UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Description id" with value "Proses pemilahan sampah". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Buang sampah pada tempatnya  + (menasehati teman untuk membuang sampah pada tempatnya)
  • Tabuh Petegak Bebarongan Uyang Uyang  + (Menerawang jauh di kehidupan manusia, beraMenerawang jauh di kehidupan manusia, beragam perasaan emosional yg tumbuh dari dalam diri sengaja maupun tidak sengaja tentu dapat dinikmati, dirasakan, diresapi dan dimaknai oleh orang itu sendiri. Sebagai contoh perasaan gundah, galau, tanpa arah menjadi acuan oleh penggarap untuk membangun komposisi inieh penggarap untuk membangun komposisi ini)
  • Tari Rejang Pemendak Agung  + (Mengawali tradisi Ngerebong di Jeroan Pura Dalem Petilan Pengerebongan Kesiman ditampilkan sesolahan Rejang Pemendak Agung sebagai pertanda nedunang (mendak) Ida Batara yang akan melaksanakan Upacara Ngerebong.)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Mengenalkan pemilahan sampah sejak dini)
  • Musik Puisi Suryak Siu  + (Musik puisi ini berjudul Suryak Siu yang dMusik puisi ini berjudul Suryak Siu yang dibawakan oleh anak-anak dari Komunitas Sastra Lentera.</br>Dibina oleh Ida Abgus Pawanasuta, komunitas ini berhasil menampilkan musikalisasi puisi yang sangat indah. </br>Dinyanyikan oleh Sinta dan Dayu Tri dan alat musik dimainkan oleh Ryan dan Tjok Mas, penampilan mereka sangat menghibur semua orang di tengah pandemi covid 19.ur semua orang di tengah pandemi covid 19.)
  • Dinasti Matahari  + (Musik-musik Navicula dipengaruhi genre altMusik-musik Navicula dipengaruhi genre alternatif rock era 90 an, yang dipopulerkan oleh band Nirvana, Pearl Jam, Sound Garden dan Alice in Chains. Secara musikalitas Navicula menggabungkan musiknya dengan warna lain seperti psikedelia, progresif, balada, funk, dan musik etnik-tradisional (world music).</br></br>Lagu Dinasti Matahari berkolaborasi dengan Kitapoleng yang mengangkat kembali tarian Sanghyang Jaran, Barong Brutuk, dan beberapa tarian dari budaya suku Nias, Badui, Minahasa dan Papua. Lagu ini adalah bentuk ucap syukur atas apa yang sudah tersedia di alam bagi kehidupan manusia di Indonesia yang diibaratkan sebagai anak-anak matahari.</br></br>Lagu ini diluncurkan sebagai perayaan ulang tahun Navicula yang ke 25 tahun dengan formasi band diperkuat oleh Gede Robi (vokal), Dadang Pranoto (gitar), Palel Atmoko (drum), Krisnandha Adipurba (bass) dan dilengkapi lantunan vokal Ida Bagus Subawa. Lagu ini juga melibatkan kolaborasi para produser direktur seperti Sandrina Malakiano, Dibal Ranuh, Jasmine Okubo dan Gede Robi.</br></br>"Dinasti Matahari" ini bukan hanya membawa nama Navicula, tapi juga membawa nama Indonesia dengan ragam kekayaan alam dan suku budaya yang tentunya harus dijaga kelestariannya untuk generasi pewaris.aga kelestariannya untuk generasi pewaris.)
  • Legong Keraton Lasem  + (Nama Legong berasal dari bahasa Bali, Leg Nama Legong berasal dari bahasa Bali, Leg (gerak yang luwes) dan gong (gamelan) yang menyatu menjadi Legong yang berarti gerak-gerak luwes yang diiringi gamelan.</br></br>Tari Legong Keraton muncul sekitar awal abad ke-19 M. Tarian ini muncul dari ide seorang Raja Sukawati bernama I Dewa Agung Made Karna.</br></br>Awalnya tarian ini bersifat sakral. Tarian ini hanya dipentaskan di pura untuk mengiringi upacara-upacara agama Hindu. Pada tahun 1928, Raja mengijinkan tarian ini dipentaskan di luar istana agar dapat dinikmati oleh rakyat.</br></br>Pada tahun 1931 tarian ini mulai ditampilkan secara luas untuk mendukung pariwisata. Banyak hotel di Bali yang mementaskan tarian ini untuk menghibur wisatawan.</br></br>Salah satu puri atau istana yang memiliki dan memelihara tari Legong Keraton adalah Puri Agung Peliatan. Puri ini dulunya sering mementaskan tari Legong Keraton pada acara-acara tertentu, seperti upacara agama Hindu.</br></br>Sebuah pentasan Legong Keraton selalu membawa cerita sejarah. Salah satu cerita yang paling populer adalah Lasem yang menceritakan kisah percintaan Prabu Lasem kepada Putri Rankesari.</br>Penari yang tampil pertama adalah Condong (emban) yang menggunakan kostum dominan warna merah. Kemudian disusul oleh dua penari Legong yang menggunakan kostum berwarna hijau.</br>Dalam kisah Prabu Lasem yang diangkat dari cerita Panji/Malat, kedua Legong ini masing-masing memerankan Prabu Lasem dan Putri Langkesari.</br></br>Tari Legong Keraton ditetapkan sebagai warisan budaya dunia non benda oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2015. Tari Legong Keraton adalah salah satu dari sembilan tarian Bali yang mendapat penghargaan serupa disamping Tari Barong Ket, Tari Rejang, Tari Joged Bumbung, Drama Tari Wayang Wong, Drama Tari Gambuh, Topeng Sidha Karya, Tari Bari Upacara dan Tari Sang Hyang Dedari.i Bari Upacara dan Tari Sang Hyang Dedari.)
  • Tirah  + (Nyapuh Tirah Campuhan adalah sebuah kisah pemuliaan air, mengisahkan para penjaga sungai yang senantiasa mengingatkan manusia tentang pentingnya sumber air bagi kehidupan manusia.)
