UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Property:Place information text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
D
Desa Blimbingsari merupakan desa yang terletak melintang dari timur ke barat dalam wilayah administratif Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa Blimbingsari berjarak 25 km dari Kota Kabupaten Jembrana dan 120 km dari Denpasar. Wilayah desa ini berupa pegunungan dan perbukitan. Sebelah utara dan barat desa merupakan kawasan hutan jati (bukit dan gunung Klatakan). Bagian selatan desa berbatasan dengan desa Pangkung Tanah dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ekasari. Keberadaan desa Blimbingsari merupakan cikal bakal perkembangan kekristenan di Bali. Mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen (Protestan).  +
Desa yang berada di perbukitan Kintamani, Bangli. Terletak 11 km arah selatan dari kecamatan Kintamani dan 30 km arah utara dari kota Bangli. Desa ini merupakan salah satu desa kuno yang yang masih mempertahankan tradisi masa lalu mulai dari konsep pemukiman hingga masalah perkawinan. Hal unik terkait perkawinan di desa ini adalah pantangan memiliki isteri lebih dari satu bagi kaum laki-laki.  +
Budakeling terdiri dari 8 Banjar Dinas, yaitu : Banjar Dinas Budakeling, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Dukuh, Banjar Dinas Pesawan, Banjar Dinas Saren Jawa, Banjar Dinas Saren Anyar, Banjar Dinas Saren Kauh dan Banjar Dinas Saren Kangin.  +
Lokasi Desa Budaya Kertalangu di desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur atau tepatya di sebelah utara pantai Sanur. Desa Budaya Kertalangu menjadi salah satu objek wisata yang patut diperhitungkan untuk dikunjungi. Kehidupan kota yang biasanya ramai dan padat penduduk, tapi Desa Budaya Kertalangu masih menyisakan ruang kosong hijau yang menyuguhkan pemandangan alam pedesaan, sebuah tempat yang cocok jika ingin menikmati sisi lain kehidupan kota. Berada di tengah areal persawahan di lahan seluas sekitar 80 hektar yang terdiri dari perumahan, sawah dan kebun membuat Desa Budaya Kertalangu terlihat hijau dan lapang, bisa menghilangkan kejenuhan dan melepaskan diri dari keramaian kota. Desa Kertalangu sendiri dibuat pada 2005 dengan mengusung konsep desa yang didekasikan untuk wadah sadar perdamaian, kebudayaan dan hidup berwawasan hijau bagi siapa pun di dunia. Menariknya, ada sebuah pesona di tengah Desa Budaya Kertalangu, yakni terdapat Tugu Perdamaian Dunia yang dikelilingi patung dari tokoh-tokoh dunia. Di Tugu Perdamaian Dunia tersebut juga terdapat banyak bendera nasional dari negara-negara independen yang mendukung perdamaian serta terdapat simbol ke Sembilan agama di dunia. Di Desa Budaya Kertalangu, ada berbagai aktifitas yang dapat dilakukan pengunjung, di antaranya: berkuda mengelilingi desa, membuat sabun sendiri dan boleh dibawa pulang, mencoba menanam padi, menganyam, melukis laying-layang, mewarnai patung, menari dan masih banyak lainnya. Sementara daya tarik utama Desa Kertalangu ialah keindahan alam yang masih asri. Ketika pengunjung memasuki area desa, maka akan disambut oleh pemandangan rumah-rumah warga dengan bangunan arsitektur khas Bali. Kemudian menyusuri areal persawahan dengan kanan dan kirinya ditanami padi yang hijau. Terdapat banyak gazebo yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun untuk aktifitas rekreasi. Semua pemandangan yang disuguhkan di desa ini bak sebuah lukisan. Di Desa Kertalangu juga cukup banyak industri kerajinan hand made yang bisa dijadikan sebagai cindra mata atau oleh-oleh. Ada pula sebuah kolam pancing dengan alat pancing yang disewakan serta ikan yang dapat langsung dimasak. Bagi pengunjung yang ingin berolahraga, ada sebuah jogging track yang terletak di sekitar areal persawahan. Anak-anak pun dapat berolahraga menyenangkan dengan outbound area. Di Kertalangu, ada pula pertunjukan pentas seni dan budaya yang disesuaikan dengan jadwal kunjungan pengunjung. Selain itu, ada pula fasilitas pelengkap lainnya, seperti taman Kertalangu, alun-alun, kopi sawah, ganesha park dan lain-lain. https://kesimankertalangu.denpasarkota.go.id/#!  
