UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Description id" with value "Sosialisasi kepada STT di desa Siangan". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Penimbangan ecobrick)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Penimbangan Sampah)
  • Bank Sampah Batanancak Resik  + (Penimbangan sampah oleh pengurus dan warga)
  • Topeng Pajegan  + (Pertunjukan Topeng Pajegan merupakan sebuaPertunjukan Topeng Pajegan merupakan sebuah drama upacara yang dimainkan oleh seorang penari yang membawakan sebuah cerita dengan menampilkan sederet tokoh bertopeng dengan watak berbeda.</br></br>Unsur upacara menjelma pada tokoh yang muncul terakhir, yaitu Sidakarya yang berwajah putih, bergigi tonggos menyeringai, dan berambut panjang acak-acakan.</br></br>Sidakarya berarti telah menyelesaikan segalanya dengan sempurna atau yang dapat melakukan tugas. Di akhir pertunjukan, ia melakukan upacara pemberkatan dengan menabur uang logam (sekar ure) ke arah penonton, dan “menculik” anak kecil yang akan “dipersembahkan” kepada dewa pura sebelum akhirnya dilepaskan.</br></br>Topeng Pajegan pertama kali digelar di Gelgel sekitar tahun 1665 sampai 1668, menggunakan topeng yang dibawa ke Bali dari Jawa sebagai rampasan perang akhir abad ke-16. Pertunjukan topeng tersebut diciptakan sebagai penghormatan kepada I Gusti Pering Jelantik, patih Gelgel saat itu.ti Pering Jelantik, patih Gelgel saat itu.)
  • Pagelaran Pembukaan Pesta Kesenian Bali 2022  + (Pesta Kesenian Bali 2022 mengambil tema “DPesta Kesenian Bali 2022 mengambil tema “Danu Kerthi – Huluning Amreta”, Memuliakan Air Sumber Kehidupan” dan berlangsung selama 1 bulan penuh di Art Centre Denpasar.</br></br>Tahun ini melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa dan komunitas seni. Materi pokok adalah Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).</br></br>Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara resmi melepas Peed Aya (Pawai) Pesta Kesenian Bali ke-44 tahun 2022 pada Minggu, 12 Juni 2022 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar.n Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar.)
  • Pawai Pesta Kesenian Bali 2022 "Danu Karthi ː Huluning Amreta"  + (Pesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 menganPesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 mengangkat tema: Danu Karthi: Huluning Amreta yang dimaknai Memuliakan Air Sumber Kehidupan.</br></br>Pesta Kesenian Bali Tahun ini menampilkan 8 materi pokok yakni : Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Workshop/ Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).</br></br>PKB XLIV Tahun 2022 dirangkaikan dengan penyelenggaraan Bali World Culture Celebration (BWCC) dan Jantra Tradisi Bali, yang penyelenggaraannya dilaksanakan secara bersamaan, simultan dan konfrehensif, sehingga menjadikan gaung PKB sebagai festival budaya terbesar semakin semarak, agung dan mendunia.</br></br>Bali World Cultural Celebrations (Perayaan Kebudayaan Dunia di Bali) merupakan kegiatan apresiasi budaya dalam upaya mewujudkan bali sebagai Pusat Kebudayaan Dunia (Bali Padma Bhuana). Kebesaran dan kemegahan Kebudayaan Bali kini telah mendapat pengakuan dunia sehingga melalui pintu Kebudayaan daya saing Bali dan Indonesia dapat dipertaruhkan.</br></br>Jantra Tradisi Bali merupakan kegiatan apresiasi budaya untuk penguatan dan pemajuan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, pengobatan tradisional, permainan rakyat, serta olahraga tradisional.</br></br>Selain itu Kandarupa (Pameran) sebagai serangkaian Pesta Kesenian Bali XLIV juga diadakan tahun ini melalui tema "DANU-HULU-MANU (Susastra Lelaku Air Cipta Rupa)" bertempat di :</br>- Museum Puri Lukisan</br>- Museum Neka</br>- Gedung Kriya Taman Budaya</br>- Museum ARMA - Gedung Kriya Taman Budaya - Museum ARMA)
  • Bank Sampah Sapuh Wasita Banjar Melinggih  + (Proses pemilahan sampah)
  • Laksmi Puja  + (Puji-pujian kepada Dewi Laksmi dari Kitab Suci Rigweda Samhita, semoga Beliau memberikan karunia kesejahteraan dan kemakmuran.)
  • Purna Sasi  + (Purna Sasi adalah lagu berbahasa Jawa kuno (Kawi). Purna sasi berarti "bulan sempurna" dan berisi pujian kepada sinar bulan purnama yang menyejukkan.)
  • Ratu Sandar  + (Ratu Sandar meapit tedung, Maselendang, MRatu Sandar </br>meapit tedung,</br>Maselendang,</br>Masesimping,</br>Makuping masubeng emas</br>Gelungan makober, maoncer </br></br>Ratu Sandar adalah Tari Telek yang dipersepsikan sebagai pemimpin dari Tari Sandar/Sesandaran gaya Tanjung Benoa dalam tradisi pementasan sakral Mapajar.</br>Karya ini adalah hasil penuangan ide-ide dari kecintaan dan capaian penata terhadap proses kreatif ketika belajar dan mengenal tradisi Mapajar. </br></br>Karya ini juga merupakan suatu upaya dalam mempertahankan pakem-pakem Tari Telek gaya Tanjung Benoa yang sesungguhnya untuk diwariskan kepada seniman generasi masa kini. </br></br>Ratu Sandar adalah bentuk dedikasi penata untuk seniman tari di Desa Tanjung Benoa khususnya Pregina Pengelingsir.jung Benoa khususnya Pregina Pengelingsir.)
  • Rejang Tadung Jagat  + (Rejang Tedung Jagat dipersembahkan sebagai bentuk perlindungan dan persembahan pada dunia sekala dan niskala.)
  • Cerita Perjalanan Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Putri Bali  + (Saat berjalan pulang setelah menonton ogohSaat berjalan pulang setelah menonton ogoh-ogoh, Luh Ayu Manik dan Putu Nita terkejut melihat para muda-mudi lari tunggang langgang, dan berteriak ketakutan sembari meminta pertolongan. "Tolong-tolong..." Demikian Wayan berteriak-teriak. Ada ogoh-ogoh bisa berjalan. Badannya tinggi besar dan terbuat dari segala macam plastik dan gabus. Seketika Luh Ayu Manik ingat dengan perbuatan I Wayan dan I Made yang membuang sampah sisa saat membuat ogoh-ogoh ke sungai tadi pagi.aat membuat ogoh-ogoh ke sungai tadi pagi.)
  • Antugan Farm  + (Salah satu sudut Antugan Farm yang memiliki +/- 150 jenis tanaman termasuk tanaman upakara)
  • Harmoni Parahyangan  + (Sampah yang kami kumpulkan selanjutnya akan dibawa ke pengepul untuk disalurkan ke perusahaan daur ulang.)
