Property:Biography example text id
From BASAbaliWiki
I
NOCTURNO
Daun-daun menguning
Kenangan membiru
Lebam oleh waktu
Dimanakah kita bertemu
Di ranjang atau kuburan
Tempat segala usia
Berakhir semestinya
Aku merindukanmu, Ibu
Maafkan aku tak bisa
Membuat kau bahagia
Sakit ini merenggut
Mimpi dan harapan
Beban kupikul sendiri
Kadang aku tak kuat
Tapi Tuhan baik
Kirimkan aku gadis
Merawat dan menjagaku
Ibu suruh Tuhan?
Terima Kasih, Ibu
Aku berjanji
Giat bekerja
Suatu waktu
Kita bertemu
Lahir kembali
Kulihat Ibu
Dalam mata
Anakku +
Tanpa suatu pergerakan bukanlah sesuatu kehidupan di dunia ini, gerakan, aktivitas adalah ciri kehidupan. kehidupan terjadi karena tidak seimbangnya enerji, yang menimbulkan sesuatu sirkulasi atau pergerakan di dunia ini, manusia memerlukan enerji atau kekuatan untuk hidup di dunia ini. Manusia mempunyai wadah untuk mengontrol energi agar tidak berlebihan dan sesuai dengan keperluan manusia itu sendiri untuk keseimbangan hidup sehingga bisa hidup harmonis antara satu dengan yang lainnya, kelompok, satu dengan kelompok yang lain, juga antar Negara, akan menjadi damai dan aman, karena saling menghargai dan saling menghormati. Untuk itulah masing masing hendaknya tahu apa yang mesti dilakukan dalam hidup ini sehingga bisa menuju kehidupan yang harmonis, damai, tentram, sejahtera.
Mengenal diri lebih mendalam tahu sang diri yang sejati melihat diri dari luar diri, melihat lingkungan kita dari luar, melihat bali dari luar bali, melihat Indonesia dari luarIndonesia atau semacam itu, membandingkan budaya sendiri dengan budaya luar diri dan seterusnya, maka optimisme atau pesimisme yang berlebihan bisa diantisipasi.
Seperti menganggap diri kita paling kaya, pintar, besar, berkuasa, baik atau yang lainnya, dan sebaliknya. Dengan pertimbangan inilah saya mencoba untuk mengangkat konsep melihat diri dalam hasil karya seni. Khususnya seni rupa. Dengan melihat dan menikmati karya seni, kita bisa melihat diri kita didalam karya itu, yang seolah olah karya seni itu sebagai cermin diri penikmatnya. Yang selanjutnya bisa mengenal diri, mengontrol diri, sehingga kehidupan bisa seimbang dan harmonis, untuk menuju kebahagiaan sejati.
Saya akan coba memperlihatkan hasil karya saya sehubungan dengan konsep tadi, dengan beberapa penjelasan.
Orang tua Bali menyebutkan ;INGET INGET ANG RAGANE ; disini ada makna yang sangat dalam untuk mengenal sang diri sejati,tentunya dengan ajaran ajaran yang dilakoni oleh para bijaksana. Inget berarti eling,ingat dengan keberadaan diri sendiri dan belajar mengenal diri atau Raga.
Dengan berkesenian salah satu cara untuk mengenal diri ,dengan berkarya,atau melakukan kegiatan berkesenian maka bisa menumbuhkembangkan rasa ,cipta dan karsa
secara bersamaan dan terjadi kolerasi antara daya cipta ,dan di wujudkan secara visual,dapat dirasakan oleh sipembuat dan si penikmat,karya ini sebagai cermin bagi yang membuat atau juga si penikma.
Saya coba mengangkat sifat sifat ataupun makna yang terselubung dalam istilah tadi dengan media dan teknik yang saya miliki dalam seni lukis.
Dari Deco Ubud
Sang Hyang Surya baru keluar dari air laut, berwarna merah menyala, airnya seperti tercampur bahan pewarna, bergoyang berkilau membuat silau yang melihatnya. Baunya terbagi bagaikan tirai dibuka membuat Ida Sang Rawi bangun dari tidur, menyinari semua dunia. Jauh sekali perahu perpisahannya di tengah laut berjejer tampak asri seperti bulu ayam terpancang ditiup angin sepoi-sepoi.