Desa Budeng terdiri dari 2 Dusun atau Banjar yaitu Banjar Budeng, dan Banjar Delod Pangkung. Desa Budeng mempunyai potensi desa sebagian besar sebagai lahan pertanian, lahan tambak dan sebagian perkebunan.  +
Sejarah terbentuknya Desa Manggis, yaitu tersebutlah seorang raja Klungkung yang bernama Dalem Demade bertahta sejak tahun Icaka 1543-1573, beliau mempunyai putra banyak salah seorang diantaranya adalah : I Dewa Kulit mempunyai putra Dewa Lempijeh yang kemudian diberikan ijin untuk mengatur sebuah penduduk, yang dimana diwilayah itu tumbuh sebuah Pohon Manggis yang amat besar (disebelah barat balai pengobatan sekarang ) sehingga orang-orang sering menyebut tempat itu di Manggis dan selanjutnya hingga kini bernama Desa Manggis.  +
Bulian adalah salah satu desa tua di Bali, berada di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Desa Bulian memiliki 33 pura yang tersebar di setiap penjuru mata angin. Di Desa Bulian juga ditemukan peninggalan sejarah berupa prasasti. Nama Bulian berasal dari kata “ Bulihan “ yang dapat berasal dari akar kata “ Bulih “ berarti bibiut padi, yang mendapat akhiran kata an. Makna kata ini didukung oleh tatanan parahyangan desa yang ada yakni : adanya 2 (dua) pura sungsungan subak yaitu : Pura Yeh Basang dan Pura Lodguwuh, serta adanya pelinggih yang sangat penting di Pura Banua yaitu Pelinggih Ratu Ayu Mas Kereb Sari, pengayom sari satungkeb jagat Buleleng. Dari pengertian kata Bulian = bibit padi, mengisyaratkan bahwa wilayah Bulihan dahulu merupakan daerah bagian kerajaan yang sangat subur dan terkenal dengan hasil buminya sehingga disebut pula dengan sebutan “Gunung Sari”. Versi kedua makna kata Bulihan yang disandingkan dengan kata Abulih atau kata mebulihan. Pemaknaan ini didasari oleh sebuah fakta sejarah bahwa Bulihan dahulu merupakan sebuah anak desa yang berada diantara Desa Bengkala di sebelah baratnya dan wilayah Banyubuah disisi timurnya. Tempat ini dipergunakan sebagai basis/benteng pertahanan untuk menghadang musuh-musuh yang ada di sisi barat. Lebih tegas lagi wilayah dan krama Banyubuah disebut sebut dalam Prasasti Bulihan A tahun 1103 caka atau tahun 1181 Masehi dibawah Raja Sri Haji Jaya Pangus dan wilayah serta Krama Bulian.  +
Desa Bungbungan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Adapun wilayah desa Bungbungan terdiri dari 4 Banjar Dinas yaitu Banjar Kaleran, Banjar Baleagung, Banjar Jungut, dan Banjar Penarukan.  +
Desa Bungkulan jaman dahulu merupakan daerah belantara. Bermula dari kedatangan I Gusti Ngurah Tambahan ke Bulian, beliau berasal dari Desa Tambahan Bangli, Pada saat kedatangan I Gusti Ngurah Tambahan diwilayah Bulian, wilayah tersebut tertangganggu keamanannya Pasek Bulian mohon bantuan kepada I Gusti Ngurah Tambahan untuk memulihkan keamanan diwilayah tersebut. Nama "Bungkulan" berasal dari kata "Abungkul" yang artinya satu atau menjadi satu.  +
Desa Buwit terletak di kabupaten Tabanan. Desa ini memiliki banyak potensi desa di bidang pariwisata dan pertanian, selain itu juga ada jogging track di tengah areal persawahan. Sawahnya asri dan besar itu bisa dipakai sebagai daerah pariwisata dan area untuk berolahraga. Tapi sayangnya ada permasalahan pada akses jalan untuk menuju tempat tersebut yang kurang baik. Hal itu lah yang membuat masyarakat tidak mengetahui ada tempat yang bagus di Desa Buwit. Adapun kebijakan yang seharusnya dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti: 1. Ada bantuan dari pemerintah untuk membangun akses jalan menuju jogging track 2. Membangun plang peraturan di sekitar areal persawahan 3. Ada sosialisasi atau promosi di Desa Buwit supaya lebih banyak masyarakat yang mengetahui adanya jogging track yang bagus sehingga lebih banyak masyarakat yang berkunjung ke jogging track di Desa Buwit tersebut. Semoga pemerintah bisa membuat kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan yang ada di desa supaya desa-desa adat di Bali semakin baik.  +
