Property:Biography example text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
I
Suling Sunari karya I Wayan Karta (Cover)  +
Suling Sunari karya I Wayan Karta (Cover)  +
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas pembelajaran bahasa Inggris daring di pedesaan Bali melalui studi kasus Desa Timpag, Kabupaten Tabanan, Bali. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi penurunan antusiasme siswa terkait pembelajaran daring. : Hasil yang diperoleh adalah adanya kecenderungan menurunnya kegiatan belajar mengajar di Desa Timpag dikarenakan materi pembelajaran yang kurang interaktif dan kurangnya interaksi antara orang tua dan guru dalam memantau kegiatan belajar siswa di rumah. Solusi yang diberikan adalah meningkatkan koordinasi antara orang tua dan guru serta meningkatkan kualitas materi yang akan diberikan.  +
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dari masing-masing OPD Provinsi Bali terkait penerapan E-Government (SPBE), menentukan kondisi penerapan E-Government (SPBE) di Provinsi Bali dan menentukan langkah strategis untuk meningkatkan indeks tingkat kematangan SPBE Provinsi Bali. Metode penilaian evaluasi dilakukan melalui pengukuran tingkat kematangan berdasarkan e-Government Maturity Model (eMM). Kajian ini mengungkap bahwa kelemahan utama dalam implementasi SPBE Provinsi Bali, terutama di beberapa OPD yang memberikan layanan publik, adalah belum terintegrasinya aplikasi atau sistem dan masih lemahnya SDM dan infrastruktur IT di masing-masing OPD. Langkah yang perlu dilakukan adalah menyusun Rencana Induk Pengembangan SPBE yang memiliki kelengkapan pada sisi muatan visi dan misi SPBE, arsitektur SPBE, peta jalan SPBE serta integrasi sistem aplikasi dan penggunaan aplikasi umum secara menyeluruh.  +
Kidung widya usadha terdapat pupuh demung, berisi pengawak bawak dan pengawak panjang, pengawit bawak dan pengawit panjang. Kidung ini terinspirasi dari keadaan lingkungan kita di saat pandemi tersebarnya  virus corona. Kidung widya usadha  menceritakan kegelisahan manusia ditengah pandemi yang memohon  kepada sang pencipta agar bimbingan senantiasa sehingga godaan-godaan pandemi ini tidaklah sampai membuat manusia kehilangan akal sehatnya, tetap bisa optimis dan senantiasa  berkarya. Dimana pengetahuanlah yang harus diperkuat karena pengetahuan akan berkembang seiring zamannya salah satunya di saat pandemi.  +
PERJALANANNYA KE ALAM NIRWANA (I Wayan Sadha) Perjalanan roh tidak bisa dihentikan, karena sudah takdir akan kembali ke alam nirwana. Penyakit hanya menjadi alasan saja, supaya selamat perjalanannya meninggalkan badan kasar. Itu hanya rahasia kehidupan yang sangat rahasia diketahui Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada bulan keenam hujan sangat deras mengguyur seluruh Bali. Pepohonan yang besar maupun yang kecil, daunnya semua berwarna hijau kekuningan, karena terus diguyur hujan. Semua tumbuhan yang merambat, seperti kapasan, sembukan (daun kentut/Paederia foetida), daun dlungdung dan daun turi (Sesbania grandiflora) yang bisa dijadikan sayur, terlihat senang di pagar rumah menyambut udara sejuk. Hujan yang setiap hari mengguyur bumi, karena sebelumnya pada bulan keempat tanahnya rekah, pecah- pecah, belah-belah disebabkan karena imbas panas matahari terlalu terik. Begitu juga masyarakat yg memiliki kebun ataupun ladang, perasaannya sangat senang melihat tanamannya, seperti sayur kacang dan bengkuang, tumbuh daunnya yang segar berwarna hijau kekuningan. Saat itu tepat hari rabu kliwon pagerwesi yang merupakan hari suci yang dikenal sarat mistis, saat kajeng kliwon pada malam harinya merupakan waktunya para makhluk halus. I Wayan Nyambu duduk termangu di lantai rumah sebelah selatan sambil memegang kepalanya. Anginnya berhembus semilir menghempas rasa galau, membuat pemuda itu menggilgil, bulu kuduknya berdiri menahan rasa takut. I Wayan Nyambu sedari kecil sudah mempelajari ilmu kerohanian, itu menyebabkan mata batinnya cepat terhubung ketika ada hembusan kekuatan negatif yang ingin mengganggu.I Wayan Nyambu baru kemarin datang dari bukit Pecatu. Pekerjaannya setiap hari menjadi tukang cat/membersihkan peralatan persembahyangan yang dipakai di pura, seperti keben, dulang, bokor, yang terbuat dari kayu. Banyak sekali orang di bukit mengeluarkan membersihkan keben, dulang dan juga bokor, agar serasi dibawa sembahyang ke pura ataupun ke sanggah. Kemarin teringat dengan adik-adiknya di rumah, karena ia sudah satu minggu tidak pernah pulang...  