Dari muara sungai Banjar Bias perahu “Nusantara” melaju cepat menggunakan mesin Johnson ke arah tenggara hampir tidak ada halangan yang menghalangi perjalanannya. Air menciprat mengenai penumpang yang ada di atas perahu, mereka terkejut memperbaiki posisi duduknya, lalu melanjutkan ceritanya masing- masing.
Di belakang, duduk dengan nelayan, A.A. Mayun disertai I Wayan Lagas, keduanya membawa senapan BSA. Beliau pergi ke Nusa untuk memenuhi keinginannya Madé Punduh agar berkenan datang, mengikat pertemanan yang sudah rekat sejak kecil. Begitu juga sebaliknya I Wayan Lagas. Pulau Nusa masih berselimut kabut, gunungnya bergaris-garis jingga kena sinar matahari yang baru bangun dari tidurnya.
Kurang lebih satu setengah jam di perjalanan, tiba- tiba sampai di muara sungai Mantigin. Di sana sudah ramai orang- orang yang akan pergi ke Kusamba, menaikkan barang-barangnya ke perahu. +
Spirit Para Pengungsi (tinta cina dan akrilik di kertas, 50 x 70 cm)
Konsep: Para pengungsi Rohingya berusaha mencari kehidupan baru untuk menghindari konflik etnis di Myanmar. Cahaya matahari pagi adalah simbol semangat dan kehidupan baru. +
Pasar +
Bunga +
(catatan : generasi)
Pada sisi yang buram dilindung selungkup senja
pada sisi wajah nyangkut di pohon tercerabut akar
tangan tangan wajah menyusup dihimpit ketiak
bukan sapa
bukan maksud apa apa
tak menangkap gerak, semenjak sisimu
hanya secercah langkah dari bingkai penghambat
yang melebar tinggi di ini alis dan mata
ditambah gerak yang tercerap namun tak terbebas
hasrat membahana menyayat pedalaman
apa katamu
aku tak ngerti
keriput ini menjadi jadi
kearifan senantiasa punya makna karena
harapan bagi yang tiada bila sepi hampa
mengibaskan seberkas lamunan
pada kenyataan menoreh impian
pada khayal membiaskan kecemasan
dan bayangan cahaya di air tangguhkan
kerinduan ruh terhadap laut yang meluapkan
beribu benturan bisa jadi beribu kegemparan
dan sekejap itu terjadilah sekujur injakan sembari
kedinaan
namun apa katamu
aku tak ngerti
keriput ini menjadi jadi
-singaraja November 1986- +
Umbu,
Daya tangkap tak nampaklah
Membawaku di bawah museleum
Yang besar tak terkira
Batu perkasa penyangga udara?
Seraya mengamati batu batu tembok
Berwarna cadas namun keras
Dilepa sekian waktu berlalu
Siapa jadi pengap
Resah di tengah rumah
Buronan kampung halaman?
Menyapa
Dan mengapa hatiku bicara
Tanpa sepatah kata
Burung burung segera menampak darat
Tak mungkinbisa lewat
Dalama perangkap yang menjebak
Jadi pelarian di bawah kolong langit kita
Seraya melumatkan diri dari masing masing kecemasan
Umbu,
Air tenang dan misteri tak terlupakan
Kuyakinkan padamu
Bahwa kau dan aku menyadari keterbatasan itu
Di bawah matahari menyinarkan
nyala emasnya
Tanpa bimbingan +
Keinginan
Yang dicari
Sembunyi di sana
Takut keluar
Yang dihindari
Tiba-tiba datang
Memeluk diri
Yang diinginkan
Tidak berujung
Tidak bersudut
Yang ada
Paksa memaksa menguasai
Tidak benar +
Kajeng Kliwon
Kajeng Kliwon malam yang serbi terdapat leak yang keluar bersama lenda-lendi
Bumi mendung langit buram bulan bintang tertidur membuat seram selatan Pura Dalem
Calon Arang ditarikan Walu Nateng Dirah diperagakan Junjungan ditarikan
Leak Merah mangajak anaknya tertawa terbahak-bahak burung gagak bernyanyi kaak kaak
Terdapat tingkah laku manusia mati yang mau silakan makan itu mayat hidup
Dijalan anjing-anjing mangaung aung aung melihat I Rarung membuat bulu roma berdiri. +
Kakawin Usadhi Negari yang dikarang oleh I Made Arik Wira Putra merupakan salah satu dari 5 karya terbaik kategori kakawin pada Saraswati Sewana di Puri Kauhan Ubud. Kakawin tersebut memuat isi dari mimpi pengarang yang dimana memiliki keinginan agar virus yang sudah kurang lebih 2tahun berdampingan dengan kita segera hilang. Kakawin ini dibuat secara singkat max 18 pada dengan tema besar "Gering Agung" Covid-19, yang dimana kakawin merupakan karya Sastra Bali Purwa atau karya tradisional, namun beliau berusaha membuat sesuai dengan tema dan syarat-syarat lainnya tanpa meninggalkan realitas (membuat karya sastra yang bertema modern dengan media tradisional dan makna yang padat). +