Desa ini terletak di pesisir Pantai Candikusuma yang berada pada Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, Indonesia. Secara geografis, desa ini merupakan kawasan perbukitan, dataran rendah, serta pesisir. Desa Candikusuma merupakan daerah yang menitik beratkan pembangunan di sektor perkebunan, peternakan, dan pariwisata.  +
Apa Anda sedang mencari lokasi menginap yang indah dengan suasana alam pedesaan? Jika iya, datanglah di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Di sinilah pemandangan sawah yang indah serta udara yang sejuk bertemu pantai pasir hitam vulkanik yang langsung menghadap Samudera Hindia, dan Anda tak perlu berkompromi perihal makanan dan kehidupan malam. Perihal sejarah, asal mula diambilnya nama “Canggu” sebagai Desa memiliki benang merah yang menghubungkannya dengan zaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Pada zaman Majapahit, Canggu merupakan sebuah nama pelabuhan yang terletak di Muara Kalibrantas. Raja Bali yang dipimpin oleh Sri Semara Kepakisan suatu ketika diundang oleh Hayamwuruk yang memerintah Majapahit. Tetapi Raja Bali tersebut mengutus patihnya yang bernama Kyai Petandakan. Saat Kyai Petandakan hendak pulang ke Bali, ia diberi sebilah keris sebagai jimat untuk mempertahankan Bali. Saat naik kapal di Begawan Canggu, ia mengelurkan keris tersebut dari sarungnya dan dialihkan ke udara (atas), tetapi keris itu dengan sendirinya kembali ke sarungnya. Keris itu pun akhirnya diberi nama Begawan Canggu. Setelah tiba di Bali, oleh Raja Bali keris itu diserahkan kembali pada Kyai Petandakan ditempat dekat Pantai Batu Bolong, dan tempat ia menerima dan membawa keris itulah yang saat ini kita kenal sebagai Desa Canggu. Daerah desa Canggu kini kian berkembang. Berbagai tempat dan fasilitas penunjang perjalanan bertumbuh dengan seiring waktu. Pariwisata mulai berkembang sejak tahun 2000, dan Canggu pun mulai dilirik investor. Berdasarkan data kantor desa setempat sampai akhir tahun 2017, terdapat 479 akomodasi yang terdiri dari hotel, restoran, vila, home stay, bar dan hotspot lainnya. Hal yang perlu diingat, pariwisata boleh saja menjadi andalan utama, tapi adat dan budaya harus tetap lestari, dan itulah komitmen dari masyarakat lokal di Canggu.  +
Desa Catur merupakan salah satu desa penunjang kawasan batur global geopark yang memiliki potensi desa wisata dengan empat daya tarik wisata berupa alam yang indah (ecotourism), budaya yang unik, perkebunan (agro tourism), dan yang wisata herbal yang sedang dikembangkan. Dari segi wisata alam, desa Catur memiliki beberapa air terjun, goa, dan pemandangan lansekap yang indah. Dari segi budaya dan religi, Catur memiliki keunikan karena memiliki pengaruh Hindu dan Budha yang hidup damai berdampingan. Sebelum bernama Desa Catur asal mulanya bernama Desa Padangwah. Pada suatu saat Ida Dalem Kelungkung pergi ke Pura Penulisan sambil melihat daerah kekuasannya. Di tengah perjalanannya, Ida Dalem Kelungkung mendapatak informasi bahwa salah satu daerah kekuasaanya yaitu Desa Padangwah didapati dalam keadaan kosong karena semua warganya tewas akibat terserang wabah penyakit (grubug). Sang Raja kemudian mendapat wahyu untuk mengganti nama Desa Padangwah menjadi Desa Catur yang berarti empat.  +
Ceking memiliki pemandangan yang indah dengan sawah bertingkat dan hijau serta udaranya yg begitu sejuk akan membuat wisatawan merasa nyaman. Objek wisata ini terletak di Kecamatan Tegallalang dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor sekitar 20 menit dari Ubud. Objek wisata Ceking memiliki pemandangan yang unik dari sawah bertingkat untuk menghindari erosi. Udara dingin dan tiupan angin membuat wisatawan domestik dan mancanegara tertarik untuk mengunjungi Ceking. Dalam objek wisata ini, wisatawan akan dapat melihat petani Bali membajak dan mempertahankan sawah mereka di bukit miring lengkap dengan sistem irigasi yang terus mengalirkan air dari pegunungan.  +
