Difference between revisions of "Scholars Room How Balinese argue"
From BASAbaliWiki
Line 6: | Line 6: | ||
|Original language=English | |Original language=English | ||
|Photograph=Cover How Balinese Argue.jpg | |Photograph=Cover How Balinese Argue.jpg | ||
− | |Authors=Biography of Mark Hobart, | + | |Authors=Biography of Mark Hobart |
+ | |Subject=Culture, Argument, monologue, dialogue, ideology | ||
|Abstract=The Imaginary of Bali as paradise stands in stark contrast to what is actually going on. To understand the split requires examining who is authorized to represent Bali as what under what conditions. The issue concerns the nature of argument – whether argumentation and disagreement – and how it disarticulates and marginalize alternatives. The preferred, hegemonic style of argument in Bali is monologue, favoured by those in power, which effectively anticipates and prevents contradiction. By contrast, dialogue is open, democratic and widespread in daily life, but often passes relatively unnoticed. Whereas dialogue enables discussion and problem-solving, monologue re-asserts ideology in the face of uncomfortable | |Abstract=The Imaginary of Bali as paradise stands in stark contrast to what is actually going on. To understand the split requires examining who is authorized to represent Bali as what under what conditions. The issue concerns the nature of argument – whether argumentation and disagreement – and how it disarticulates and marginalize alternatives. The preferred, hegemonic style of argument in Bali is monologue, favoured by those in power, which effectively anticipates and prevents contradiction. By contrast, dialogue is open, democratic and widespread in daily life, but often passes relatively unnoticed. Whereas dialogue enables discussion and problem-solving, monologue re-asserts ideology in the face of uncomfortable | ||
actualities. In Bali, the form ideology takes centres on fantasies about an imaginary ‘age-old culture’. The drawbacks are evident in how claims over the cultural antiquity of Tri Hita | actualities. In Bali, the form ideology takes centres on fantasies about an imaginary ‘age-old culture’. The drawbacks are evident in how claims over the cultural antiquity of Tri Hita | ||
Line 15: | Line 16: | ||
Pikayunan sarwa kuasa sane kasengguh monolog kesenengin olih sang sane kuasa gumanti mewiguna nanganin pajugjag. Siosan ring punika, pikayunan mapablibagan sane paras paros ngutamiang kaadungan kantun kasungkemin olih I krama nanging sayan kalempasan. Kasujatiannyane, mararembayan dahat mawiguna ngulati kaadungan, gementos monolog ngutamiang utsaha natingin parindikan sane dahat meweh. Ring Bali, unteng pamineh mawit saking napi sane kapikayunin manut warisan budaya saking rihin. | Pikayunan sarwa kuasa sane kasengguh monolog kesenengin olih sang sane kuasa gumanti mewiguna nanganin pajugjag. Siosan ring punika, pikayunan mapablibagan sane paras paros ngutamiang kaadungan kantun kasungkemin olih I krama nanging sayan kalempasan. Kasujatiannyane, mararembayan dahat mawiguna ngulati kaadungan, gementos monolog ngutamiang utsaha natingin parindikan sane dahat meweh. Ring Bali, unteng pamineh mawit saking napi sane kapikayunin manut warisan budaya saking rihin. | ||
|Abstract id=Imajinasi terhadap Bali sebagai sebuah surga dunia bertolak belakang dengan kondisi sesungguhnya. Memahami perbedaan tersebut membutuhkan pembahasan mengenai siapa yang berwenang mewakili Bali, seperti apa dan pada kondisi apa. Hal ini juga berkaitan dengan sifat dari pertentangan itu sendiri – apakah argumentasi atau ketidaksepemahaman – dan bagaimana isu dimaksud mengenyampingkan alternatif. Gaya berargumen hegemonic yang disukai di Bali disebut monolog, disukai oleh mereka yang berkuasa, yang secara efekfif mampu mengantisipasi dan mencegah pertikaian. Sebaliknya, dialogi bersifat terbuka, demokratis dan tersebar di kehidupan keseharian masyarakat, namun seringkali terlewati tanpa disadari. Sementara itu, dialog memungkinkan diskusi dan pemecahan masalah, monolog menekankan ideologi saat menghadapi keadaan sulit. Di Bali, bentuk ideologi berpusat pada berbagai fantasi mengenai bayangan budaya jaman kuno. Kelemahan yang dimiliki sebagai bukti bagaimana klaim terhadap Tri Hita Karana menyamarkan kekurangan dalam penerapannya. | |Abstract id=Imajinasi terhadap Bali sebagai sebuah surga dunia bertolak belakang dengan kondisi sesungguhnya. Memahami perbedaan tersebut membutuhkan pembahasan mengenai siapa yang berwenang mewakili Bali, seperti apa dan pada kondisi apa. Hal ini juga berkaitan dengan sifat dari pertentangan itu sendiri – apakah argumentasi atau ketidaksepemahaman – dan bagaimana isu dimaksud mengenyampingkan alternatif. Gaya berargumen hegemonic yang disukai di Bali disebut monolog, disukai oleh mereka yang berkuasa, yang secara efekfif mampu mengantisipasi dan mencegah pertikaian. Sebaliknya, dialogi bersifat terbuka, demokratis dan tersebar di kehidupan keseharian masyarakat, namun seringkali terlewati tanpa disadari. Sementara itu, dialog memungkinkan diskusi dan pemecahan masalah, monolog menekankan ideologi saat menghadapi keadaan sulit. Di Bali, bentuk ideologi berpusat pada berbagai fantasi mengenai bayangan budaya jaman kuno. Kelemahan yang dimiliki sebagai bukti bagaimana klaim terhadap Tri Hita Karana menyamarkan kekurangan dalam penerapannya. | ||
− | |||
|Title of Journal=Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) | |Title of Journal=Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) | ||
|Volume and Issue number=Vol. 09/01 | |Volume and Issue number=Vol. 09/01 | ||
Line 21: | Line 21: | ||
|Page Numbers=1-34 | |Page Numbers=1-34 | ||
|Link to whole article=https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/48810/29081 | |Link to whole article=https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/48810/29081 | ||
+ | |Topic=Art and Culture | ||
}} | }} |
Revision as of 07:54, 25 October 2021
- Title of article (Indonesian)
- Bagaimana warga Bali berargumen
- Title of article (Balinese)
- Sapunapi penampen manusa Bali
- Original title language
- English
- Title (other local language)
- Author(s)
- Subjects
- Culture
- Argument
- monologue
- dialogue
- ideology
- Title of Journal
- Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)
- Volume and Issue number
- Vol. 09/01
- Date of Publication
- Page Numbers
- 1-34
- Link to whole article
- https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/48810/29081
- Related Places
- Related Holidays
- Related Books
- Related Lontar
Enable comment auto-refresher