UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Biography example text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
I
NOCTURNO Daun-daun menguning Kenangan membiru Lebam oleh waktu Dimanakah kita bertemu Di ranjang atau kuburan Tempat segala usia Berakhir semestinya Aku merindukanmu, Ibu Maafkan aku tak bisa Membuat kau bahagia Sakit ini merenggut Mimpi dan harapan Beban kupikul sendiri Kadang aku tak kuat Tapi Tuhan baik Kirimkan aku gadis Merawat dan menjagaku Ibu suruh Tuhan? Terima Kasih, Ibu Aku berjanji Giat bekerja Suatu waktu Kita bertemu Lahir kembali Kulihat Ibu Dalam mata Anakku  +
Tanpa suatu pergerakan bukanlah sesuatu kehidupan di dunia ini, gerakan, aktivitas adalah ciri kehidupan. kehidupan terjadi karena tidak seimbangnya enerji, yang menimbulkan sesuatu sirkulasi atau pergerakan di dunia ini, manusia memerlukan enerji atau kekuatan untuk hidup di dunia ini. Manusia mempunyai wadah untuk mengontrol energi agar tidak berlebihan dan sesuai dengan keperluan manusia itu sendiri untuk keseimbangan hidup sehingga bisa hidup harmonis antara satu dengan yang lainnya, kelompok, satu dengan kelompok yang lain, juga antar Negara, akan menjadi damai dan aman, karena saling menghargai dan saling menghormati. Untuk itulah masing masing hendaknya tahu apa yang mesti dilakukan dalam hidup ini sehingga bisa menuju kehidupan yang harmonis, damai, tentram, sejahtera. Mengenal diri lebih mendalam tahu sang diri yang sejati melihat diri dari luar diri, melihat lingkungan kita dari luar, melihat bali dari luar bali, melihat Indonesia dari luarIndonesia atau semacam itu, membandingkan budaya sendiri dengan budaya luar diri dan seterusnya, maka optimisme atau pesimisme yang berlebihan bisa diantisipasi. Seperti menganggap diri kita paling kaya, pintar, besar, berkuasa, baik atau yang lainnya, dan sebaliknya. Dengan pertimbangan inilah saya mencoba untuk mengangkat konsep melihat diri dalam hasil karya seni. Khususnya seni rupa. Dengan melihat dan menikmati karya seni, kita bisa melihat diri kita didalam karya itu, yang seolah olah karya seni itu sebagai cermin diri penikmatnya. Yang selanjutnya bisa mengenal diri, mengontrol diri, sehingga kehidupan bisa seimbang dan harmonis, untuk menuju kebahagiaan sejati. Saya akan coba memperlihatkan hasil karya saya sehubungan dengan konsep tadi, dengan beberapa penjelasan. Orang tua Bali menyebutkan ;INGET INGET ANG RAGANE ; disini ada makna yang sangat dalam untuk mengenal sang diri sejati,tentunya dengan ajaran ajaran yang dilakoni oleh para bijaksana. Inget berarti eling,ingat dengan keberadaan diri sendiri dan belajar mengenal diri atau Raga. Dengan berkesenian salah satu cara untuk mengenal diri ,dengan berkarya,atau melakukan kegiatan berkesenian maka bisa menumbuhkembangkan rasa ,cipta dan karsa secara bersamaan dan terjadi kolerasi antara daya cipta ,dan di wujudkan secara visual,dapat dirasakan oleh sipembuat dan si penikmat,karya ini sebagai cermin bagi yang membuat atau juga si penikma. Saya coba mengangkat sifat sifat ataupun makna yang terselubung dalam istilah tadi dengan media dan teknik yang saya miliki dalam seni lukis. Dari Deco Ubud  
Sang Hyang Surya baru keluar dari air laut, berwarna merah menyala, airnya seperti tercampur bahan pewarna, bergoyang berkilau membuat silau yang melihatnya. Baunya terbagi bagaikan tirai dibuka membuat Ida Sang Rawi bangun dari tidur, menyinari semua dunia. Jauh sekali perahu perpisahannya di tengah laut berjejer tampak asri seperti bulu ayam terpancang ditiup angin sepoi-sepoi. Dari muara sungai Banjar Bias perahu “Nusantara” melaju cepat menggunakan mesin Johnson ke arah tenggara hampir tidak ada halangan yang menghalangi perjalanannya. Air menciprat mengenai penumpang yang ada di atas perahu, mereka terkejut memperbaiki posisi duduknya, lalu melanjutkan