Bapak I wayan suardika dalam proses kreatif menciptakan karya- karya sastra bali purwa telah melahirkan 5 karya sastra yang sangat penting bagi peradaban batin bali yaitu geguritan ki patih ganjira, geguritan jangkang plilit, geguritan I taru titiran, geguritan Ramayana, geguritan gema shanti dan babd tari sacral. Karya sastra satra bali purwa I wayan suardika yang paling terkenal dikalangan masyarakat adalah geguritan ki patih ganjira, geguritan ini menceritakan Seorang laki-laki dari desa kilayu giri yang masih ,dan tampan.yang ingin melaksanakan Brahmacari asrama di pesraman giri wana kulantir.suatu hari ia berpamitan kepada orang tuanya jika akan pergi ke pesraman untuk mencari ilmu,kemudian ia diberikan ijin untuk melakukan Brahmacari asrama. Keesokan harinya Ki Patih ganjira memulai perjalanan menuju pesraman dan orang tua Ki Patih Ganjira sangat sedih karena akan di tinggal oleh anaknya. Singkat cerita ada raja bernama Patih Agung, Patih Agung ini memiliki anak perempuan yang bernama Wangkas Putri. Disitu bertanya kepada Ki Patih Ganjira, lalu ia menjawab "saya akan ke pesraman untuk melaksanakan Brahmacari asrama" lalu Patih Agung berkata " wahai anak muda seumuran anda sudah memiliki pemikiran untuk masa depan mu" lalu Wangkas Putri ingin ikut Ki Patih Ganjira melakukan brahmacari asrama. Lalu keesok harinya Meraka melakukan perjalanan menuju ke pesraman tersebut, tiba-tiba kaki Wangkas Putri di gigit ular lalu Ki Patih Ganjira meminta pertolongan kepada masyarakat disana. Di obatilah kaki Wangkas Putri, setelah di obati kaki Wangkas Putri. Lalu Kipatih Ganjira bertanya kepada masyarakat disana, dimanakah letak pesraman gira wana kulantir. "Apakah masih jauh dari sini" lalu masyarakat tersebut menjawab "ini lah tempat persamaan kulantir yang km cari, kebetulan sayang adalah murid dari persamaan tersebut" di antarkanlah Ki Patih Ganjira bertemu guru yang ada di sana. Singkat cerita sudah empat tahun Ki Patih Ganjira mencari ilmu disana dan usai sudah pencarian ilmu disana. Sebelum kembali pulang Wangkas Putri bertanya kepada Ki Patih Ganjira "apakah kamu sudah mempunyai wanita atau ada wanita yang km sukai di pesraman ini." Lalu Ki Patih Ganjira menjawab " ada, wanita itu adalah km" mereka berdua menjalin hubungan, keesok harinya Meraka pamit dari persamaan itu untuk balik pulang. Di tengah perjalanan mereka menyebrang lautan dan pada saat itu ombak laut sangat besar, Wangkas Putri terseret ombak. Lalu Ki Patih ganjira mencari Wangkas Putri di tengah laut dan tidak di temukan juga, Wangkas Putri di temukan oleh seorang raja. Setelah Wangkas Putri sadar Wangkas Putri mencari Ki Patih Ganjira di tepi laut, lalu Ki Patih Ganjira di temukan dengan keadaan lusuh. Setelah itu mereka berdua kembali pulang, singkat cerita Wangkas Putri dan Kipatih Ganjira pun menikah ada salah satu keluarga Ki Patih Ganjira yqng tidak suka karena ia menikah dengan putri raja. Lalu keluarga Ki Patih Ganjira itu berinisiatif untuk membuat hidup mereka sengsara, keluarlah ide licik dari keluarga Ki Patih Ganjira dengan memberikan guna-guna kepada Wangkas Putri dan menyebabkan wangkas putri meninggal. Singkat cerita setelah Wangkas Putri meninggal akhirnya Ki Patih Ganjira di angkat sebagai raja di kerajaan watu Medang mengganti ayah Wangkas Putri.  
