Ni Luh Sutjiati Beratha

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
Beratha pp.jpg
Nama lengkap
Ni Luh Sutjiati Beratha
Nama Pena
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Tempat
Denpasar
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Biodata


In English

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. is a professor in Semantics at the English Department Faculty of Arts Udayana University. She was completed her master program at the Department of Linguistics, Monash University Melbourne Australia in 1989, and received her Ph.D degree from the Australian National University (ANU) Canberra Australia in 1992.

She has occupied positions as: Secretary of Udayana University Language Centre in 1996 – 1997; the in 1998 – 2000 as the Secretary of School of Graduate Studies Udayana University; from 2000 – 2006 she was the Deputy Director of Financial Affair of School of Graduate Studies Udayana University, and from 2006 – January 2010 was a Deputy Director of Academic Affair of School of Graduate Studies Udayana University. She was the Dean of the Faculty of Arts Udayana University from 2015 until 2019, and has published books, dictionaries, and other publications.

Her interest is conducting research on ‘New Englishes’ used by tourism workers in Bali. She was selected as the best lecturer at Udayana University in 1994, and as the best presenter in research in 2011 by Directorate general of National Research Centre and Social Services of Indonesian Republic.

In Balinese

In Indonesian

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. adalah Guru Besar Semantik di Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Seni Universitas Udayana. Beliau menyelesaikan program masternya di Departemen Linguistik, Monash University Melbourne Australia pada tahun 1989, dan memperoleh gelar Ph.D dari Australian National University (ANU) Canberra Australia pada tahun 1992.

Pernah menduduki posisi sebagai: Sekretaris Pusat Bahasa Universitas Udayana pada tahun 1996 – 1997; tahun 1998 – 2000 sebagai Sekretaris Sekolah Pascasarjana Universitas Udayana; dari tahun 2000 – 2006 menjadi Wakil Direktur Bidang Keuangan Sekolah Pascasarjana Universitas Udayana, dan dari tahun 2006 – Januari 2010 menjadi Wakil Direktur Bidang Akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Udayana. Ia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Seni Rupa Universitas Udayana dari tahun 2015 hingga 2019, dan telah menerbitkan buku, kamus, dan publikasi lainnya.

Minatnya adalah melakukan penelitian tentang 'New Englishes' yang digunakan oleh para pekerja pariwisata di Bali. Ia terpilih sebagai dosen terbaik di Universitas Udayana tahun 1994, dan sebagai presenter penelitian terbaik tahun 2011 oleh Direktorat Jenderal Pusat Penelitian Nasional dan Pelayanan Sosial Republik Indonesia.

Contoh karya

Pic Beratha Language Diversity Ubud Scholars Room.png
Warga Bali yang tinggal di Desa Ubud, Kabupaten Gianyar adalah bilingual karena mereka mampu menggunakan lebih dari satu bahasa. Berdampingan dengan Bahasa Bali, terdapat pula beragam Bahasa seperti Bahasa nasional Indonesia, dan Bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, Korea, dll. Orang Bali pada masa kini kesulitan dalam menggunakan Bahasa Bali sehingga mereka umumnya menggunakan bahasa ‘campuran,’ yaitu gabungan antara Bahasa Bali dengan Bahasa Indonesia, Mandarin ataupun Korea, dll. Fenomena ini mungkin menjelaskan bahwa Bahasa Bali semakin termarjinalisasi. Paper ini bertujuan untuk meneliti bahasa apa saja yang digunakan dalam lingkungan Bahasa Bali, karena berdasarkan tradisi, lokalitas berbasis ekologis sangatlah penting untuk dijelaskan karena ini memiliki hubungan yang erat dengan keberlangsungan penggunaan Bahasa Bali, serta lingkungan alami dengan keragamannya. Pendekatan sosiokultural, yaitu pendekatan yang menggunakan konsep keragaman bahasa yang dikaitkan dengan eksistensi sebuah bahasa digunakan dalam paper ini. Metode kualitatif berbentuk teknik observasi dan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Teori-teori berkaitan dengan penggunaan bahasa digunakan untuk menganalisa data. Hasil studi menunjukkan bahwa marginalisasi Bahasa Bali memang terjadi dikarenakan adanya sejumlah group etnis imigran yang hidup di Desa Ubud. Desa ini telah dihuni oleh ekspatriat yang datang dan menetap di Ubud. Alasan mereka memilih Ubud dibandingkan wilayah lainnya adalah karena bisnis pariwisata, perkawinan lintas budaya, budaya Bali dan kesenian, dll. Kondisi dimaksud mempengaruhi pilihan dan penggunaan berbagai bahasa.
20230824T140944479Z304137.png
Artikel ini menganalisis fenomena kebahasaan yang berkaitan dengan resep kecantikan yang bersumber dari naskah LontarIndrani Sastra. Resep kecantikan dalam lontar Indrani Sastramerupakan warisan budaya leluhur dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Bali. Bali menjadi terkenal karena telah banyak menyimpan naskahnaskah kuna yang merupakan warisan budaya pulau ini. Artikel ini menggunakan metode kepustakaan dan kerja lapangan, dan menerapkan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori fungsi bahasa. Fungsi ekoleksikon tentang kecantikan yang terkandung dalam lontar Indrani Sastradapat dipilah menjadi tiga yaitu (1) fungsi informatif, (2) fungsi interaktif, dan (3) fungsi imajinatif. Fungsi informatif berkaitan dengan berbagai informasi mengenai tanaman resep kecantikan, bagian tubuh yang dapat diobati, dan cara-cara pengobatan. Fungsi interaktif ditemukan melalui dialog antara Dewi Saci dengan Rukmini. Demikian pula fungsi imajinatif ditemukan melalui penggunaan metafora ekoleksikon panggal buaya (panggal buaya), dan ekoleksikon Arjuna.
Nothing was added yet.