UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Biography example text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
G
Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehatan dan ekonomi masyarakat yang terjadi bersamaan. Keterkaitan antara dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 perlu dikaji untuk meningkatkan upaya mitigasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan stres yang dirasakan dengan kepatuhan terhadap rekomendasi perilaku pencegahan.Metode:Penelitian analitik potong lintang ini dilakukan pada orang dewasa di wilayah pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel direkrut dengan consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri. Variabel yang diteliti meliputi demografi, indikator kerentanan ekonomi, persepsi stres, kepatuhan mencuci tangan, pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan aktivitas sosial. Analisa korelasi, regresi linier, dan analisis jalur dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23.0. Sebanyak 161 responden yang terdiri atas 34,2% laki-laki memiliki usia rata-rata 36,31 (± 7,16) tahun. Jenis kelamin perempuan, kerentanan pekerjaan, kerentanan pendapatan, dan stres yang dirasakan ditemukan sebagai determinan independen. Jenis kelamin perempuan dan kerentanan pekerjaan yang lebih tinggi ditemukan berhubungan dengan perilaku pencegahan yang lebih baik dengan nilai adjusted β masing-masing 0,276 dan 0,306. Sementara itu, terdapat hubungan yang yang berlawanan antara kerentanan pendapatan dan persepsi stres dengan nilai β masing-masing -0,247 dan -0,224. Terdapat hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan praktik perilaku preventif selama pandemic COVID-19. Penelitian ini menyarankan agar kebijakan kesehatan masyarakat terhadap COVID-19 membahas tentang langkah-langkah dalam jaring pengaman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan.  +
Gm. Sukawidana Cerita-cerita Kuta – Seminyak menjelang siang seorang bule tidur telentang setengah telanjang di pasir pesisir kuta terpesona dengan kehangatan matahari tropis yang menjilati tubuhnya dibiarkan saja orang berlalu lalang. “hi, sir! are you ready? lets go metajen!” usik lelaki pribumi setengah baya dengan penuh semangat badannya penuh rajah di kalangan tajen orang-orang bersorak riuh brumbun sangkur tajian temberang mulutnya semakin menganga dan membesar ni dirah pakembar menebar sihir sekali patuk sebidang tanah warisan melayang selalu begitu sampai habis! menjelang malam sepanjang jalan seminyak - kuta lampu-lampu restoran mulai berbagi cahya dari yang remang sampai yang benderang para bule hilir mudik sepanjang trotoar mencari tempat yang aman dan nyaman untuk santap malam masakan eropa, cina, atau … seorang lelaki berambut kriting hidungnya mancung ada tindik di bagian kanan menawarkan menu special malam ini bahasa inggrisnya sulit dipahami “hi, sir! we have special menu today do you like rw bumbu kering or basah please mampir ke warung restoran kami we have sofi, ya, hard drink!” sialan! siapa saja bisa meraup untung besar asal bisa bersilat lidah dengan rayuan gombal selangit menjelang tengah malam sepanjang jalan raya kuta – seminyak para bule hilir mudik mencari hiburan sorot lampu diskotik berputar-putar membuat kepala pusing berbagai irama lagu mulai berdentum memekakkan telinga sementara para bencong dan perempuan malam seperti laron mencari cahaya berbagi ruang dengan berbagai aksi dan siulan menuggu penawaran kencan menjelang pagi sepanjang jalan raya kuta – seminyak suara hingar bingar musik mulai reda pertanda pesta akan segera berakhir para bule keluar diskotik dengan sumpah serapahnya di jalan yang gelap berpasang mata mengintai ingin hidup enak dan gampang “nak mule jaen idup di bali i have no money karena itu i nodong you! nyambret you!” risiko babak belur digebuk massa atau didor pak polisi itu urusan belakang! pagi hari jalan raya menuju seminyak – kuta macet seperti tak memberi ruang liar bagi keliaran pikiranku!  
