UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "sesuatu yang diusahakan dengan keras". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 126 results starting with #1.

View (previous 250 | next 250) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Nyirsir  + (sepoi-sepoi (tentang angin))
  • Akupak  + (sepotong (tentang sabut kelapa))
  • Sipsip  + (sepotong bambu di atas rusuk rumah tempat mengikatkan atap)
  • Bantang  + (sepotong batang kayu)
  • Duaja  + (sepotong kain atau kertas segi empat atau segitiga (diikatkan pada ujung tongkat, tiang, dan sebagainya) dipergunakan sebagai lambang negara, perkumpulan, badan, dan sebagainya atau sebagai tanda; panji-panji; tunggul)
  • Wayang-wayang  + (sepotong kecil batang atau pelepah pisang (gedebong), digunakan sebagai semacam pegangan di mana beberapa batang sate dimasukkan sehingga mereka bisa dipanggang sekaligus)
  • Dasa sila  + (Sepuluh dasar ajaran agama Hindu yaitu: AhSepuluh dasar ajaran agama Hindu yaitu: Ahimsa (tidak boleh membunuh sesama makhluk), Brahmacari (mengurangi keinginan terutama kebirahian), Satya (jujur dalam arti kata yang luas), Awiwahara (tidak suka bertengkar, ribut-ribut dan perkelahian), Asteya (tidak suka mencuri), Akroda (tidak suka marah), Guru susrusa (hormat kepada guru), Soca (bersih), Aharalagawa (mengurangi makan minum), Apramada (tidak suka lengah).akan minum), Apramada (tidak suka lengah).)
  • Abara  + (Sepuluh juta)
  • Alaksa  + (Sepuluh ribu)
  • Ampung  + (panen; ketam)
  • Pepatehan  + (seragam; sama semua)
  • Serah  + (serah)
  • Pisaraang  + (serahkan)
  • Bokbokina  + (serahkan atau bagi sesuatu kepada orang lain sesuai kehendak hatiny)
  • Gamburang  + (serakkan; buat menjadi berserakan)
  • Amben  + (serambi; beranda)
  • Ampik  + (serambi; teras; beranda)
  • Gebug  + (pukul)
  • Lurug  + (Melanggar; membantah; melawan)
  • Kembulin  + (serang beramai-ramai, keroyok)
  • Rejek  + (serang;serbu)
  • Pepeteng  + (topan disertai hujan lebat)
  • Kekupu  + (serangga bersayap lebar, umumnya berwarna cerah, berasal dari kepompong ulat, dapat terbang, biasanya hinggap di bunga untuk mengisap madu; rama-rama〔Lepidoptera〕)
  • Kekawa  + (Serangga berwarna abu-abu kehitam-hitaman, menjalin jaring benang sutra dari perutnya yang berfungsi sebagai perangkap mangsa.)
  • Kawa-kawa  + (Serangga berwarna abu-abu kehitam-hitaman, menjalin jaring benang sutra dari perutnya yang berfungsi sebagai perangkap mangsa.)
  • Buyung jaran  + (serangga kecil berasal dari bernga, dapat terbang, berwarna hitam, suka hinggap pada barang yang busuk (bangkai, kotoran, dan sebagainya) dan dapat menyebarkan penyakit yang berukuran besar)
  • Undur-undur  + (serangga kecil-kecil yang beterbangan waktu senja.)
  • Lemud  + (Cara bicaranya menarik hati (dialek Klungkung))
  • Balenging  + (serangga mirip kumbang besar)
  • Bukur  + (menara usungan sekah yg bertingkat-tingkat menjulang tinggi megah, dg hiasan berwarna serba putih dan kuning)
  • Kete-kete  + (kuali yang terbuat dari tanah liat biasanya digunakan untuk memasak)
  • Air  + (serangga yang lebih besar daripada kumbang, bersayap ganda, suka hinggap pada pohon-pohon dan berbunyi nyaring (lebih nyaring daripada suara jangkrik))
  • Majangkrikan  + (serangga, biasa hidup di tanah (sawah), berwarna cokelat atau hitam, bersayap ganda, mengeluarkan bunyi “krik, krik”; riang-riang〔Gryllus mitratus〕)
  • Otot  + (tarik)
  • Dami  + (serat batang pisang, daun nanas, dsb;)
  • Kemaon  + ((kémaon) - hanya; sekadar)
  • Sata  + (ayam; istilah untuk ayam yang digunakan dalam sajen)
  • Karo Sigar  + (seratus lima puluh; bilangan yang dilambangkan dengan angka 150 (Arab) atau CL (Romawi))
  • Karo Belah  + (Kata majemuk yang berasal dari morfem "karo" berarti "dua" dan "belah" berarti "pecah". Kemudian gabungan "karo belah" menimbulkan makna baru yakni "bilangan seratus lima puluh")
  • Aketi  + (seratus ribu (tentang uang))
  • Lebak  + (Seratus tujuh puluh lima; bilangan yang dilambangkan dengan angka 175 (Arab) atau CLXXV (Romawi))
  • Satus  + (seratus; bilangan yang dilambangkan dengan angka 100 (Arab) atau C (Romawi).)