  • Rejang Desa Purwayu  + (Pada saat hari raya Kuningan dan manis KunPada saat hari raya Kuningan dan manis Kuningan, dimana manis Kuningan itu adalah hari setelah hari raya Kuningan itu sendiri, Kota Karangasem selalu menjadi destinasi pecinta adat dan budaya Bali. di Kota ini biasanya banyak ritual yang menandai dimulainya Piodalan (Hari Raya) khususnya yang berlangsung di Pura Desa.</br></br>Tari Rejang memiliki simbolis tarian para dewi yang menuntun Dewa-Dewi turun dari langit. Tari rejang sendiri memiliki banyak varian tergantung dari daerah masing-masing. hal tersebut berarti, tari Rejang antar daerah memiliki jenis gerakan dan musik gamelan yang berbeda, atau serupa tapi tak sama. Apalagi di tambah payasan ( hiasan) kepala yang unik dan berbeda dari satu daerah dengan yang lainnya.beda dari satu daerah dengan yang lainnya.)
  • Rejang Desa Tista  + (Pada saat hari raya Kuningan dan manis KunPada saat hari raya Kuningan dan manis Kuningan, dimana manis Kuningan itu adalah hari setelah hari raya Kuningan itu sendiri, Kota Karangasem selalu menjadi destinasi pecinta adat dan budaya Bali. di Kota ini biasanya banyak ritual yang menandai dimulainya Piodalan (Hari Raya) khususnya yang berlangsung di Pura Desa.</br></br>Tari Rejang memiliki simbolis tarian para dewi yang menuntun Dewa-Dewi turun dari langit. Tari rejang sendiri memiliki banyak varian tergantung dari daerah masing-masing. hal tersebut berarti, tari Rejang antar daerah memiliki jenis gerakan dan musik gamelan yang berbeda, atau serupa tapi tak sama. Apalagi di tambah payasan ( hiasan) kepala yang unik dan berbeda dari satu daerah dengan yang lainnya.. unik kan? Seperti beberapa foto rejang yang saya dapatkan dari Desa Tista ini, para penari terlihat sangat cantik dengan pakaian tradisional rejang.</br>.antik dengan pakaian tradisional rejang. .)
  • Panji Semirang  + (Panji Semirang adalah tari kreasi tradisioPanji Semirang adalah tari kreasi tradisional Bali yang termasuk jenis tari kakebyaran, yaitu tarian dengan iringan gamelan gong kebyar yang umumnya menggunakan pukulan makebyar saat mengawali tabuhan. Tarian ini diciptakan oleh I Nyoman Kaler tahun 1942, mengisahkan pengembaraan Galuh Candra Kirana yang menyamar sebagai seorang laki-laki bernama Panji Semirang untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Tari Panji Semirang disajikan sebagai tarian tunggal bebancihan, yaitu tari dengan karakter antara laki-laki dan perempuan, halus dan lembut. Meski aslinya merupakan tari tunggal namun Panji Semirang sering dibawakan dalam bentuk drama tari yang melibatkan banyak penari.</br></br>Struktur tari Panji Semirang yang berkembang di masyarakat saat ini umumnya hanya berupa nukilan dan tidak dibawakan secara lengkap. Struktur tari yang lengkap terdiri dari: (1) Papeson; (2) Ngumbang; (3) Pangecet; (4) Pangadeng/Tetangisan; (5) Ngumbang; (6) Tindak Dua; (7) Ngumbang; (8) Ocak-ocakan; (9) Ngumbang; (10) Pakahad pertama; (11) Ngumbang); (12) Pangipuk; dan (13) Pakahad kedua akhir tarian.</br>Struktur tari yang pendek terdiri dari (1) Papeson, gerakan-gerakan yang mengawali tarian; (2) Ngumbang, gerakan peralihan ke urutan tari berikutnya dengan cara berputar ke arah belakang, membuat pola lantai angka delapan (luk penyalin), tangan kanan ditekuk sejajar dada dan tangan kiri memegang ujung kain (kancut); (3) Pangecet, gerakan dalam struktur tari yang dilakukan dalam ritme cepat; (4) Pangadeng/Tetangisan, gerakan tari yang menggambarkan kesedihan; (5) Ngumbang menuju akhir tarian. </br></br>Adapun ragam gerak tari Panji Semirang sesuai urutannya terdiri dari manganjali (gaya sembah sebagai representasi cara bersembahyang orang Bali dalam kesehariannya), mungkah lawang, agem, seledet (gerakan mata ke sudut atas/samping disertai gerakan leher), luk naga satru (gerakan kedua tangan diputar ke dalam disertai pandangan mata ke arah tangan yang lebih tinggi, menggambarkan dua ekor naga yang saling berpandangan), luk nerudut, ngelier, ngileg, ngangget, ulap-ulap, agem nyigug, miles, nadab gelung, nadab pinggel, gandang arep, ombak angkel, ngeseh, nguses, ngeteb, ngumbang, luk ngelemat, ngucek, jongkok Panji Semirang, ngileg, nyalud, ngiluk, ngepel, ngeliput, tanjek ngandang, nyogok, maserod, dan nyakup bawa.</br></br>Busana penari Panji Semirang terdiri dari: (1) Gelungan dengan bentuk jejateran (udeng-udengan), dibuat dari kain prada yang kemudian berkembang menggunakan kulit sapi yang diukir dan dicat prada. Ada juga modifikasi dari kain beludru yang disulam dengan benang gim; (2) Badong bundar berbahan kulit yang diukir dan diprada, atau sulaman kain beludru; (3) Tutup dada dari bahan sulaman kain beludru; (4) Gelang kana dari kulit yang diprada, dikenakan di pergelangan tangan dan sedikit di bawah pangkal lengan; (5) Sabuk dari bahan kain yang diprada; (6) Ampok-ampok, bahannya sama dengan badong; (7) Kamen (kain) prada warna hijau menjulur di samping kiri (makancut). Penari juga membawa kipas prada sebagai properti tari, yang digerakkan dengan tangan kanan dalam sikap tertentu. Aksesoris berupa bunga imitasi sandat satu atau dua buah sebagai hiasan pada gelungan. Bunga kamboja merah diselipkan di telinga kanan, sedangkan telinga kiri bunganya berwana putih. Tata rias wajah cantik dengan mempertegas raut wajah memakai kosmetik.