi waktu tersebut dengan mengadakan Wikithon. Wikithon merupakan lomba membuat kalimat berbahasa Bali pada kamus daring BASAbali Wiki. Lomba yang dilaksanakan untuk kedua kalinya semenjak tahun 2019 ini, dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29 Maret 2020. Acara yang dimulai dari pukul 08.30 pagi hingga pukul 22.30, dibagi menjadi enam sesi. Lomba ini diikuti oleh 133 peserta pelajar dari mulai tingkat smp, sma, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum. Para peserta berasal dari beberapa wilayah kabupaten/kota di Bali, di antaranya Denpasar, Badung, Tabanan, Karangasem, Klungkung, Buleleng, dan Gianyar. Selain itu, ada pula peserta asal Bali yang berdomisili di Thailand mengikuti lomba ini. Sebanyak 1.971 kalimat berbahasa Bali berhasil diunggah berkat acara Wikithon ini. </br> Sebelum acara ini dimulai, Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbali Wiki yaitu DRs. I Gede Nala Antara, M.Hum. memberikan sambutannya kepada seluruh peserta melalui media daring. Beliau mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas banyaknya partisipasi dari para peserta untuk mengikuti acara Wikithon. Pada kesempatan itu pula, ketua dewan pembina Yayasan BASAbali Wiki juga memiliki harapan agar lomba membuat dan memasukkan kalimat-kalimat berbahasa Bali pada kamus BASAbali Wiki, keberadaaan bahasa Bali dapat terus dipertahankan, lestari, dan terus digunakan seiring dengan kemajuan saman. </br> Ketua panitia lomba Wikithon tahun 2020, I Kadek Widiantana, S.Pd.,M.Pd. juga berharap agar semakin banyak masyarakat Bali yang menanamkan rasa kecintaannya terhadap bahasa Bali sebagai bahasa ibu masyarakat Bali. Selain itu, melalui lomba Wikithon yang mneggunakan media digital atau daring, bahasa Bali diharapkan dapat semakin dekat dengan generasi muda, serta harapannya bahasa Bali senantiasa dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi. Harapan lainnya melalui acara ini, kata dan kalimat berbahasa Bali yang diunggah melalui media daring dapat menjadi sarana dokumentasi digital sehingga bahasa Bali dapat tetap bertahan selamanya. Tidak lupa juga beliau menjelaskan bahwa lomba Wikithon ini dapat berjalan karena bantuan dari para sponsor, di antaranya Waterboom, Sorga Bali Chocolate, United in Diversity, Matt’s Burger, Italian Riviera Restaurant and Bar, Taco Beach Grill, dan Puri Konveksi.</br> Wikithon yang dilaksanakan tahun 2020 ini dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama, secara kuantitas para pemenang merupakan peserta yang menulis kalimat paling banyak disetiap sesinya dan secara kualitas para peserta mampu membuat kalimat dengan penggunaan ejaan penulisan yang tepat, baik dalam penggunaan tata bahasa, dan anggah-ungguh bahasa Bali yang baik. Para pemenang untuk kategori ini yaitu Dharma (saking Badung), Krismantara (saking Denpasar), Weda (saking Singaraja), Dharma (saking Badung), Ayumi (saking Denpasar), dan Jayanta (saking Singaraja). Sementara itu, untuk kategori yang kedua, merupakan para peserta yang secara kuantitas paling banyak mengunggah kalimat dalam setiap sesinya. Para pemenang untuk kategori ini yaitu Dharma (saking Denpasar), Bayu (saking Tabanan), Indah (saking Singaraja), Krismayanti (saking Badung), Weda (saking Singaraja), dan Krisna (saking Denpasar). </br> Salah satu mahasiswa Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang merupakan salah satu pemenang lomba Wikithon tahun 2020 ini yaitu I Made Adi Krismantara mengatakan, lomba ini sangat bermanfaat. Dengan adanya lomba ini, dapat mengisi waktu belajar di rumah, sesuai dengan anjuran pemerintah untuk mencegah penularan wabah Virus Corona dengan membatasi kegiatan di luar rumah. Selain itu, dengan adanya lomba ini menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Bali, terutama mengenai ejaan, tata bahasa, dan anggah-ungguh bahasa Bali. Semenara itu, lomba ini telah memberikan kesempatan belajar untuk lebih disiplin dan tepat waktu menulis dan mengunggah kalimat ke dalam kamus daring BASAbali Wiki. Mahasiswa yang baru duduk di semester enam ini juga berharap agar lomba Wikithon dapat diadakan setiap tahunnya.</br> Acara lomba Wikithon BASAbali Wiki yang diadakan selam sehari ini ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang berupa uang, voucher, dan kenang-kenangan lainnya. Melalui acara ini, kita dapat memaknai usaha untuk melestarikan bahasa Bali dewasa ini dan sangat baik jika bersinergi dengan teknologi digital. (@YesiCandrika BASAbali Wiki)ogi digital. (@YesiCandrika BASAbali Wiki))
  • Dewi Dian Reich  + (Potret Aryani Willems oleh Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Fotografi Seni Rupa)
  • Dewi Dian Reich  + (Potret artis Aryani Willems karya Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Diambil pada Juni 2023.)
  • Dewi Dian Reich  + (Potret seniman kontemporer Putu Bonuz SudiPotret seniman kontemporer Putu Bonuz Sudiana karya Dewi Dian Reich. Di Studio Sawidji. Seorang seniman kontemporer multidisiplin yang terkenal dengan gaya abstraknya yang kuat. Putu Bonuz Sudiana adalah seorang seniman yang dinamis dan progresif dengan kharisma kreatif yang menarik khalayak luas. Kontribusinya dalam lukisan, instalasi, musik, seni pertunjukan dan puisi.talasi, musik, seni pertunjukan dan puisi.)