  • Sanghyang Jaran  + (Sanghyang Jaran adalah tarian sakral atau Sanghyang Jaran adalah tarian sakral atau Wali yang hanya dipentaskan pada upacara tertentu. Tarian ini ditarikan oleh laki-laki sambil menunggang kuda-kudaan yang terbuat dari rotan atau kayu dengan ekor terbuat dari pucuk daun kelapa. Penari yang menarikan biasanya dalam keadaan trans atau kerauhan, oleh karena itu sebelum menari ada serangkaian prosesi ritual dan upacara yang yang dilakukan agar pementasan berjalan dengan baik dan lancar. Tarian ini dipentaskan di Pura Goa Gajah dalam rangkain upacara yang berfungsi sebagai penyembuhan, tarian biasanya diiringi oleh nyanyian dan kecak.biasanya diiringi oleh nyanyian dan kecak.)
  • Saru Mua  + (SARU MUA berasal dari dua kata yaitu kata SARU MUA berasal dari dua kata yaitu kata “ saru “ dan kata “ mua “ yang dimana artinya antara terlihat dan tidak terlihat. Teringat akan tutur atau nasihat orang tua yang dimana dikatakan bahwa pada saat saru mua dilarang untuk melakukan aktifitas, lebih baik sebelum atau sesudah saru mua itu terjadi atau lewat karena pada waktu tersebut sering dikatakan juga tenget atau seram. Yang dimana pada zaman ke zaman dipercayai waktu dimensi lain atau bertemunya antara dua dunia yang disebut hingga saat ini dengan saru mua yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- hari.ring terjadi dalam kehidupan sehari- hari.)
  • Satya Brasta  + (Satya Bharasta adalah tari kreasi (diciptaSatya Bharasta adalah tari kreasi (diciptakan dan dikoreografikan oleh I Nyoman Stories yang terkenal) untuk enam penari pria. Tarian ini menggambarkan pertempuran antara Karna, raja muda Awangga dan sekutu Kurawa; dan Gatotkaca, putra salah satu Pandawa, Bima dari Mahabharata. Karena keadaan yang tidak biasa dari kelahiran Gatotkaca, diramalkan bahwa ia akan meninggal oleh panah khusus yang disebut Konta Wijayakusuma, yang dimiliki Karna. Tarian ini menampilkan formasi kereta Karna yang cerdik, lengkap dengan roda (melalui payung candi yang berputar atau pajeng) dan kuda yang berderap. Tarian ini diakhiri dengan gugurnya Gatot Kaca oleh senjata Konta Wijayakusuma.atot Kaca oleh senjata Konta Wijayakusuma.)
  • Tabuh Teruntungan Swastiastu  + (Sebuah komposisi tabuh/musik yang biasanyaSebuah komposisi tabuh/musik yang biasanya dimainkan di awal pertunjukan Jegog untuk membangun suasana dan membuai penonton ke alam seni Jegog yang cantik dan dinamis dengan tempo, melodi dan warna yang khas dari seni musik bambu yang lahir dan berkembang di Kabupaten Jembrana, Bali.an berkembang di Kabupaten Jembrana, Bali.)
  • Gending Sekar Gadung  + (Sekar Gadung merupakan salah satu gending Sekar Gadung merupakan salah satu gending yang begitu familiar dan populer di antara gending-gending lainnya dalam repertoar Selonding Tenganan. Sekar Gadung merupakan gending yang menjadi basic dalam mempelajari Selonding Tenganan. Gending ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Bagian pertama orkestrasi dengan tempo lambat dengan irama 1/8 dan bagian ke dua dengan tempo sedang dengan irama 1/16 atau ngucek.</br></br>Gamelan Selonding adalah alat musik tradisional Bali yang usianya lebih tua dibandingkan dengan gamelan-gamelan lainnya yang kini populer dalam kesenian maupun yang digunakan dalam upacara adat dan agama. Gamelan ini merupakan gamelan sakral yang digunakan untuk melengkapi upacara keagamaan (Hindu) di Bali. Persebaran Gamelan Selonding di Kabupaten Karangasem dapat ditemui di beberapa desa tua seperti Bugbug, Prasi, Seraya, Tenganan Pegringsingan, Timbrah, Asak, Bungaya, Ngis, Bebandem, Besakih, Selat. Dalam konteksnya dengan Desa Adat tersebut Gamelan Selonding ini digunakan untuk mengiringi prosesi upacara besar seperti Usaba Dangsil, Usaba Sumbu, Usaba Sri, Usaba Manggung dan lain sebagainya.</br></br>Kata Selonding diduga berasal dari kata “Salon” dan “Ning” yang berarti tempat suci. Karena dilihat dari fungsinya adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan. Mengenai sejarah munculnya gamelan Selonding belum bisa dipastikan namun ada sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dahulu orang-orang Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa dan datang suara secara bergelombang. Pada gelombang pertama suara itu turun di Bungaya (sebelah Timur laut Tenganan) dan gelombang kedua turun di Tenganan Pegringsingan.</br></br>Gamelan Selonding terbuat dari bilah-bilah besi yang diletakkan dengan pengunci secukupnya diatas badan gamelan tanpa bilah resonan (bambu resonan). Suara yang ditimbulkan dari alat musik ini pun sangat khas dan klasik yakni gamelan berlaras pelog sapta nada (tujuh nada). Selonding biasanya disuarakan untuk mengiringi pelaksanaan upacara-upacara sakral dengan jenis gending yang berbeda, seperti Gending Geguron pada upacara sakral yakni : Ranggatating, Kulkul Badung, Kebogerit, Blegude, Ranggawuni.ul Badung, Kebogerit, Blegude, Ranggawuni.)
  • Tari Sekar Ibing  + (Sekar Ibing merupakan tari pergaulan yang Sekar Ibing merupakan tari pergaulan yang sangat popular di Bali, tari ini memiliki pola gerak yang agak bebas,lincah, dan dinamis, yang diambil dari Legong maupun Kekebyaran dan dibawakan secara improvisatif. </br></br>Semula tarian yang menggambarkan kehidupan yang penuh keakraban dan suka ria ini lahir sebagai tari ibing-ibingan. Ngibing adalah tarian bebas dalam tari Joged Bumbung (tari pergaulan) yang dilakukan bersama-sama penari jogged. </br></br>Tarian ini merupakan ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (piñata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (penari iringan) yang mendapat kepercayaan dari pemerintah Kabupaten Badung untuk menciptakan sebuah tarian baru yang ditampilkan dalam Festival Gong Kebyar se Bali pada tahun 1983. Perubahan nama ke Sekar Ibing terjadi ketika tarian ini dikembangkan di SMKI Denpasar, setelah tarian ini mendapat sambutan yang cukup baik dari penonton.at sambutan yang cukup baik dari penonton.)
