UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Property:WikithonRecordText id

From BASAbaliWiki
Showing 250 pages using this property.
J
Batang layangan ikan itu harus diikat lagi sedikit agar kencang.  +
sabung ayam itu bubar setelah didatangi polisi.  +
Dia menghadap ke istana.  +
Tusuk ikan/daging itu (dengan tali) dan gantung agar tidak kotor.  +
Dia menonton orang menabuh di balai gong.  +
Susah payah saya mencari uang.  +
Kupas mangga itu hingga bersih.  +
Om Swastiastu. Nama saya I Kadek Yoga Pratama. Saya bersekolah di SMK Pariwisata Trisakti Tampak Siring. Kegiatan saya sehari-hari hanya mengukir. Begitu.  +
Kerbau putih digunakan sebagai sarana upacara di pura.  +
Kata "liligundi" berisi suku kata yang banyaknya empat.  +
Pada saat ada pandemi virus Corona, Si Wayan tinggal di rumah agar terlindung.  +
Cerita Si Berit Kuning  +
Ibu membuat satai limau untuk persembahan di Pura.  +
Sampah itu berserakan di halaman.  +
Sebuah peribahasa yang artinya siapa yang membagi, dia yang mencari.  +
Mual saya mendengar omongannya.  +
Ini uangnya, Bu.  +
Kopi tanpa gula rasanya sangat pahit.  +
Pokok bahasannya adalah mengingatkan agar warga bisa diam sejenak di rumah masing-masing sampai wabah dunia menghilang.  +
Jung Adi, sudah dibalas lagi SMS itu oleh ayah?  +
Aku tidak mau membuatkan kamu meja.  +
Ayah membeli kelapa mulung untuk obat.  +
Dia membawa gayung ke sungai.  +
Jangan menyakiti diri sendiri.  +
Sudah dua bulan sakitnya datang dan hilang silih berganti.  +
Tangan saya terluka terkena pisau.  +
setelah kencing ingat bersihakan agar tidak berbau pesing  +
Jarum itu dicari dengan teliti oleh Nyoman.  +
Di halaman gubuk, Anak Agung Alit disambut oleh anjing(nya) kakek Giyor  +
Beliau akan pergi ke pasar membeli guci.  +
Saya tidak punya uang.  +
Air lautnya surut.  +
Kesana kemari Nyoman mencari jarum itu.  +
Apa yang sedang dikerjakan itu?  +
Kebenaran itu digunakan sebagai pengantar hidup.  +
Kita hidup berdampingan, saling menjaga dan mengasihi.  +
Adik saya memelihara burung balam.  +
maknanya: orang yang lekas marah  +
Rambutnya tetap kejur walaupun sudah keramas.  +
Gigi geraham saya sakit karena sering makan permen.  +
Tidak apa, besok tingkatkan lagi.  +
Dari dulu ayah saya sangat senang bercocok tanam.  +
Dapurnya beratapkan bilah bambu.  +
Ayo cuci tangan dahulu sebelum makan.  +
Walaupun Sang Batur Taskara bertabiat jahat, Ida Empu Bajrasatwa tidaklah takut  +
Baju yang dipakai bagus sekali.  +
Sisakan nasinya untuk diberikan ke anjing.  +
Jangkrik apa yang membuat kebisingan di atas gunung?  +
Beliau sudah sakit-sakitan sejak kecil.  +
Upacara Besar di Pura Besakih mendatangkan Tiga golongan pendeta.  +
Ayu merajuk, ia tidak mau berpaling meskipun dipanggil oleh kekasihnya.  +
Saya suka makan talas kukus.  +
Ambil pekerjaan itu satu per satu.  +
kamu mengapa datang kemari?  +
Kutunya banyak menyebar di rambut sampai ke anak rambut  +
Saya jumpai di desanya, ia tidak menegur, saya pura-pura tidak dikenalnya.  +
Ketika masa krisis dulu, banyak orang yang merampas uang.  +
Memberi makan ternak (sapi ) disaat gunung agung meletus  +
Kakek sudah tidak bertenaga sekarang.  +
Jangan hanya mengikuti kebiasaan melakukan sesuatu dengan mengikuti begitu saja apa yang telah diperbuat oleh para pendahulu!  +
Jangan cemburu agar tidak bersedih hati.  +