  • Tjandra Hutama  + (Rejang adalah tarian sakral Bali, tarian pRejang adalah tarian sakral Bali, tarian pengorbanan di mana para gadis secara simbolis mempersembahkan diri kepada para dewa. Itu diadakan di Pura Hindu Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem di Bali, Indonesia. ‘Rejang’ berarti ‘persembahan’. Tarian ini dilakukan untuk menyambut para dewa yang turun ke bumi.</br></br>Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya.</br>(Baca artikel lengkap di referensi Galeri Sawidji dikutip)ngkap di referensi Galeri Sawidji dikutip))
  • Dewi Dian Reich  +
  • Ni Nyoman Srayamurtikanti  + (Speech Delay adalah salah satu komposisi mSpeech Delay adalah salah satu komposisi musik karya komponis perempuan Bali bernama Ni Nyoman Srayamurtikanti. Mang Sraya (panggilan akrab dari komposer) lulusan dari Institute Seni Indonesia Denpasar yang saat ini tengah menempuh pendidikan Master di Institute Seni Indonesia Surakarta telah menghasilkan banyak karya musik kreatif yang masih berpegang teguh pada dasar musik tradisi. </br></br>Speech Delay atau keterlambatan berbicara merupakan istilah umum yang merujuk pada proses keterlambatan berbicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan usia anak. Salah satu saudara perempuan Mang Sraya mengalami speech delay, tetapi meskipun mengalami keterlambatan berbicara dan berbahasa, beliau memiliki daya ingat yang sangat tajam dan imajinasi yang kuat. Pengalaman personal ini kemudian memberi inspirasi pada Mang Sraya dan menginterpretasikannya ke dalam karya komposisi musik kreatif. </br></br>Karya ini menggunakan ensambel Gender Wayang. Sistem kerja musikal yang dilakukan dalam garapan ini berdasar pada beberapa dampak yang menyebabkan dan disebabkan oleh speech delay yang memungkinkan untuk dikaitkan dengan tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Gangguan artikulasi bicara diinterpretasikan dengan penggunaan tangkai panggul gender wayang dalam karya komposisi ini. Dalam repertoar gender wayang secara umum tidak menggunakan tangkai panggul untuk memukul bilah-bilah.</br></br>2. Gangguan bahasa reseptif (input) dan ekspresif (output) diinterpretasikan dengan sistem estafet atau bergiliran. Dalam repertoar gender wayang secara umum, sistem permainannya dilakukan secara bersamaan oleh semua instrument. Namun, pada karya ini menggunakan sistem bergiliran. </br></br>3. Memiliki daya imajinasi kuat diinterpretasikan dengan menggunakan banyak melodi berbeda pada setiap instrument. Hal ini berbeda dari sistem repertoar gender wayang yang secara umum memiliki satu melodi dengan ornamen polos dan sangsih. </br></br>Dalam karya ini, komposer membagi komposisi ke dalam empat bagian. Setiap bagian mewakili ide dan konsep tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Pada bagian pertama, penata menggunakan bagian bawah / tangkai panggul gender wayang. Pada bagian awal dimulai oleh kantilan 1 dengan memukul beberapa melodi pendek yang diulang beberapa kali. Kemudian pemain kantilan 1 memukul satu nada pada instrument pemade 1 yang dimaksudkan untuk memberikan aksi pada pemain selanjutnya. Pemain pemade 1 merespon dengan memainkan beberapa melodi pendek yang berbeda respon dari aksi yang diberikan oleh pemain sebelumnya. </br></br>2. Pada bagian kedua menggunakan tempo sedang. Terdapat pembagian melodi antara kantilan dan pemade. Kantilan memainkan 2 nada silih berganti dengan cepat dan ukuran yang berbeda. Di sela-sela melodi tersebut, pemade memberikan aksen sebagai penanda atau penjelas untuk melodi kantilan. Kemudian dilanjutkan dengan melodi yang berjumlah 8 ketuk dengan progresi nada berurutan dan bolak balik yang pada setiap instrumennya memiliki susunan nada berbeda. Melodi-melodi tersebut dimainkan secara estafet atau bergantian.</br></br>3. Pada bagian ketiga, tempo yang digunakan adalah pelan dan berangsur-angsur dipercepat. Pada bagian ini penata membuat satu melodi yang sama antara satu sama lainnya dengan lebih menekankan dinamika pada setiap instrumen. Kemudian dilanjutkan dengan imitasi dari salah satu repertoar gender wayang yaitu: angkat-angkatan. Gending angkat-angkatan pada gender wayang adalah salah satu jenis repertoar gender wayang yang diartikan atau sering digunakan sebagai pengiring wayang ketika berjalan menuju medan perang. Dalam jenis gending ini memiliki 2 melodi berbeda yang dimainkan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Pola melodi pada tangan kiri biasanya terdiri dari 4 ketukan yang diulang-ulang dari awal hingga akhir sedangkan melodi pada tangan kanan lebih lincah dan variatif pada progresi nadanya. Dalam hal ini, setiap instrument memiliki melodi yang berbeda namun memilki keterkaitan satu sama lain atau disebut polifoni.</br></br>4. Pada bagian keempat, menggunakan teknik polimetrik yang setiap instrumentnya memiliki ukuran birama berbeda. Kantilan 1 menggunakan ketukan 5/4, pemade 1 menggunakan ketukan 10/4, kantilan 2 menggunakan ketukan ¾ dan pemade 2 menggunakan ketukan 6/4. Dalam 1 kali putaran, semua instrument akan bertemu pada ketukan ke 30. Setiap instrument memiliki kalimat lagu yang berbeda namun pada ketukan ke 20, instrument akan dipertemukan dalam ritme yang hampir sama. Kemudian sebagai penutup terdapat sebuah kebyar dengan susunan nada berbeda antara kantilan dan pemade. </br></br>Karya Speech Delay telah dipentaskan pada festival Musik Kreatif Kuno Kini pada 2020. Karya-karya musik lainnya dari Mang Sraya dapat disaksikan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.kan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.)
  • Nyoman Butur Suantara  + (Tari Topeng Wayang Wong di Pura Taman PuleTari Topeng Wayang Wong di Pura Taman Pule. Di saat-saat menjelang upacara.., hening, muram dan terbuka kedoknya.</br>Bab selanjutnya dari Living Maks of Bali: Sacred Wayang Wong Pura Taman Pule. Potret-potret yang diambil ManButur ini merupakan bagian dari rangkaian artikel 'Dancing Memories of Wayang Wong' oleh Sawidji Gallery.ries of Wayang Wong' oleh Sawidji Gallery.)
  • I Nyoman Cerita  + (The Garuda Wisnu Kencana tells about the sThe Garuda Wisnu Kencana tells about the struggle of Lord Vishnu (Dewa Wisnu) who is assisted by the Garuda bird as his mount to seize Tirta Amerta (water of life) against the power of giants. Through a very deadly war, Tirta Amerta can be seized by The Lord Vishnu. The Tirta Amerta then is used to maintaining life.a Amerta then is used to maintaining life.)
  • Kadek Sudiasa  + (Topeng Tuli merupakan bagian dari Topeng BTopeng Tuli merupakan bagian dari Topeng Bondres. Itu dilakukan di masa lalu sebagai hiburan selama upacara dan acara komunitas. Topeng ini dibuat oleh Kadek Sudiasa untuk Pameran 'Dunia Tanpa Suara Antologi' di Galeri Sawidji.</br></br>"Mereka yang tidak bisa mendengar, jangan anggap enteng atau kurang dari mereka.. karena mereka memiliki sesuatu yang ekstra, sesuatu yang istimewa yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Ciptaan Tuhan penuh dengan keseimbangan dan keadilan. Jika mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup mendengar.. mereka memiliki hal lain yang ekstra yang mungkin tidak kita lihat." ~ Kadek Sudiasamungkin tidak kita lihat." ~ Kadek Sudiasa)
  • Luh Yesi Candrika  + (Wibisana tidak dapat menyembunyikan kesediWibisana tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, saat mengetahui kakak tertuanya Rahwana telah gugur di medan perang. Sekali pun Rahwana berada dalam jalan ketidak benaran, Wibisana merasa bersedih hati, meratapi kepergian saudara kandungnya itu. Pada saat itu juga, Rama pun hadir menghibur hati Wibisana yang sedang diliputi mendung kedukaan. Rama memuji Rahwana sebagai seorang yang terpuji melakukan tapa dan terkenal sebagai raja besar dunia yang tidak gentar gugur di medan perang. Setiap orang yang gugur dalam pertempuran mendapatkan sorga (prasasta sira nguni sampun tapa, gahan ta sira cakrawartting jagat, pejah sir ataman surud ring rana, asing mati mamuk ya moksatmaka).. Demikianlah sang maha bijaksana, senantiasa memberikan keteduhan dan memberikan kesejukan dalam setiap kata-katanya. Kemenangannya atas kekalahan Rahwana tidak menjadikan Sang Rama jumawa. Ia justru menempatkan dirinya dalam suasana kedukaan di Kerajaan Alengka. Kemudian, Rama pun meminta Wibisana yang memiliki perilaku susila dan patuh pada ajaran agama untuk memimpin kerajaan. Selanjutnya, nasihat-nasihat Rama itu pun dialirkannya pada Wibisana.</br></br>Salah satu fragmen dalam Kakawin Ramayana di atas, memberikan wawasan yang penting mengenai persoalan pemimpin (orang yang memimpin) dan kepemimpinan (cara memimpin), yang dapat dipelajari dalam konteks kehidupan saat ini. Pemimpin sering kali menjadi figur keteladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin atau raja hendaknya berperilaku baik dan mendidik sehingga layak dijadikan contoh. Kakawin Nitisastra telah mempertegas hal tersebut bahwa kewajiban seorang raja memberi pelajaran kepada segenap rakyatnya, dari golongan utama, madya, nista sekalipun. Pemimpin harus mendidik mereka berkelakuan baik (tingkahnikang prabhu sumiksa ri bhretya sanggya, sakwehnya kottama kamadhya lawan kanista, yeka warah warahaneka ya karma yukti). Untuk itu, penjadi pemimpin tidaklah mudah sehingga ada istilah bahwa sebelum memimpin orang lain, hendaknya terlebih dahulu belajar memimpin diri sendiri. Hal ini pun dinasehatkan Rama kepada Wibisana bahwa diri pribadi hendaknya dinasihati terlebih dahulu dengan inti kebenaran. Kemudian, setelah yakin berpegang dan melaksanakan ajaran agama, maka para hulubalang dan menteri pun akan mengikuti (awakta rumuhun warah ring hayu, telas ta mapageh magom agama, teke rikang amatya mantra tumut).