  • Taru Art  + (Senarai kehidupan, kerap hadir memberikan Senarai kehidupan, kerap hadir memberikan 'guptasewaka' dan bernarasi dalam riak dan kesunyian, selalu beradu tak langgeng dalam kegairahan, pesona meruak mengangkasa raya yang mencerahkan jiwa, karena dualisme hadir dalam setiap sisi-sisinya, sebagai penghias romantika,bak bukit dan lembah danau jernih nan hijau, yang menghiasi dan menjelajah di nalar-nalar manusia yang merindu atas kasih kemuliaan Tuhan yang Maha Memberi. </br></br>Lalu, dikisahkan seseorang yang bernama Rajapala, yang berasal dari Wanakeling. Dalam perjalanannya menuju kehutan dilihatlah lima bidadari sedang menari di suatu taman yang dikelilingi dengan pepohonan dan bunga-bunga harum. Pada saat menikmati keheningan terdengarlah percikan air, dimana kelima bidadari sedang asyik mandi, sang rajapala mengintip dari pohon pudak, dengan niat untuk mendapatkan seorang dari kelima bidadari itu, diiambillah salah satu selendang bidadari yang bernama Ken Sulasih. </br></br>Akhirnya Ken Sulasih tidak dapat terbang kembali ke khayangan. Keluarlah amarah Ken Sulasih karena ia mengira salah satu dari saudaranya mengambil selendang Ken Sulasih. Timbullah pertengkaran dari lima bidadari yang membuat salah paham.ri lima bidadari yang membuat salah paham.)
  • Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati  + (Sendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati dSendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati disarikan dari cerita epik pewayangan Maha Barata di mana peran Dewi Kunti diangkat sebagai suluh dan tauladan dari seorang ibu tunggal yang berhasil membesarkan, mendidik dan membimbing ke 5 Putra Pandawa menjadi ksatria yang berbudi luhur, rendah hati, mengabdi kepada rakyat dan berbakthi kepada orang tua, ibunda terkasih Dewi Kunti. </br></br>Sendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati diciptakan dan diproduksi oleh Deniek G. Sukarya sebagai penggagas ide, sutradara, penulis naskah dan jalan ceritra. Sendratari ini juga untuk pertama kali memanfaat kayonan sebagai simbol perjalanan dan pergantian waktu untuk pertunjukan di panggung dengan ditarikan dinamis oleh 5 penari. Untuk pertama kali juga, Palawakia yang menjelaskan tentang kisah cerita ini dibawakan dalam dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali kuno yang biasa dipakai dalam pewayangan hingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas.</br></br>Sendratari ini telah dipentaskan di 3 acara spesial: Dharma Shanti Propinsi Banten 2012 di Serang, rangkaian acara HUT Taman Mini Indonesia Indah untuk mewakili Anjungan Bali, dan pementasan khusus dengan dinner masakan Bali di Garden the Sultan Hotel Jakarta.n Bali di Garden the Sultan Hotel Jakarta.)
  • Wayang Tantri  + (Seorang seniman Indonesia dan seorang maesSeorang seniman Indonesia dan seorang maestro dalang wayang kulit Parwa Bali, I Wayan Wija lahir di Kecamtan Sukawati, Gianyar, Bali, di sebuag desa dengan jumlah dalang per kapita terbanyak di Bali. Wija adalah putra dari dalang I Wayan Gombloh, yang sekaligus juga menjadi guru dalangnya sejak usia sebelas tahun. Pada usia tiga belas, Wija mulai melakukan pementasan pertamanya.</br></br>Meskipun Wija terlatih secara tradisional (secara alami dan otodidak), Wija juga merupakan salah satu seniman dalang yang paling inovatif. Dia menciptakan Wayang Tantri pada tahun l982, sebuah bentuk pertunjukan wayang kulit yang menceritakan dongeng binatang (fable) yang disisipkan dalam rangkaian cerita seperti kisah dongeng Sheherazade: Tantri mengisahkan tentang cara seorang perempuan mempertahankan hidupnya dengan menceritakan rangkaian kisah kehidupan binatang kepada seorang raja yang misoginis. Wija mempopulerkan cerita yang kurang dikenal ini setelah presentasinya pada tahun 1980 di akademi seni Bali dan menciptakan jenis wayang-wayang baru dengan menambahkan banyak persendian/sambungan yang memungkinkan gerakan halus dan realistis, seperti misalnya harimau yang menggaruk pahanya dan rusa yang melompat dengan anggun. Pada tahun 1997, Festival Kesenian Bali di seluruh pulau menampilkan kompetisi wayang Tantri. Hingga kini Wayang Tantri masih banyak digemari, karena kisahnya yang jenaka dan kemampuan dalang Wija yang luar biasa dalam menyampaikan petuah cerita Tantri.</br></br>Karya kolaboratif Wija dengan seniman barat meliputi eksperimen dengan Lee Breuer dari Mabou Mimes dan Larry Reed dari Shadowlight Theatre di San Francisco (dengan siapa ia menciptakan Electric Shadows pada tahun l998, dan karya lainnya menggunakan layar besar , proyeksi, dan campuran penari bayangan mengenakan topeng-hiasan kepala dan boneka). Dengan komposer Evan Ziporyn dari Boston, Wija menciptakan Shadow Bang (2001 dan 2004). Pada tahun 2011, ia menjadi seniman terpilih untuk residensi di Asian Art Museum of San Francisco. I Wayan Wija berkolaborasi dengan komposer Australia Paul Grabowsky dan sutradara Nigel Jamieson dalam konsep produksi The Theft of Sita (1998-2000), berdasarkan Ramayana. Eksperimen wayang internasional ini melibatkan mahasiswa Wija di ISI Denpasar (Institut Seni Indonesia, Institut Seni Indonesia Cabang Denpasar Bali) di mana ia terkadang mengajar dan memastikan warisan inovasinya diwarisi oleh generasi dalang Bali yang akan datang.</br>Sebagian besar pertunjukan I Wayan Wija adalah wayang tunggal untuk upacara adat, tetapi keterbukaan terhadap perluasan tradisi Bali ini merupakan ciri penting karyanya. Bali ini merupakan ciri penting karyanya.)