Setiap hari uangnya dikumpulkan sedikit semi sedikit.  +
Jika ingin pergi ke sawah harus melintasi jembatan kecil yang terbuat dari bambu.  +
Jika lagi ikan di dapur dicuri, pukul dengan tongkat saja kucing itu.  +
Putu Adi hemat sekali menggunakan uang.  +
Telan dulu nasinya, baru berbicara!  +
Kita tidak boleh menginginkan apalagi sampai mencuri milik orang lain.  +
Dokter mengatakan dia sakit karena perutnya berisi cacing pita.  +
Gadis itu berwajah manis  +
“Wéé, Luh! Bangun, bangun.”  +
Made belajar membuat tempat sarana sesajian serta persembahan suci yang terbuat dari bambu berbentuk anyaman longgar segi empat bujur sangkar.  +
Dia meronta ketika tidak dibelikan mainan oleh ibunya.  +
Beliau tahu tentang segala jenis sajen.  +
Keluarkan isi botol itu.  +
Kakek dulu menjadi sekretaris desa.  +
Dia sudah bisa membuat ukiran ornamen yang mempunyai ciri-ciri batang merambat atau berbentuk pohon, mempunyai bunga yang berbentuk bundar diapit tiga helai daun, di sela-sela batangnya terdapat liking ata (pucuk tumbuhan menjalar).  +
I Durma memiliki dua pusar rambut.  +
Kalau sudah rampung, mari ke dapur dulu!  +
Sudah lama tidak berkumpul bersama teman-teman.  +
Matahari bergeser ke utara (bagi Bali Utara) atau ke selatan (bagi Bali Selatan).  +
Si Sari banyak sekali rambutnya berisi telur kutu  +
Sudah seharusnya beliau menjalani wanaprasta.  +
Anak : Apa itu, Pak?  +
Nenek saya membersihkan rumput di sawah karena baru selesai menanam padi.  +
Dia duduk sendiri di serambi rumahnya sambil memintal benang.  +
Luh Dewi menggosok Cendana yang di gunakan untuk mengobati luka, karena jatuh di halaman rumah  +
Bunganya sudah semakin banyak.  +
Kala itu hari Sabtu, Luh Ayu Manik pulang lebih awal. Pada hari-hari sebelumnya ia pulang sore karena sekolah SMP-nya saat ini juga mengikuti program full day school. Ia lalu duduk-duduk di lantai pos satpam sekolah. Tangannya terus mengutak-atik sembari memeriksa gawainya. Sesekali ia tertawa, kemudian cemberut lagi. Belum berselang lama ia berdiri lalu kembali duduk. Ibunya yang bermata pencaharian sebagai pedagang canang dan banten itu masih belum datang menjemputnya. Sesekali ia berpikir untuk membawa motor sendiri ke sekolah, tetapi sering tidak diizinkan ibunya yang terlalu sayang. Sesungguhnya di tasnya yang berwarna hitam itu berisi majalah remaja, ada pula buku-buku pameran lukisan yang dikunjunginya dua hari lalu bersama ibunya. Akan tetapi, ia malu mengambil buku itu. Lebih baik bermain gawai daripada membaca buku, seperti itu yang ada di benaknya. Toh juga masih banyak ilmu dan buku daring.  +
Biarlah sudah kerjakan dengan tidak beraturan dulu agar cepat selesai.  +
Guna: Berapa harga sapinya sekarang kalau sampai laku, Pak?  +
Banyak yang bisa dipelajari dalam cerita parwa.  +
Saya dan Nyoman memasang penyela atap.  +
Makna upacara Mapepada adalah supaya semua hewan yang digunakan dalam sarana upacara bisa suci dan semoga dalam reinkarnasi bisa menjadi yang lebih baik.  +
Malu bertanya, sesat di jalan.  +
Made takut karena melihat mata si Ketut melotot kemarin sore.  +
Kembangkan bahasa Bali sebagai bahasa ibu anda agar bisa lestari di masa kini.  +
Jangan membuang puntung rokok sembarangan.  +
Dia menceritakannya dengan jelas.  +
saya menaikan layangan kemarin pagi di lapangan  +
Pekerjaannya terhenti karena kekurangan uang.  +