</br></br>Lebih lanjut, selain Kakawin Ramayana dan Kakawin Nitisastra yang telah diungkapkan di atas, ajaran-ajaran kepimimpinan yang tersimpan dalam karya sastra lainnya sebagai dokumen intelektual sangat baik untuk dibaca, direnungkan, dan diamalkan. Misalnya, dalam teks Kakawin Sutasoma yang menekankan cinta kasih dalam kepemimpinan, Geguritan Niti Raja Sasana yang memuat tentang nilai-nilai dari seorang pemimpin, Udyogaparya, Arjunawiwaha, dan lain sebagainya. Teks-teks ini memberikan rujukan penting untuk para pemimpin dalam memangku tanggung jawabnya. Hanya saja, sejauh mana kegiatan literasi dilakukan oleh seorang pemimpin? Jika tidak melalui aktifitas literasi dengan kegiatan membaca salah satunya, lalu dari manakah sumber pengetahuan seorang pemimpin itu? Apalagi pemimpin yang hendak dijadikan panutan oleh masyarakat?</br></br>Sejauh ini, dalam catatan sejarah sosok pemimpin Bali yang dikenal kepemimpinannya, yaitu I Gusti Ngurah Made Agung atau Cokorda Denpasar. Raja Badung yang juga dikenal dengan sebutan Cokorda Mantuk Rinng Rana memimpin perang puputan saat melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 September 1906. Sementara itu, kepemimpinan I Gusti Ngurah made Agung sebagai raja Badung, memiliki kekuasaan yang tidak hanya dirasakan di Badung, tetapi juga di Bali pada umumnya. Konsentrasi Belanda yang menganggap raja Badung adalah representasi kekuatan Bali yang menyebabkan Belanda mengarahkan perhatiannya ke wilayah ini.</br></br>I Gusti Ngurah Made Agung sebagai seorang pemimpin yang bersenjatakan keris, juga mempersenjatai dirinya dengan pisau tulis. Maksudnya, beliau melakukan aktifitas literasi dengan mengarang sejumlah karya sastra. Untuk itu, beliau juga disebut sebagai pemimpin yang bertongkatkan sastra. Sejumlah karya sastra yang beliau tulis seperti, Geguritan Loda, Niti Raja Sasana, Hredaya Sastra, Dharma Sasana, Nengah Jimbaran, dan Purwa Sanghara (Agastia, 2006: 7). Kemampuan mengolah rasa dan bahasa yang dimiliki oleh I Gusti Ngurah Made Agung sangat luar biasa. Misalnya dalam salah satu karyanya yang berjudul Geguritan Dharma Sasana, beliau menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa Jawa-Mlayu (Basa cara Jawa Mlayu). Selain itu pada Geguritan Cara Mlayu (Geguritan Nengah Jimbaran), I Gusti Ngurah Made Agung menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa Mlayu. Sementara itu, pada geguritan yang terpanjang dan terbesar yang beliau tulis, yaitu Geguritan Purwa Sanghara menggunakan bahasa Bali dengan jenis tembang ala Surakarta (nanging tembang cara Surakarta/ basa Bali pangikete). Demikianlan seorang pemimpin yang bersastra, mampu menuntun rakyatnya pada jalan kebenaran. </br></br>Pemimpin yang mampu menuntun jika diumpamakan dalam sebuah banawa (kapal), maka seorang pemimpin adalah nahkodanya. Seorang nahkoda di sebuah kapal, memiliki peranan sebagai penyelamat atau dapat pula menjadi penyebab atas kematian dan kesengsaraan para penumpangnya saat badai besar menyerang. Pemimpin yang dapat menjadi payung peneduh (catraning jagad), yaitu melindungi dan mengayomi seluruh rakyatnya secara adil sehingga mewujudkan kesejahteraan hidup.l sehingga mewujudkan kesejahteraan hidup.)
  • Dewi Dian Reich  + (Sawidji Comes Home is a celebration of ourSawidji Comes Home is a celebration of our new home in the historic part of Plawa Denpasar, with a collection of works from our artist collective. A wonderful exposition of dynamic, multi-disciplinary creative voices.</br></br>We celebrate each individual passion, fixation, obsession, compulsion of each artist that is at the core of their creative drive. What compels them to create in this pure and selfless way. As artists we go through such a personal and intimate process, often filled with some form of struggle within the self, only to give birth to the physical form of an idea. This in itself is a wonder, a powerful seed that nourishes arts' growth.powerful seed that nourishes arts' growth.)
  • Agung Bawantara  + (Agung Bawantara Di Tengah Kabut Lima kalAgung Bawantara</br>Di Tengah Kabut</br></br></br>Lima kali sudah</br>Pesawat ini berputar-putar </br>Kabut begitu tebal</br>Tujuh bukit kapas </br>Tak menyamainya</br>Landasan buat mendarat </br>Sama sekali tak terlihat</br>Di satu kursi dengan pinggang terikat ketat</br>Aku seketika renik </br>Kebimbangan di kiri</br>Harapan di kanan</br>Dari bingkai jendela kudengar:</br>Hidup adalah perjalanan dari utang ke utang</br>Kau harus berderap </br>saban hari</br>Berputar </br>Bersama Semesta</br>Lunasi setiap janji</br></br>Dua kali lagi</br>Berputar pesawat ini </br>Kabut masih tebal saja</br>Nyatanya sembilan bukit kapas pun tak serupa </br>Landasan untuk mendarat tetap tak terlihat</br>Tapi Sang Kapten telah bersiap </br>Mengunci radar dan menukikkan pesawat</br>Ada celah tersingkap oleh cahaya</br> Jangan tanyakan dari mana cahaya itu </br>Kau sudah tahu. Kau kerap bercumbu</br>Sabuk di pingganggku semakin erat</br>Seperti tangan Ibu yang selalu membuatku jadi bocah</br>Kulirik jendela sebelah</br>Kudengar jua:</br>Hidup hanyalah perjalanan dari piutang ke piutang</br>Berputarlah terus</br>Berputar </br>Bayar tunai piutang sendiri</br>Para penerima adalah malaikat-malaikat zakat</br>Membuatmu mengecil jadi zat</br>Menyatu dengan apa saja</br></br>Ada yang keluar dari badan</br>pesawat yang siap mendarat</br>miring ke kiri </br>miring ke kanan</br>tegak kemudian</br>Pramugari pun meraih pengeras suara:</br> Karena pasti telah senantiasa </br>Dia beri selimut kabut </br>Lebih tebal</br>Dari yang kusyukuri saban hari</br>Harus kuperdalam sujud syukur </br>Agar menebal </br>Selimut kabut yang kusyukuri esok hari</br></br>Karena pasti telah senantiasa </br>Dia beri cahaya</br>Lebih terang</br>Dari yang kusyukuri saban hari</br>Harus kulipatgandakan rasa syukur</br>Agar semakin terang </br>Selimut cahaya yang kusyukuri esok hari</br></br></br>(Bandung-Denpasar PP, Agustus-September 2018)ndung-Denpasar PP, Agustus-September 2018))
  • Ida Ayu Oka Rusmini  + (DI DEPAN MEJA RIAS sebatang lipstik mendeDI DEPAN MEJA RIAS</br></br>sebatang lipstik mendekat. Aromanya liar.</br></br>dengan pandai dilumatnya bibirku.</br></br>dia meneteskan:</br></br>arak, kekentalan susu, dan aroma asin aku melihat topeng menari-nari lewat mataku (seorang laki-laki mendekat) Kau perlukan segenggam bedak.</br></br>kurebut kucairkan di wajahku aku mulai mengurai butir-butir itu menutupi lubang pori-pori wajahnya.</br></br>Pori-pori itu diam, menikmati kehangatannya Sebatang pensil alis mengangkat dirinya tinggi-tinggi.</br></br>Dia pandai memainkan huruf-huruf di atas mataku dia mulai melukis dan membuat huruf baru katanya: huruf ini hanya milik perempuan (seorang laki-laki mendekat) dia kagumi keliaran warna-warna yang melekat.</br></br>aku mulai menggeliat, agak panas.</br></br>benda-benda itu terus menahanku.</br></br>aku berloncatan, mengurai diriku.</br></br>hati-hati kubakar wajahku.</br></br>(laki-laki itu menjauh)</br></br>Denpasar, Januari 1997-laki itu menjauh) Denpasar, Januari 1997)
  • Gde Hariwangsa  + (Hartanto Elegi Sebuah Kedai Dingin senjHartanto</br></br>Elegi Sebuah Kedai</br></br></br>Dingin senja di jalan Wang Fu Jing</br>serasa menusuk tulang tualangku. </br>sayup, kudengar nyanyian misa di gereja tua</br>dilapis riuh kanak-kanak yang bermain </br>gasing nasib, seirama putaran rembulan.</br>Di kedai perempuan cantik, bir tak mampu</br>menghangatkan tubuh dan ruh</br>meski pendiangan hanya sedepa di sisiku</br>dan gerimis kembali menyentuh ingatanku</br>tentang gereja tua yang terhimpit</br>keriuhan para pejalan dan masa silam</br></br>“Ni hao ma”, sapa dan senyum manis</br>Gadis penjaja bir buyarkan lamunan</br>dan angananku yang mengembara </br>di altar tanpa jiwa, tanpa darah penebusan.</br>Hujan memacu malam, dan jiwa-jiwa</br>kian membeku di dingin alam.</br>Siapa sembunyi di remang lampu</br>ketika kudengar derit bambu </br>milik para dinasti yang beranjang</br>di singgasana sunyi.</br></br>Di mata beningmu, tergurat</br>nganga luka dari kuil di desamu</br>yang roboh dilanda air bah</br>sebab, rahib dan para pemuja kesunyian</br>kehilangan jejak perjalanan silam.</br>Cahaya bulan malam ini semburat</br>jadi simponi pemandu hati </br>ketika kau memuja Sun Yat Sen</br>dari serpihan duka purbamu.</br></br>Mari bersulang,</br>melupakan perang kemarin petang</br>ketika candu mengkoyak rumpun suku.</br>Kudengar lirih gemertak gigi rapimu</br>di tengah malam kian kelam.</br>Ada yang meleleh dari kelopak matamu</br>Itu bukan air mata, tapi perih dan rintih</br>Yang mengkristal di putaran waktu</br></br></br>Beijing – Denpasar, 2012-2020.ran waktu Beijing – Denpasar, 2012-2020.)