Penelitian ini bertujuan menganalisis urgensi pelaksanaan penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan terhadap efektifitas penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya di Pemerintah Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh diskripsi atas suatu fenomena, sehingga mendorong pemahaman mendalam atas substansi dari fenomena tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi pustaka terhadap kebijakan penyederhanaan birokrasi. Penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan merupakan salah satu upaya yang positif pada era disrupsi ini dalam memperbaiki kinerja birokrasi di Indonesia, namun harus direncanakan serta disusun secara matang dan tidak dilakukan terburu-buru tanpa konsep yang jelas. Dalam pembentukan budaya yang agile, diperlukan pemimpin yang berorientasi pada kreativitas dan inovasi menekankan pentingnya performa yang adaptif dan responsif, serta fokus pada kolaborasi tim dan pendelegasian otonomi. +
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah Kampung Islam Kepaon Bali, struktur kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Keapon Bali, kearifan lokal kehidupan bertoleransi antar umat beragama di Kepaon Bali dalam perspektif Trihita Karana, dan nilai-nilai kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon Bali bisa digunakan sebagai Sumber Belajar IPS. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan metode pendekatan dan metode penelitian, serta teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur, selanjutnya subjek dan lokasi penelitian terdiri dari lokasi penelitian, tahap-tahap penelitian, dan terakhir teknis analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kampung Islam Kepaon merupakan pemukiman muslim yang beretnis Bugis dan keberadaanya di pusat Kota Denpasar, umat muslim bugis Kampung Islam Kepaon memiliki hubungan historis yang sanga erat dengan kerajaan Badung. Kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon dalam perspektif keajegan Trihita Karana terbagi menjadi tiga bagian yaitu tradisi Ngejot, tradisi Magibung, dan tradisi tari Rodat. Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber belajar IPS di SMP/MTs karena memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai religius, nilai toleransi, nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai patriotism, nilai sialturahmi dan persaudaraan, serta nilai peduli. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs. +
Kidung Roga Mariana merupakan salah satu dari 5 Kidung terbaik pada Acara Sastra Saraswati Sewana yang bertempat di Puri Kauhan Ubud. Kidung ini diciptakan oleh seorang sastrawan muda yang masih menempuh pendidikan akhir di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dengan mengambil Program Studi Sastra Bali. Beliau yang lahir pada 4 Januari tahun 2000 merupakan anak dari seorang sastrawan hebat yaitu Bapak I Made Degung dengan Ibu Ni Ketut Sutarmi. Begitu banyak prestasi yang pernah beliau raih, salah satunya telah menciptakan kidung pertama beliau dan menjadi salah satu kidung terbaik. Pada Kidung Roga Mariana ini menceritakan tentang menghilangkan sebuah bencana atau penyakit yang ada. Dimana kata "Roga" memiliki arti penyakit atau bencana, kata "Mari" memiliki arti menghilangkan, dan kata "Ana" memiliki arti ada. +
Equilibrium Kupu-kupu (1)
Malam terlahir karena kerlip kunang-kunang
Siapa terlahir ditengah isak. Didalam perasan mawar
Dipusaran madu yang terperah dari lenguh lembu
“mata air !”
Peladang kabut menyemai ilalang disebuah taman bunga
Menjadi gubuk dengan tiang pohon tanpa getah !
Kunang-kunang menyembunyikan gema
Menenggelamkan senja disela bayangan
Yang melengkung di dalam cahaya. Angin menyentuhmu
Sangat pekat. Kau berdiam
Dingin karam di diri : kulintasi matahari
Mengenal air mata yang sudah terbakar
Dibawah ufuk:burung-burung berganti kicau
Dengan lenguh sapi meluku endapan air
Menera panas
Dan ngiang kupu-kupu memekarkan musim bunga ?