Celuk merupakan desa yang berada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa Celuk adalah produsen karya seni kerajinan perak dan emas. Celuk juga dikenal sebagai desa kerajinan dan sudah resmi menjadi desa wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Selama berabad-abad Desa Celuk telah identik dengan emas dan perak, sehingga menjadi salah satu desa yang makmur di Bali. Jika mempunyai kegemaran terhadap hasil kerajinan perak dan emas, maka Desa Celuk adalah lokasi yang cocok untuk dikunjungi. Karena desa ini adalah surganya kerajinan perak dan emas di Bali. Ketika pengunjung memasuki jalan raya Celuk, toko perhiasan atau kerajinan berbahan dasar logam mudah ditemukan di sepanjang jalan yang menawarkan berbagai macam perhiasan perak dan emas serta benda-benda dekoratif yang dapat menambah estetika rumah. Ada pula toko souvenir khusus kerajinan perak yang siap melayani wisatawan dalam mencari cinderamata. Sampai sekarang ini, kebanyakan wisatawan yang datang di Desa Celuk adalah mereka yang tertarik dengan kerajinan perak. Ditempat ini, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan karya seni di rumah tradisional dengan kamar remang-remang yang dipenuhi oleh banyak seniman logam. Hampir semua keluarga dan penduduk Desa Celuk memiliki kemampuan professional dan jiwa seni yang tinggi dalam mengembangkan desain kreatif dan berbagai produk terkait dengan emas dan perak. Desa kerajinan ini memiliki sejarah panjang dalam kemahirannya megolah emas dan perak menjadi produk berkelas dan mampu menembus pasar lokal, nasional hingga internasional. Sebagai desa wisata di bagian selatan pulau Bali, Desa Celuk banyak dikunjungi wisatawan saat pagi dan sore hari. Kunjungan ini dilakukan baik pada awal tour atau ketika wisatawan kembali ke penginapan setelah tour seharian.  +
Desa Cempaga merupakan desa tua atau Desa Bali Aga yang berlokasi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, dimana di Kecamatan Banjar terdapat 5 Desa Bali Aga yang di kenal dengan istilah SCTPB (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri). Desa Cempaga terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Corot dan Dusun Desa. Seperti halnya Desa Bali Aga lainnya, desa ini memiliki tradisi yang sangat unik. Desa yang berlokasi di dataran tinggi ini juga memiliki berbagai jenis tarian sakral. Jenis-jenis tarian yang ada di Desa Cempaga antara lain Tari Jangkang, Tari Baris (Baris jojor dan Baris Dadap), Tari Rejang yang jenisnya seperti Rejang Beneh, Rejang Tuding Pelayon, Rejang Lilit Nyali, Rejang Sirig Buntas, Rejang Embung kelor, Rejang Kepet, Rejang Galuh, Rejang Pengecek Galuh, Rejang Dephe, Rejang Bungkol, Rejang Renteng, Rejang Lilit, Rejang Legong, serta Rejang Unda. Informasi lebih lanjut: http://cempaga-buleleng.desa.id http://desacempagabuleleng.blogspot.com/ http://cempagavillagetouristcentre.blogspot.com/  +
Desa Dangintukadaya merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Wilayah Desa Dangintukadaya terdiri dari 5 banjar Banjar Yeh Mekecir, Banjar Sebual, Banjar Dangintukadaya, Banjar Munduk dan Banjar Munduk Kemoning.  +
Desa Dawan Kaler merupakan satu dari 12 Desa yang berada di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Desa ini terletak 10 km di sebelah timur Kota Semarapura. Luas wilayah Desa Dawan Kaler adalah 238.370 Ha. Pemanfaatan lahan wilayah desa digunakan untuk sektor perkebunan khususnya kelapa. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Desa Dawan Kaler terdiri dari 4 Dusun dan 4 Banjar Adat.  +
Denbatas adalah desa yang berada di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.  +
Desa Ekasari merupakan satu dari sepuluh desa yang berada di wilayah Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Jarak dari pusat Kota Denpasar ke Desa Ekasari berkisar ± 120 km. Batas wilayah Desa Ekasari di sebelah utara adalah Hutan Negara. Sebelah timurnya terdapat Desa Tukadaya dan Desa Warnasari, sedangkan di sebelah selatan, batas wilayah Desa Ekasari adalah Desa Nusasari, sementara di sebelah barat terdapat Desa Blimbingsari dan Desa Melaya. Adapun wilayah di Desa Ekasari terbagi atas sepuluh banjar yang telah mengalami pemekaran dari sebelumnya yang hanya berjumlah lima banjar. Selain pertanian, sektor perkebunan juga turut menjadi mata pencaharian utama di desa ini.  +