Siapa yang melipatkan baju saya?  +
Ubi itu dilembekkan agar mudah diolah menjadi kue.  +
Pohon itu ditumbangkan agar tidak menghalangi jalan.  +
Makanan saya tidak pakai sambal.  +
Dia dicarikan pekerjaan oleh ayahnya.  +
Saya sangat suka dengan angka delapan.  +
Mata pencahariannya sangat sulit saat Covid-19.  +
Giginya putih bagaikan gading.  +
Pendek kata, dia berjualan dengan cara yang benar  +
Mr. Dolir minum-minum dengan teman-temannya.  +
Sudah seharusnya kita rajin belajar, terutama para pemuda yang akan menjadi generasi penerus.  +
Kotor sekali wajahnya.  +
Wah, lupa membawa cangkir. Bagaimana (caranya) sekarang (minum) kopi?  +
Ibi i meme kena tipu di peken buleleng  +
I Putu Suja berpura-pura menjelaskan dan mengajari temannya yang sudah pandai membaca aksara Bali. Sungguh seperti mengajari bebek berenang.  +
Lipatkan baju saya.  +
Hujan baangan ada di sasih kaulu.  +
Pemberitahuan Gubernur Bali mengenai tidak keluar rumah masing-masing pada saat Ngembak Geni sudah dilaksanakan oleh semua pihak di daerah Bali.  +
Setelah mengambil tas dan uang, lalu dia pergi ke kota.  +
orang-orang bekerja semakin giat.  +
Enam belas jam saya menunggu bus di sini.  +
Dia datang tidak membawa apa-apa.  +
Beliau melihat-lihat di halaman depan istana.  +
Karena kehujanan saya basah kuyup tiba di rumah.  +
Saya dan Iluh tidak boleh dipisahkan.  +
Tanah ini baru saja diratakan dengan papan hingga padat.  +
Kasur itu dijemur dan dipukulnya di bawah sinar matahari agar bersih.  +
Setiap hari raya saya membantu ibu mempersiapkan sesajen atau perlengkapan upacara.  +
Harapan saya supaya generasi muda Bali bisa mengembangkan bahasa, sastra dan aksara Bali.  +
Di sana lurus ke barat lagi, Bapak, terus lurus ke barat di sana. Sudah Pasar…e.. Ubud di sana.  +
Gung, bisa membuatkan saya ukiran seperti itu?  +
Semua orang takut kepadanya karena dia memiliki pengetahuan tentang Panca Sona.  +
Pakai pakaian itu sekarang!  +
Tamu disapa oleh panitia acara.  +
Dampingi dia pulang, Tu.  +
Saya membeli buah duku dua rangkaian.  +
Beliau membeli padi di sawah.  +
Hari senin murid-murid berangkat ke sekolah.  +
Guna: Klakat apa saja yang dibuat, Ibu?  +
Hanya itu yang bisa saya haturkan.  +
Penelitian ini bertujuan untuk memastikan manfaat aturan dari pemerintah mengenai protokol kesehatan Covid-19 agar masyarakat tidak berkerumun hingga berdesakan. Tidak kurang dari seratus sembilan responden dari berbagai pekerjaan, latar belakang, dan usia sudah menyampaikan pendapat.  +
Kita tidak boleh melawan orang tua.  +
Gending rare  +
Canang berwadah bokoran.  +
Saya melihat Made berjalan di jalan setapak di barat sungai itu.  +
Ayamku berbunyi dan mengais mencari makan di kuil.  +
Di sini saya setia menunggu kedatanganmu.  +
Buku itu belum dikembalikan karena ia belum selesai membaca.  +
Saya lahir ketika minggu Medangsia.  +
Ceritakan bagaimana kejadiannya bisa seperti itu!  +
Tambahkan sedikit gula.  +
Eka mengumpulkan uang dari sekarang untuk bekal hari raya Galungan.  +
Ayah mencari ikan di sungai menggunakan jala.  +
Lidahnya dijulurkan seperti leak.  +
Dek, belikan ibu minyak kelapa satu botol di pasar.  +
Luh Ayu membuat rujak utu.  +
Catnya berceceran di tanah. Catnya terpercik di dinding. Catnya terpercik di tubuh mereka.  +
Jangan mempergunakan air kotor untuk mencuci muka.  +
Wahyu Wirayuda  +