ceritanya masing- masing. Di belakang, duduk dengan nelayan, A.A. Mayun disertai I Wayan Lagas, keduanya membawa senapan BSA. Beliau pergi ke Nusa untuk memenuhi keinginannya Madé Punduh agar berkenan datang, mengikat pertemanan yang sudah rekat sejak kecil. Begitu juga sebaliknya I Wayan Lagas. Pulau Nusa masih berselimut kabut, gunungnya bergaris-garis jingga kena sinar matahari yang baru bangun dari tidurnya. Kurang lebih satu setengah jam di perjalanan, tiba- tiba sampai di muara sungai Mantigin. Di sana sudah ramai orang- orang yang akan pergi ke Kusamba, menaikkan barang-barangnya ke perahu.  +
Spirit Para Pengungsi (tinta cina dan akrilik di kertas, 50 x 70 cm) Konsep: Para pengungsi Rohingya berusaha mencari kehidupan baru untuk menghindari konflik etnis di Myanmar. Cahaya matahari pagi adalah simbol semangat dan kehidupan baru.  +
Pasar  +
Bunga  +
(catatan : generasi) Pada sisi yang buram dilindung selungkup senja pada sisi wajah nyangkut di pohon tercerabut akar tangan tangan wajah menyusup dihimpit ketiak bukan sapa bukan maksud apa apa tak menangkap gerak, semenjak sisimu hanya secercah langkah dari bingkai penghambat yang melebar tinggi di ini alis dan mata ditambah gerak yang tercerap namun tak terbebas hasrat membahana menyayat pedalaman apa katamu aku tak ngerti keriput ini menjadi jadi kearifan senantiasa punya makna karena harapan bagi yang tiada bila sepi hampa mengibaskan seberkas lamunan pada kenyataan menoreh impian pada khayal membiaskan kecemasan dan bayangan cahaya di air tangguhkan kerinduan ruh terhadap laut yang meluapkan beribu benturan bisa jadi beribu kegemparan dan sekejap itu terjadilah sekujur injakan sembari kedinaan namun apa katamu aku tak ngerti keriput ini menjadi jadi -singaraja November 1986-  +
Umbu, Daya tangkap tak nampaklah Membawaku di bawah museleum Yang besar tak terkira Batu perkasa penyangga udara? Seraya mengamati batu batu tembok Berwarna cadas namun keras Dilepa sekian waktu berlalu Siapa jadi pengap Resah di tengah rumah Buronan kampung halaman? Menyapa Dan mengapa hatiku bicara Tanpa sepatah kata Burung burung segera menampak darat Tak mungkinbisa lewat Dalama perangkap yang menjebak Jadi pelarian di bawah kolong langit kita Seraya melumatkan diri dari masing masing kecemasan Umbu, Air tenang dan misteri tak terlupakan Kuyakinkan padamu Bahwa kau dan aku menyadari keterbatasan itu Di bawah matahari menyinarkan nyala emasnya Tanpa bimbingan  +
Keinginan Yang dicari Sembunyi di sana Takut keluar Yang dihindari Tiba-tiba datang Memeluk diri Yang diinginkan Tidak berujung Tidak bersudut Yang ada Paksa memaksa menguasai Tidak benar  +
Kajeng Kliwon Kajeng Kliwon malam yang serbi terdapat leak yang keluar bersama lenda-lendi Bumi mendung langit buram bulan bintang tertidur membuat seram selatan Pura Dalem Calon Arang ditarikan Walu Nateng Dirah diperagakan Junjungan ditarikan Leak Merah mangajak anaknya tertawa terbahak-bahak burung gagak bernyanyi kaak kaak Terdapat tingkah laku manusia mati yang mau silakan makan itu mayat hidup Dijalan anjing-anjing mangaung aung aung melihat I Rarung membuat bulu roma berdiri.  +
Kakawin Usadhi Negari yang dikarang oleh I Made Arik Wira Putra merupakan salah satu dari 5 karya terbaik kategori kakawin pada Saraswati Sewana di Puri Kauhan Ubud. Kakawin tersebut memuat isi dari mimpi pengarang yang dimana memiliki keinginan agar virus yang sudah kurang lebih 2tahun berdampingan dengan kita segera hilang. Kakawin ini dibuat secara singkat max 18 pada dengan tema besar "Gering Agung" Covid-19, yang dimana kakawin merupakan karya Sastra Bali Purwa atau karya tradisional, namun beliau berusaha membuat sesuai dengan tema dan syarat-syarat lainnya tanpa meninggalkan realitas (membuat karya sastra yang bertema modern dengan media tradisional dan makna yang padat).  +
