UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Biography example text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
C
dalam kabut waktu orang-orang singgah meninggakan zaman kepada siapa ia menitipkan buah-buah anggur di musim panen karena ia paham sebuah rumah tak lagi memberinya rasa nyaman entah siapa pula yang terjebak dalam pusaran waktu suara gemuruh hujan menghanyutkan ladang-ladang membiarkan kupu-kupu dan kunang-kunang terbang jauh hanya karena angin memanggil kau surutkan air mata di pelupuk hati ke dalam jeram yang menghujam bilik jantungmu lalu negeri ini berpulang meninggalkan lembah burung-burung terbang meninggalkan sarang. Ia merasa letih menyangga bumi dengan bilur-bilur di tubuhnya memerah ... kelak perjalanan ini selalu merindukan petang menimang-nimang kesepian (BPM 10 Oktober 2010)  +
Chandra Yowani Aku adalah Perempuan Aku adalah perempuan yang susuri pesisir moyangku dalam diam berusaha pahami kelahiran demi kelahiran di tiap semesta pada tiap masa Aku adalah perempuan yang suatu kali mungkin pernah menghangatkan ranjangmu dan puaskan kelelakianmu, catatkan percintaan pada ingatan jiwa hingga kau buru di tiap reinkarnasi Aku adalah perempuan yang membasuh luka sendiri, perihnya tegakkan langkahku tak perlu kau tanya air mata mana yang terderas, telah kusurutkan sumbernya Aku adalah perempuan yang kakinya telanjang menapaki dahaga siang, juga lenguhan malam tak hendak kupinjam sepatu siapa pun aku ingin setiap molekul indra ku mengingat sensasinya karena ini petualanganku sendiri Aku adalah perempuan yang pernah tersesat hingga terperangkap dalam labirin keakuan angkuhku, ruang gelap batinku Hingga kusadari, aku hanyalah perempuan yang terbelit kumparan karma tualangku aliri rekaman cinta semesta hidup ini sejatinya tentang kesadaran dan keberserahan pada Dia yang bersemayam dalam diri sejati Juni 2020 Perempuan Berkebaya Saat diam-diam langit meminang rembulan, Perempuan berkebaya, arah manakah tatapnya berkelana? Susuri lorong waktu dan ruang tak bertepi Tak lelahkah? Kerling mentari bersaksi, semesta mencatat, Perempuan tak hanya tentang sumur, dapur, dan kasur Perempuanlah pembawa rahim semesta. Sejarah berganti oleh gemulai lekuk tubuh perempuan. Perempuan berkebaya, dipangkunya tangis kanak-kanak dalam buaian, cerita tiap jiwa tak pernah sama, maka kenalilah perjalanan, gumamnya sembari mengurai kusut perjalanannya sendiri Perempuan berkebaya, disemainya cinta di ladang-ladang kosong para pengembara dilagukannya nyanyian semesta "Bapaku cahaya, Ibuku bumi" duhai, hati yang mabuk gairah duniawi, masihkah ragu akan Kasih Sejati? Perempuan berkebaya, dibiarkannya para lelaki mengangkangi tubuhnya tapi tidak pola pikirnya direlakannya badannya dijamah kerakusan birahi tapi tidak hati dan jiwanya karena tubuh ini hanya sementara, badan ini hanya pinjaman, katanya Perempuan berkebaya, berceritalah arah manakah deru langkah itu menuju? Senja di Dermaga langit selalu memukau bila bercerita tentang waktu kelana yang lampau tak pernah sengaja membuatku tergugu bisu senja selalu jatuh dengan kesetiaan pada batas cakrawala memulas langit dalam kecintaan dan birahi yang sama entah mengapa, dermaga seringkali membawakan senja untukku lebih dalam mengenal-Mu membawaku kembali pada ruang-ruang hati yang merindu tak terkendali pada-Mu tapi, sering kuabaikan atas nama cinta yang justru tak pernah kukenali maknanya menatap senja di dermaga, bersama siapa pun kubersisian, walau dalam luka terperih, aku pasti tersihir nyanyian ombak, tenggelam dalam pusaran kesadaran, betapa aku sering lalai, sesungguhnya cinta-Mu tak pernah usai, betapa telah Kau hadirkan Mahaguru yang selalu menuntunku dengan kesabaran dan kasih tak terhingga karena Engkau, menungguku untuk pulang dalam damai Tuhan, biarlah jiwaku hanya berlabuh di dermaga cinta-Mu Jimbaran, 1 December 2019  
D
