Sanghyang Bojog

From BASAbaliWiki
Revision as of 01:18, 16 June 2022 by Buanabali (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Holiday |Page Title=Sanghyang Bojog |Related Places=Place Bugbug |Information about place={{Holiday/Information |Title of information=Sanghyang Bojog |Descri...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Holiday or Ceremony
Sanghyang Bojog
Related books
    Related children's books
      Related folktales
        Related lontar
          Related places
          Calendar
          • Pawukon:
          • Sasih
          Dictionary words


          Add your comment
          BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

          Information about Holiday or Ceremony

          Sanghyang Bojog

          Where did this ceremony take place:


          In English

          In Balinese

          In Indonesian

          Desa Adat Bugbug Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem senantiasa layak diulas. Tak hanya memiliki ritual Tatebahan, desa setempat juga memiliki tradisi pementasan Tari Sanghyang Bojog. Tarian sakral ini tidak boleh sembarangan dipentaskan, karena bertujuan untuk meruwat mala dan membebaskan Desa Adat Bugbug dari wabah secara sekala dan niskala.

          SALAH seorang warga Desa Bugbug Wayan Sudiarta mengatakan, Tari Sanghyang Bojog sangat jarang masolah (pentas). Tarian ini dipentaskan apabila ada gejala-gejala yang sangat khusus. Para penari Sanghyang Bojog umumnya mengalami kesurupan yang berakar dari penyembahan terhadap roh-roh suci. “Wujud tarian Sanghyang Bojog diyakini sebagai kesenian ritual yang sangat disakralkan,” jelasnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group) Selasa (29/3).

          Keberadaan Tari Sanghyang Bojog tidak terlepas dari adanya mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Yakni adanya mitos bojog (kera) yang berada di areal Pura Bukit Gumang di atas bukit, wilayah Desa Bugbug. Mitos yang berkembang, sebut Sudiarta bahwa Putra Bhatara Guru yang berstana di Pura Bukit Huluwatu bernama Sang Hyang Sinuhun Kidul memperistri putri Bhatara Gde di Pura Bukit Byaha yang bernama Dewa Ayu Mas. Selanjutnya setelah ardhanareswari dan menetap di Pura Bukit Gumang disebut dengan Bhatara Gde Gumang. Setelah lama menetap di Pura Bukit Gumang, lalu ayahnya yakni Bhatara Gde di Pura Bukit Byaha berkunjung ke Pura Bukit Huluwatu. Tak pelak, kunjungan mendadak ini rupanya menyebabkan Bhatara Guru di Pura Bukit Huluwatu menjadi sangat terkejut atas kedatangan Bhatara Gde dari Pura Bukit Byaha. “Makanya tarian ini erat kaitannya dengan Pura Gumang di Bugbug,” imbuhnya.

          Logo HomeBalinese


          BALINESE Tari Sanghyang Bojog di Desa Bugbug; Ini Tujuan Pementasannya 31 March 2022 12:50 PM Tari Sanghyang Bojog di Desa Bugbug; Ini Tujuan Pementasannya PENTAS: Tari Sanghyang Bojog saat pentas. (istimewa)

          Masyarakat meyakini, jika tarian ini sebagai pangeruat mala, penolak bahaya (wabah) atau pun gerubug. Dengan demikian tarian ini dipentaskan seiring dengan berjangkitnya wabah (penyakit), hama tanaman di sawah atau ladang yang timbul pada bulan (sasih) kanem, kapitu, kawulu, dan kasanga, menurut perhitungan penanggalan kalender Bali. “Karena jika tidak dilaksanakan tarian tersebut maka akan menimbulkan malapetaka seperti munculnya wabah penyakit (gering), bencana alam dan lain-lain yang semuanya itu diyakini sebagai hukum yang bersifat niskala,” paparnya.

          Pementasan Tari Sanghyang Bojog ini dimulai dari melaksanakan upacara Usaba Gumang yaitu adanya pawisik akan terjadinya malapetaka yang akan menimpa penduduk Desa Bugbug untuk mementaskan tradisi Tari Sanghyang Bojog. Untuk membebaskan dan menolak bala yang akan mengancam keselamatan penduduk setempat.