  • Putu Ayu Sani Utami  + (Lansia rentan terhadap hipertensi akibat aLansia rentan terhadap hipertensi akibat akumulasi gaya hidup tidak sehat dalam waktu yang lama dan dapat diperburuk oleh stres akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan penurunan kondisi fisik, perubahan peran dan hubungan sosial, kemampuan ekonomi, penyakit degeneratif dan pengobatan dalam jangka panjang. Faktor risiko hipertensi dapat disebabkan oleh stres. Manajemen stres dapat dilakukan dengan kombinasi terapi seni kreatif yaitu menyanyi, menggambar, dan mendongeng yang memiliki efek relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi seni kreatif terhadap tingkat stres dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar Timur, Bali, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pre-tes dan pos-test. Sampel yang digunakan adalah 63 lansia penderita hipertensi yang mengalami stres ringan dan sedang dengan teknik sampling acak sederhana yang dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan dengan jumlah masing-masing kelompok 21 lansia. Tingkat stres hipertensi dievaluasi menggunakan The Stress Assessment Questionnaire dan pengukuran tekanan darah menggunakan manometer. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terapi seni kreatif dapat menurunkan stres lansia secara signifikan dengan p value 0,000<0,05. Rata-rata tekanan darah pada terapi seni kreatif mengalami penurunan d. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai p nilai tekanan darah (sistole;diastole) untuk menyanyi (0,002;0,014), mendongeng (0,009;0,008) dan menggambar (0,016;0,011) < 0,05 yang artinya ada pengaruh terapi tersebut terhadap lansia tekanan darah. Hasil analisis Ancova menunjukkan tidak ada perbedaan hasil tekanan darah setelah setiap intervensi diberikan pada lansia (p value 0,244>0,05 untuk sistol dan p value 0,738>0,05 untuk diastol). Itu berarti bahwa setiap intervensi memiliki efek yang sama pada penurunan tekanan darah. Terapi seni kreatif memberikan efek relaksasi saat melakukan aktivitas seni sehingga perasaan menjadi tenang dan merangsang proses penyembuhan. Penelitian lebih lanjut dengan jumlah penduduk yang lebih besar perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat terapi seni kreatif untuk menurunkan stres dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.es dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.)
  • Luh Mira Puspita  + (Masalah gizi pada balita khususnya gizi kuMasalah gizi pada balita khususnya gizi kurang dan gizi berlebih masih sering dijumpai. Asupan bergizi merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi penentu status gizi anak. Menyediakan asupan yang bergizi bagi anak juga ditentukan oleh pengetahuan ibu. Oleh karena itu pemberian pendidikan kesehatan kepada ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam memberikan gizi yang cukup baik bagi anaknya. Terkait hal tersebut, informasi kepada para ibu dapat disampaikan melalui pemberikan buklet sebagai media pendidikan kesehatan. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan para ibu dalam memberikan nutrisi pada anaknya. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan disain satu grup pre- dan pos-tes. Populasi dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak balita dan berdomisili di wilayah kerja Puskemas Denpasar Timur I. Untuk menentukan lokasi (banjar) penelitan, digunakan model sampling acak. Sedangkan total sampling digunakan untuk merekrut ibu-ibu di lokasi terpilih. Uji Wilcoxon dilakukan karena data tidak berdistribusi normal (α = 0,05, CI = 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian nutrisi pada anaknya. Penyedia layanan kesehatan khususnya Puskesmas harus memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang gizi yang cukup terus menerus.ibu tentang gizi yang cukup terus menerus.)
  • Gede Benny Setia Wirawan  + (Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehPandemi COVID-19 merupakan krisis kesehatan dan ekonomi masyarakat yang terjadi bersamaan. Keterkaitan antara dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 perlu dikaji untuk meningkatkan upaya mitigasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan stres yang dirasakan dengan kepatuhan terhadap rekomendasi perilaku pencegahan.Metode:Penelitian analitik potong lintang ini dilakukan pada orang dewasa di wilayah pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel direkrut dengan consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri. Variabel yang diteliti meliputi demografi, indikator kerentanan ekonomi, persepsi stres, kepatuhan mencuci tangan, pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan aktivitas sosial. Analisa korelasi, regresi linier, dan analisis jalur dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23.0. Sebanyak 161 responden yang terdiri atas 34,2% laki-laki memiliki usia rata-rata 36,31 (± 7,16) tahun. Jenis kelamin perempuan, kerentanan pekerjaan, kerentanan pendapatan, dan stres yang dirasakan ditemukan sebagai determinan independen. Jenis kelamin perempuan dan kerentanan pekerjaan yang lebih tinggi ditemukan berhubungan dengan perilaku pencegahan yang lebih baik dengan nilai adjusted β masing-masing 0,276 dan 0,306. Sementara itu, terdapat hubungan yang yang berlawanan antara kerentanan pendapatan dan persepsi stres dengan nilai β masing-masing -0,247 dan -0,224. Terdapat hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan praktik perilaku preventif selama pandemic COVID-19. Penelitian ini menyarankan agar kebijakan kesehatan masyarakat terhadap COVID-19 membahas tentang langkah-langkah dalam jaring pengaman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan.aman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan.)
  • Dewa Ayu Posmaningsih  + (Partisipasi masyarakat merupakan salah satPartisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Perubahan perilaku harus ditanamkan sejak dini. Buklet adalah media yang tepat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku siswa sekolah dasar. Materi pemilahan sampah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan pesan teks dan gambar. Penelitian eksperimen semu dengan desain satu grup pre-tes dan pos-tes. Metode pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah 90 orang dari 65 sekolah dasar di Denpasar Selatan. Instrumen penelitian ini adalah angket, dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis wawancara membandingkan mean paired sample t-test. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan metode evaluasi diri dengan media buklet dengan nilai (p<0,001). Upaya promosi kesehatan dengan mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Sekolah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan.n orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan.)