  • Sesolahan Pemendak  + (Sesolahan Pemendak dipentaskan setiap hariSesolahan Pemendak dipentaskan setiap hari raya Kuningan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali tepatnya setiap hari Sabtu, Kliwon, Wuku Kuningan di Pura Puseh Bale Agung Selat Peken, Desa Susut, Bangli. Sesolahan Pemendak dipentaskan dalam rangkaian upacara Nyolahang Sesuhunang Pura Puseh, Pemendak ditarikan di awal upacara sebagai simbol memendak (menjemput Ida Bhatara) untuk tedun (turun) ke dunia agar memberikan keselamatan dan kerahayuan semua makhluk hidup.amatan dan kerahayuan semua makhluk hidup.)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Sosialisasi bank sampah dan pemilahan sampah kepada siswa sekolah oleh bapak perbekel desa tembok, I Dewa Komang Yudi)
  • Speech Delay (Music Performance)  + (Speech Delay adalah salah satu komposisi mSpeech Delay adalah salah satu komposisi musik karya komponis perempuan Bali bernama Ni Nyoman Srayamurtikanti. Mang Sraya (panggilan akrab dari komposer) lulusan dari Institute Seni Indonesia Denpasar yang saat ini tengah menempuh pendidikan Master di Institute Seni Indonesia Surakarta telah menghasilkan banyak karya musik kreatif yang masih berpegang teguh pada dasar musik tradisi. </br></br>Speech Delay atau keterlambatan berbicara merupakan istilah umum yang merujuk pada proses keterlambatan berbicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan usia anak. Salah satu saudara perempuan Mang Sraya mengalami speech delay, tetapi meskipun mengalami keterlambatan berbicara dan berbahasa, beliau memiliki daya ingat yang sangat tajam dan imajinasi yang kuat. Pengalaman personal ini kemudian memberi inspirasi pada Mang Sraya dan menginterpretasikannya ke dalam karya komposisi musik kreatif. </br></br>Karya ini menggunakan ensambel Gender Wayang. Sistem kerja musikal yang dilakukan dalam garapan ini berdasar pada beberapa dampak yang menyebabkan dan disebabkan oleh speech delay yang memungkinkan untuk dikaitkan dengan tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Gangguan artikulasi bicara diinterpretasikan dengan penggunaan tangkai panggul gender wayang dalam karya komposisi ini. Dalam repertoar gender wayang secara umum tidak menggunakan tangkai panggul untuk memukul bilah-bilah.</br></br>2. Gangguan bahasa reseptif (input) dan ekspresif (output) diinterpretasikan dengan sistem estafet atau bergiliran. Dalam repertoar gender wayang secara umum, sistem permainannya dilakukan secara bersamaan oleh semua instrument. Namun, pada karya ini menggunakan sistem bergiliran. </br></br>3. Memiliki daya imajinasi kuat diinterpretasikan dengan menggunakan banyak melodi berbeda pada setiap instrument. Hal ini berbeda dari sistem repertoar gender wayang yang secara umum memiliki satu melodi dengan ornamen polos dan sangsih. </br></br>Dalam karya ini, komposer membagi komposisi ke dalam empat bagian. Setiap bagian mewakili ide dan konsep tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Pada bagian pertama, penata menggunakan bagian bawah / tangkai panggul gender wayang. Pada bagian awal dimulai oleh kantilan 1 dengan memukul beberapa melodi pendek yang diulang beberapa kali. Kemudian pemain kantilan 1 memukul satu nada pada instrument pemade 1 yang dimaksudkan untuk memberikan aksi pada pemain selanjutnya. Pemain pemade 1 merespon dengan memainkan beberapa melodi pendek yang berbeda respon dari aksi yang diberikan oleh pemain sebelumnya. </br></br>2. Pada bagian kedua menggunakan tempo sedang. Terdapat pembagian melodi antara kantilan dan pemade. Kantilan memainkan 2 nada silih berganti dengan cepat dan ukuran yang berbeda. Di sela-sela melodi tersebut, pemade memberikan aksen sebagai penanda atau penjelas untuk melodi kantilan. Kemudian dilanjutkan dengan melodi yang berjumlah 8 ketuk dengan progresi nada berurutan dan bolak balik yang pada setiap instrumennya memiliki susunan nada berbeda. Melodi-melodi tersebut dimainkan secara estafet atau bergantian.</br></br>3. Pada bagian ketiga, tempo yang digunakan adalah pelan dan berangsur-angsur dipercepat. Pada bagian ini penata membuat satu melodi yang sama antara satu sama lainnya dengan lebih menekankan dinamika pada setiap instrumen. Kemudian dilanjutkan dengan imitasi dari salah satu repertoar gender wayang yaitu: angkat-angkatan. Gending angkat-angkatan pada gender wayang adalah salah satu jenis repertoar gender wayang yang diartikan atau sering digunakan sebagai pengiring wayang ketika berjalan menuju medan perang. Dalam jenis gending ini memiliki 2 melodi berbeda yang dimainkan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Pola melodi pada tangan kiri biasanya terdiri dari 4 ketukan yang diulang-ulang dari awal hingga akhir sedangkan melodi pada tangan kanan lebih lincah dan variatif pada progresi nadanya. Dalam hal ini, setiap instrument memiliki melodi yang berbeda namun memilki keterkaitan satu sama lain atau disebut polifoni.</br></br>4. Pada bagian keempat, menggunakan teknik polimetrik yang setiap instrumentnya memiliki ukuran birama berbeda. Kantilan 1 menggunakan ketukan 5/4, pemade 1 menggunakan ketukan 10/4, kantilan 2 menggunakan ketukan ¾ dan pemade 2 menggunakan ketukan 6/4. Dalam 1 kali putaran, semua instrument akan bertemu pada ketukan ke 30. Setiap instrument memiliki kalimat lagu yang berbeda namun pada ketukan ke 20, instrument akan dipertemukan dalam ritme yang hampir sama. Kemudian sebagai penutup terdapat sebuah kebyar dengan susunan nada berbeda antara kantilan dan pemade. </br></br>Karya Speech Delay telah dipentaskan pada festival Musik Kreatif Kuno Kini pada 2020. Karya-karya musik lainnya dari Mang Sraya dapat disaksikan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.kan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.)
  • SU3LIM  + (SU3LIM (baca: sublime) adalah komposisi muSU3LIM (baca: sublime) adalah komposisi music karya I Putu Swaryandana Ichi Oka seorang musisi dan komposer yang berasal dari Banjar Pande, Sayan, Ubud, Gianyar. Saat ini Ryan (panggilan akrab komposer) sedang menempuh pendidikan Master di Institute Seni Indonesia Denpasar. </br></br>SU3LIM mengambil makna dari kata ‘menyublim’ yang mengindikasikan makna perubahan. Terkait dengan komposisi music, komposer memaksudkan makna perubahan dalam cara pandang terhadap fungsi dan estetika instrument gamelan Bali. Selain itu kata SU3LIM dalam komposisi music ini terdiri dari dua suku kata “Sub” dan “lim” yang merupakan singkatan dari Subdivisi Lima yang mendominasi matra dalam karya music ini. </br></br>Penggunaan angka 3 sebagai pengganti huruf “B” dalam kata SU3LIM, menjadi penanda bahwa terdapat 3 fungsi instrument gamelan yang digunakan dalam komposisi musik ini yaitu ; Jegog sebagai penanda melodic line; Ugal sebagai penandan (pengendali) gending; Gangsa sebagai isen isen, yang digarap menjadi satu kesatuan dalam fungsinya memainkan pola-pola lagu yang telah disusun secara sistematis dan terstruktur.disusun secara sistematis dan terstruktur.)
  • Sundih  + (Sundih adalah komposisi musik karya dari kSundih adalah komposisi musik karya dari komposer muda I Putu Swaryandana Ichi Oka atau akrab dipanggil Ryan. Sundih sendiri merupakan daun kelapa kering yang dibakar, biasanya digunakan pada saat prosesi menghantarkan jenazah ke setra (kuburan). Sundih dimaknai sebagai penerang jalan, agar tidak “kepetengan”. </br></br>Komposisi ini merupakan sebuah tabuh kreasi yang digarap dengan media ungkap gamelan semarandana. Ini merupakan komposisi tabuh kreasi pertama yang komposer buat. Dengan menginterpretasi makna dari sundih tersebut, komposer ingin menjadikan komposisi ini sebagai pijakan dan penerang dalam perjalanan panjang yang tak berujung.alam perjalanan panjang yang tak berujung.)