  • Nyatus  + (seratusan (tentang harga satuan barang dagangan))
  • Satusan  + (seratusan; ratusan (tentang mata uang, dsb))
  • Sigar Mangsi  + (serba hitam)
  • Pati Piwalin  + (serba menentang; serba diingkari)
  • Patiosek  + (serba salah)
  • Ngraweg  + (serba tahu)
  • Sarwa  + (serba; setiap)
  • Bubuk  + (bubuk, barang yang ditumbuk menjadi tepung halus, serbuk, barang yang lumat atau berbutir-butir halus)
  • Jenu  + (serbuk halus untuk mempercantik muka atau untuk obat kulit; pupur)
  • Serem  + (serem)
  • Ieb  + (serempak)
  • Gebiugan  + (serentak; bersama-sama)
  • Paid  + (seret; tarik; ditarik)
  • Nem Bangsit  + (seribu dua ratus; bilangan yang dilambangkan dengan angka 1200 (Arab) atau MCC (Romawi))
  • Pitung bangsit  + (seribu empat ratus; bilangan yang dilambangkan dengan angka 1400 (Arab) atau MCD (Romawi))
  • Siu  + (seribu; bilangan yang dilambangkan dengan angka 1000 (Arab) atau M (Romawi))
  • Pegpeg  + (sering - sering (adverbia))
  • Pepesang  + (sering - seringlah)
  • Sabeng  + (sering datang ke suatu tempat)
  • Ngentah-entahan  + (sering kumat; sering kambuh)
  • Engsap-engsapan  + (sering lupa; menjadi tukang lupa)
  • Buruh  + (buruh; pekerja)
  • Sai-sai  + (sering sekali)
  • Kakab-kakab  + (sering terkejut)
  • Kereng  + (sering-sering)
  • Pakemigin  + (sering-sering (menasehati))
  • Kadalan  + (sering-sering didatangi kadal)
  • Sering  + (sering; acapkali; kerap; keterangan mengenai kemunculan berulang-ulang dengan rasio yang banyak dalam kurun waktu tertentu)
  • Sawai  + (sering; hampir setiap hari)
  • Banget  + (serius; sangat)
  • Gagetepan  + (serpihan; potongan)
  • Sarwi  + (serta; sambil)
  • Pilpil  + (sertifikat tanah; surat tanda pemilikan tanah)
  • Pramana patra  + (sertifikat; piagam)
  • Kambit  + (seruduk dengan taring)
  • Plodor  + (seruduk; diseruduk; ditabrak dengan cara maju)
  • Saur  + (serundeng; lauk (masakan) yang dibuat dari kelapa yang dikukur (diparut), diberi bumbu, dan disangrai hingga kering berwarna cokelat)
  • Mlingbing  + (serupa dengan; mirip dengan; mengarah-arahi dengan buah belimbing)
  • Maturan  + (sesajen)
  • Banten kojong  + (Sesajen berbentuk kerucut yang dipersembahkan pada saat menyemai benih tanaman padi)
  • Banten bubuh  + (Sesajen berupa bubur yang dipersembahkan kepada Dewi Uma pada saat mulai menanam bibit.)
  • Ajuman  + (sesajen berupa hidangan makanan (identik dengan upacara ngajum di Bali))
  • Banten ketipat kelanan  + (Sesajen berupa ketupat yang dipersembahkan kepada Dewi Sri ketika padi sudah berumur tujuh puluh hari.)