RUMAH KLUNGKUNG Mata itu matahari seluruh mata dari hulu kali yang jauh dusun dusun ketakjuban mengalir aksara ning aksara semesta kecil semesta agung hanyut-hanyut ke dasar getaran tumpah lewat matamata pisau sepanjang asal usul pantai yang segar melayangkan asmara pemberontakan pernah tertulis tragedi ketulusan belapati kakawin tarian langit mengisi angkasa jiwaraya dihembus angin tanah ini masuklah mata itu matahari seluruh mata dusun dusun ketakjuban rasakan jiwanya mandikan kemesraan aksara ning aksara biarkanlah anak anak yang lahir bercakap di balai kambang merunduk menggemakan puputan sambil tengadah ke luas langit betapa segar asahan nurani masuk di rumah sendiri  +
DONGENGAN SANG LELAKI Bulan mulai mengapung dalam isyaratmu padahal aku baru tiba di puncak rindu mencari yang datang tak pernah bersatu maka kubangun dan menutupkan pintu pintu rumahku tua dimana anak-anakku tertidur telanjang memainkan diamnya yang kokoh mesranya baying tak pasti kemudian satu satu bintang menggeser dudukku dari embun dan pandan layu sebelum terbit, Aku Binduana, Klungkung ‘83  +
DONGENG BURUNG BURUNG Dingin masih mengalir terdengar suara burung burung mencari deru gelombang laut malam kemana perginya burung burung itu sampai malam larut tak ada suara terbang terbanglah menyambung luka yang lelap berbagi kasih pada anak anak bekas goresan perjalanan panjang sampai jauh masih terdengar suara burung burung sehelai demi sehelai bulu sayapnya terlepas melayang layang menumpuk rindu begitu lama ia pelihara kemana perginya burung burung itu jelang pagi belum juga ada suara terbang terbanglah mendekat matahari dengan suara bahasanya anak anaknya terdiam dongeng burung burung aku terhenyak masa lalu aku tak pernah melihat wajah ibu wajah burung burung tampak bercermin menunggu bulan menyapa dengan pelan kuraba dadaku bekas bekas luka masa lalu hilang ibu telah mengambilnya Binduana, Klungkung 86-20  +
Tarian Kebyar Duduk diciptakan oleh maestro tari I Ketut Mario pada tahun 1925, menjadi satu tarian repertoar Bali yang secara teknis paling menantang, gerakannya terinspirasi oleh alam dan menghubungkan penari dengan Bumi. Dijiwai dengan elemen kehalusan, ketepatan dan kekuatan yang luar biasa, tarian ini merupakan cerminan dari jalan kemanusiaan kita sendiri yang mencari keseimbangan antara maskulin / feminin; kekuatan / kelembutan; keberanian / kehati-hatian. Kemampuan penari solo untuk mencocokkan dan mengimbangi bahkan melebihi musik yang kuat dari gamelan lengkap adalah salah satu aspek yang paling menuntut dan mengesankan dari tarian ini.  +
Geguritan Penataran berisi mengenai cara pengobatan obat dan lontar, geguritan ini terinspirasi saat beliau memenuhi utusan dari kantor Museum Bali untuk ikut penataran di Balai Penelitian Bahasa Singaraja. Kata penataran juga terinspirasi dikala beliau yang pada saat itu sedang mengikuti penataran mengenai klasifikasi dan pengobatan lontar.  +
Di Lapangan Puputan DI LAPANGAN PUPUTAN (IDK Raka Kusuma) /1/ Di lapangan Puputan, Lirang saban malam aku menunggu duduk di ujung yang dekat dengan trotoar hingga terbit matahari seperti sebelum-sebelumnya. Akan aku ajak mengobrol hingga air liur berkecipratan membahas demokrasi membicarakan suksesi hingga urat leher kencang tidak mempedulikan orang-orang yang mengerumuni kami. Geleng-geleng, bingung sampai tak mempedulikan anjing yang menggonggong. Lirang, Lirang, Lirang selalu, selalu aku menunggu /2/ Ada yang memberitahuku bahwa dikau tidak sedang pergi tapi diberangkatkan ke tempat yang sangat sepi di wilayah Sukabumi konon bila sudah di tempat tersebut akan sulit kembali bila sudah di tempat tersebut akan hilang, hilang untuk selama-lamanya yang memberi tahu aku tanyakan tempatnya itu di mana orang tersebut pucat pasi dan gemetar saat menjawab; Jangan tanyakan aku lalu pergi. Masih juga pucat wajahnya