</br></br>I Nyoman Kaler yang juga ahli karawitan, menciptakan sendiri musik iringan untuk tari-tariannya. Terkadang bahkan musiknya lebih dahulu ada sebelum tariannya, seperti Tabuh Telu (Demang Miring), Kebyar Dang (Mergapati), dan Kebyar Dung (Panji Semirang) yang semuanya menggunakan gamelan gong kebyar. I Nyoman Ridet dari Kerobokan yang merupakan murid Kaler, menciptakan gending iringannya juga diawali dengan nada Dung tetapi dengan melodi yang berbeda. Pada bagian pangadeng/tetangisan dipakai melodi lagu Sriwijaya, yang mengagungkan kerajaan Sriwijaya di Palembang sebagai pusat perkembangan agama Budha di Indonesia. Jadi iringan musik tari Panji Semirang mempunyai dua versi, yaitu pada bagian papeson (awal tarian), dan pangadeng/tetangisan (penggambaran kesedihan). Musik iringan dalam tari Panji Semirang sangat mendominasi sehingga penari harus mengikuti gemelan iringan yang telah memiliki pola tertentu.</br></br>Tari Panji Semirang tergolong balih-balihan, yaitu tarian yang berfungsi sebagai tontonan. Tarian sebagai sebuah tontonan harus dapat menampilkan keindahan gerak dan nilai seni yang tinggi, sehingga penonton terpuaskan serta penarinya sendiri mendapatkan kepuasan batin karena berhasil menghibur masyarakat. Tari Panji Semirang juga berfungsi sosial, dimana saat pertunjukan terjadi interaksi dan pergaulan di antara sesama seniman bahkan juga dengan penonton, sehingga memberikan dorongan solidaritas pada masyarakat penikmat yang mewujudkan rasa kebersamaan. Tari Panji Semirang juga pernah digunakan sebagai media komunikasi dan diplomasi kebudayaan. Penari pertama tari Panji Semirang sering mengadakan pertunjukan ke kota-kota besar di Jawa, bahkan melawat ke China pada tahun 1955 sebagai duta seni. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengakrabkan hubungan antar suku dan negara, serta kegiatan diplomasi.suku dan negara, serta kegiatan diplomasi.)
  • Komunitas Melangge Desa Siangan  + (Pelepasan benih ikan di sungai Desa Siangan)
  • Bank Sampah Batanancak Resik  + (pembagian beras kepada masyarakat yang menabung sampah)
  • Bank Sampah Batanancak Resik  + (Pemilahan sampah)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Pemilahan sampah dipandu langsung oleh Bapak Perbekel Desa Tembok, I Dw. Komang Yudi)
  • Sanghyang Bojog  + (Penari Sanghyang Bojog adalah seorang priaPenari Sanghyang Bojog adalah seorang pria dengan busana seperti seekor kera (bojog) dan diiringi dengan nyanyian paduan suara gending Sanghyang. Sebelum dimulai, penarinya melalui tahapan pemanggilan roh kera. Setelah kemasukan, penari akan melompat ke atas pohon dan menirukan tingkah laku seekor kera. Seringkali gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang mustahil atau sangat sulit dilakukan oleh manusia yang sadar diri. Pada akhir tarian, penarinya disadarkan dengan memercikkan air suci (tirta). Tarian ini terdapat di daerah Duda (Karangasem). ini terdapat di daerah Duda (Karangasem).)
  • Pendet Swastiastu  + (Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutPendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.ndra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.)
  • Bank Sampah Sapuh Wasita Banjar Melinggih  + (Pengangkutan sampah)
  • Bank Sampah Sapuh Wasita Banjar Melinggih  + (Pengurus Bank Sampah Sapuh Wasita)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Penimbangan ecobrick)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Penimbangan Sampah)
  • Bank Sampah Batanancak Resik  + (Penimbangan sampah oleh pengurus dan warga)
  • Topeng Pajegan  + (Pertunjukan Topeng Pajegan merupakan sebuaPertunjukan Topeng Pajegan merupakan sebuah drama upacara yang dimainkan oleh seorang penari yang membawakan sebuah cerita dengan menampilkan sederet tokoh bertopeng dengan watak berbeda.</br></br>Unsur upacara menjelma pada tokoh yang muncul terakhir, yaitu Sidakarya yang berwajah putih, bergigi tonggos menyeringai, dan berambut panjang acak-acakan.</br></br>Sidakarya berarti telah menyelesaikan segalanya dengan sempurna atau yang dapat melakukan tugas. Di akhir pertunjukan, ia melakukan upacara pemberkatan dengan menabur uang logam (sekar ure) ke arah penonton, dan “menculik” anak kecil yang akan “dipersembahkan” kepada dewa pura sebelum akhirnya dilepaskan.</br></br>Topeng Pajegan pertama kali digelar di Gelgel sekitar tahun 1665 sampai 1668, menggunakan topeng yang dibawa ke Bali dari Jawa sebagai rampasan perang akhir abad ke-16. Pertunjukan topeng tersebut diciptakan sebagai penghormatan kepada I Gusti Pering Jelantik, patih Gelgel saat itu.ti Pering Jelantik, patih Gelgel saat itu.)