Penelitian ini bertujuan menganalisis urgensi pelaksanaan penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan terhadap efektifitas penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya di Pemerintah Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh diskripsi atas suatu fenomena, sehingga mendorong pemahaman mendalam atas substansi dari fenomena tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi pustaka terhadap kebijakan penyederhanaan birokrasi. Penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan merupakan salah satu upaya yang positif pada era disrupsi ini dalam memperbaiki kinerja birokrasi di Indonesia, namun harus direncanakan serta disusun secara matang dan tidak dilakukan terburu-buru tanpa konsep yang jelas. Dalam pembentukan budaya yang agile, diperlukan pemimpin yang berorientasi pada kreativitas dan inovasi menekankan pentingnya performa yang adaptif dan responsif, serta fokus pada kolaborasi tim dan pendelegasian otonomi.  +
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah Kampung Islam Kepaon Bali, struktur kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Keapon Bali, kearifan lokal kehidupan bertoleransi antar umat beragama di Kepaon Bali dalam perspektif Trihita Karana, dan nilai-nilai kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon Bali bisa digunakan sebagai Sumber Belajar IPS. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan metode pendekatan dan metode penelitian, serta teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur, selanjutnya subjek dan lokasi penelitian terdiri dari lokasi penelitian, tahap-tahap penelitian, dan terakhir teknis analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kampung Islam Kepaon merupakan pemukiman muslim yang beretnis Bugis dan keberadaanya di pusat Kota Denpasar, umat muslim bugis Kampung Islam Kepaon memiliki hubungan historis yang sanga erat dengan kerajaan Badung. Kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon dalam perspektif keajegan Trihita Karana terbagi menjadi tiga bagian yaitu tradisi Ngejot, tradisi Magibung, dan tradisi tari Rodat. Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber belajar IPS di SMP/MTs karena memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai religius, nilai toleransi, nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai patriotism, nilai sialturahmi dan persaudaraan, serta nilai peduli. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs.  +
Kidung Roga Mariana merupakan salah satu dari 5 Kidung terbaik pada Acara Sastra Saraswati Sewana yang bertempat di Puri Kauhan Ubud. Kidung ini diciptakan oleh seorang sastrawan muda yang masih menempuh pendidikan akhir di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dengan mengambil Program Studi Sastra Bali. Beliau yang lahir pada 4 Januari tahun 2000 merupakan anak dari seorang sastrawan hebat yaitu Bapak I Made Degung dengan Ibu Ni Ketut Sutarmi. Begitu banyak prestasi yang pernah beliau raih, salah satunya telah menciptakan kidung pertama beliau dan menjadi salah satu kidung terbaik. Pada Kidung Roga Mariana ini menceritakan tentang menghilangkan sebuah bencana atau penyakit yang ada. Dimana kata "Roga" memiliki arti penyakit atau bencana, kata "Mari" memiliki arti menghilangkan, dan kata "Ana" memiliki arti ada.  +