Dahulu, kerajaan-kerajaan di Bali memiliki sebuah peraturan bernama Hukum Tawan Karang (Taban Karang). Hukum tersebut merupakan dasar dari hak istimewa yang dimiliki raja-raja Bali untuk menyita kapal-kapal yang terdampar di wilayah mereka beserta muatannya.  +
Baju beliau dipakai oleh dia.  +
Jeg panas telingaku mendengar omongan tetangga  +
Dia memiliki tato di dada dan kaki.  +
Ayah mencari kelapa hijau ke kebun.  +
Jungkirkan wadah itu agar tidak kemasukan air.  +
Tempayan itu digunakan mewadahi sup ares.  +
Kotoran yang tepercik bersama dengan nyala api.  +
Hati-hati meletakkan HP, agar tidak hilang.  +
Dia tidur di bale bengong itu.  +
Gung Panji dibuatkan layangan oleh ayahnya.  +
Aku tidak punya uang sekarang  +
Gus Teja bikin suling dengan banyak jenis buah dan sayur.  +
Pada malam itu, Si Made melihat kuntilanak di kuburan.  +
Ibu memangku Putu di depan rumah.  +
Pementasan calonarang membuat takut.  +
Pada suatu pagi, Luh Ayu Manik terlihat sibuk mencari-cari sesuatu di dapur. Ibunya bertanya, “Mencari apa, Luh?” “Mencari plastik, Bu, untuk membungkus canang yang akan saya bawa ke sekolah,” jawabnya. “Nak, sokasi kecil saja pakai sebagai wadah, jangan memakai plastik,” begitu ibunya menasihati.  +
Sebuah kiasan yang bermakna mengusahakan diri atau berusaha sendiri.  +
Tiang bendera itu berisi katrol.  +
Seperti yang sudah lumrah diketahui.  +
Malu bertanya, sesat di jalan.  +
Made lan Wayan saling pukul menggunakan bantal di kamar.  +
Jangan mengaku pintar jika tidak mampu apa apa  +
Peserta acara ini akan memperoleh sertifikat dari panitia.  +
Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, suara motor terdengar masuk ke rumah. Cepat-cepat Men Budi menengok lewat jendela. Terlihat De Budi turun dari sepeda motor. dilanjutkan di sini: http://dictionary.basabali.org/Magerengan_-_Pendahulan  +
Perut saya terkena siku ketika bermain sepak bola.  +
Sudah lama beliau tidak berburu dengan senapan lagi.  +
Pecahkan dahulu, setelah itu barulah dicincang.  +
Dia mencari (dengan teliti) uang yang jatih.  +
Ia merasa sesak nafas kalau berada di tempat yang ramai.  +
Hari suci hari yang berciri. Hari apa ini, Ru? Hari baik hari cantik/baik.  +
Topinya dilemparkan ke atas.  +
Guna: Berapa Pak dapat gaji?  +
Ayo sekarang mulai membuat tugas.  +
Separuhnya akan disumbangkan ke panti asuhan, sisanya akan diserahkan ke fotografernya. Adi: Hhhhmm, begitu ya Kak, sekarang saya hendak sembahyang dulu ya.  +
Bukan itu kepunyaan saya.  +
Ada banyak sekali tawon kalisasuan di sana.  +
Lipat kain sarung itu jika sudah selesai dipakai!  +
Tekan-tekan kue itu hingga pipih.  +
Saya pohon nangka, kandungan zatnya dingin, getah putih, kulit batang saya sedang. Saya dapat digunakan sebagai obat mual. Ambil daun yang muda tiga lembar dicampur merica sebelas biji, ditempelkan pada bagian ulu hati.  +
Putu Kaler duduk di pangkuan ibunya.  +
Piring itu dilemparkan ke pekarangan.  +
Indonesia dijajah jepang selama tiga setengah tahun.  +
Miliknya tidak boleh dilihat.  +
114 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 September 1906, rakyat Bali di kerajaan Badung, yang sekarang berlokasi di tengah kota Denpasar ini berperang, mempertaruhkan jiwa dan raga melawan pasukan Belanda. Banyak orang yang gugur di peperangan. Sudah pasti, setelah perang itu Bali menjadi hening dan sunyi tanpa suara. Tetapi, apa sebenarnya penyebab perang tersebut?  +