berjalan menunduk. Lemas jalannya. /3/ ada juga yang memberitahuku bahwa dikau tidak hilang namun sengaja dihilangkan di tempat yang sunyi dan tersembunyi disembunyikan bagai menyembunyikan kayu bakar konon mencari tempat tersebut katanya sangat sulit, konon juga sepanjang jalan ke sana dijaga oleh singa, dijaga buaya dijaga macan, dijaga raksasa semua galak dan menakutkan apapun itu yang lewat diterkamnya, dicabik-cabik sebelum dimakan tulangnya berserakan dibiarkan baru aku berkata akan pergi ke sana tak terduga tersegesa-gesa dia pergi. /4/ Lirang, Lirang, Lirang apakah benar dia diberangkatkan? Benarkah dia dihilangkan? Malam kemarin, saat memperhatikan bintang ingat aku dengan dikau, empat belas tahun yang lalu berbicara teramat senang: demokrasi akan menang suksesi akan dilaksanakan aku bertanya: menang bagaimana? Dilaksanakan bagaimana pula? Sehabis tertawa berkatalah dia sang kuasa yang menginginkan kekuasaan seumur hidup bersifat raksasa akan berakhir memegang kekuasaan segera, secepatnya akan diganti. /5/ malam ini kusudahi menatap bintang walau sedang tengah malam walau dingin tak terkira di ujung lapangan dekat trotoar aku bernyanyi, Lirang, Lirang, Lirang, masih saja aku menunggu dikau, aku akan memberitakan demokrasi sekarang, kesana-kemari menebarkan racun dengan gambaran penyakit sang penguasa yang dipercaya para rakyat setelah suksesinya lewat, takut, takut dan selalu merasa takut terhadap bayangan seram jingkrak-jingkrak yang amat jauh sungguh senang hati ini bila dikau datang berbicara di sini hingga terbit matahari /2008-2012/  
Pendidikan seksual merupakan pemikiran penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya seks bebas dan dampaknya pada remaja. Hal ini dimungkinkan karena keluarga adalah tempat pendidikan pertama, tetapi tampaknya kurang dipraktikkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada remaja. Kami menggunakan pendekatan interpretatif fenomenologi dalam penelitian ini. Kami mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan sepuluh orang tua. Kami menemukan lima tema: (1) persepsi yang baik tentang pendidikan seksual, (2) pendidikan seksual yang disampaikan dengan bantuan media sosial, (3) topiknya adalah seks bebas, (4) sulit untuk memulai karena tabu dan malu, (5) perlu dukungan dari petugas kesehatan. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pendidikan seksual masih terbatas dan perlu ditingkatkan. Sangat penting bagi orang tua Indonesia untuk menjadi lebih terinformasi dan terampil, sehingga mereka dapat terlibat dalam pendidikan seksual remaja mulai dari keluarga mereka.  +
Harus diakui, sebagai manusia yang hidup di dunia materiil ini, mau tidak mau kita harus bisa membuat diri kita semenarik mungkin. Entah dengan cara meningkatkan kualitas diri atau….bahkan mengeksploitasi diri? Seperti manisan, tanpa mengecapnya pun kita tau pasti rasanya manis bukan? Tapi dengan tampilan yang menarik, akan lebih cepat mengambil hati yang melihat, yang akhirnya menentukan masa depan mereka (para manisan). Namun sayang, nasib mereka hanya ada dua. Laku lalu habis, atau terbuang karna busuk. Ini adalah karya pertamaku yang terinspirasi dari kehidupan manusia, alih-alih membicarakan diriku sendiri, namun tetap menggunakan objek tubuh dan wajahku sebagai perwakilannya. Alasannya? Aku juga salah satu dari manusia-manusia itu, aku pun mengalaminya sendiri. Menjadi menarik, atau tersisihkan.  +
DI DEPAN MEJA RIAS sebatang lipstik mendekat. Aromanya liar. dengan pandai dilumatnya bibirku. dia meneteskan: arak, kekentalan susu, dan aroma asin aku melihat topeng menari-nari lewat mataku (seorang laki-laki mendekat) Kau perlukan segenggam bedak. kurebut kucairkan di wajahku aku mulai mengurai butir-butir itu menutupi lubang pori-pori wajahnya. Pori-pori itu diam, menikmati kehangatannya Sebatang pensil alis mengangkat dirinya tinggi-tinggi. Dia pandai memainkan huruf-huruf di atas mataku dia mulai melukis dan membuat huruf baru katanya: huruf ini hanya milik perempuan (seorang laki-laki mendekat) dia kagumi keliaran warna-warna yang melekat. aku mulai menggeliat, agak panas. benda-benda itu terus menahanku. aku berloncatan, mengurai diriku. hati-hati kubakar wajahku. (laki-laki itu menjauh) Denpasar, Januari 1997  +