  • Sapuh  + (Sungguhlah kenikmatan duniawi menjerumuskaSungguhlah kenikmatan duniawi menjerumuskan manusia pada kemudaratan hidupnya sendiri. Manusia sibuk mengejar bahagia yang semu. Harta dan tahta seolah menjadi tolak ukur terpandang tidaknya seseorang. Ketika dihadapkan pada kenyataan yang menyakitkan, barulah ia tersadar, bahwa sang jiwa juga perlu dibasuh.</br></br>Namun membasuh sang jiwa tidak dapat ditempuh dengan menimbun emas. Ataupun tidak didapatkan dengan menduduki tahta tertinggi sekalipun. Makanan sang jiwa murni merupakan bhakti yang tulus, yakni penyerahan dan pengakuan diri dengan segala keterbatasan dan kealpaan.</br></br>Harapan demi harapan tersirat dalam setiap doa. Berserah dan menuju cahaya yang kuasa mencapai pikiran yang suci. Keegoisan dan kuasa kami tinggalkan. Menyatu dengan alam dan berirama bersama dinamika kehidupanam dan berirama bersama dinamika kehidupan)
  • Swasti Prapta  + (Swasti Prapta adalah garapan tari karya koSwasti Prapta adalah garapan tari karya koreografer Dewa Ayu Eka Putri yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud bersama komposer I Putu Swaryandana Ichi Oka yang berasal dari Banjar Sayan, Ubud, Gianyar.Garapan tari ini diciptakan pada tahun 2018 dan pertama kali dipentaskan pada Festival Cudamani yang diadakan setiap tahun dari tahun 2016.</br></br>Swasti Prapta memiliki makna "selamat datang", garapan tari kreasi baru ini bertujuan untuk menghibur dan mengundang kebaikan dari segala arah. Gerakan-gerakan tari yang sederhana namun bermakna, demikianlah seharusnya penyambutan pada segala kejadian. Rangkaian nada musik yang harmonis dan dinamis, menunjukkan kesigapan dan kesiapan menyambut hal-hal yang baru. Simetri dan asimetri selalu berdampingan, kebaikan tentu tidak hanya berasal dari kebaikan, tetapi bisa jadi lahir dari pembelajaran terhadap pengalaman-pengalaman buruk. Swasti Prapta, selamat datang segala kejadian.ti Prapta, selamat datang segala kejadian.)
  • Caru Wara  + (Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I DeTabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.taran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.)
  • Tabuh Kebyar Ding  + (Tabuh Kebyar Ding adalah kreasi musik lawaTabuh Kebyar Ding adalah kreasi musik lawas zaman pra kemerdekaan, yang diciptakan sekitar tahun 1925 oleh musisi dan komposer I Made Regog di Belaluan, Denpasar. Tabuh ini memiliki peranan yang teramat penting secara historis dan memiliki komposisi rumit, sarat dinamika, kaya ornamentasi dan dimainkan dalam tempo cepat.namentasi dan dimainkan dalam tempo cepat.)
  • Tabuh Kebyar Perak  + (Tabuh Kebyar Perak adalah salah satu kompoTabuh Kebyar Perak adalah salah satu komposisi musik luar biasa karya dari maestro gamelan Bali I Wayan Gandera (alm) dari Desa Peliatan, Ubud. Tabuh ini melambangkan kilatan cahaya perak yang menggema di alam semesta. Lantunan melodi dan kotekan musik yang dinamis membuat karya musik ini tak lekang oleh jaman dan masih menjadi salah satu komposisi musik yang menarik untuk dipelajari dan dipentaskan. menarik untuk dipelajari dan dipentaskan.)
  • Tabuh Bebarongan Kepahingan  + (Tabuh Kepahingan adalah komposisi musik beTabuh Kepahingan adalah komposisi musik bebarongan karya dari Ida Bagus Anom Mandhara Giri (lebih sering disapa Gus Anom) yang berasal dari Desa Kendran, Tegallalang. Gus Anom adalah lulusan dari Institute Hindu Dharma Negeri Denpasar yang sangat aktif dalam kegiatan kesenian sebagai pemusik dan komposer. Kepahingan merupakan penyatuan makna dari kata kepah dan ingan. Kepahingan bermakna mengerjakan sesuatu yang berat bersama-sama sehigga menjadi ringan atau disebut juga dengan istilah gotong-royong. Di Bali kepahingan membudaya sedemikian rupa semenjak dahulu kala dan telah menjadi landasan hidup yang sulit tergantikan.</br></br>Garapan musik bebarogan ini diciptakan pada tahun 2014 berdasarkan pada rasa ingin bersatu dan berkarya bersama di antara Daha Truna Kendran dan Kepitu agar menjadi satu kesatuan dalam wadah Sekaa Truna Desa Adat Kendran. Secara musikal garapan bebarongan ini memiliki pola ritmis yang sederhana, menggambarkan ketulusan dan kesederhanaan dari keinginan para pemuda dan pemudi untuk bersatu agar landasan hidup kepahingan atau gotong royong bisa tetap terjaga. Tujuan utama dari penggarapan musik ini adalah ‘ngayah’ atau persembahan yang tulus iklas tanpa pamrih. Alunan melodi yang ringan dan mudah diresapi juga menggambarkan betapa indahnya rasa persatuan dalam implementasi konsep kepahingan. </br></br>Pada tahun 2020 tabuh bebarongan Kepahingan ini kembali dipentaskan sebagai pengingat bagi Sekaa Gong Gurnita Sari akan semangat dan keinginan bersatu dalam satu wadah organisasi Daha Truna Kendran dan Kepitu. organisasi Daha Truna Kendran dan Kepitu.)
  • Tabuh Wak Jayati  + (Tabuh Kreasi Wak Jayati diciptakan oleh koTabuh Kreasi Wak Jayati diciptakan oleh komposer I Dewa Putu Rai yang berasal dari Desa Pengosekan, Ubud. Wak Jayati bersal dari bahasa jawa kuno Wak yang berarti suara atau bunyi dan Jayati berarti kemenangan perempuan. Tabuh ini terinspirasi dari kekuatan, keteguhan dan keindahan perempuan. Komposisi musik ini memiliki tujuan untuk menggambarkan makna perempuan yang lebih dalam, sebagai seorang pencipta, pemimpin, dan pelindung.seorang pencipta, pemimpin, dan pelindung.)
  • Tabuh Telu Kreasi Kwangen  + (Tabuh lelambatan ini terinspirasi dari sarana persembahyangan umat Hindu yaitu 'kwangen'. Dinamika dan melodi dalam tabuh merefleksikan keharuman dan penghayatan dari makna kwangen bagi umat Hindu.)