  • Pagelaran Pembukaan Pesta Kesenian Bali 2022  + (Pesta Kesenian Bali 2022 mengambil tema “DPesta Kesenian Bali 2022 mengambil tema “Danu Kerthi – Huluning Amreta”, Memuliakan Air Sumber Kehidupan” dan berlangsung selama 1 bulan penuh di Art Centre Denpasar.</br></br>Tahun ini melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa dan komunitas seni. Materi pokok adalah Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).</br></br>Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara resmi melepas Peed Aya (Pawai) Pesta Kesenian Bali ke-44 tahun 2022 pada Minggu, 12 Juni 2022 di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar.n Rakyat Bali Bajra Sandhi Renon Denpasar.)
  • Pawai Pesta Kesenian Bali 2022 "Danu Karthi ː Huluning Amreta"  + (Pesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 menganPesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 mengangkat tema: Danu Karthi: Huluning Amreta yang dimaknai Memuliakan Air Sumber Kehidupan.</br></br>Pesta Kesenian Bali Tahun ini menampilkan 8 materi pokok yakni : Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Workshop/ Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni).</br></br>PKB XLIV Tahun 2022 dirangkaikan dengan penyelenggaraan Bali World Culture Celebration (BWCC) dan Jantra Tradisi Bali, yang penyelenggaraannya dilaksanakan secara bersamaan, simultan dan konfrehensif, sehingga menjadikan gaung PKB sebagai festival budaya terbesar semakin semarak, agung dan mendunia.</br></br>Bali World Cultural Celebrations (Perayaan Kebudayaan Dunia di Bali) merupakan kegiatan apresiasi budaya dalam upaya mewujudkan bali sebagai Pusat Kebudayaan Dunia (Bali Padma Bhuana). Kebesaran dan kemegahan Kebudayaan Bali kini telah mendapat pengakuan dunia sehingga melalui pintu Kebudayaan daya saing Bali dan Indonesia dapat dipertaruhkan.</br></br>Jantra Tradisi Bali merupakan kegiatan apresiasi budaya untuk penguatan dan pemajuan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, pengobatan tradisional, permainan rakyat, serta olahraga tradisional.</br></br>Selain itu Kandarupa (Pameran) sebagai serangkaian Pesta Kesenian Bali XLIV juga diadakan tahun ini melalui tema "DANU-HULU-MANU (Susastra Lelaku Air Cipta Rupa)" bertempat di :</br>- Museum Puri Lukisan</br>- Museum Neka</br>- Gedung Kriya Taman Budaya</br>- Museum ARMA - Gedung Kriya Taman Budaya - Museum ARMA)
  • Laksmi Puja  + (Puji-pujian kepada Dewi Laksmi dari Kitab Suci Rigweda Samhita, semoga Beliau memberikan karunia kesejahteraan dan kemakmuran.)
  • Purna Sasi  + (Purna Sasi adalah lagu berbahasa Jawa kuno (Kawi). Purna sasi berarti "bulan sempurna" dan berisi pujian kepada sinar bulan purnama yang menyejukkan.)
  • Ratu Sandar  + (Ratu Sandar meapit tedung, Maselendang, MRatu Sandar </br>meapit tedung,</br>Maselendang,</br>Masesimping,</br>Makuping masubeng emas</br>Gelungan makober, maoncer </br></br>Ratu Sandar adalah Tari Telek yang dipersepsikan sebagai pemimpin dari Tari Sandar/Sesandaran gaya Tanjung Benoa dalam tradisi pementasan sakral Mapajar.</br>Karya ini adalah hasil penuangan ide-ide dari kecintaan dan capaian penata terhadap proses kreatif ketika belajar dan mengenal tradisi Mapajar. </br></br>Karya ini juga merupakan suatu upaya dalam mempertahankan pakem-pakem Tari Telek gaya Tanjung Benoa yang sesungguhnya untuk diwariskan kepada seniman generasi masa kini. </br></br>Ratu Sandar adalah bentuk dedikasi penata untuk seniman tari di Desa Tanjung Benoa khususnya Pregina Pengelingsir.jung Benoa khususnya Pregina Pengelingsir.)
  • Rejang Tadung Jagat  + (Rejang Tedung Jagat dipersembahkan sebagai bentuk perlindungan dan persembahan pada dunia sekala dan niskala.)
  • Cerita Perjalanan Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Putri Bali  + (Saat berjalan pulang setelah menonton ogohSaat berjalan pulang setelah menonton ogoh-ogoh, Luh Ayu Manik dan Putu Nita terkejut melihat para muda-mudi lari tunggang langgang, dan berteriak ketakutan sembari meminta pertolongan. "Tolong-tolong..." Demikian Wayan berteriak-teriak. Ada ogoh-ogoh bisa berjalan. Badannya tinggi besar dan terbuat dari segala macam plastik dan gabus. Seketika Luh Ayu Manik ingat dengan perbuatan I Wayan dan I Made yang membuang sampah sisa saat membuat ogoh-ogoh ke sungai tadi pagi.aat membuat ogoh-ogoh ke sungai tadi pagi.)
  • Antugan Farm  + (Salah satu sudut Antugan Farm yang memiliki +/- 150 jenis tanaman termasuk tanaman upakara)
  • Harmoni Parahyangan  + (Sampah yang kami kumpulkan selanjutnya akan dibawa ke pengepul untuk disalurkan ke perusahaan daur ulang.)
  • Sanghyang Jaran  + (Sanghyang Jaran adalah tarian sakral atau Sanghyang Jaran adalah tarian sakral atau Wali yang hanya dipentaskan pada upacara tertentu. Tarian ini ditarikan oleh laki-laki sambil menunggang kuda-kudaan yang terbuat dari rotan atau kayu dengan ekor terbuat dari pucuk daun kelapa. Penari yang menarikan biasanya dalam keadaan trans atau kerauhan, oleh karena itu sebelum menari ada serangkaian prosesi ritual dan upacara yang yang dilakukan agar pementasan berjalan dengan baik dan lancar. Tarian ini dipentaskan di Pura Goa Gajah dalam rangkain upacara yang berfungsi sebagai penyembuhan, tarian biasanya diiringi oleh nyanyian dan kecak.biasanya diiringi oleh nyanyian dan kecak.)