  • Nasi pangkonan  + (sesajen hidangan yang biasanya dipergunakan dalam upacara bhuta yadnya)
  • Caru pangruak  + (Sesajen kurban dengan mempergunakan seekor ayam yang bulunya berwarna merah berbintik-bintik putih dan hitam)
  • Caru dengen  + (Sesajen kurban yang menggunakan seekor atau tiga ekor ayam putih.)
  • Ayaban  + (sesajen yang dipersembahkan (dapat berupa buah, bunga, daun, hewan, dsb))
  • Banten tulung  + (Sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Sri ketika padi sudah berumur dua belas hari.)
  • Saagan  + (sesajen yang telah dipersembahkan kemudian dimakan bersama)
  • Dadinan  + (peringatan ulang tahun sebulan sekali di Bali (35 hari), ketika hari Minggu Saptawara dan Pancawara (7 hari dan 5 hari) sama dengan pada hari kelahiran)
  • Tepung biakaon  + (sesaji yang terbuat dari don tulak, don kayu sisih, susuk ambengan, padang lepas, tepung baas, diramu bersama, digunakan untuk melengkapi sesaji biakaon)
  • Rangsek  + (sesak nafas disertai rasa sakit)
  • Kosek  + (sesak; ramai; susah)
  • Sasar  + (sesat)
  • Dikenkene  + (sesekali; sekali-sekali)
  • Ianu  + (seseorang (tidak ditentukan); biasanya digunakan ketika lupa dengan nama seseorang)
  • Lali  + (seseorang yang tidak ingat dengan sesuatu)
  • Desa kala patra  + (Sesuai dengan keadaan dan tempat, (situasi dan kondisi))
  • Manut  + (sesuai; bersesuaian; menurut)
  • Semare  + (sesuai; sebanding)
  • Adungang  + (sesuaikan)
  • Erasang  + (sesuaikan)
  • Ngisngis  + (sesuatu)
  • Pisengan  + (sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati (melupakan kesedihan dan sebagainya))
  • Di malu  + (sesuatu di depan)
  • Pamlaspas  + (sesuatu untuk upacara menyucikan (sesajen))
  • Degdegan  + (Sesuatu yang bercampur dengan zat cair kemudian turun ke bawah dan tertimbun (seperti ampas kopi di dasar cangkir))
  • Cutet  + (sesuatu yang bisa diperpendek/disingkat seperti waktu, kata, cerita)
  • Bekel  + (bekal; sesuatu yang disediakan (seperti makanan, uang) untuk digunakan dalam perjalanan)
  • Conto  + (Sesuatu yang dapat dipakai sebagai contoh/teladan)
  • Blitbit  + (sesuatu yang digunakan untuk membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan sebagainya yang terbuat dari bambu)
  • Mablitbit  + (sesuatu yang digunakan untuk membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan sebagainya dari pohon bambu)
  • Dandan  + (sesuatu yang digunakan untuk penutup mata (muka))
  • Adol-adolan  + (sesuatu yang dijual; barang dagangan)
  • Mabuaka  + (Sesuatu yang dilakukan dengan sengaja.)
  • Gae  + (pekerjaan, barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban)
  • Bebakalan  + (sesuatu yang dimaksudkan)
  • Daging  + (Isi)
  • Coblok  + (sesuatu yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, meletakkan, dan sebagainya); wadah; bekas untuk meletakkan kapur sirih)
  • Pangencoban  + (sesuatu yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, meletakkan, dan sebagainya); wadah air)
  • Paciringan  + (sesuatu yang dipakai untuk menaruh (menyimpan, meletakkan, dan sebagainya); wadah; bekas untuk buang air kecil)
  • Sesaupan  + (sesuatu yang diperoleh tanpa memilih)
  • Papingitan  + (sesuatu yang dirahasiakan)
  • Aat-aatan  + (sesuatu yang diusahakan dengan keras)
  • Lalacan  + (sesuatu yang ingin dilakukan oleh seseorang)
  • Aas  + (sesuatu yang jatuh dari tempatnya; rontok; merenggas)
  • Ngonngonan  + (sesuatu yang mengagumkan; kekaguman; kebanggaan)
  • Kecoran  + (sesuatu yang mengalir (tentang hawa, air, listrik, dan sebagainya), aliran)
  • Papendeman  + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
  • Angob-angoban  + (sesuatu yang mengherankan)
  • Bina  + (Sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda/hal yang satu dan benda/hal yang lain; ketidaksamaan.)