Sepotong Puisi dan Thermodinamika Aku menanam tiga potong puisi di kebun belakang rumahmu tak pandai menakar cuaca satu puisiku mati di dua hari pertama Di pekat senja, jingga hilang tiba-tiba dua puisiku diam-diam tumbuh di tubuhmu rumus rumit menjelma akar rumput Nyanyi sunyi akordion bermain cahaya di atas kepalamu, Ini romansa, cukup satu bait Hari hilang dingin, Penghujan samarkan batas musim Aku menemukan dua lelaki di tubuhmu seorang melepas sauh seorang menahan ombak Karangasem, Juli- November 2019  +
Isi dari Kakawin Korona Parisuddha ini menceritakan bagaimana kejamnya virus korona yang menyerang tidak hanya Bali namun seluruh dunia, membuat semua orang tidak berpergian, beraktivitas dengan sebagai mana mestinya, dan bahkan membuat banyak nyawa hilang karena adanya virus tersebut. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarganya. Selain itu isi kakawin ini juga menyebutkan beberapa aturan yang berlaku selama virus ini menyebar sekaligus sebagai cara mengatasi virus ini. Di antara lain adalah selalu menutup hidung dan mulut menggunakan masker, menggunakan sanitizer, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak di keramaian.  +
Penelitian terhadap Geguritan cokli menggunakan analisis sosiologi sastra. Pendekatan yang dipergunakan adalah pendeketan kialitatif. Pengumpulan data menggunakan metode membaca, menerjemahkan dan menyimak teks Geguritan Cokli. Metode analisis, dilakukan dengan cara dekriptif-kualitatif dengan menggunakan tahapan kerja teori sosiologi sastra dan dipadukan dengan teori struktur. Hasil analisis disajikan secara sistematis dan terstruktur. Hasil penelitian ini memberikan jawaban bahwa keberadaan sebuah karya sastra bisa menjadi cerminan keadaan masyarakat saat itu, walaupun ada beberapa hal yang terkadang sudah tidak relevan lagi dipergunakan.  +
Land Consolidation (LC), merupakan solusi pemerintah dalam pengadaan tanah untuk pembangunan. Selain itu, LC bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menata kembali bidang-bidang tanah agar lebih tertata dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, serta penguasaan lahan sesuai dengan rencana penggunaan lahan. Letak kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak yang dekat dengan pusat pemerintahan, perekonomian dan pariwisata berimplikasi pada tata guna lahan di kawasan tersebut. Fenomena penggunaan lahan yang terjadi di kawasan ini cenderung mengabaikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan semakin banyak pelanggaran penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang, sehingga menimbulkan konflik tata ruang dan kekacauan dalam penataan ruang wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan pada kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak dan faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan penggunaan lahan tersebut. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan, dan faktor-faktor dominan tersebut. Data primer diperoleh dari observasi, dokumentasi langsung, dan hasil wawancara dengan informan yang ditentukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang pada kawasan peruntukan pemukiman dan ruang terbuka hijau. Faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan tata guna lahan adalah faktor penegakan hukum, kemudian faktor lingkungan, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang agar tercipta pemanfaatan ruang yang aman, nyaman dan berkelanjutan.  +