  • Saru Mua  + (SARU MUA berasal dari dua kata yaitu kata SARU MUA berasal dari dua kata yaitu kata “ saru “ dan kata “ mua “ yang dimana artinya antara terlihat dan tidak terlihat. Teringat akan tutur atau nasihat orang tua yang dimana dikatakan bahwa pada saat saru mua dilarang untuk melakukan aktifitas, lebih baik sebelum atau sesudah saru mua itu terjadi atau lewat karena pada waktu tersebut sering dikatakan juga tenget atau seram. Yang dimana pada zaman ke zaman dipercayai waktu dimensi lain atau bertemunya antara dua dunia yang disebut hingga saat ini dengan saru mua yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- hari.ring terjadi dalam kehidupan sehari- hari.)
  • Satya Brasta  + (Satya Bharasta adalah tari kreasi (diciptaSatya Bharasta adalah tari kreasi (diciptakan dan dikoreografikan oleh I Nyoman Stories yang terkenal) untuk enam penari pria. Tarian ini menggambarkan pertempuran antara Karna, raja muda Awangga dan sekutu Kurawa; dan Gatotkaca, putra salah satu Pandawa, Bima dari Mahabharata. Karena keadaan yang tidak biasa dari kelahiran Gatotkaca, diramalkan bahwa ia akan meninggal oleh panah khusus yang disebut Konta Wijayakusuma, yang dimiliki Karna. Tarian ini menampilkan formasi kereta Karna yang cerdik, lengkap dengan roda (melalui payung candi yang berputar atau pajeng) dan kuda yang berderap. Tarian ini diakhiri dengan gugurnya Gatot Kaca oleh senjata Konta Wijayakusuma.atot Kaca oleh senjata Konta Wijayakusuma.)
  • Tabuh Teruntungan Swastiastu  + (Sebuah komposisi tabuh/musik yang biasanyaSebuah komposisi tabuh/musik yang biasanya dimainkan di awal pertunjukan Jegog untuk membangun suasana dan membuai penonton ke alam seni Jegog yang cantik dan dinamis dengan tempo, melodi dan warna yang khas dari seni musik bambu yang lahir dan berkembang di Kabupaten Jembrana, Bali.an berkembang di Kabupaten Jembrana, Bali.)
  • Gending Sekar Gadung  + (Sekar Gadung merupakan salah satu gending Sekar Gadung merupakan salah satu gending yang begitu familiar dan populer di antara gending-gending lainnya dalam repertoar Selonding Tenganan. Sekar Gadung merupakan gending yang menjadi basic dalam mempelajari Selonding Tenganan. Gending ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Bagian pertama orkestrasi dengan tempo lambat dengan irama 1/8 dan bagian ke dua dengan tempo sedang dengan irama 1/16 atau ngucek.</br></br>Gamelan Selonding adalah alat musik tradisional Bali yang usianya lebih tua dibandingkan dengan gamelan-gamelan lainnya yang kini populer dalam kesenian maupun yang digunakan dalam upacara adat dan agama. Gamelan ini merupakan gamelan sakral yang digunakan untuk melengkapi upacara keagamaan (Hindu) di Bali. Persebaran Gamelan Selonding di Kabupaten Karangasem dapat ditemui di beberapa desa tua seperti Bugbug, Prasi, Seraya, Tenganan Pegringsingan, Timbrah, Asak, Bungaya, Ngis, Bebandem, Besakih, Selat. Dalam konteksnya dengan Desa Adat tersebut Gamelan Selonding ini digunakan untuk mengiringi prosesi upacara besar seperti Usaba Dangsil, Usaba Sumbu, Usaba Sri, Usaba Manggung dan lain sebagainya.</br></br>Kata Selonding diduga berasal dari kata “Salon” dan “Ning” yang berarti tempat suci. Karena dilihat dari fungsinya adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan. Mengenai sejarah munculnya gamelan Selonding belum bisa dipastikan namun ada sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dahulu orang-orang Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa dan datang suara secara bergelombang. Pada gelombang pertama suara itu turun di Bungaya (sebelah Timur laut Tenganan) dan gelombang kedua turun di Tenganan Pegringsingan.</br></br>Gamelan Selonding terbuat dari bilah-bilah besi yang diletakkan dengan pengunci secukupnya diatas badan gamelan tanpa bilah resonan (bambu resonan). Suara yang ditimbulkan dari alat musik ini pun sangat khas dan klasik yakni gamelan berlaras pelog sapta nada (tujuh nada). Selonding biasanya disuarakan untuk mengiringi pelaksanaan upacara-upacara sakral dengan jenis gending yang berbeda, seperti Gending Geguron pada upacara sakral yakni : Ranggatating, Kulkul Badung, Kebogerit, Blegude, Ranggawuni.ul Badung, Kebogerit, Blegude, Ranggawuni.)
  • Tari Sekar Ibing  + (Sekar Ibing merupakan tari pergaulan yang Sekar Ibing merupakan tari pergaulan yang sangat popular di Bali, tari ini memiliki pola gerak yang agak bebas,lincah, dan dinamis, yang diambil dari Legong maupun Kekebyaran dan dibawakan secara improvisatif. </br></br>Semula tarian yang menggambarkan kehidupan yang penuh keakraban dan suka ria ini lahir sebagai tari ibing-ibingan. Ngibing adalah tarian bebas dalam tari Joged Bumbung (tari pergaulan) yang dilakukan bersama-sama penari jogged. </br></br>Tarian ini merupakan ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (piñata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (penari iringan) yang mendapat kepercayaan dari pemerintah Kabupaten Badung untuk menciptakan sebuah tarian baru yang ditampilkan dalam Festival Gong Kebyar se Bali pada tahun 1983. Perubahan nama ke Sekar Ibing terjadi ketika tarian ini dikembangkan di SMKI Denpasar, setelah tarian ini mendapat sambutan yang cukup baik dari penonton.at sambutan yang cukup baik dari penonton.)