  • Luh Putu Kirana Pratiwi  + (Pembangunan pariwisata berkelanjutan diaraPembangunan pariwisata berkelanjutan diarahkan untuk mengembangkan</br>pariwisata perkotaan yang ramah lingkungan. Revitalisasi sungai di Kota Denpasar merupakan salah satu program kerja pemerintah Kota Denpasar yang bertujuan untuk memberikan pendidikan ekologi kepada masyarakat sekitar yang juga dapat memiliki nilai ekonomi. Secara tradisional, sungai adalah kawasan suci yang layak untuk dilestarikan dalam mewujudkan kegiatan dalam kebijaksanaan Tri Hita Karana, yaitu menjaga hubungan baik dengan Tuhan, alam dan manusia, sehingga keberadaan air di Bali</br>harus terus di jaga kualitas dan kuantitasnya. Strategi penting untuk mengetahui potensi pengembangan ekowisata di daerah perkotaan adalah</br>pemberdayaan masyarakat sekitar di kawasan wisata. Pemberdayaan masyarakat adalah unit vital yang terkait dengan aspek fisik, materi, ekonomi dan pendapatan, aspek kelembagaan (pertumbuhan kekuatan individu dalam bentuk kelompok/kelompok), kekuatan kerjasama, kekuatan intelektual, dan kekuatan bersama untuk mematuhi dan menerapkan prinsip - prinsip pemberdayaan. Prinsip ekowisata memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan meminimalkan dampak negatif dari lingkungan sekitarnya melalui upaya konservasi dengan menjaga kualitas lingkungan dan budaya lokal, serta mampu memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.)
  • I Made Pageh  + (Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah Kampung Islam Kepaon Bali, struktur kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Keapon Bali, kearifan lokal kehidupan bertoleransi antar umat beragama di Kepaon Bali dalam perspektif Trihita Karana, dan nilai-nilai kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon Bali bisa digunakan sebagai Sumber Belajar IPS. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan metode pendekatan dan metode penelitian, serta teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur, selanjutnya subjek dan lokasi penelitian terdiri dari lokasi penelitian, tahap-tahap penelitian, dan terakhir teknis analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kampung Islam Kepaon merupakan pemukiman muslim yang beretnis Bugis dan keberadaanya di pusat Kota Denpasar, umat muslim bugis Kampung Islam Kepaon memiliki hubungan historis yang sanga erat dengan kerajaan Badung. Kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon dalam perspektif keajegan Trihita Karana terbagi menjadi tiga bagian yaitu tradisi Ngejot, tradisi Magibung, dan tradisi tari Rodat. Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber belajar IPS di SMP/MTs karena memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai religius, nilai toleransi, nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai patriotism, nilai sialturahmi dan persaudaraan, serta nilai peduli. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs.erguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs.)
  • I Putu Udiyana Wasista  + (Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi psikologis masyarakat di Kota Denpasar, dilihat dari fenomena tren pemilihan cat warna untuk rumah tinggal pada masa pandemi Covid-19. Survei dilakukan pada 12 toko cat dan bangunan yang tersebar di wilayah Kota Denpasar. Metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan penyajian deskriptif. Hasil dari penggalian data dikaji menggunakan teori psikologi warna. Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa pemilihan warna putih dan warna-warna cerah, berimplikasi pada keinginan masyarakat untuk menciptakan kondisi damai, tenang, bersih dan menyenangkan pada rumah tinggal di masa pandemi Covid-19.Pemilihan warna secara implisit menunjukkan pengharapan pada diri masyarakat Kota Denpasar. Pengharapan untuk masa depan yang lebih baik, yang sempat mengguncang banyak sektor kehidupan selama masa pandemi Covid-19.or kehidupan selama masa pandemi Covid-19.)
  • Putu Sudjana  + (Puisi Tanah Bali (1) kita bangun mimpi dPuisi Tanah Bali</br></br></br>(1)</br>kita bangun mimpi</br>dari khayal anak anak lahir</br>di pantai meski kelam terasa</br>buih ombak teresap ke balik pasir</br></br>roda kereta kala terus bergerak</br>memanjat langit, menyusur lembah</br>batang batang pohon tua</br>kulit berselimut lumut</br>cuaca basah</br>aku mencatat</br>perjalanan panjang</br>memilah kesiasiaan</br></br>mengapa setiap membangun</br>cinta mesti memperoleh kenikmatan</br>padahal kerinduan karena kelahiran</br>yang mempesona</br></br>di tubuh januari tahun anjing</br>masih terdengar gemuruh hujan desember</br>angin dingin membeku nanah luka</br>ah, senyum seorang ibu</br>dan lambaian tangan kanakkanak</br>adalah pengantar petualangan</br>tapi penyair akan pulang pada kata kata</br>entah di awal gerimis</br>pada ruang yang terus menyempit</br>bersama para petani menyiangi tanaman</br>pijakan kaki di lumpur tanah garapan</br>melengkingkan kebisuan</br>lebih gemuruh dari risau sebuah pabrik</br>menggema sampai istana para raja</br>masa silam</br>entah di awal kemarau</br>bersama anak anak ayam</br>mengorek sisa sia sia</br></br>(2)</br>dari berjuta pagi kutemukan satu</br>yang telah silam</br>satu lagi silau</br>di mata</br>dan kita merasa bangga sebagai manusia</br>tiap malam menyimpan kenangan dalam almari</br>kadang mengadu pada cermin</br>menata wajah sebab khawatir</br>menjadi tua</br></br>ini abad kembang kertas</br>membangun mimpi</br>dari khayal orang orang hutan</br>menuju rumah matahari</br>bagi sebuah pesta</br>pesta</br>pesta</br>pesta</br>sorak sorai slogan duniawi</br></br>keindahan sunyi sudah lama terkubur</br>ibarat laut kering dan seekor anjing</br>melongok neteskan liur</br>ikan ikan tinggal kerangka</br>sedang seseorang sangat asing</br>tersenyum bangga</br>bagi lukisan abstrak paling istimewa</br></br>(3)</br>ketika layar sandyakala terbentang</br>seorang lelaki berdiri sendiri</br>di sudut bale banjar</br>nampak ragu memukul kentongan kematian</br>karena matahari biasa pulang di kaki langit</br>ufuk barat tiada nampak awan hitam</br>pekat</br>apa bukan karena gerhana?</br>mencoba genggam hati nurani</br>sebab esok masih ada upacara kelahiran</br></br>di halaman pemerajan</br>seorang kakek membimbing cucu cucunya</br>sujud menghadap matahari pagi</br>menabur bunga putih kuning</br>harum asap dupa dan bau kemenyam dibakar</br>menembus hari depan</br>keris pusaka</br>ditancapkan di tanah leluhur</br>tanah leluhur</br>adalah sebuah keyakinan tak boleh dinistakan</br>sebab para peladang masih mencintai desanya</br>meski gerimis hari ini menjadi kemarau</br>kemudian</br></br>ketika membangun mimpi</br>dari khayal bidadari tersenyum ramah</br>di kanvas seorang pelukis</br>mengapa dibiarkan tertutup jamur?</br></br></br>Denpasar, 1993-1994rkan tertutup jamur? Denpasar, 1993-1994)
  • I Gedé Putra Ariawan  + (SANGGULAN (I Gédé Putra Ariawan) Putu ISANGGULAN </br>(I Gédé Putra Ariawan) </br></br>Putu Iwan Ardana, mahasiswa kampus kedokteran gigi di Dénpasar mendapat tugas lapangan. Dia akan memberikan pengarahan kesehatan ke désa-désa tentang program gigi sehat. Sebelum programnya berjalan, Putu Iwan mengecék lokasi dan melakukan observasi lapangan agar dengan jelas tahu tempat ia mendapat tugas. Ditolehnya papan pengumaman, dilihat namanya sudah tertempel dan mendapat tugas di Tabanan. “Aduh!” Putu Iwan merengut memikirkan tempat tugasnya. Seketika alisnya berkerut.empat tugasnya. Seketika alisnya berkerut.)