  • Samian  + (Sesuatu yang menunjukkan keseluruhan baik dalam jumlah maupun situasi)
  • Biseka  + (sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya)
  • Bidugai  + (sesuatu yang menyebabkan kotor, berupa noda, bintik-bintik, daki, dan sebagainya)
  • Ababan  + (sesuatu yang sudah diambili tangkai-tangkai bulirnya; sesuatu yang harus dikesampingkan)
  • Nasib  + (sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang; takdir)
  • Tetabasan  + (sesuatu yang telah diratakan)
  • Rusak-rusakan  + (sesuatu yang telah rusak (Basa Alus Mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Apit  + (diapit)
  • Diatmika  + (sesuatu yang terdapat di dalam hati; sesuatu yang menyangkut jiwa (perasaan hati dan sebagainya))
  • Ciplakan  + (sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga akibat kunyahan)
  • Biket  + (sesuatu yang tertinggal sebagai sisa (yang telah rusak, terbakar, tidak dipakai lagi, dan sebagainya) akibat luka)
  • Katunan  + (Sesuatu yang tidak lengkap, tidak genap, tidak cukup, tidak sempurna, dan sebagainya.)
  • Paslengkat  + (sesuatu yang tidak teratur tempatnya.)
  • Idangan  + (sesuatu yg dihidangkan (makanan, minuman, dsb))
  • Sasubane  + (sesudahnya)
  • Sauning  + (setahu saya; sejauh yang saya tahu)
  • Nyuh aijeng  + (setandan kelapa)
  • Agence  + (Setangkai buah (msl. kelengkeng, anggur, ceroring))
  • Setel  + (setel; set; dua benda atau lebih yang selalu dipakai bersama-sama, yang satu menjadi pelengkap yang lain;)
  • Anggur  + (anggur)
  • Anggut  + (angguk)
  • Disubane  + (setelah; setelah itu; seusai; usai;)
  • Arda  + (setengah)
  • Tenga  + (setengah)
  • Aselid  + (setengah hari)
  • Alum  + (setengah matang)
  • Mengkel  + (mengkal)
  • Semental  + (setengah matang; mengkal)
  • Akenjang  + (setengah; separo; sebagian)
  • Asibak  + (setengah; separuh; sebagian)
  • Atenga  + (setengah; separuhnya)
  • Aketelan  + (setetes)
  • Satia  + (setia)
  • Satia semaya  + (setia kepada janji)
  • Satia wacana  + (setia kepada kata-kata atau ucapan atau janji)
  • Satia mitra  + (setia kepada kawan)
  • Satia budi  + (setia pada cita-cita)
  • Sutindih  + (setia; berpihak; menjaga)
  • Bilang  + (setiap)
  • Nyabran  + (setiap)
  • Sabilang  + (setiap)
  • Sawilang  + (setiap)
  • Saban  + (tiap-tiap)
  • Sabran  + (tiap-tiap)
  • Dekorasi  + (setiap bagian dari perlengkapan dekor panggung teater; hiasan atau perhiasan sementara dari ruangan, gedung, jalan, dan sebagainya)
  • Besi berani  + (setiap bahan yang dapat menarik logam besi)
  • Ngarahina  + (setiap hari)
  • Sesai  + (setiap hari; sehari-hari)
  • Sandi ngucap  + (Setiap kata yang diucapkan bertuah/sakti.)
  • Asing  + (setiap; siapa saja)
  • Sapangrauh  + (setibanya; sesampai; sesampainya)
  • Ategeh  + (setinggi)
  • Katuk  + (setubuhi; arahan untuk melakukan hubungan badan.)
  • Ragem  + (setuju, sepakat, sependapat)
  • Cumpu  + (setuju; sepakat; suatu keadaan yang sudah sesuai atau cocok dengan yang dipikirkan)
  • Benang pipis  + (Setukal benang putih dan seikat uang kepeng yang dipergunakan dalam suatu upacara.)