  • Taru Art  + (Senarai kehidupan, kerap hadir memberikan Senarai kehidupan, kerap hadir memberikan 'guptasewaka' dan bernarasi dalam riak dan kesunyian, selalu beradu tak langgeng dalam kegairahan, pesona meruak mengangkasa raya yang mencerahkan jiwa, karena dualisme hadir dalam setiap sisi-sisinya, sebagai penghias romantika,bak bukit dan lembah danau jernih nan hijau, yang menghiasi dan menjelajah di nalar-nalar manusia yang merindu atas kasih kemuliaan Tuhan yang Maha Memberi. </br></br>Lalu, dikisahkan seseorang yang bernama Rajapala, yang berasal dari Wanakeling. Dalam perjalanannya menuju kehutan dilihatlah lima bidadari sedang menari di suatu taman yang dikelilingi dengan pepohonan dan bunga-bunga harum. Pada saat menikmati keheningan terdengarlah percikan air, dimana kelima bidadari sedang asyik mandi, sang rajapala mengintip dari pohon pudak, dengan niat untuk mendapatkan seorang dari kelima bidadari itu, diiambillah salah satu selendang bidadari yang bernama Ken Sulasih. </br></br>Akhirnya Ken Sulasih tidak dapat terbang kembali ke khayangan. Keluarlah amarah Ken Sulasih karena ia mengira salah satu dari saudaranya mengambil selendang Ken Sulasih. Timbullah pertengkaran dari lima bidadari yang membuat salah paham.ri lima bidadari yang membuat salah paham.)
  • Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati  + (Sendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati dSendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati disarikan dari cerita epik pewayangan Maha Barata di mana peran Dewi Kunti diangkat sebagai suluh dan tauladan dari seorang ibu tunggal yang berhasil membesarkan, mendidik dan membimbing ke 5 Putra Pandawa menjadi ksatria yang berbudi luhur, rendah hati, mengabdi kepada rakyat dan berbakthi kepada orang tua, ibunda terkasih Dewi Kunti. </br></br>Sendratari Dewi Kunti - Suluh Ibu Sejati diciptakan dan diproduksi oleh Deniek G. Sukarya sebagai penggagas ide, sutradara, penulis naskah dan jalan ceritra. Sendratari ini juga untuk pertama kali memanfaat kayonan sebagai simbol perjalanan dan pergantian waktu untuk pertunjukan di panggung dengan ditarikan dinamis oleh 5 penari. Untuk pertama kali juga, Palawakia yang menjelaskan tentang kisah cerita ini dibawakan dalam dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali kuno yang biasa dipakai dalam pewayangan hingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas.</br></br>Sendratari ini telah dipentaskan di 3 acara spesial: Dharma Shanti Propinsi Banten 2012 di Serang, rangkaian acara HUT Taman Mini Indonesia Indah untuk mewakili Anjungan Bali, dan pementasan khusus dengan dinner masakan Bali di Garden the Sultan Hotel Jakarta.n Bali di Garden the Sultan Hotel Jakarta.)
  • Wayang Tantri  + (Seorang seniman Indonesia dan seorang maesSeorang seniman Indonesia dan seorang maestro dalang wayang kulit Parwa Bali, I Wayan Wija lahir di Kecamtan Sukawati, Gianyar, Bali, di sebuag desa dengan jumlah dalang per kapita terbanyak di Bali. Wija adalah putra dari dalang I Wayan Gombloh, yang sekaligus juga menjadi guru dalangnya sejak usia sebelas tahun. Pada usia tiga belas, Wija mulai melakukan pementasan pertamanya.</br></br>Meskipun Wija terlatih secara tradisional (secara alami dan otodidak), Wija juga merupakan salah satu seniman dalang yang paling inovatif. Dia menciptakan Wayang Tantri pada tahun l982, sebuah bentuk pertunjukan wayang kulit yang menceritakan dongeng binatang (fable) yang disisipkan dalam rangkaian cerita seperti kisah dongeng Sheherazade: Tantri mengisahkan tentang cara seorang perempuan mempertahankan hidupnya dengan menceritakan rangkaian kisah kehidupan binatang kepada seorang raja yang misoginis. Wija mempopulerkan cerita yang kurang dikenal ini setelah presentasinya pada tahun 1980 di akademi seni Bali dan menciptakan jenis wayang-wayang baru dengan menambahkan banyak persendian/sambungan yang memungkinkan gerakan halus dan realistis, seperti misalnya harimau yang menggaruk pahanya dan rusa yang melompat dengan anggun. Pada tahun 1997, Festival Kesenian Bali di seluruh pulau menampilkan kompetisi wayang Tantri. Hingga kini Wayang Tantri masih banyak digemari, karena kisahnya yang jenaka dan kemampuan dalang Wija yang luar biasa dalam menyampaikan petuah cerita Tantri.</br></br>Karya kolaboratif Wija dengan seniman barat meliputi eksperimen dengan Lee Breuer dari Mabou Mimes dan Larry Reed dari Shadowlight Theatre di San Francisco (dengan siapa ia menciptakan Electric Shadows pada tahun l998, dan karya lainnya menggunakan layar besar , proyeksi, dan campuran penari bayangan mengenakan topeng-hiasan kepala dan boneka). Dengan komposer Evan Ziporyn dari Boston, Wija menciptakan Shadow Bang (2001 dan 2004). Pada tahun 2011, ia menjadi seniman terpilih untuk residensi di Asian Art Museum of San Francisco. I Wayan Wija berkolaborasi dengan komposer Australia Paul Grabowsky dan sutradara Nigel Jamieson dalam konsep produksi The Theft of Sita (1998-2000), berdasarkan Ramayana. Eksperimen wayang internasional ini melibatkan mahasiswa Wija di ISI Denpasar (Institut Seni Indonesia, Institut Seni Indonesia Cabang Denpasar Bali) di mana ia terkadang mengajar dan memastikan warisan inovasinya diwarisi oleh generasi dalang Bali yang akan datang.</br>Sebagian besar pertunjukan I Wayan Wija adalah wayang tunggal untuk upacara adat, tetapi keterbukaan terhadap perluasan tradisi Bali ini merupakan ciri penting karyanya. Bali ini merupakan ciri penting karyanya.)