  • Arik Agustina  + (Sampah plastic telah menjadi masalah bagi Sampah plastic telah menjadi masalah bagi pariwisata berkesinambungan, terutama di Bali. Berbagai upaya untuk menguranginya telah ditempuh oleh pemerintah, seperti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Kota Denpasar No. 36 tahun 2018. Artikel ini bertujuan untuk memahami pendapat dan perubahan pola prilaku warga Bali, terutama di Kota Denpasar setelah diterapkannya peraturan Walikota Denpasar dan Gubernur Bali terkait sampah plastik. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan, mahasiswa (Departmen Pariwisata), pedagang, masyarakat umum, dan dosen. Hasilnya adalah semua orang mengetahui peraturan pemerintah tentang pembatasan kantong plastik sekali pakai, namun hanya sebagian warga hanya mengetahui jika peraturan tersebut ada tanpa memahami siapa yang mengeluarkan. Sebagian besar masyarakat setuju dengan kebijakan tersebut, namun ada juga yang tidak setuju karena penggunaan kantong plastik lebih hemat. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja sendiri.mulai menggunakan kantong belanja sendiri.)
  • I Nyoman Wardi  + (Studi ini dilaksanakan pada tahun 2008 di Studi ini dilaksanakan pada tahun 2008 di Gianyar, Badung, dan Denpasar. Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan sistem pengelolaan sampah perumahan warga Bali, serta untuk memahami berbagai masalah yang dihadapi dalam sistem manajemen limbah berbasis komunitas. Untuk mencapai tujuan-tujuan dimaksud, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Data yang terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah kendala dihadapi oleh lembaga pengelola limbah di tingkat desa seperti: 1) rendahnya kesadaran publik, 2) sulitnya mencari lahan untuk mengelola sampah, 3) belum adanya pemisahan sampah organik dan non-organik di rumah masing-masing, 4) jadwal pengangkutan sampah yang kurang tepat, 5) terbatasnya jumlah mesin penebah, 6) pemasaran kompos yang tidak teratur dan masih sangat terbatas, 8) kendala kesehatan pekerja pengolah sampah, 9) terbatasnya dana operasional manajemen limbah. Pengelolaan limbah berbasis sosial budaya bermanfaat untuk mengaktualisasi dan meningkatkan peran institusi tradisional (desa tradisional/banjar) karena ini mendukung visi dan misi Tri Hita Karana, mengubah paradigma budaya Bali mengenai manajemen limbah (rekayasa budaya), aktualisasi nilai-nilai budaya dan kesucian lingkungan (sebagai sumber daya yang penting) serta wilayah, mendorong tradisi gotong royong menjaga lingkungan, mempromosikan upaya 3R (reduce, reuse, and recycle) dalam pengelolaan sampah rumah tangga, meningkatkan peran ibu rumah tangga, menerapkan aturan pengelolaan sampah rumah tangga dan lingkungan yang effektif melalui mekanisme penghargaan-hukuman dengan awig-awig.isme penghargaan-hukuman dengan awig-awig.)
  • Agung Wiyat S. Ardhi  + (TAKSU Oleh: Agung Wiyat S. Ardhi HentikanTAKSU</br>Oleh: Agung Wiyat S. Ardhi</br></br>Hentikan gerakan melayang itu</br></br>Duhai Matahari, duhai angin, duhai hari. hamba teramat takut Tuhan bosan</br></br>Marah membara, hamba mengharapkan yang dicari mencari segala dicari tidak didapat </br></br>tidak mendapat kapandaian.</br></br></br>Kini, dari Prabhata laut Sanur</br></br>Saraswati bersinar menyinari keutamaan beliau menaburkan bunga-bunga kecerdasan, </br></br>Kepandaian</br> </br>Kepada dia yang tekun mempelajari sastra </br></br>Mempelajari aksara</br> </br>Mempelajari filsafat.</br></br></br>Matahari, angin, hari</br></br>Jangan lagi dijeda orbitmu,</br> </br>Hamba tak lagi takut </br></br>Tuhan tak lagi bosan</br> </br>Sebab Saraswati sudah memerciki</br> </br>Padma Kesara</br> </br>Taksu</br> </br>Menaburkan bunga-bunga kebaikan</br> </br>Memenuhi alam Denpasar.</br></br></br>Kini, marilah masukkan dupa itu berbungakan api</br> </br>Membara</br></br>Agar mendapat segala yang dicari</br> </br>Mencari kepandaian</br> </br>Mencari kemakmuran</br> </br>Berdasarkan cinta kasih</br></br>Hingga mendapatkan kebahagiaan</br></br></br>Bhadarika Ashrama,</br></br>14 Agustus 2013iaan Bhadarika Ashrama, 14 Agustus 2013)
  • Dewi Susiloningtyas  + (Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali adalah sTaman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali adalah salah satu hutan konservatif mangrove di Indonesia. Umumnya, hutan ini dimanfaatkan untuk riset, sains, pendidikan, kebudayaan, wisata budaya, dan rekreasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisa persepsi anggota masyarakat sekitar lokasi hutan mangrove Ngurah Rai terhadap ekosistem mangrove, 2) menganalisa partisipasi anggota masyarakat di sekitar wilayah hutan terkait manajemen hutan mangrove, 3) menganalisa korelasi antara persepsi dan partisipasi masyarakat di sekitar Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 di Denpasar, dan berlokasi di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Paper ini ditulis berdasarkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan unit analisa yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mewawancari anggota komunitas di wilayah studi. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk analisa kuantitatif dan kualitatif.bentuk analisa kuantitatif dan kualitatif.)
  • Ni Ketut Sri Rahayuni  + (Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikaTulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan wacana politik yang memiliki kaitan dengan gender dalam kampanye media luar ruang. Media kampanye luar ruang merupakan ruang publik yang paling efektif untuk dapat menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan seorang calon baik pemimpin maupun anggota parlemen apalagi jika dikaitkan dengan gender yang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Gender dalam politik Indonesia masih belum seimbang mengingat belum optimalnya dan keseimbangan kontribusi laki-laki dan perempuan dalam dunia politik. Hal itu menjadi perhatian utama media luar ruang kampanye sejumlah caleg perempuan pada pemilu legislatif 2014. Sumber data dari makalah ini diambil dari daerah - Badung, Jembrana, Klungkung, dan Denpasar. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara perekaman dengan memotret media kampanye luar ruang yang berisi informasi terkait gender. Selanjutnya, metode deskriptif kualitatif menjadi pilihan untuk mendeskripsikan data – data penelitian yang berkaitan dengan teori wacana dan teori gender dalam penggunaan bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa gender merupakan salah satu wacana pemilihan calon wakil rakyat, khususnya perempuan untuk mendapatkan suara dan simpati. Untuk itu, proyeksi penggunaan istilah gender, kesetaraan hak, dan perjuangan dengan laki-laki menjadi pilihan utama untuk menunjukkan perjuangan kesetaraan gender. Variasi penggunaan juga terlihat namun dengan tetap mempertahankan sisi gender perempuan sebagai pihak yang memperjuangkan haknya. sebagai pihak yang memperjuangkan haknya.)
  • Nyoman Butur Suantara  + ('Melodious Urban' merupakan karya baru Man'Melodious Urban' merupakan karya baru ManButur Suantara menanggapi tema pameran Sawidji Gallery yang bertemakan 'Dunia Tanpa Suara'.</br></br>Apakah kita menganggap kebisingan sebagai gangguan? Apakah tenang berarti damai?</br></br>Menangkap hiruk pikuk Jalan Gajah Mada Denpasar, gambar dibuat dengan teknik multiple exposure. Dengan kombinasi 9 gambar menjadi satu gambar tunggal. Lalu ada 25 gambar ini yang masing-masing terdiri dari 9 gambar.</br>Bagi sebagian orang yang tinggal di jalan yang sibuk ini, kebisingan itu biasa bagi mereka. Untuk melihat knalpot mobil dan motor yang keras dan klakson dari lalu lintas 24 jam sehari. Namun, ketika saya bertanya kepada beberapa orang yang tinggal di sana, mereka tidak mengatakan berisik. mereka bilang itu normal.</br>Sepertinya mereka dikondisikan dengan lingkungan dan berhubungan baik dengan kebisingan. Dengan membuat gambar ini saya mencoba melihat dunia terbalik. Berada dalam aktivitas ini dan berhubungan dengan keheningan dan ketenangan yang tampaknya ditemukan beberapa orang di sana.ampaknya ditemukan beberapa orang di sana.)