Setiap hari raya, semua saudara-saudara saya sembahyang bersama-sama ke sana. Wah, Kakak, masih memiliki sejarah dan uraian ceritanya itu?  +
Jika membicarakan tentang puputan Badung, tidak bisa dipisahkan dengan figur I Gusti Ngurah Made Agung, sosok raja Badung kala itu. Beliau juga dikenal dengan nama Cokorda Denpasar atau Cokorda Mantuk Ring Rana ialah sosok yang memimpin peperangan, membela tanah Badung melawan pasukan Belanda. Beliau juga mengarang sejumlah karya sastra seperti Geguritan Loda, Niti Raja Sasana, Hredaya Sastra, Purwa Sanghara dan yang lainnya.  +
kadek ayu melobangi baju memakai dupa  +
Saya suka belajar bahasa Bali atau bahasa Inggris.  +
Penari itu sudah sering menarikan tari-tarian sakral di Merajan Tatak.  +
Lemari saya sudah lapuk.  +
Organisasi pemuda itu kumpul di balai desa.  +
Sini sini mari belajar membuat tipat galeng agar nanti di kemudian hari disayang oleh mertua  +
Guna: Bagaimana carannya membuat bubur beras, Bu?  +
Gending rare  +
Tempat tidur saya berisi kelambu.  +
Semoga wabah karena virus corona ini cepat hilang.  +
Ibu mencampur kacang dengan kelapa untuk membuat urab kacang.  +
Pukulkan kasur itu, Yan. Debu saja isinya.  +
Harga lukisan-lukisan itu berbeda-beda.  +
Taruh dulu cangkir-cangkir di meja untuk masing-masing orang.  +
Pohon kelapa di depan rumah saya tumbang.  +
Sudah makan?  +
Ketika hujan deras, saya tidak bisa pulang karena terhalang banjir.  +
Begini caranya membaca aksara Bali.  +
Penampakannya seperti perahu yang besar sekali.  +
Jangan makan nasi dari bakul, sendok dan taruhlah di piringmu dulu!  +
Memang begitu.  +
Cari-cari dengan teliti uangku di bawah!  +
Cara memukulnya kurang keras.  +
He held the fish and brought it to the lake.  +
Kakinya terkena sembilu hingga terluka.  +
Desa Kukuh Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan terkenal ke mancanegara karena keberadaan daya tarik wisata Alas Kedaton. Di Desa Kukuh juga banyak terdapat kerajinan ukir kayu. Kerajinan ini meluas pada tahun 1992. Kerajinan ini sudah menjadi industri. Banyak warga Kukuh, kecil dewasa tua remaja, membuat ukiran kayu. Kerajinan ini juga meluas ke rumah warga. Yang mengukir bukan hanya warga laki-laki. Warga perempuan banyak juga pandai mengukir kayu.  +
Di kuta panas sekali, seperti di dalam api saja diam  +
Ia memang sering mengejek saudaranya sendiri.  +
Ketika memancing di laut, saya mendapat ikan buduk.  +
Saya tidak lagi makan disini karena sudah kekenyangan.  +
Beliau membuat karya tulis yang membicarakan tentang Panca Resi.  +
Saya tadi melihat Wayan menjunjung kayu bakar.  +
Ketika saya ke rumahnya Wayan, saya hampir jatuh karena jalannya menurun.  +
Walaupun sudah mendatangkan pawang hujan, tetap saja hujannya deras.  +
Tapini (pembuat sesajen) membuat sesajen untuk besok.  +
Anak darinya agak sinting.  +
Dia kencing di pekarangan belakang rumah.  +
Saya membelikan bapak makanan.  +
Tidak pernah berhasil karena namanya telah tersohor jelek (misal dalam melamar pekerjaan).  +
Tumbuk dulu beras dan kelapa parutnya agar bisa digunakan untuk membuat jajan.  +
Saya membeli kelapa bojog di pasar Tegeh Kapal.  +
Sekarang ia ingin sekali menikah karena sudah berumur dua puluh tiga tahun.  +
Perbanyak mempelajari sastra (agama) agar semakin pintar.  +
Pelayan itu sering sekali berbohong  +