  • Sesolahan Pemendak  + (Sesolahan Pemendak dipentaskan setiap hariSesolahan Pemendak dipentaskan setiap hari raya Kuningan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali tepatnya setiap hari Sabtu, Kliwon, Wuku Kuningan di Pura Puseh Bale Agung Selat Peken, Desa Susut, Bangli. Sesolahan Pemendak dipentaskan dalam rangkaian upacara Nyolahang Sesuhunang Pura Puseh, Pemendak ditarikan di awal upacara sebagai simbol memendak (menjemput Ida Bhatara) untuk tedun (turun) ke dunia agar memberikan keselamatan dan kerahayuan semua makhluk hidup.amatan dan kerahayuan semua makhluk hidup.)
  • Pengelolaan Sampah Desa Tembok  + (Sosialisasi bank sampah dan pemilahan sampah kepada siswa sekolah oleh bapak perbekel desa tembok, I Dewa Komang Yudi)
  • Komunitas Melangge Desa Siangan  + (Sosialisasi kepada STT di desa Siangan)
  • Speech Delay (Music Performance)  + (Speech Delay adalah salah satu komposisi mSpeech Delay adalah salah satu komposisi musik karya komponis perempuan Bali bernama Ni Nyoman Srayamurtikanti. Mang Sraya (panggilan akrab dari komposer) lulusan dari Institute Seni Indonesia Denpasar yang saat ini tengah menempuh pendidikan Master di Institute Seni Indonesia Surakarta telah menghasilkan banyak karya musik kreatif yang masih berpegang teguh pada dasar musik tradisi. </br></br>Speech Delay atau keterlambatan berbicara merupakan istilah umum yang merujuk pada proses keterlambatan berbicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan usia anak. Salah satu saudara perempuan Mang Sraya mengalami speech delay, tetapi meskipun mengalami keterlambatan berbicara dan berbahasa, beliau memiliki daya ingat yang sangat tajam dan imajinasi yang kuat. Pengalaman personal ini kemudian memberi inspirasi pada Mang Sraya dan menginterpretasikannya ke dalam karya komposisi musik kreatif. </br></br>Karya ini menggunakan ensambel Gender Wayang. Sistem kerja musikal yang dilakukan dalam garapan ini berdasar pada beberapa dampak yang menyebabkan dan disebabkan oleh speech delay yang memungkinkan untuk dikaitkan dengan tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Gangguan artikulasi bicara diinterpretasikan dengan penggunaan tangkai panggul gender wayang dalam karya komposisi ini. Dalam repertoar gender wayang secara umum tidak menggunakan tangkai panggul untuk memukul bilah-bilah.</br></br>2. Gangguan bahasa reseptif (input) dan ekspresif (output) diinterpretasikan dengan sistem estafet atau bergiliran. Dalam repertoar gender wayang secara umum, sistem permainannya dilakukan secara bersamaan oleh semua instrument. Namun, pada karya ini menggunakan sistem bergiliran. </br></br>3. Memiliki daya imajinasi kuat diinterpretasikan dengan menggunakan banyak melodi berbeda pada setiap instrument. Hal ini berbeda dari sistem repertoar gender wayang yang secara umum memiliki satu melodi dengan ornamen polos dan sangsih. </br></br>Dalam karya ini, komposer membagi komposisi ke dalam empat bagian. Setiap bagian mewakili ide dan konsep tekstual garapan, yaitu :</br></br>1. Pada bagian pertama, penata menggunakan bagian bawah / tangkai panggul gender wayang. Pada bagian awal dimulai oleh kantilan 1 dengan memukul beberapa melodi pendek yang diulang beberapa kali. Kemudian pemain kantilan 1 memukul satu nada pada instrument pemade 1 yang dimaksudkan untuk memberikan aksi pada pemain selanjutnya. Pemain pemade 1 merespon dengan memainkan beberapa melodi pendek yang berbeda respon dari aksi yang diberikan oleh pemain sebelumnya. </br></br>2. Pada bagian kedua menggunakan tempo sedang. Terdapat pembagian melodi antara kantilan dan pemade. Kantilan memainkan 2 nada silih berganti dengan cepat dan ukuran yang berbeda. Di sela-sela melodi tersebut, pemade memberikan aksen sebagai penanda atau penjelas untuk melodi kantilan. Kemudian dilanjutkan dengan melodi yang berjumlah 8 ketuk dengan progresi nada berurutan dan bolak balik yang pada setiap instrumennya memiliki susunan nada berbeda. Melodi-melodi tersebut dimainkan secara estafet atau bergantian.</br></br>3. Pada bagian ketiga, tempo yang digunakan adalah pelan dan berangsur-angsur dipercepat. Pada bagian ini penata membuat satu melodi yang sama antara satu sama lainnya dengan lebih menekankan dinamika pada setiap instrumen. Kemudian dilanjutkan dengan imitasi dari salah satu repertoar gender wayang yaitu: angkat-angkatan. Gending angkat-angkatan pada gender wayang adalah salah satu jenis repertoar gender wayang yang diartikan atau sering digunakan sebagai pengiring wayang ketika berjalan menuju medan perang. Dalam jenis gending ini memiliki 2 melodi berbeda yang dimainkan oleh tangan kanan dan tangan kiri. Pola melodi pada tangan kiri biasanya terdiri dari 4 ketukan yang diulang-ulang dari awal hingga akhir sedangkan melodi pada tangan kanan lebih lincah dan variatif pada progresi nadanya. Dalam hal ini, setiap instrument memiliki melodi yang berbeda namun memilki keterkaitan satu sama lain atau disebut polifoni.</br></br>4. Pada bagian keempat, menggunakan teknik polimetrik yang setiap instrumentnya memiliki ukuran birama berbeda. Kantilan 1 menggunakan ketukan 5/4, pemade 1 menggunakan ketukan 10/4, kantilan 2 menggunakan ketukan ¾ dan pemade 2 menggunakan ketukan 6/4. Dalam 1 kali putaran, semua instrument akan bertemu pada ketukan ke 30. Setiap instrument memiliki kalimat lagu yang berbeda namun pada ketukan ke 20, instrument akan dipertemukan dalam ritme yang hampir sama. Kemudian sebagai penutup terdapat sebuah kebyar dengan susunan nada berbeda antara kantilan dan pemade. </br></br>Karya Speech Delay telah dipentaskan pada festival Musik Kreatif Kuno Kini pada 2020. Karya-karya musik lainnya dari Mang Sraya dapat disaksikan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.kan pada kanal YouTube: Sraya Murtikanti.)