  • Tabuh Lemayung  + (Tabuh Lemayung diciptakan oleh I Dewa PutuTabuh Lemayung diciptakan oleh I Dewa Putu Berata seorang komposer musik tradisi yang kemampuannya sudah dikenal hingga mancanegara. Saat ini beliau menjabat sebagai ketua dari Sanggar Seni Çudamani, sebuah yayasan seni non profit berlokasi di Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud yang memiliki misi untuk menjaga, melestarikan dan merekonstruksi musik dan tarian kuno yang hampir dilupakan serta banyak menciptakan karya-karya baru yang bersifat inovatif baik dalam bidang musik dan tari Bali. Tabuh Lemayung adalah salah satu karya Dewa Berata yang mendapat apresiasi luar biasa baik dari musisi Bali maupun musisi luar negeri.</br></br>Lemayung diciptakan oleh Dewa Berata pada periode Pemilihan Umum tahun 2004. Inspirasi karya ini muncul ketika partai-partai peserta pemilu mengumbar janji-janji politik untuk menarik simpati rakyat. Kampanye yang penuh janji dan kepentingan membuat rakyat bingung dalam menentukan pilihan sehingga melahirkan istilah “Lemayung” yang memiliki makna ‘perasaan yang tak menentu’. Lemayung kemudian dituang ke dalam bahasa musik dengan perumpamaan rakyat kecil yang diekspresikan dalam ritme lagu lemah dan penguasa dalam ritme lagu yang kuat. Segala bentuk perbedaan dan janji-janji ditransformasikan ke dalam bentuk melodi dan dinamika musik yang indah dan enak didengar seolah merayu dan merebut simpati rakyat kecil. Tetapi bagi mereka yang jeli dan paham tidak akan mudah goyah oleh janji. Komposisi musik Lemayung juga menarasikan semangat kejujuran dan kejelian dalam memilih yang terbaik melalui melodi dan konsep musikal yang di luar kebiasaan.</br></br>Lemayung menggunakan gamelan Semarandana sebagai media ungkap dengan komposisi musik berbentuk tabuh kreasi pepanggulan. Tabuh kreasi pepanggulan mengadopsi kaidah tabuh kreasi kekebyaran dan tabuh kreasi lelambatan. Tabuh kreasi kekebyaran memiliki bentuk dan unsur aransemen baru dengan pola-pola kekebyaran dan ditabuhkan dalam Gong Kebyar. Sedangkan lelambatan kreasi adalah komposisi karawitan yang mengkreasikan atau mengaransemen bentuk dan unsur- unsur tabuh lelambatan klasik sehingga nampak baru.</br></br>Penggunaan tungguhan kendang dan trompong sangat menentukan jenis komposisi yang dimainkan. Tabuh kreasi kekebyaran menggunakan kendang gupekan (kendang yang dipukul dengan tangan) dan tidak menggunakan tungguhan trompong. Dalam tabuh lelambatan, kendang yang digunakan adalah kendang cedugan yaitu kendang yang ukurannya lebih besar dan menggunakan panggul untuk membunyikannya, selain itu juga menggunakan tungguhan trompong yang menjadi ciri dari Tabuh Lelambatan. Tabuh Kreasi Pepanggulan menggunakan seluruh tungguhan yang ada dalam barungan Gong Kebyar termasuk trompong, kendang cedugan, bebende dan kempli, yang mana tungguhan ini merupakan tungguhan penentu dalam memainkan gending- gending lelambatan. Akan tetapi tidak menggunakan bentuk, struktur, dan hukum- hukum lelambatan. Sedangkan pengadopsian dari Tabuh Kekebyaran terletak pada motif pukulan instrumen seperti gangsa, kendang, dan reyong. </br></br>Sebagai komposisi karawitan bali, Tabuh Lemayung tetap menggunakan tiga konsep dasar yaitu konsep Tri Angga (kawitan,pengawak, pengecet). Pada bagian kawitan (bagian kepala) Lemayung menggunakan motif lagu pendek yang dibawakan oleh gangsa, reyong dan kendang secara bergantian. Pola kendang menggunakan hitungan ganjil, menggantung lalu putus di tengah-tengah hitungan. Pengrangrang terompong memakai dua model patet dan di tengah-tengah permainan diselingi gangsa dan reyong. Permainan reyong juga menyajikan pola yang di luar kebiasaan, yaitu dimainkan secara berundag atau model stratapikasi, mengalir dari nada tinggi ke rendah mengibaratkan gulungan ombak di pantai. Pada segmen kedua terompong memainkan patet selendro yang mengesankan suasana menyayat hati dipadukan dengan melodi pukulan nyogcag tungguhan kantilan yang menggambarkan kesedihan rakyat. </br></br>Pada bagian pengawak (bagian badan lagu) memainkan perbedaan tempo dan hitungan pada permainan gangsa dan reyong dengan pola lagu yang dibawakan secara bergantian menonjolkan gangsa dan reyong. Pola ini menghasilkan harmoni yang indah didengar serta dinamika yang dinamis menggambarkan situasi pemilu yang saling berlomba mencari dukungan dengan menonjolkan diri. Pada tungguhan reyong dan gangsa juga memanfaatkan nada pemero untuk memperkaya ornamen kotekan.</br></br>Pada bagian pengecet atau pekaad (bagian kaki/bagian akhir), pola lagu berbentuk gilak dengan bermacam-macam modulasi dengan variasi tabuhan gangsa, reyong dan kendang yang menggambarkan suasana yang lebih hingar bingar dan gembira. Pola tabuhannya lebih lincah dan bermain pada tempo yang lebih cepat. Selain dibentuk dengan gilak, pengecet juga diselingi pola gegenderan dengan hitungan ganjil yaitu lima berbanding satu. Hitungan kontras, dan penonjolan masing- masing kelompok tungguhan seperti gangsa, reyong, dan kendang, terus menghiasi bagian ini. Rangkaian motif oncang-oncangan yang dikombinasikan dengan pola angsel reyong dan kendang menghantarkan komposisi ini ke melodi penutup. </br></br>Lemayung telah sering dipentaskan oleh Sanggar Çudamani dalam berbagai kesempatan seperti pada Pesta Kesenian Bali dan juga pada pementasan di luar negeri. Hingga kini Lemayung masih tetap meninggalkan kesan luar biasa melalui konsep dan komposisi musiknya yang tak mudah dilupakan.mposisi musiknya yang tak mudah dilupakan.)
  • Tabuh Panji Marga  + (Tabuh Panji Marga yang dimainkan dengan inTabuh Panji Marga yang dimainkan dengan instrumen gamelan gambang ini sangat tradisional yang sering digunakan pada waktu upacara Dewa Yadnya atau piodalan di tempat suci / pura. Tabuh gambang ini dimainkan dengan 6 personil ( I Gusti Nyoman Sidemen, I Gusti Nyoman Terangga, I Gusti Pt Manggis, I Gusti Pt Merta, I Gusti Md Astawa, I Gusti Made Geria) Gambelan Gambang ini berasal dari Br. Gede, ds. Subagan - Karangasem</br></br>Gamelan Gambang adalah salah satu jenis gamelan langka dan sakral, termasuk barungan alit yang dimainkan hanya untuk mengiringi upacara keagamaan. Di Bali tengah dan selatan gamelan ini dimainkan untuk mengiringi upacara ngaben (Pitra Yadnya), sementara di Bali Timur (Karangasem dan sekitarnya) Gambang juga dimainkan dalam kaitan upacara odalan di Pura-pura (Dewa Yadnya).</br></br>Gambar Gamelan Gambang terdapat pada relief candi Penataran, Jawa Timur (abad XV) dan istilah gambang disebut-sebut dalam cerita Malat dari zaman Majapahit akhir. Hal ini menunjukan bahwa Gamelan Gambang sudah cukup tua umurnya. Walaupun demikian, kapan munculnya Gambang di Bali, atau adakah Gambang yang disebut dalam Malat sama dengan Gamelan Gambang yang kita lihat di Bali sekarang ini nampaknya masih perlu penelitian yang lebih mendalam.</br></br>Gamelan Gambang, berlaras Pelog (tujuh nada), dibentuk oleh 6 buah instrumen berbilah. Yang paling dominan adalah 4 buah instrumen berbilah bambu yang dinamakan gambang yang terdiri dari (yang paling kecil ke yang paling besar) pametit, panganter, panyelad, pamero dan pangumbang.</br></br>Setiap instrumen dimainkan oleh seorang penabuh yang mempergunakan sepasang panggul bercabang dua untuk memainkan pukulan kotekan atau ubit-ubitan, dan sekali-kali pukulan tunggal atau kaklenyongan. Instrumen lainnya adalah 2 tungguh saron krawang yang terdiri dari saron besar (demung) dan kecil (penerus atau kantil), kedua saron biasanya dimainkan oleh seorang penabuh dengan pola pukulan tunggal kaklenyongan. dengan pola pukulan tunggal kaklenyongan.)