          Sebelum pentas, terlebih dahulu disiapkan sarana pendukungnya, seperti sesaji, tempat pertunjukan, dan penari sanghyang dikumpulkan. Adapun alat yang akan dipakai dalam pementasan Tari Sanghyang Bojog itu sama sekali tidak boleh diketahui oleh khalayak ramai. “Sesajen yang akan dihaturkan seperti banten ajuman, daksina, canang meraka, semuanya dipersembahkan guna lebih cepatnya Sanghyang Bojog itu nadi,” Editor :

          I Putu Suyatra
          Property "Holiday information text id" (as page type) with input value "Desa Adat Bugbug Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem senantiasa layak diulas. Tak hanya memiliki ritual Tatebahan, desa setempat juga memiliki tradisi pementasan Tari Sanghyang Bojog. Tarian sakral ini tidak boleh sembarangan dipentaskan, karena bertujuan untuk meruwat mala dan membebaskan Desa Adat Bugbug dari wabah secara sekala dan niskala.</br></br>SALAH seorang warga Desa Bugbug Wayan Sudiarta mengatakan, Tari Sanghyang Bojog sangat jarang masolah (pentas). Tarian ini dipentaskan apabila ada gejala-gejala yang sangat khusus. Para penari Sanghyang Bojog umumnya mengalami kesurupan yang berakar dari penyembahan terhadap roh-roh suci. “Wujud tarian Sanghyang Bojog diyakini sebagai kesenian ritual yang sangat disakralkan,” jelasnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group) Selasa (29/3).</br></br>Keberadaan Tari Sanghyang Bojog tidak terlepas dari adanya mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Yakni adanya mitos bojog (kera) yang berada di areal Pura Bukit Gumang di atas bukit, wilayah Desa Bugbug. Mitos yang berkembang, sebut Sudiarta bahwa Putra Bhatara Guru yang berstana di Pura Bukit Huluwatu bernama Sang Hyang Sinuhun Kidul memperistri putri Bhatara Gde di Pura Bukit Byaha yang bernama Dewa Ayu Mas.</br>Selanjutnya setelah ardhanareswari dan menetap di Pura Bukit Gumang disebut dengan Bhatara Gde Gumang. Setelah lama menetap di Pura Bukit Gumang, lalu ayahnya yakni Bhatara Gde di Pura Bukit Byaha berkunjung ke Pura Bukit Huluwatu. Tak pelak, kunjungan mendadak ini rupanya menyebabkan Bhatara Guru di Pura Bukit Huluwatu menjadi sangat terkejut atas kedatangan Bhatara Gde dari Pura Bukit Byaha. “Makanya tarian ini erat kaitannya dengan Pura Gumang di Bugbug,” imbuhnya.</br></br>Logo</br>HomeBalinese</br></br></br>BALINESE</br>Tari Sanghyang Bojog di Desa Bugbug; Ini Tujuan Pementasannya</br>31 March 2022 12:50 PM</br>Tari Sanghyang Bojog di Desa Bugbug; Ini Tujuan Pementasannya</br>PENTAS: Tari Sanghyang Bojog saat pentas. (istimewa)</br></br>Masyarakat meyakini, jika tarian ini sebagai pangeruat mala, penolak bahaya (wabah) atau pun gerubug. Dengan demikian tarian ini dipentaskan seiring dengan berjangkitnya wabah (penyakit), hama tanaman di sawah atau ladang yang timbul pada bulan (sasih) kanem, kapitu, kawulu, dan kasanga, menurut perhitungan penanggalan kalender Bali. “Karena jika tidak dilaksanakan tarian tersebut maka akan menimbulkan malapetaka seperti munculnya wabah penyakit (gering), bencana alam dan lain-lain yang semuanya itu diyakini sebagai hukum yang bersifat niskala,” paparnya.</br></br>Pementasan Tari Sanghyang Bojog ini dimulai dari melaksanakan upacara Usaba Gumang yaitu adanya pawisik akan terjadinya malapetaka yang akan menimpa penduduk Desa Bugbug untuk mementaskan tradisi Tari Sanghyang Bojog. Untuk membebaskan dan menolak bala yang akan mengancam keselamatan penduduk setempat.</br></br>Sebelum pentas, terlebih dahulu disiapkan sarana pendukungnya, seperti sesaji, tempat pertunjukan, dan penari sanghyang dikumpulkan. Adapun alat yang akan dipakai dalam pementasan Tari Sanghyang Bojog itu sama sekali tidak boleh diketahui oleh khalayak ramai. “Sesajen yang akan dihaturkan seperti banten ajuman, daksina, canang meraka, semuanya dipersembahkan guna lebih cepatnya Sanghyang Bojog itu nadi,” </br>Editor :</br>I Putu Suyatra" contains invalid characters or is incomplete and therefore can cause unexpected results during a query or annotation process.