  • SU3LIM  + (SU3LIM (baca: sublime) adalah komposisi muSU3LIM (baca: sublime) adalah komposisi music karya I Putu Swaryandana Ichi Oka seorang musisi dan komposer yang berasal dari Banjar Pande, Sayan, Ubud, Gianyar. Saat ini Ryan (panggilan akrab komposer) sedang menempuh pendidikan Master di Institute Seni Indonesia Denpasar. </br></br>SU3LIM mengambil makna dari kata ‘menyublim’ yang mengindikasikan makna perubahan. Terkait dengan komposisi music, komposer memaksudkan makna perubahan dalam cara pandang terhadap fungsi dan estetika instrument gamelan Bali. Selain itu kata SU3LIM dalam komposisi music ini terdiri dari dua suku kata “Sub” dan “lim” yang merupakan singkatan dari Subdivisi Lima yang mendominasi matra dalam karya music ini. </br></br>Penggunaan angka 3 sebagai pengganti huruf “B” dalam kata SU3LIM, menjadi penanda bahwa terdapat 3 fungsi instrument gamelan yang digunakan dalam komposisi musik ini yaitu ; Jegog sebagai penanda melodic line; Ugal sebagai penandan (pengendali) gending; Gangsa sebagai isen isen, yang digarap menjadi satu kesatuan dalam fungsinya memainkan pola-pola lagu yang telah disusun secara sistematis dan terstruktur.disusun secara sistematis dan terstruktur.)
  • Sundih  + (Sundih adalah komposisi musik karya dari kSundih adalah komposisi musik karya dari komposer muda I Putu Swaryandana Ichi Oka atau akrab dipanggil Ryan. Sundih sendiri merupakan daun kelapa kering yang dibakar, biasanya digunakan pada saat prosesi menghantarkan jenazah ke setra (kuburan). Sundih dimaknai sebagai penerang jalan, agar tidak “kepetengan”. </br></br>Komposisi ini merupakan sebuah tabuh kreasi yang digarap dengan media ungkap gamelan semarandana. Ini merupakan komposisi tabuh kreasi pertama yang komposer buat. Dengan menginterpretasi makna dari sundih tersebut, komposer ingin menjadikan komposisi ini sebagai pijakan dan penerang dalam perjalanan panjang yang tak berujung.alam perjalanan panjang yang tak berujung.)
  • Sapuh  + (Sungguhlah kenikmatan duniawi menjerumuskaSungguhlah kenikmatan duniawi menjerumuskan manusia pada kemudaratan hidupnya sendiri. Manusia sibuk mengejar bahagia yang semu. Harta dan tahta seolah menjadi tolak ukur terpandang tidaknya seseorang. Ketika dihadapkan pada kenyataan yang menyakitkan, barulah ia tersadar, bahwa sang jiwa juga perlu dibasuh.</br></br>Namun membasuh sang jiwa tidak dapat ditempuh dengan menimbun emas. Ataupun tidak didapatkan dengan menduduki tahta tertinggi sekalipun. Makanan sang jiwa murni merupakan bhakti yang tulus, yakni penyerahan dan pengakuan diri dengan segala keterbatasan dan kealpaan.</br></br>Harapan demi harapan tersirat dalam setiap doa. Berserah dan menuju cahaya yang kuasa mencapai pikiran yang suci. Keegoisan dan kuasa kami tinggalkan. Menyatu dengan alam dan berirama bersama dinamika kehidupanam dan berirama bersama dinamika kehidupan)
  • Swasti Prapta  + (Swasti Prapta adalah garapan tari karya koSwasti Prapta adalah garapan tari karya koreografer Dewa Ayu Eka Putri yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud bersama komposer I Putu Swaryandana Ichi Oka yang berasal dari Banjar Sayan, Ubud, Gianyar.Garapan tari ini diciptakan pada tahun 2018 dan pertama kali dipentaskan pada Festival Cudamani yang diadakan setiap tahun dari tahun 2016.</br></br>Swasti Prapta memiliki makna "selamat datang", garapan tari kreasi baru ini bertujuan untuk menghibur dan mengundang kebaikan dari segala arah. Gerakan-gerakan tari yang sederhana namun bermakna, demikianlah seharusnya penyambutan pada segala kejadian. Rangkaian nada musik yang harmonis dan dinamis, menunjukkan kesigapan dan kesiapan menyambut hal-hal yang baru. Simetri dan asimetri selalu berdampingan, kebaikan tentu tidak hanya berasal dari kebaikan, tetapi bisa jadi lahir dari pembelajaran terhadap pengalaman-pengalaman buruk. Swasti Prapta, selamat datang segala kejadian.ti Prapta, selamat datang segala kejadian.)
  • Caru Wara  + (Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I DeTabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.taran hari-hari berdasarkan kalendar Bali.)