H
Penelitian ini berangkat dari minimnya penggambaran karakter beridentitas Indonesia dan maraknya marjinalisasi karakter perempuan dalam komik superhero. Salah satu komik yang mewujudkan tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia adalah Luh Ayu Manik Mas, yang menampilkan kebudayaan Bali. Tulisan ini membahas bagaimana Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan perempuan Bali yang terwujud dalam karakternya sebagai superhero. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi terhadap empat edisi komik Luh Ayu Manik Mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Luh Ayu Manik Mas ditampilkan memanifestasi identitas lokal melalui sumber kekuatan, yang dinamakan dengan gelang Tri Datu, dan kepercayaannya pada Tri Hita Karana. Tri Datu diyakini sebagai sumber kekuatan hidup, sedangkan Tri Hita Karana diyakini sebagai prinsip hidup yang menjamin keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan. Agama dan Budaya merupakan hal yang berbeda. Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan superhero perempuan Bali yang dimuliakan oleh ajaran agama Hindu (sebagai agama dominan di Bali), ketika budaya Bali masih tunduk pada sistem patriarki.  +
Artikel ini membahas berbagai strategi yang diterapkan oleh janda (karena meninggal dunia ataupun bercerai) dalam menghadapi batasan-batasan kultural dan stigma sosial pada era Bali kontemporer. Di lingkungan patriarki Bali, perempuan kurang diuntungkan dalam hal akses terhadap pekerjaan dan umumnya menerima pendapatan yang lebih rendah dari laki-laki. Ketika sebuah pernikahan berakhir, seorang janda tidak hanya kehilangan pasangannya namun juga sumber pendapatan penting bagi keluarganya. Janda mungkin juga harus menerima beban tambahan dari menyokong kehidupannya sendiri dan keluarganya, yang artinya menjadi lebih rentah secara ekonomi. Selain itu, janda juga sering dianggap mudah untuk diajak berhubungan seksual, dapat menjadi target hasrat seksual laki-laki, akibatnya menjadi sumber gosip. Sistem pemerintahan dualisme, desa – nasional,di Bali turut menambah kerumitan proses perceraian dan pernikahan kembali di masyarakat patriarkal Bali. Untuk memahami bagaimana janda di Bali menghadapi tekanan sosial dan budaya ini, artikel ini fokus pada membandingkan sejarah hidup 3 orang janda. Menerapkan konsep modal ekonomi, budaya, sosial dan simbolisme oleh Pierre Bourdieu, analisis penelitian ini menunjukkan bahwa akses terhadap berbagai bentuk modal diatas berperan penting dalam kelangsungan hidup para janda di Bali. Dengan sumber ekonomi yang memadai, seorang janda tidak hanya dapat menunjukkan independensi dan kemampuan untuk menghidupi keturunannya, namun juga berbagai kewajiban sosial dan keagamaan lainnya. Dengan begitu, mereka tetap dapat diterima dan dihormati oleh komunitasnya. Temuan ini juga berkontribusi dalam memberikan gambaran yang lebih luas dan kompleks mengenai kehidupan janda di Bali.  +
I
Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.  +
Legong Somia mengisahkan tentang sejarah spiritual mengenai keberadaan dari burung bangau atau kokokan di Desa Bedulu, Ubud. Dikisahkan bahwa pada tahun 60an ketika terjadi tragedi kemanusiaan di Indonesia, Desa Bedulu melakukan suatu upacara keagamaan agar jiwa-jiwa yang meninggal dalam tragedi yang terjadi di banyak desa di Bali termasuk di Bedulu bisa lebur dan menyatu dengan Sang Pencipta. Maka ketika upacara tersebut dilaksanakan, tiba-tiba hadir puluhan bahkan ratusan burung bangau yang sampai saat ini banyak menghuni pepohonan yang ada di Bedulu. Rakyat di sana percaya bahwa burung-burung tersebut merupakan perwujudan dari jiwa-jiwa yang kini telah tenang berkat diadakannya upacara 'nyomya' atau penyucian jiwa-jiwa yang diadakan di Desa Bedulu. Burung-burung ini juga dianggap pembawa berkah, sehingga keberadaannya sangat dilindungi di Desa Bedulu.  +