  • Abaong  + (Seukuran atau setinggi bagian tubuh (manusia atau binatang) yang menghubungkan kepala dengan tubuh yang lain)
  • Apegelangan  + (seukuran satu pergelangan)
  • Natkala  + (sewaktu-waktu)
  • Ngadug-adug  + (sewenang-wenang)
  • Renggeh  + (panjang)
  • Nang  + (short for nanang which means father)
  • Kado  + (hadiah atau pemberian)
  • Beda  + (beda; berbeda)
  • Buncul  + (tidak mujur dan segala usahanya selalu tidak berhasil (seperti sukar mendapat rezeki, sukar mendapat jodoh): -- benar ia hari ini; membawa -- (kepada) menyebabkan tidak mujur)
  • Rahina  + (hari)
  • Lemah  + (siang hari)
  • Tengai  + (siang; siang hari)
  • Kagayor  + (siangi (oleh))
  • Gayor  + (hiasan dekorasi pernikahan berupa gapura yang terbuat dari bahan organik (janur, daun lontar,bambu, bunga, dsb), ada juga yang terbuat dari bahan an organik seperti gabus, kain dan sebagainya)
  • Nabeng  + (mengaling; memasang aling-aling;)
  • Siaga  + (siap; sedia)
  • Nyen  + (siapa)
  • Sapasira  + (siapa)
  • Sira  + (siapa)
  • Nyen kapo  + (siapa gerangan)
  • Sagiang  + (siapkan hidangan (nasi dst))
  • Gapah-gupuh  + (sibuk kesana kemari)
  • Makecan-kecanan  + (sibuk sekali)
  • Ingeh  + (sibuk sekali; banyak pekerjaan, recok; gaduh; ingar; ramai (rusuh) tidak keruan; marah-marah (mengamuk))
  • Mabiangbiungan  + (sibuk sekali; banyak pekerjaan; recok; gaduh; ingar; ramai (rusuh) tidak keruan; marah-marah (mengamuk))
  • Mabiayuhan  + (sibuk sekali; banyak pekerjaan; recok; gaduh; ingar; ramai (rusuh) tidak keruan; marah-marah (mengamuk); bertengkar mulut)
  • Bincuh  + (sibuk; giat dan rajin (mengerjakan sesuatu))
  • Bejad  + (banyak yang dikerjakan; giat dan rajin (mengerjakan sesuatu); penuh dengan kegiatan (misalnya orang yang lalu-lalang, mobil-mobil bersimpang siur))
  • Selegwi  + (Sida rhombifolia)
  • Saba  + (sidang; balai persidangan)
  • Becik  + (sifat baik yang dimiliki seseorang.)
  • Celut  + (Sifat dari binatang yang susah untuk didekati)
  • Bragedegan  + (sifat pemarah)
  • Kenyih  + (sifat seseorang yang mudah menangis (cengeng))
  • Comel  + (Sifat seseorang yang suka banyak omong)
  • Begug  + (sifat suka memandang rendah kepada orang lain; tinggi hati; sombong; congkak)
  • Cihna  + (ciri; tanda; alamat)
  • Sesirep  + (sihir yang menyebabkan orang tertidur)
  • Agol  + (sikap)
  • Ngegah  + (sikap atau tetap teguh; tetap tidak berubah)
  • Nengkul  + (menekukkan lutut hingga ke dagu)
  • Kanag  + (sikap badan yang dadanya maju ke depan)
  • Engging  + (sikap berdiri kaki terbuka, pantat menonjol ke belakang)
  • Tayog  + (sikap saat menari dengan berjalan agak bergoyang, kaki kanan dan kiri melangkah ke depan bergantian)
  • Patiwada  + (sikap saling mencela antara satu dengan lainnya; nsaling mengejek; saling merendahkan)
  • Nayah  + (sikap seperti orang bersandar di kursi)
  • Gagang  + (sikap tangan seperti orang yang jijik)
  • Agem  + (pegang)
  • Pancawara  + (siklus lima harian dalam konsep wewaran; unsur-unsurnya adalah Pon, Wage, Kliwon, Umanis dan Paing)
  • Siku  + (siku)
  • Lentuk  + (siku)
  • Raris  + (silahkan)
  • Durusang  + (silahkan)
  • Rarisang  + (silakan)
  • Lautang  + (silakan; lanjutkan; teruskan)
  • Kejil  + (silap, salah penglihatan (penglihatan atau perasaannya berlainan dengan keadaan sebenarnya))
  • Sima krama  + (silaturahmi)
  • Ulap  + (silau)
  • Silsila  + (silsilah keluarga)
  • Adegan  + (tiang rumah)
  • Pranawa  + (simbol bunyi sakti Om/Ong)
  • Yoni  + (watak manusia)