UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Description id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
H
⏤  +
I
⏤  +
⏤  +
J
Tari Jauk Manis merupakan salah satu tari Bali yang masuk kategori tari balih-balihan. Tari balih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur, sehingga tari ini sering ditarikan dalam acara penyambutan, festival, pertunjukan, dan acara lainnya. Selain sebagai tari balih-balihan, tari jauk manis juga termasuk tari tunggal yakni sebuah tarian yang ditarikan secara individu atau perorangan. Tari Jauk Manis diciptakan oleh seniman tari I Nyoman Kaler. Tarian ini menggambarkan seorang raja yang sedang berkelana, sehingga tarian ini memiliki gerakan yang beringas, berwibawa, lemah lembut dan fleksibel. Tari Jauk Manis memakai kostum seperti tari Baris, hanya saja penari Jauk Manis menggunakan topeng yang berwarna putih, gelungan (mahkota raja), dan sarung tangan dengan kuku yang panjang. Secara lengkap buasana yang digunakan dalam pementasan tari Jauk Manis yakni celana panjang berwarna putih, stewel, kamben putih, baju, srimping, keris, awiran, lamak, badong, gelungan, dan topeng berwarna putih. Tari Jauk Manis memiliki makna bahwa seorang raja atau pemimpin harus mampu melindungi rakyatnya, di mana seorang raja bisa belaku beringas (tegas) sehingga ditakui oleh musuh-musuhnya dan berlaku lemah lembut sehingga dihormati dan dikagumi oleh rakyatnya. Hal ini dapat lihat gerakan tari Jauk Manis itu sendiri, kadang-kadang beringas dan kadang-kadang lemah lembut. Biasanya seorang penari Jauk Manis, sudah memiliki teknik tari Bali yang mumpuni, karena dalam tarian ini terdapat banyak improvisasi gerak, selain itu penari juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai gamelan, sehingga ketika menari ada keseimbangan dan harmoni yang luar biasa antara penari jauk yang memakai tapel (topeng) dengan pemain gamelannya, terutama kendang.  +
⏤  +
⏤  +
K
⏤  +
⏤  +
Lagu kanggoang luh bertemakan menasehati dan memberi pengertian kepada istri untuk bergaya pola hidup sederhana di masa new normal pasca covid 19 ini! Dimana ekonomi masyarakat yang belum pulih! Sehingga kita benar-benar harus mengencangkan ikat pinggang dalam menjalani hidup dimasa sekarang ini! Lirik yang sederhana dan dikemas dengan musik gitar akustik semoga bisa memberi warna dalam belantika musik pop bali!  +
Apresiasi terhadap karya seni patung Bapak I Wayan Winten diangkat menjadi sebuah karya tari Palegongan Kreasi. Lekuk liuk bentuk tubuh patung membangkitkan rasa dan jiwa untuk menari.  +
⏤  +
Tarian Kebyar Duduk diciptakan oleh maestro tari I Ketut Mario pada tahun 1925, menjadi satu tarian repertoar Bali yang secara teknis paling menantang, gerakannya terinspirasi oleh alam dan menghubungkan penari dengan Bumi. Dijiwai dengan elemen kehalusan, ketepatan dan kekuatan yang luar biasa, tarian ini merupakan cerminan dari jalan kemanusiaan kita sendiri yang mencari keseimbangan antara maskulin / feminin; kekuatan / kelembutan; keberanian / kehati-hatian. Kemampuan penari solo untuk mencocokkan dan mengimbangi bahkan melebihi musik yang kuat dari gamelan lengkap adalah salah satu aspek yang paling menuntut dan mengesankan dari tarian ini.  +
Tari kebyar Goak Macok menggambarkan seekor burung goak atau gagak yang melayang-layang di udara dan terkadang menukik ke darat untuk memangsa binatang buruannya. Pada awalnya gending/musik dari tarian ini merupakan tabuh petegak untuk mengawali sebuah pementasan, namun gending ini kemudian direspon dengan gerak-gerak tari yang luwes tapi tajam oleh Ida Bagus Oka Wirjana Tarian ini ditarikan pertama kali oleh beliau pada upacara di Desa Blahbatuh pada tahun 1970an. Selanjutnya tarian ini ditarikan oleh murid-murid beliau, salah satunya oleh I Wayan Purwanto.  +
Lagu "Kembali ke Akar" berbicara tentang pentingnya manusia untuk memahami jati diri. Navicula mencoba mengajak pendengarnya untuk merenung dan kembali memaknai kearifan yang ditinggalkan oleh para leluhur. "...Kita lupa daratan, air, dan udara / di tanah yang dipijak dan langit di atasnya/ Kembali ke akar... Siapa diri kita, jangan sampai lupa / Apa yang kita punya, itulah yang kita jaga/ Kembali ke akar..."  +
Tari ‘Kenapa Legong’ Japatwan adalah karya koreografer perempuan Bali yang begitu luar biasa Ida Ayu Wayan Arya Satyani. Karya ini diciptakan sebagai wujud kekagumannya pada penciptaan tari legong, baik pada kerumitan tekniknya atau pada kelanggengan yang ditawarkan oleh tarian legong yang kekal. Karya tari Japatwan sekaligus menjadi jalan Dayu Ani untuk bertanya kembali pada proses penciptaan yang telah dilalui. Sekaligus jalan untuk merealisasikan impian tentang jelajah tubuh. Sejauh mana penjelajahan tubuh dapat dilakukan, bagaimana tubuh menghormati jiwa dan raganya, mengarungi keharuan atau menyikapi belenggu, mempertanyakan tradisi ataukah modern, tak menilai gender laki-laki ataukah perempuan, karena menari itu bukan tentang gender, tapi dia adalah jiwa. Jiwa yang tampil melalui tubuh, entah dia lelaki, perempuan, untuk membawakan karakter yang sebenarnya. Japatwan terinspirasi dari geguritan teks Japatwan yang mengisahkan petualangan Gagak Turas dan Japatwan saat menyusul Ratnaningrat ke Siwa Loka, Japatwan pun menjabarkan hakekat sastra dalam kehidupan manusia. Pengetahuan (jnana) yang patut dibadankan agar senantiasa bertemu karma baik. Awal kisah perjalanan itu adalah rasa kehilangan Japatwan yang ditinggalkan oleh Ratnaningrat, istrinya tercinta "sakeng ngredani". Ratnaningrat adalah anugrah dari Dewa Indra yang rupanya diutus untuk menguji kepandaian Japatwan dalam melaksanakan kemampuan dan pengetahuannya mengenai “keluar masuknya jiwa dalam tubuh, jalan menuju kamoksan (pembebasan)”. Dalam hitungan tujuh hari setelah masa sukacita pernikahan, Ratnaningrat kembali ke Indraloka, konon untuk ngayah ngelegong. Dalam lantunan gaguritan, dan nuansa musik kendang palegongan, semoga tarian sederhana ini mendapat setetes keindahan dari kemahaindahan kisahnya yang telah dituangkan oleh para sastrawan dalam naskah-naskah gaguritan.  +
Sosialisasi kepada STT di desa Siangan  +