  • Dewi Dian Reich  + ('Tari adalah seni dari dulu yang melekat p'Tari adalah seni dari dulu yang melekat pada jiwa kreatif Bali. Salah satu dari banyak bentuk ibadah yang dipersembahkan umatnya kepada Sang Pencipta. Ini adalah kesamaan yang kita miliki dengan banyak budaya di seluruh dunia. Bentuk-bentuk tarian tradisional adalah manifestasi kreativitas manusia yang wajar dan mungkin tak terhindarkan. Dimodelkan dan ditempa untuk mewujudkan pemikiran dan filosofi kami.'</br></br>Melihat warisan yang kaya dalam tarian tradisional Bali sambil membahas dampak yang disebabkan oleh khalayak komersial. Menulis artikel adalah satu bagian, tetapi tidak akan mungkin tanpa kontribusi sepenuh hati dari mereka yang memberikan sepenuhnya kolaborasi untuk jenis proyek ini. Sri Apriani berbagi pengalamannya dan mementaskan Tari Condong di Sanggar Sawidji sekaligus menjadi muse rangkaian potret Dewi Dian Reich Menjelajahi wajah-wajah di balik tarian.h Menjelajahi wajah-wajah di balik tarian.)
  • Luh Yesi Candrika  + (BASAbaliWiki Menggelar Rapat Program KerjaBASAbaliWiki Menggelar Rapat Program Kerja Tahun 2020</br>Bertempat di Dharmanegara Alaya Denpasar</br></br>Mengawali tahun baru 2020, Yayasan BASAbaliWiki mengelar acara rapat program kerja tahun 2020 pada hari Sabtu, 11 januari 2020 yang bertempat di Gedung Dharmanegara Alaya Denpasar. Acara yang diketuai oleh Putu Eka Guna Yasa, S.S.,M.Hum tersebut dihadiri oleh para pembina dan para pengurus Yayasan BASAbaliWiki. Rapat yang dimulai pada pukul 09.00 wita sampai 15.00 wita tersebut membahas mengenai program kerja di masing-masing divisi yang terdapat dalam web BASAbaliWiki, di antaranya divisi Perpustakaan Virtual yang dikoordinatori oleh Ni Nyoman Clara Listya Dewi, divisi lontar miwah upacara oleh Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, divisi Inisiatif Lingkungan oleh I Wayan Artha Dana, divisi Media Sosial oleh IGA Wiwin Rusma Windiyana Putri, divisi Gatra Milenial oleh I Made Agus Atseriawan Hadi Sutresna, divisi Buku Cerita Anak dan Cerita Rakyat oleh Made Sugianto, divisi Biografi olih I Wayan Jengki Sunarta, divisi Kamus Daring oilh Ida Wayan Eka Werdi Putra, serta divisi Sejarah Tempat dan Pelatihan olih I Kadek Juniantara. Seluruh divisi yang disiapkan dalam web BASAbaliWiki tersebut sebagai usaha untuk mengembangkan tradisi Bali (khususnya bahasa Bali dan kebudayaan Bali pada umumnya) di tengah-tengah interaksi global dengan sarana media digital.</br>Ketua Yayasan BASAbaliWiki, Dr.Drs. I Wayan SUardiana, M.Hum dalam sambutannya menyatakan bahwa berbagai usaha yang sudah dilaksanakan oleh tim BASAbaliWiki pada setiap divisi sudah berjalan dengan baik. Lebih lanjut, beliau menytkn bahwa berbagai usaha yang telah dilakukan tersebut juga telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dunia, salah satunya melalui penghargaan yang diberikan oleh Unesco serta apresiasi yang juga telah diberikan oleh pemerintah Provinsi Bali.</br>“Yayasan BASAbaliWiki telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dunia Internasional serta dari pemerintah Provinsi Bali. Untuk itu, program-program yang dilaksanakan di BASAbaliWiki agar memiliki korelasi atau acuan dengan program pemerintah Provinsi Bali yaitu “Nangun Sat Kertih Loka Bali”, yang berbasis bahasa, sastra, dan aksara Bali. Dengan demikian, maka budaya Bali dapat bertahan dan terus berkembang”.</br></br>Selanjutya, Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbaliWiki, Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum juga memberikan sambutannya dalam rapat awal tahun tersebut. Beliau banyak memberikan nasihat dan motivasi kepada tim BASAbaliWIki agar tidak lekas jumawa terhadap prestasi yang sudah diterima. Selain itu, beliau juga berharap agar program-program yang ada di BASAbaliWiki dapat bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat.</br>“Janganlah cepat jumawa saat dengan apresiasi-apresiasi baik yang diberikan. Tim BASAbaliWiki agar senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakan program-program yang nantinya dapat berguna untuk seluruh masyarakat, dari mulai generasi muda sampai generasi tua. Semua itu dapat terwujud apabila tim BASAbaliWiki senantiasa menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial lainnya, instansi pemerintah, dan sekolah-sekolah yang ada di Bali”.</br></br>Salah satu pendiri BASAbaliWiki, Alissa Stern dalam sambutannya yang diwakili oleh Putu Eka Guna Yasa, S.S.,M.Hum menyampaikan pesannya agar keberadaan BASAbaliWiki dapat menjadi salah satu media digital yang senantiasa berupaya untuk melestarikan keberadaan bahasa Bali dalam era globalisasi saat ini.</br>“Keberadaaan bahasa-bahasa daerah di dunia semakin terdesak keberadaannya bahkan terancam mengalami kepunahan. Hal ini yang patut diperhatikan dalam situasi zaman saat ini. Untuk itulah, melalui BASAbaliWiki yang menggunakan media bahasa Bali dalam media digital ini dapat menjadi contoh dalam usaha melestarikan bahasa-bahasa daerah yang ada di wilayah Nusantara dan dunia Internasional”</br>Selain Alissa Stern, pendiri BASAbaliWiki lainnya yang hadir pada acara rapat tersebut adalah I Putu Suasta. Beliau memberikan banyak masukan sekaligus motivasi kepada para pengurus BASAbaliWiki, berkiatan dengan usaha-usaha baru yang kreatif dan inovatif untuk dilaksanakan dalam menjalankan program-program kerja BASAbaliWiki.</br></br>Rapat program kerja BASAbaliWiki tahun 2020 yang berjalan selama kurang lebih enam jam tersebut ditutup dengan acara kebersamaan yaitu dengan menuliskan berbagai mimpi atau harapan-harapan para pengurus BASAbaliWiki yang hadir, berkenaan dengan program-program kerja BASAbaliWIki dalam kurun waktu satu tahun dan diakhiri dengan dengan acara foto bersama. (@YesiCandrika BASAbaliWiki)foto bersama. (@YesiCandrika BASAbaliWiki))
  • Luh Yesi Candrika  + (Bahasa pertama yang diajarkan oleh seorangBahasa pertama yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Sejak berada di dalam kandungan, seorang ibu melakukan interaksi pada calon bayinya dengan menggunakan media bahasa. Suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, tetapi konvensional, bahasa berperan sebagai sarana komunikasi dalam interaksi sosial dan budaya. Sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali sebagai alat komunikasi yang pertama dan utama, sehingga bahasa Bali merupakan bahasa ibu. Intensitas pengunaan bahasa Bali sebagai bahasa utama untuk berkomunikasi masih banyak ditemukan di kalangan pedesaan. Namun, di kalangan perkotaan yang masyarakatnya heterogen seperti Kota Denpasar, intensitas penggunaan bahasa Bali terutama dikalangan keluarga semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pernikahan antar kebudayaan yang berbeda, keperluan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia lebih tinggi dari bahasa Bali (terutama dalam ranah akademis dan formal), serta munculnya anggapan bahwa mempelajari maupun menekuni bidang ilmu bahasa Bali tidaklah begitu penting karena tidak dapat menghasilkan banyak uang jika dibandingkan dengan memiliki kemampuan bahasa asing. </br></br>Pada dimensi yang bersamaan, ancaman kepunahan bahasa terus menerus dapat terjadi. Seperti yang dimuat pada Koran Kompas beberapa bulan yang