Equilibrium Kupu-kupu (1) Malam terlahir karena kerlip kunang-kunang Siapa terlahir ditengah isak. Didalam perasan mawar Dipusaran madu yang terperah dari lenguh lembu “mata air !” Peladang kabut menyemai ilalang disebuah taman bunga Menjadi gubuk dengan tiang pohon tanpa getah ! Kunang-kunang menyembunyikan gema Menenggelamkan senja disela bayangan Yang melengkung di dalam cahaya. Angin menyentuhmu Sangat pekat. Kau berdiam Dingin karam di diri : kulintasi matahari Mengenal air mata yang sudah terbakar Dibawah ufuk:burung-burung berganti kicau Dengan lenguh sapi meluku endapan air Menera panas Dan ngiang kupu-kupu memekarkan musim bunga ? Malam tanpa jarak dengan terbang kelekatu Siapa menunggu di rumah ilalang : menyamak lelehan Madu dan memahami rahasia kupu-kupu di sekuntum bunga ? Kunang-kunang menera sinar bulan,”aku jadi beku Pada panas kalbu !” Jiwaku limbung, menanam warna terburai Dari bayangan lembab ! Cuaca kembar berdarah : singatan dan gigilan Pohon terpaku diantaranya ! Patung air. Patung air. Kupu-kupu membentuknya Kusemai pada lendir darah : tumbuhlah hamparan Memuati pelabuhan burung Dan cahaya dingin teduh Memanjangkan jejak kupu-kupu yang kembali “aku telah menulis bening mata air !”  +
Geguritan Korona Karana lan Kirana, yang secara sederhana geguritan ini memuat tentang dari awal munculnya virus covid-19 sampai dengan bagaimana kita hidup berdampingan dengan virus ini. Jika dilihat dari padanan kata Geguritan Korona Karana lan Kirana ini memiliki arti Korona yang artinya covid-19 ini, Karana yang artinya yang menyebabkan atau sebab, Kirana yang artinya sinar matahari. Jadi dapat disimpulkan Korona Karana lan Kirana memiliki arti yang menyebabkan penyakit (grubug) salah satu yang bisa menyebuhkan adalah dengan (Kirana) sinar matahari.  +
Kumpulan 19 cerita pendek (satwa bawak) kontemporer berbahasa Bali yang bercerita tentang isu-isu sosial dengan jujur, jenaka dan kontekstual.  +
Undang-Undang dasar 1945 Pasal 32 ayat 2 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan ruang yang luas kepada daerah untuk berkiprah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam penyelenggaraan Otonomi, daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan nilai-nilai sosial budayanya sebagai identitas manusianya. Sosok yang menunjukkan bahwa seseorang beridentitas manusia Bali dapat berwujud bahasa (dalam bentuk bunyi) dan tradisi (dalam bentuk fisik). Dalam kaitan ini hampir dalam setiap kesempatan simbol-simbol itu dipergunakan sebagai sebuah identitas manusia Bali dalam pergaulan baik nasional maupun Internasional. Simbol identitas inilah yang perlu dilestarikan jikalau kita ingin melestarikan manusia Bali seutuhnya. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana bahasa Bali masih berfungsi sebagai simbol identitas manusia Bali pada era globalisasi ini. Pembahasan dalam kajian ini terfokus pada kajian identitas manusia Bali dari perspektif bahasa. Bahasa Bali sebagai salah satu simbol identitas dapat merupakan sebuah kebanggaan. Bukti-bukti dari sebuah kebanggaan ini dapat dilihat dari perkembangan pemakaiannya yang merupakan sebuah dinamika. Bahasa Bali pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengekspresikan khasanah budayanya. Akan tetapi pada masa global ini sesuai dengan proses alami, bahasa Bali mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan pemakaiannya. Dalam menyikapi perkembangan ini, tantangan bagi bahasa Bali baik secara internal maupun eksternal sangat perlu diinventarisir, sehingga dapat ditemukan langkah-langkah ke depan untuk mempertahankan bahasa Bali agar tetap dapat berfungsi sebagai salah satu simbol identitas manusia Bali.  +
Pantai Goa Lawah udara mana memain-mainkan kala tarikan nafas kita menyatu di pangkuan lembut pasir ombak luruh memburu laut meliuk-liuk menggurat-gurat garis lukisan kemenangan di perapian bumi yang baru kita rebut tetembang kanak-kanak pesisi menjaga dan mengajari tentang kesetiaan pada nafas coba tembang gending ini tasbihkan di atas pasir jaga-jagalah seperti kesetiaan kura-kura 2001  +
Beliau mempunyai salah satu karya sastra kidung yang berjudul tungtung urip, tungtung urip sendiri menceritakan bagaimana situasi dan kondisi dari pandemic covid-19, bagaimana kondisi masyarakat dalam menghadapi virus harus selalu tetap berfikir positif dan selalu mematuhi protokol kesehatan.  +