  • Ngulit Sari  + (Tabuh telu lelambatan pepanggulan ini diciTabuh telu lelambatan pepanggulan ini diciptakan oleh seniman alam I Nyoman Suryadi yang berasal dari Desa Celuk, Sukawati. Ngulat Sari terdiri dari dua kata 'ngulit' dan 'sari'. Ngulit memiliki makna menguliti/mengupas/mencari, sedangkan sari berarti inti/jati diri/identitas diri. Dalam garapan ini komposer berusaha untuk menggunakan berbagai sudut pandang melodi, intonasi ruang dan waktu untuk mewujudkan suatu keindahan yang bermartabat dengan tetap menggunakan pola tradisi di dalam hiasan kekinian.kan pola tradisi di dalam hiasan kekinian.)
  • Tabuh Telu Udahani  + (Tabuh Telu Udahani adalah komposisi musik Tabuh Telu Udahani adalah komposisi musik karya I Dewa Putu Berata yang secara special diciptakan untuk penabuh wanita dari Sanggar Seni Çudamani dalam pementasan Pesta Kesenian Bali pada tahun 2015 sebagai Duta Kabupaten Gianyar.</br></br>Udahani memiliki makna samudra , komposisi musik ini terinspirasi dari sifat samudra yang tenang namun sewaktu-waktu bisa menunjukkan gejolak yang mengerikan namun tetap memiliki keindahannya tersendiri.un tetap memiliki keindahannya tersendiri.)
  • Legong Raja Cina  + (Tari Legong Raja Cina lahir dari sejarahTari Legong Raja Cina lahir dari sejarah panjang akulturasi antara budaya Bali dan budaya Cina.Tarian ini merupakan reaktualisasi cerita legendaris Perkawinan Raja </br>Jayapangus dengan Putri Cina Kang Ching Wei yang kemudian dipersonifikasi sebagai Barong Landung dalam masyarakat Bali. Tari Legong Raja Cina ditampilkan dalam kolaborasi gerak tari Legong dengan gerak tari Barong Landung sebagai identitas budaya Cina. Kekhasan gerak tari Barong Landung dapat diidentifikasi sebagai penanda adanya gerak-gerak tari Cina dalam tari Legong.a gerak-gerak tari Cina dalam tari Legong.)
  • Tari Baris Dapdap Cempaga  + (Tari Baris Dadap merupakan sebuah tarian sTari Baris Dadap merupakan sebuah tarian sakral yang berasal dari Desa Cempaga. Desa Cempaga adalah salah satu Desa Baliaga yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Tarian tersebut menggambarkan sekelompok prajurit di medan peperangan. Makna tarian ini adalah melambangkan atau mencerminkan seorang prajurit yang gagah berani di dalam medan perang pertempuran. Sementara untuk Tari Baris Dadap melambangkan prajurit yang dengan gagah berani bertempur di dalam memenangkan ajaran darma yang bertujuan untuk menstabilkan atau menetralkan ajaran kebaikan. Tarian ini sangat sakral dan selalu dipentaskan saat piodalan maupun Ngusabha Desa tepatnya pada saat hari raya manis kuningan.patnya pada saat hari raya manis kuningan.)
  • Baris Gede  + (Tari Baris Gede merupakan salah satu dari Tari Baris Gede merupakan salah satu dari berbagai jenis tarian baris yang ada di Bali. Tarian ini biasa dipentaskan saat adanya upacara di pura dan menjadi salah satu bagian pelengkap dari upacara.</br></br>Tari Baris Gede masuk dalam kategori tari sakral yang dipentaskan di pura-pura. Tarian ini juga hampir tersebar di seluruh daerah di Bali. Tari Baris Gede diperkirakan telah ada sejak abad ke-8, namun sayang hingga kini tidak diketahui siapa penciptanya.</br></br>Peneliti Tari dari Institut Seni Indonesia (ISI), Denpasar Prof. Wayan Dibia, menuturkan Tari Baris Gede merupakan jenis kelompok baris massal yang dapat dipentaskan dalam berbagai versi. Dimana tarian sakral ini ditarikan secara berkelompok dalam jumlah tertentu sesuai arti di masing-masing daerah.</br></br>“Ada yang satu kelompok delapan penari, bahkan ada sampai 40 penari, ada yang diikat dengan simbul-simbul tertentu, misalnya ditarikan oleh 9 orang karena menggambarkan arah mata angin, senjata-senjatanya itu adalah senjata nawa sanga,” papar Prof. Wayan Dibia.</br></br>Menurut Dibia, senjata yang biasanya dipakai dalam Baris Gede juga beragam, dimana ada yang menggunakan tombak, cakra atau tamiang (tameng). Hal ini karena Baris Gede menggambarkan Widyadara (pengawal) yang mengiringi para dewa atau menyambut kedatangan para dewa. Namun di sisi lain Baris Gede ini juga diartikan sebagai tarian prajurit perang.</br></br> </br></br>Baris Gede, tarian yang melengkapi tari Rejang, adalah sebuah tarian yang dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa dalam rangkaian odalan di lingkungan desa yang bersangkutan. Baris Gede biasanya dipentaskan di siang hari beberapa saat sebelum atau sesudah pementasan tari Rejang, walaupun kedua bentuk tarian ini tidak sesalu berhubungan. Seperti halnya penari Rejang yang secara khusus mengenakan hiasan kepala bunga semi melingkar, Baris Gede dikenal dari mahkota berbentuk segitiga yang di pakai para penarinya, yang terdiri dari susunan keeping-keping kerang laut yang menunjuk ke atas seperti pyramid; yang disematkan pada pir-pir yang menyebabkannya bergetar seiring gerakan sang penari.</br></br> </br></br>Para penari Baris Gede dianggap sebagai pengawal para Dewa yang intuk sementara waktu akan menempati pretima. Para penari membawa senjata pusaka yang sacral seperti tombak, panah, tameng, keris atau di beberapa desa bahkan senapan. Setiap penari membawa senjata dengan jenis yang sama, dan tari Baris yang dibawakan identic dengan jenis senjata yang dibawa.</br></br> </br></br>Menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Baris, berasal dari kata “bebaris”, yang dapat diartikan sebagai pasukan. Oleh karena hal tersebut, maka tari baris menggambarkan ketangkasan prajurit. Keberadaan tari baris gede ini, masih terpelihara dengan baik, karena tari baris gede tergolong kedalam jenis seni sakral.</br></br>Tari baris gede, diketahui keberadaannya sejak abad ke-8, namun sayangnya tidak diketahui, siapa gerangan yang menciptakan tarian ini. Baris Gede merupakan jenis tarian masal, yang dapat dipentaskan sesuai versi masing-masing daerah. Secara umum, tari baris gede difungsikan sebagai tari wali, untuk melengkapi sebuah upacara yadnya..</br></br>Selain menggambarkan ketangkasan prajurit, baris gede ini juga merupakan tari penyambutan, yang melukiskan para pengawal, sebagai pengiring para Dewa, atau dengan kata lain, untuk menyambut kehadiran para dewata.in, untuk menyambut kehadiran para dewata.)