Malam tanpa jarak dengan terbang kelekatu
Siapa menunggu di rumah ilalang : menyamak lelehan
Madu dan memahami rahasia kupu-kupu di sekuntum bunga ?
Kunang-kunang menera sinar bulan,”aku jadi beku
Pada panas kalbu !”
Jiwaku limbung, menanam warna terburai
Dari bayangan lembab !
Cuaca kembar berdarah : singatan dan gigilan
Pohon terpaku diantaranya !
Patung air. Patung air. Kupu-kupu membentuknya
Kusemai pada lendir darah : tumbuhlah hamparan
Memuati pelabuhan burung
Dan cahaya dingin teduh
Memanjangkan jejak kupu-kupu yang kembali
“aku telah menulis bening mata air !” +
Geguritan Korona Karana lan Kirana, yang secara sederhana geguritan ini memuat tentang dari awal munculnya virus covid-19 sampai dengan bagaimana kita hidup berdampingan dengan virus ini. Jika dilihat dari padanan kata Geguritan Korona Karana lan Kirana ini memiliki arti Korona yang artinya covid-19 ini, Karana yang artinya yang menyebabkan atau sebab, Kirana yang artinya sinar matahari. Jadi dapat disimpulkan Korona Karana lan Kirana memiliki arti yang menyebabkan penyakit (grubug) salah satu yang bisa menyebuhkan adalah dengan (Kirana) sinar matahari. +
Kumpulan 19 cerita pendek (satwa bawak) kontemporer berbahasa Bali yang bercerita tentang isu-isu sosial dengan jujur, jenaka dan kontekstual. +
Undang-Undang dasar 1945 Pasal 32 ayat 2 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan ruang yang luas kepada daerah untuk berkiprah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam penyelenggaraan Otonomi, daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan nilai-nilai sosial budayanya sebagai identitas manusianya. Sosok yang menunjukkan bahwa seseorang beridentitas manusia Bali dapat berwujud bahasa (dalam bentuk bunyi) dan tradisi (dalam bentuk fisik). Dalam kaitan ini hampir dalam setiap kesempatan simbol-simbol itu dipergunakan sebagai sebuah identitas manusia Bali dalam pergaulan baik nasional maupun Internasional. Simbol identitas inilah yang perlu dilestarikan jikalau kita ingin melestarikan manusia Bali seutuhnya. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana bahasa Bali masih berfungsi sebagai simbol identitas manusia Bali pada era globalisasi ini. Pembahasan dalam kajian ini terfokus pada kajian identitas manusia Bali dari perspektif bahasa. Bahasa Bali sebagai salah satu simbol identitas dapat merupakan sebuah kebanggaan. Bukti-bukti dari sebuah kebanggaan ini dapat dilihat dari perkembangan pemakaiannya yang merupakan sebuah dinamika. Bahasa Bali pada dasarnya memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengekspresikan khasanah budayanya. Akan tetapi pada masa global ini sesuai dengan proses alami, bahasa Bali mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan pemakaiannya. Dalam menyikapi perkembangan ini, tantangan bagi bahasa Bali baik secara internal maupun eksternal sangat perlu diinventarisir, sehingga dapat ditemukan langkah-langkah ke depan untuk mempertahankan bahasa Bali agar tetap dapat berfungsi sebagai salah satu simbol identitas manusia Bali. +
Pantai Goa Lawah
udara mana memain-mainkan
kala tarikan nafas kita menyatu
di pangkuan lembut pasir
ombak luruh memburu
laut meliuk-liuk
menggurat-gurat garis
lukisan kemenangan
di perapian bumi
yang baru kita rebut
tetembang kanak-kanak pesisi
menjaga
dan mengajari
tentang kesetiaan
pada nafas
coba tembang gending ini
tasbihkan di atas pasir
jaga-jagalah
seperti kesetiaan kura-kura
2001 +
Beliau mempunyai salah satu karya sastra kidung yang berjudul tungtung urip, tungtung urip sendiri menceritakan bagaimana situasi dan kondisi dari pandemic covid-19, bagaimana kondisi masyarakat dalam menghadapi virus harus selalu tetap berfikir positif dan selalu mematuhi protokol kesehatan. +