UPGRADE DALAM PROSES - HARAP KEMBALI DI AKHIR MEI

Tjandra Hutama

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
20230411T024900456Z102126.jpg
Nama lengkap
Tjandra Hutama
Nama Pena
Photograph by
Dewi Dian Reich
Link to Photograph
https://sawidji.com/about-sawidji/artists-sawidji-gallery/tjandra-hutama/
Website for biography
Tempat
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Biodata


In English

Born in Gianyar in 1981, his interest in visual arts and design led to the study of Visual Communication design at the Institute of Technology Surabaya in 2000. As an out-of-state student from Bali, he worked part-time to support his studies. Jobs involving photography and graphic design began in these early stages. He graduated in 2005 and set out to start his own business in Graphic Design and Digital printing in 2006. His business channel exposed him to many content creators, photographers, writers and artists. Providing a wide network within Balis’ artist community.

Although Tjandra focused these days on establishing his business, regular involvement in creative projects inspired him to develop his potential through photography. Through involvement with Bali Photographers Association. During this period of self-development and creative soul-searching Tjandra participated in many photography competitions and exhibitions with many notable awards and titles from 2010.

The calibre of his work and leadership skills consequently earned him the trust of the community to serve as Head of the Bali Photographers’ Association for two terms, from 2016 until 2022. He is still an active member of the Federation Indonesia Photo Art Association.

In Balinese

In Indonesian

Penggiat fotografi kelahiran Gianyar Bali 1981 mengawali hobinya bermain visual saat menjalani kuliah Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Surabaya di tahun 2000. Sebagai mahasiswa rantauan dari Bali,mengharuskannya aktif berkerja paruh waktu untuk mememuhi biaya hidup di Surabaya. Pekerjaan yang bersentuhan dengan fotografi dandesain menjadi keseharian, sampai akhirnya lulus kuliah pada tahun 2005. Ketertarikan dengan fotografi & dunia visual membulatkan tekadnya untuk membangun bisnis Graphic Design & Digital Printing di tahun 2006. Banyaknya pelanggan dari kalangan content creator, photographer, penulis buku, dan perupa mejadi sebuah jaringan yang kuat dalam berkesenian sampai saat ini. Rutinitas yang bersinggunan dengan kreatifitas dan seni memicu Tjandra Hutama untuk mengembangkan potensi diri melalui komuniatas fotografi, Perhimpunan Fotografer Bali. Selanjutnya turut aktif mengikuti Salon Foto Indonesia, pameran fotografi dan kerap memenangkan kompetisi

fotografi sejak tahun 2010. Keaktifannya dalam komunitas fotografi dipercaya menjadi ketua PFB

Perhimpunan Fotografer Bali) periode 2016-2019, 2019-2022, dan saat ini tetap aktif dalam kepengurusan Dewan Pertimbangan Gelar PFB. Di kancah nasional, Tjandra Hutama turut serta menjadi bagian kepengurusan FPSI (Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia) serta kerap diundang sebagai pembicara dan juri lomba foto.

Contoh karya

20231106T063618897Z874461.jpg
Kesadaran akan pemaknaan hakekat Tri Pramana dimana keberadaan manusia di dunia sesungguhnya memiliki tempat dan kedudukan yang sama. Walaupun dalam kelahiran ini terdapat keterbatasan dan perbedaan diantaranya, semua akan mengalami kematian dan melanjutkan kehidupan berikutnya sampai tercapainya moksa. Masing-masing individu tetap memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa saling mengisi keberlangsungan hidup saat ini.
20230420T075357250Z499681.jpg
Dibalik Karya Seni :

Kupu-kupu membutuhkan sumber daya alam, seperti tumbuhan dan bunga, untuk makanan dan tempat bertelur. Kupu-kupu tidak menyukai kebisingan perkotaan, seperti kendaraan, konstruksi, dan aktivitas manusia lainnya yang dapat mengganggu kupu-kupu dan memengaruhi perilakunya. Kupu-kupu sangat bergantung pada persepsi visual dan kemampuan penciuman, yang penting dalam menemukan makanan dan pasangan. Kebisingan dapat mengganggu kemampuan kupu-kupu untuk berkomunikasi dan memperhatikan lingkungannya. Selain itu, kebisingan yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada kupu-kupu. Karena itu, kupu-kupu lebih menyukai lingkungan yang tenang, damai, dan udara bersih.

Cerminan :

“Naluri untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan menjadi acuan hidup setiap manusia. Filosofi kupu-kupu mengajarkan manusia untuk lebih luwes, terbuka, berani, sabar, dan menghargai perbedaan. Ini pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. ."
20230411T031218940Z603460.jpg
Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya. Keindahan fisik yang tunduk pada pembusukan dan dekonstruksi menyatu dengan representasi spiritual dan sakral. Elemen yang abadi dan tak terbatas. Di dalam lapis-lapis citra Rejang, keindahan para penari menyatu dengan tekstur bangunan yang roboh, dinding yang lapuk, kayu rapuh, daun, karat, abu, dan debu. Meskipun demikian, apa yang kita lihat tetap indah. Tekstur yang diperkenalkan ke dalam karya ini mewakili lima elemen yang dikenal sebagai Panca Maha-Bhuta. Unsur-unsur yang menjadi dasar dari semua ciptaan kosmis seperti yang diyakini dalam agama Hindu.
Rejang A Beautiful Reminder of Impermanence
Rejang Dancer 015 Tjandra Hutama.jpg
Rejang adalah tarian sakral Bali, tarian pengorbanan di mana para gadis secara simbolis mempersembahkan diri kepada para dewa. Itu diadakan di Pura Hindu Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem di Bali, Indonesia. ‘Rejang’ berarti ‘persembahan’. Tarian ini dilakukan untuk menyambut para dewa yang turun ke bumi.

Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya.

(Baca artikel lengkap di referensi Galeri Sawidji dikutip)


https://sawidji.com/portfolio/rejang-a-beautiful-reminder-of-impermanence/