  • Baris Jorjor  + (Tari baris jojor merupakan tarian yang diTari baris jojor merupakan tarian yang ditarikan orang seorang penari atau tunggal yang penarinya adalah seorang laki – laki. Tari baris ini merupakan tai kepahlawanan yang mempertunjukan jiwa keprajuritan dan gerakan – gerakan tarian ini menunjukan kewibawaan seorang prajurit dalam setiap langkahnya yang tegap dan beribawa. Adapaun makna dari tarian ini adalah melambangkan atau mencerminkan seorang prajurit yang gagah berani di dalam medan perang pertempuran. berani di dalam medan perang pertempuran.)
  • Tari Baris Juntal  + (Tari Baris Juntal adalan tari wali/sakral Tari Baris Juntal adalan tari wali/sakral yang dipentaskan pada saat upacara Dewa Yadnya di Desa Bunutin, Bangli. Tari ini ditarikan oleh beberapa orang laki-laki dengan kostum tari baris, namun dengan ciri khas hiasan kepala/gelungan berupa topi tradisional petani yang diulat dari daun kelapa. Gerakan-gerakanya juga begitu unik dan klasik, berbeda dengan tari baris gede pada umumnya.rbeda dengan tari baris gede pada umumnya.)
  • Baris Pendet  + (Tari Baris Pendet adalah tari wali/sakral yang ditarikan pada saat upacara Dewa Yadnya. Bari Pendet ditarikan dengan gerakan-gerakan yang mirip dengan tari baris gede, namun membawa canang rebong dan sarana upakara lainnya pada saat menari.)
  • Baris Presi  + (Tari Baris Presi adalah tari wali/sakral yTari Baris Presi adalah tari wali/sakral yang dipentaskan pada saat upacara Dewa Yadnya. Tari wali ini menjadi ciri khas dari Desa Sulahan, Susut, Bangli, meski tidak dipungkiri Baris Presi juga ada di desa-desa lain di Bali, namun dengan karakter dan gerakan yang berbeda-neda. Tarian ini ditarikan oleh penari laki-laki dengan gerakan-gerakan dinamis dan maskulin khas tari baris, penari juga membawa presi/perisai sebagai atribut tarian.bawa presi/perisai sebagai atribut tarian.)
  • Tari Belibis  + (Tari Belibis adalah tari kreasi baru dari Tari Belibis adalah tari kreasi baru dari Bali yang masuk dalam kategori tari kelompok, karena melibatkan lebih dari tiga orang penari. Tarian ini diciptakan ditahun 1984, koreografinya digarap oleh N.L.N Swasti Wijaya Bandem dan musiknya diciptakan oleh I Nyoman Windha.</br></br>Tari ini berfungsi sebagai tari hiburan yang menonjolkan segi artistik, koreografi, serta disajikan dengan tema dan tujuan yang jelas. Sesuai dengan judul tarinya, tari ini menggambarkan keindahan dan kecantikan sekelompok burung belibis yang sedang menikmati alam sekitar.</br></br>Sementara itu, temanya mengambil kisah Anglingdharma. Kisah yang ada dalam cerita Tantri tersebut, menyebutkan bahwa sang raja Anglingdharma dikutuk menjadi seekor burung belibis oleh istrinya yang sakti.</br></br>Dikisahkan, raja Anglingdharma yang telah berubah menjadi burung belibis mengembara dan bertemu sekelompok burung belibis lain. Merasa tertarik dengan suasana canda dan keriangan sekelompok belibis tersebut, ia pun berusaha bergabung agar diterima menjadi bagian dari kelompok tersebut.</br></br>Malangnya, oleh karena sang burung (Anglingdharma) mampu berbicara seperti manusia, burung-burung lain kemudian tahu bahwa ia adalah manusia yang dikutuk, sehingga mereka pun menolaknya. Kawanan burung itu pun pergi dan meninggalkan sang raja dalam kesendirian. meninggalkan sang raja dalam kesendirian.)
  • Tari Cendrawasih Buleleng  + (Tari Cendrawasih khas Buleleng diciptakan Tari Cendrawasih khas Buleleng diciptakan oleh sang maestro I Gede Manik dan pertama kali ditampilkan di Kecamatan Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an, beberapa tari seperti Trunajaya, Wiranjaya, dan Palawakya juga di ciptakan diwilayah ini. Tari cendrawasih khas Buleleng memiliki perbedaan yang signifikan dari tarian yang sekarang umumnya ditampilkan. Tari Cendrawasih khas Buleleng tercipta jauh sebelum Swasthi Wijaya Bandem menciptakan Tari Cendrawasih tahun 1987. Seniman tua yang berasal dari Desa Jagaraga yang kini tinggal di Tejakula itu menarikan tarian klasik tersebut secara tunggal.kan tarian klasik tersebut secara tunggal.)
  • Cendrawasih  + (Tari Cendrawasih terinspirasi dari burung Tari Cendrawasih terinspirasi dari burung khas Tanah Papua, dan di Bali sendiri burung ini dipercaya sebagai burung Dewata atau burung para dewa. Tarian ini menggambarkan percintaan burung Cendrawasih pada masa “mengawan” (musim kawin).</br></br>Tari Cendrawasih disajikan oleh dua penari perempuan untuk memerankan burung jantan dan burung betina. Untuk mengilustrasikan ritual perkawinan khas Cendrawasih yang mana pejantan membutuhkan persiapan dan latihan, penari burung jantan akan menari terlebih dahulu, kemudian disusul penari burung betina dan keduanya pun menari bersama.</br></br>Masa-masa mengawan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya digambarkan penuh keceriaan. Tarian ini menunjukan bagaimana kegirangan burung-burung tersebut, bermain dan saling mengejar. Secara ekspresif, sang jantan memamerkan bulu-bulu indahnya yang kaya warna pada sang betina yang memang bulu-bulunya tak seindah burung jantan.</br></br>Cikal bakal tarian ini diciptakan oleh seniman besar I Gede Manik pada tahun 1920-an yang berasal dari Buleleng, Singaraja. Kemudian tarian ini diinterpretasikan kembali oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem pada tahun 1988, versi ini lebih dikenal dan lebih umum dipentaskan. lebih dikenal dan lebih umum dipentaskan.)