Ini adalah tarian yang sangat populer di desa-desa. Asalnya dari tahun 1930-an. Disebut juga tari Cinta, tarian ini dibawakan oleh 10 pasangan muda yang belum menikah, serta melibatkan nyanyian dan tarian mengikuti gambelan gerakan rayuan. Janger berarti tergila-gila. Jadi, para remaja putra dan putri saling menggoda satu sama lain selama tarian itu, menciptakan hubungan yang bahagia, menyenangkan dan terkadang lucu. Para penari telah berlatih tarian ini sejak berbulan-bulan di Desa Pesalakan, sebuah desa tradisional sekitar 15 menit dari pusat Ubud. Latihannya cukup lama karena banyak yang belum pernah menari sebelumnya. Jadi ini adalah kebangkitan budaya melalui tarian yang sangat penting untuk disaksikan dengan banyaknya influencer modern yang mempengaruhi budaya di pulau dewata. Salah satu tujuan utama dari Proyek Kebersamaan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan kembali budaya di kalangan generasi muda. Tarian ini adalah contoh kebersamaan yang luar biasa, karena menyatukan generasi muda untuk mempraktikkan dan mengekspresikan budaya mereka.  +
Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.  +
Menampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tari seni Jegog khas Jembrana. Semua pesona Jembrana diiringi dengan tabuh/lagu berbeda kreasi Sanggar Seni Sukarya. Di bagian penutup menampilkan penggalan dari semua 7 tabuh dan tari dari Sanggar Seni Sukarya dengan iringan gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana.  +
Tujuan studi ini adalah merancang wujud optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. Studi ini berbentuk deskriptif-kualitatif yang lebih banyak menggunakan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami setiap fenomena sosial yang terjadi. Pembagian kewenangan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali dalam upaya pencegahan pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan. Diperlukan optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19.  +
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Perubahan perilaku harus ditanamkan sejak dini. Buklet adalah media yang tepat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku siswa sekolah dasar. Materi pemilahan sampah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan pesan teks dan gambar. Penelitian eksperimen semu dengan desain satu grup pre-tes dan pos-tes. Metode pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah 90 orang dari 65 sekolah dasar di Denpasar Selatan. Instrumen penelitian ini adalah angket, dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis wawancara membandingkan mean paired sample t-test. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan metode evaluasi diri dengan media buklet dengan nilai (p<0,001). Upaya promosi kesehatan dengan mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Sekolah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan.  +
Unsur seni lukis Tradisional Bali mengandung unsur naratif, ilustratif, figuratif, fungsional, hal tersebut membentuk struktur seni rupa Bali yang sangat erat kaitannya dengan keberadaan teks sebagai latar belakang penciptaannya. Penelitian ini bertujuan untuk membaca pengaruh yang diakibatkan oleh narasi sebagai hal yang mempengaruhi wimba dan cara wimba objek pada lukisan tradisional Bali yang difokuskan pada lukisan Sutasoma dengan gaya wayang Kamasan di Bale Kambang Kerta Gosa, Klungkung dan lukisan Prabu Salya oleh I Ketut Gede Singaraja. Metode penelitian ini mempergunakan metode penelitian seni kualitatif dengan desktiptif analitik, teori yang dipergunakan sebagai analisa adalah sistem Ruang-Waktu-Datar dari teori Bahasa Rupa. Hasil analisa menunjukan bahwa narasi membentuk sistem tata cara penggambaran seni lukis Tradisional Bali yang dapat dilihat dari cara pengaplikasian perspektif dari berbagai sisi, pola penggambaran figur tokoh yang mengganti ekpsresi wajah dengan gestur, juga kehadiran matra waktu yang simbolik. Melalui pembacaan dengan sistem Ruang-Waktu-Datar didapatkan bahwa lukisan tradisional Bali dipengaruhi oleh narasi yang sangat kuat tercermin dalam bahasa rupanya.  +
Koleksi foto bunga-bunga liar di persawahan dan perbukitan Ubud. Ini adalah wujud sebuah perjuangan yang halus nan sunyi. Bukit kami yang bermekaran dan persawahan yang membentang ke segala arah. Di sini, yang dicinta dan yang dinista bertahan hidup dan tumbuh. Mereka sama-sama berbunga.  +
Salah satu hal yang menjadi pusat kebudayaan Bali, mungkin bisa dikatakan kepastian hubungan seseorang dengan Alam. Jika seni merupakan bagian integral dari budaya kita, apalagi Alam. Kayu Putih Bayan (Pohon Kayu Putih Bayan) adalah pohon purba. Salah satu dari banyak pohon kuno yang ada di tanah Suci dan merupakan bagian dari Pura, Pura Babakan. Menjadi ratusan tahun, tentu saja tidak muncul tiba-tiba entah dari mana. Namun, itu telah mulai menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Mungkin karena meningkatnya kesadaran di media sosial, pasti ada lebih banyak pengunjung di sana dalam setahun terakhir. Keindahan Kayu Putih Bayan, foto-foto ini berpusat pada keberadaan Puranya. Bahwa ketika kita melihat Pohon ini, itu tidak terpisah dari melihat yang Suci.  +
Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich. Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh. Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif. Semangat Inklusivitas Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup. Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti. terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas. Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/  
Menggali apa yang ada di dalam karakter 'Topeng Keras'. Salah satu Topeng sakral yang muncul di Topeng Babad. Salah satu Ritual Tari Topeng tertua dan paling sakral di Bali. Serangkaian potret yang mengeksplorasi karakter yang bergema dalam Topeng Keras, tarian dan penari. Dan hubungan antara ketiganya.  +
Potret seniman kontemporer Putu Bonuz Sudiana karya Dewi Dian Reich. Di Studio Sawidji. Seorang seniman kontemporer multidisiplin yang terkenal dengan gaya abstraknya yang kuat. Putu Bonuz Sudiana adalah seorang seniman yang dinamis dan progresif dengan kharisma kreatif yang menarik khalayak luas. Kontribusinya dalam lukisan, instalasi, musik, seni pertunjukan dan puisi.  +
Topeng Dalem. Raja, Topeng dan Tarian. Topeng Dalem mewakili Raja, Dalem Waturenggon, terkait dengan Zaman Keemasan Kerajaan Gelgel Bali pada abad ke-16. Dia dikenal dalam narasi ini sebagai pengasih, baik hati dan bijaksana. Raja yang penyayang. Itu sebabnya, menurut Kadek Sudiasa, untuk mengukir dan menangkap esensi Topeng Dalem sulit dilakukan. Untuk menangkap ketenangan dan kelembutan Raja ini, dengan apa yang dia gambarkan memiliki kelembutan tertentu di sekitar matanya. Kehalusan dalam karakternya inilah yang membuatnya sulit untuk ditangkap. Ia tidak memiliki ciri-ciri nyata yang terkandung dalam Topeng Keras atau Topeng Tua.  +
Potret Aryani Willems oleh Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Fotografi Seni Rupa  +
Penari. Ketika sebuah Tari membawa warisan yang begitu monumental, substansinya seringkali terputus dari penonton yang jauh lebih besar. Mereka yang mempelajari budaya dan seninya dan menjadi penari sendiri memiliki pemahaman seni yang lebih dalam. Mungkin berhubungan dengan penari adalah cara yang baik untuk mengapresiasi tarian. Elemen manusia yang bisa kita semua pahami.  +
'Lost Signal' adalah bagian dari Photography Series dengan nama yang sama oleh Dewi Dian Reich. Penulis, artis, dan fotografer. "Kakek saya berbicara dan berjalan di jalan-jalan ini. Dia biasa memegang tangan saya, Kakek saya awet muda, visinya tajam dan kebijaksanaannya dalam, Di mana taman bermain kita? Kenapa dia tersandung? Apakah mataku yang lengah terhadap paku dan pecahan kaca yang akan melukai kakinya? Atau telingaku yang meredam suaranya? Apakah Anda tidak tahu ada paku tajam dan pecahan kaca yang akan memotong kaki telanjangnya?  +
Potret Artis Sujana Suklu di studio menggambar novel. Menjelajahi salah satu dari Tiga Kamar Seni. Seni oleh Interaksi. Art by Interaction mengacu pada proses yang tersentuh oleh interaktivitas atau kolaborasi. Perlu dicatat perbedaan antara interaksi dan kolaborasi berbeda. Proses kolaboratif menunjukkan kesepakatan bersama, sementara interaksi dapat terjadi dalam proses seni yang tidak disengaja. Semua kolaborasi adalah interaksi, namun tidak semua interaksi adalah kolaborasi.  +
The Living Masks of Bali adalah seri kami yang mengeksplorasi dan merayakan topeng tradisional Bali. Kami kembali hari ini dengan melihat dari dekat Topeng Tua, Topeng Tua. Percakapan dengan Penari dan Pembuat Topeng Kadek Sudiasa dari Mas Ubud. Serangkaian potret Topeng Tua. Diiringi perbincangan dengan Kadek Sudiasa yang mengulik hubungan dan kenangannya dengan Topeng Tua. Sebagai penari dan pembuat topeng.  +
Potret seniman kontemporer Wayan Suastama karya Dewi Dian Reich. Potret lingkungan, di lingkungan yang tidak dipentaskan. Secara alami menggambarkan bengkel studio seniman. Diambil pada awal 2023 saat membuat katalog karya para seniman. 'Melalui proses kreatif, Anda belajar melakukan percakapan jujur dengan diri sendiri. Itu pasti mengarah pada kedamaian dalam hidup Anda. Itu adalah hadiah kepositifan.' ~ Wayan Suastama  +