Pandemi COVID - 19 telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan langkah dan framework yang tepat yang memungkinkan persebaran dan fatalitas dari kasus persebaran COVID - 19 dapat ditekan secepat dan seminimal mungkin, sehingga dampak lanjutan terhadap ekonomi sosial dapat ditekan. Penelitian didasarkan pada data sekunder terpublis yang dikumpulkan dari hasil observasi yang diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari struktur kependudukan dan ketenagakerjaan Bali memiliki potensi tinggi untuk persebaran pandemi COVID-19 disebabkan karena tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, baik antar wilayah di dalam negeri, maupun antar negara, kedua struktur penduduk Bali yang sudah tergolong tua sangat potensial mempercepat potensi tingginya case fatality rate dari pandemi. Berdasarkan hasil studi tersebut direkomendasikan untuk memperketat kemungkinan penyebaran melalui rapid test pertama dan kedua menyangkut sebanyak-banyaknya penduduk yang berpotensi sebagai carrier penyebaran COVID19, baik melalui transmisi lokal maupun imported case.  +
Masalah utama pembangunan di negara berkembang adalah tingginya ketimpangan antara pengangguran dan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena keduanya saling terkait satu sama lain. Kemiskinan, pada banyak kasus, umumnya diawali dari rendahnya akses lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif. Kompleksitas permasalahan kemiskinan ini kemudian mendorong komitmen bangsa-bangsa untuk mengurangi tingkat kemiskinan di dunia dengan disusunnya Tujuan Pembangunan Milenium. Untuk mendorong pembangunan, upaya pengentasan kemiskinan yang disebabkan oleh pengangguran harus melibatkan masyarakat. Pola partisipasi memungkinkan pendekatan yang lebih mengakar dan memacu komitmen antar anggota masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan. Kearifan lokal, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dimiliki oleh desa adat memiliki peran yang sangat strategis melalui peran sosialnya disamping untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Fungsi sosial LPD mencakup komitmen dan kebersamaan antara anggota dengan pengurus, serta antar para anggota.  +
PERTEMUAN ku buang jauh tubuhku selangkah demi langkah : ke pusar waktu kutemukan kita saling mencari seperti gelap merindu pekat dan dengan kata kubunuh jarak yang membelah kita tanpa jeda  +
SENJA DI BULAN MEI kita sedang bercakap dengan masa depan saling menerka mata dan senyum malu malu sambil menepi pada sebaris puisi yang belum selesai senja membuat kita tidak mengenali satu sama lain tidak juga paham makna sajak yang ditulis angin pada ranting, daun-daun, sekar kelabu dan masa lalu hadiah senja di bulan Mei usia dan gang sempit yang sesat menerima sebagaimana adanya [Jyesta, 1941]  +
PUAN dawai dawai ilalang bergayut di hatimu Puan mimpi hanya membuatnya makin nyata meski kau tutup pintu matamu dengan segala mantra Puan, mari kita toreh bukit Cintamani dengan petir yang kau warisi dari ibu dan bapamu di sana di tempatmu terluka bebukit Abang telah menyala lekuk jurang tidak sedalam duka ada yang hilang oleh bara belerang Puan, hamba menunggu lama seribu warsa bukan apa apa [Bangli, 2019]  +
I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali.  +
I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali.  +
