- Nama lengkap
- Tjandra Hutama
- Nama Pena
- Photograph by
- Dewi Dian Reich
- Link to Photograph
- https://sawidji.com/about-sawidji/artists-sawidji-gallery/tjandra-hutama/
- Website for biography
- Tempat
- Related Music
- Related Books
- Related Scholars Articles
Biodata
In English
Although Tjandra focused these days on establishing his business, regular involvement in creative projects inspired him to develop his potential through photography. Through involvement with Bali Photographers Association. During this period of self-development and creative soul-searching Tjandra participated in many photography competitions and exhibitions with many notable awards and titles from 2010.
The calibre of his work and leadership skills consequently earned him the trust of the community to serve as Head of the Bali Photographers’ Association for two terms, from 2016 until 2022. He is still an active member of the Federation Indonesia Photo Art Association.In Balinese
In Indonesian
fotografi sejak tahun 2010. Keaktifannya dalam komunitas fotografi dipercaya menjadi ketua PFB
Perhimpunan Fotografer Bali) periode 2016-2019, 2019-2022, dan saat ini tetap aktif dalam kepengurusan Dewan Pertimbangan Gelar PFB. Di kancah nasional, Tjandra Hutama turut serta menjadi bagian kepengurusan FPSI (Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia) serta kerap diundang sebagai pembicara dan juri lomba foto.Contoh karya
Kupu-kupu membutuhkan sumber daya alam, seperti tumbuhan dan bunga, untuk makanan dan tempat bertelur. Kupu-kupu tidak menyukai kebisingan perkotaan, seperti kendaraan, konstruksi, dan aktivitas manusia lainnya yang dapat mengganggu kupu-kupu dan memengaruhi perilakunya. Kupu-kupu sangat bergantung pada persepsi visual dan kemampuan penciuman, yang penting dalam menemukan makanan dan pasangan. Kebisingan dapat mengganggu kemampuan kupu-kupu untuk berkomunikasi dan memperhatikan lingkungannya. Selain itu, kebisingan yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada kupu-kupu. Karena itu, kupu-kupu lebih menyukai lingkungan yang tenang, damai, dan udara bersih.
Cerminan :
“Naluri untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan menjadi acuan hidup setiap manusia. Filosofi kupu-kupu mengajarkan manusia untuk lebih luwes, terbuka, berani, sabar, dan menghargai perbedaan. Ini pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. ."Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya.
(Baca artikel lengkap di referensi Galeri Sawidji dikutip)
https://sawidji.com/portfolio/rejang-a-beautiful-reminder-of-impermanence/
Aktifkan pemuatan ulang komentar otomatis