lalu, dinyatakan bahwa sebanyak sebelas bahasa daerah telah mengalami kepunahan karena tidak lagi digunakan sebagai alat komunikasi oleh penuturnya. Misalnya, di daerah Papua, Maluku, dan Maluku Utara. Kemudian, bagaimanakah nasib bahasa Bali apabila penuturnya juga enggan menggunakan bahasa ibunya sendiri? Keberadaan bahasa Bali tentu tidak luput dari ancaman kepunahan. Untuk itu, pemerintah daerah provinsi Bali melakukan upaya-upaya guna mencegah kepunahan bahasa Bali dengan dibentuknya tim penyuluh bahasa Bali yang telah ditugaskan ke seluruh desa yang ada di Bali. Sementara itu, upaya lainnya untuk mempertahankan penggunaan bahasa Bali di ruang-ruang formal, yaitu dengan menetapkan hari khusus berbahasa Bali (Wrhspati mabasa Bali). Selain itu, apabila diamati dari media daring, usaha untuk mengembangkan bahasa Bali nampak dari semakin banyaknya tersedia kamus-kamus daring berbahasa Bali, papan ketik(keyboard) beraksara Bali, serta sarana belajar lainnya berupa video, gambar, buku-buku pelajaran tentang bahasa Bali, dan satua berbahasa Bali yang kini sudah tersedia di media daring. </br></br> Masyarakat Bali hendaknya menyadari bahwa, baik itu bahasa Bali dan aksara Bali keduanya merupakan identitas dari kebudayaan Bali. Terkait dengan hal tersebut, salah satu guru besar Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Prof. I Gusti Ngurah Bagus (alm) pernah mewacanakan bahwa bahasa adalah mahkota dari sastra. Kemudian wacana tersebut kembali dilanjutkan oleh salah satu budayawan Bali yang sekaligus pinisepuh Sanggar Mahabajrasandhi, Ida Wayan Oka Granoka yang mengatakan bahwa aksara Bali adalah mahkota kebudayaan Bali dan akal budi adalah mahkota bagi manusia itu sendiri. Maka, hubungan antara bahasa, sastra, dan aksara jika mengacu pada wacana kedua ahli tersebut, yaitu bahasa adalah mahkotanya sastra, aksara adalah mahkota budaya, dan akal budi adalah mahkota manusia. Lebih lanjut, mengacu pada pendapat para ahil tersebut dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa, untuk mencetak dan membentuk manusia yang berakal budi atau dalam hal ini berkarakter, maka nilai kelokalan melalui bahasa dan aksara Bali sangat penting ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini, keluarga memiliki peranan penting. Oleh sebab itu, peran orang tua atau keluarga merupakan benteng utama pemertahanan kebudayaan Bali dengan menanamkan nilai lokal yang adi luhung untuk membentuk pendidikan karakter anak sekaligus karakter Bangsa.</br></br>Pendidikan karakter merupakan suatu usaha mendidik anak (generasi muda) untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan, menggali dan mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta menanamkan rasa empati terhadap lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, pendidikan karakter haruslah dimulai dari tingkat keluarga, terutama peranan orang tua dalam memberikan pemahaman, pengetahuan, dan contoh perilaku yang dapat diteladani oleh anak dalam masa pertumbuhannya. Tujuan dari pendidikan karakter adalah membangun jati diri anak sehingga dapat menentukan baik dan buruk dalam kehidupan, memiliki budi pekerti atau dasar etika yang kuat, dan dapat mengenali minat yang dicita-citakannya.</br></br>Bahasa Bali merupakan akar pendidikan karakter dalam kaitannya dengan budaya Bali. Alasannya karena bahasa Bali sebagai suatu sistem memiliki tata etika berbahasa yang disebut dengan anggah-ungguh basa Bali yang mengajarkan tentang norma kasantunan. Itulah yang juga membuat sistem anggah-ungguh basa Bali merupakan keunikan dari bahasa Bali. Selain itu, keunikan bahasa Bali lainnya yaitu memiliki aksara Bali. Keberadaan aksara Bali untuk menstanakan bahasa Bali menunjukkan peradaban kebudayaan Bali yang tinggi. Lebih lanjut, keunikan lainnya dari bahasa Bali, yaitu memiliki kosa kata yang kaya. Misalnya, untuk menerjemahkan sebuah kata seperti kata ‘makan’ bahasa Indonesia ke dalam bahasa Bali menjadi ‘neda’, ‘ngamah’, ‘ngaleklek’, ‘madaran’, ‘nunas’, ‘ngajeng’, ‘ngrayunang’. Untuk itulah, membangun kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah (dalam kaitannya bahasa Bali sebagai bahasa ibu) merupakan langkah pertamal untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Bali.elestarikan dan mengembangkan budaya Bali.)
  • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Biografi Perkumpulan Pendidikan Nasional, Denpasar, sebuah institusi terkenal yang melahirkan Universitas Undiknas, SMP Nasional Denpasar dan lainnya.)
  • Wayan Suastama  + (Bisikan Pada Awan. oleh Wayan Suastama. KaBisikan Pada Awan. oleh Wayan Suastama. Karya seni asli, akrilik di atas kanvas. Dipamerkan dalam ‘Dunia Tanpa Suara, Sebuah Antologi’ di Sawidji Gallery April – Mei 2023.</br></br>Tentang artis Wayan Suastama.</br></br>‘Bisikan Pada Awan’ diterjemahkan menjadi ‘Berbisik ke Awan’ merupakan karya baru Wayan Suastama. Sejak 1995 ia telah memamerkan karya-karyanya dalam pameran bersama dan tunggal, baik di dalam maupun luar negeri. Karya-karya Suastamas kerap menampilkan sosok perempuan, dengan ragam warna dan tekstur yang luas, sebagai simbol kekuatan regeneratif dan kreatif. Seri barunya yang mencakup 'Berbisik ke Awan,' mengeksplorasi secara detail tema filosofis 'hulu dan hilir' dalam hubungan kita dengan keseimbangan di Alam.</br></br>“Dalam keheningan, inilah saat-saat yang bisa kita renungkan. Sebagai orang yang mencintai alam, saya memikirkan bisikan-bisikan di Alam ini. Ketika ada pergantian musim.. awan tetap pembawa pesan.. tanpa bahasa atau kata-kata awan adalah pembawa pesan alam yang memberitahu kita bahwa akan turun hujan. Dunia Tanpa Suara mungkin adalah tempat kita melihat bahasa Alam dengan lebih jelas. Itu membawa kita kembali ke diri kita yang sebenarnya.kita kembali ke diri kita yang sebenarnya.)
  • Dewi Dian Reich  + (Dipercayai bahwa Barong Landung adalah manDipercayai bahwa Barong Landung adalah manifestasi dari pasangan kerajaan, Raja Jayapangus dan Permaisuri Cina Kang Cing Wie.</br>Cerita berlanjut, bahwa pasangan kerajaan itu sangat mencintai tetapi setelah bertahun-tahun tidak juga dikaruniai anak. Membutuhkan penerus, Raja pergi ke Gunung Batur untuk bertapa dan mencari petunjuk. Saat dia bertapa di sana dia bertemu dan mengambil sebagai istri keduanya Dewi Danu. Putri Dewi Danau Batur. Setelah pernikahan kedua inilah konflik terus menghantui keluarga Raja Jayapangus. Singkatnya, Dewi Danau, marah melihat putrinya terluka dan dikhianati. Karena itu Dia menghancurkan Raja Jayapangus dan istri pertamanya Kang Cing Wie.</br></br>Baca artikel terkait di www.sawidji.com. Baca artikel terkait di www.sawidji.com)
  • Dewi Dian Reich  + (Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni danDunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.</br></br>Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh.</br></br>Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif.</br></br>Semangat Inklusivitas</br></br>Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup.</br></br>Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti.</br>terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas.</br></br>Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/23/04/16/world-without-sound-an-anthology/)