Bali saat ini turut berjuang menahan laju penyebaran virus Covid19. Ada banyak sekali pelajaran yang kita bisa ambil dari kebijakan lokal dan pengetahuan setempat untuk membantu perjuangan ini. Salah satunya adalah belajar dari Hari Nyepi. Hari dimana seluruh pulau, selama 24 jam, di lockdown; diminta untuk melakukan Tapa Catur Brata Penyepian: Amati Geni: Hemat energi Amati Karya: Tidak bekerja mencari nafkah (Cuti) Amati Lelungan: Tidak bepergian (#dirumahaja) Amati Lelanguan: Tidak berpesta/berfoya-foya/menghibur diri secara berlebihan Bali, lewat Nyepi, telah ada pengalaman bertahun-tahun melakukan ini. Maka, anjuran untuk gerakan #dirumahaja sudah seharusnya bukan hal yang asing bagi warga Bali, karena hal ini sudah ada di gen dan darah warga Bali yang sudah melakukan ini setiap tahun. Meski biasanya hanya sehari, dalam situasi darurat ini, perlu ditingkatkan ‘level’nya menjadi beberapa hari (atau minggu), hingga situasi benar-benar pulih. Sama seperti solusi bagi banyak permasalahan di Bali dan Indonesia, Pandemic Corona tidak bisa ditanggulangi oleh sekelompok kecil individu yang sadar, pemerintah saja, ataupun segilintir tenaga medis berikut infrastrukturnya yang pas-pasan yang dimiliki oleh pulau ini, tapi membutuhkan kesadaran kolektif semua lapisan masyarakat, baik itu masyarakat adat, pemerintah, pengusaha, media, akademisi, tokoh spiritual, dan seniman/budayawan. Semuanya mesti bahu-membahu berkontribusi di bidangnya, dan satu elemen mendukung elemen yang lain. Di sinilah social resilience (ketahanan sosial) kita diuji. Kalau kita semua sanggup melewati bencana ini, maka kita patut bersyukur dan bolehlah berbangga diri. Tapi isu Corona bukan isu sepele, sekali dia lepas kontrol, harga kerusakan yang ditimbulkannya akan terlalu besar. Kita punya pengetahuan tentang Nyepi, dan akan sangat disayangkan kalau hal ini hanya kita rayakan sebagai ritual belaka. Kita harus memaknai manfaatnya, etika-nya, tujuannya, sehingga bisa kita implementasikan sebagai solusi atau cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah yang riil. Upacara tidak akan bermanfaat jika dia hanya ditempatkan sebagai simbol. Simbol hanyalah simbol, untuk mengingatkan saja… hanya akan lebih berfaedah jika itu bisa ditransfer dalam bentuk kesadaran, gagasan, dan aksi. Kita bangga punya “rasa” yang kuat…. sekarang tajamkan juga “logika", karena yang ideal adalah keseimbangan dari keduanya. Berat memang. Baru beberapa hari diam di rumah dan pengurangan nafkah yang drastis akibat sejumlah konser dibatalkan, Kami, sepertimu, juga rindu situasi pulih; berkumpul, bekerja bersama, bernyanyi bersama, mencium keringat tubuhmu, bersetubuh denganmu, seperti adegan dalam video klip kami ini. Kami mengabadikan momen-momen itu agar kita mengingat bahwa kita makhluk sosial, dan solusi dari masalah berat ini adalah apabila kita menjaga kemanusiaan dan kepedulian kita pada sesama. Sekarang, dalam situasi darurat ini, social distancing (menjaga jarak) adalah bentuk kepedulian kita kepada sesama. For a greater good. Untuk sementara saja. Agar nanti tiba masanya dalam waktu dekat kita akan berkumpul kembali, dan bernyanyi bersama…. “Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti!” Dumogi rahayu, Gede Robi  
NGALIH SAMPI GALANG BULAN (I Gde Gita Purnama) Tersungkur Pan Kades sekarang di pojok, modal sudah habis, dipergunakan untuk membangun ruko. Memang benar ruko tersebut telah selesai sebanyak lima bangunan berada di pinggir jalan, yang dulunya adalah ladang kopi, kopi arabika nomor satu. Akan tetapi, harga kopinya tidak pernah nomor satu, selalu harganya jatuh tersungkur. Belum lagi dicaplok tengkulak ketika panennya banyak. Daripada selalu mengalami kerugian, memang sebaiknya didirikan ruko. Tidak hanya Pan Kades yang mengalami rasa terpukul, hampir setengah dari warga desa ikut merasa menyesal, sebab telanjur mendirikan ruko di tanah ladang yang berlokasi di pinggir jalan. Hitung-hitungan dalam hati memang sudah matang, saat ruko selesai, dikontrakkan, setelah itu tinggal menerima uang hasil kontrakan saja. Kontrakan per ruko 50 juta setahun, bila punya 5 ruko tentunya sudah memiliki 250 juta pertahun. Datangnya uang sungguh lebih baik dibandingkan dengan menyandang NIP. Apalagi bila dibandingkan dengan hasil ladang itu sendiri, aduh, sungguh jauh perbedaannya. Namun, hal baru hitungan di mimpi saja. Sekarang semua sudah buyar, niat mencari untung tapi modal justru hilang.  +
SANGGULAN (I Gédé Putra Ariawan) Putu Iwan Ardana, mahasiswa kampus kedokteran gigi di Dénpasar mendapat tugas lapangan. Dia akan memberikan pengarahan kesehatan ke désa-désa tentang program gigi sehat. Sebelum programnya berjalan, Putu Iwan mengecék lokasi dan melakukan observasi lapangan agar dengan jelas tahu tempat ia mendapat tugas. Ditolehnya papan pengumaman, dilihat namanya sudah tertempel dan mendapat tugas di Tabanan. “Aduh!” Putu Iwan merengut memikirkan tempat tugasnya. Seketika alisnya berkerut.  +
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganlisis tentang kedudukan ahli waris yang beralih agama dalam hal hak dan ke wajibannya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat adat serta akibat hukum yang timbul terkait ahli waris yang beralih agama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, dengan pendekatan non doktrinal (socio legal reseach). Data digali dengan metode wawancara, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ahli waris yang beralih agama tidak lagi berkedudukan ahli waris. Akibatnya ahli waris yang bersangkutan gugur hak warisnya dari orang tuanya. Gugurnya hak mewaris berakibat tidak ada kewajiban -ke wajiban yang harus dipikulnya baik kewajiban terhadap keluarga maupun terhadap masyarak at adat. Ahli waris yang beralih agama dikaji dari teorinya Lawrence M. Friedman tentang sistem hukum terdiri dari tiga unsur yaitu struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum, dimana dari ketiga unsur itu tidak mengalami perkembangan. Dengan demikian hukum adat waris Bali masih dipertahankan secara utuh.  +
Adat Bali tumpukan songket lengket pada almari jati bau apek kain endek warna-warni kebaya brokat berjejer rapi menunggu giliran perak berderak emas berkemas menurut undangan ngotonin, metatah, pawiwahan, ngaben adat Bali adalah menghitung kulkul di banjar  +
WHO atau badan kesehatan dunia telah menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi. Pada bulan Februari 2020, WHO juga mendeklarasikan novel corona virus pada tubuh manusia sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian Bali dan sektor pariwisata. Pemerintah menyatakan bahwa Bali sangat terdampak oleh Covid-19 dimana pariwisata terhenti dan 96& hotel tutup sementara. Akibatnya, banyak pemutusan hubungan kerja dan komunitas banyak yang menjadi pengangguran. Kehidupan menjadi cukup mengkhawatirkan. Covid-19 sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Bali di masa datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Covid-19 terhdapat kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, dan daya tahan komunitas di wilayah Bali. Populasi sebanyak 1500 orang dengan kisaran usia 15-60 tahun dan bekerja di sektor pariwisata. Jumlah sampel adalah 150 responden atau 10% dari total populasi. Data dikumpulkan terkait dengan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari rumah tangga selama pandemic. Analisa deskriptif berbentuk grafi, table, dan gambar. Temuan utama, selama kurun waktu 60 hari outbreak Covid-19 di masyarakat, telah terinfeksi 343 orang, sembuh 232 orang, dan meninggal 4 orang. Tekanan kepada sektor pariwisata di Bali menyebabkan perekonomian menjadi kolaps. Sebagian besar dari 80% pekerja sektor informal di Bali diberhentikan, yang kemudian meningkatkan jumlah pengangguran terbuka di Bali. Keaslian, bahwa 95% dari penduduk Bali mengalami perubahan dalam perilaku sosial, gaya hidup, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kecemasan terhadap Covid-19 masih dikategorikan wajar dan tidak menyebabkan disfungsi sosial. Terlepas dari kesulitan berinteraksi antar komunitas, berdiam diri di rumah 75% kekerabatan menguat.  +
Karya ini adalah persembahan dari 15 orang remaja yang tergabung dalam kelompok  +