Agus Teja Sentosa

From BASAbaliWiki
Revision as of 14:45, 4 October 2021 by Clara yaya dewi (talk | contribs)
Gus teja profile.jpg
Full Name
Agus Teja Sentosa
Pen Name
Gus Teja
Photograph by
Link to Photograph
www.facebook.com/gustejaworldmuic
Website for biography
Place
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Biography


In English

Gus Teja is a flute (Suling) maestro from a small village near Ubud, Bali. He is the youngest of four children from his parents I Nyoman Kadjil and Ni Wayan Darpini. He began playing the flute while attending elementary school, yet spent a lot of time during this period practicing the gamelan (Balinese traditional instrument). As the years progressed, his interest in wind instruments increased. This sparked the obsession in learning all there was about wind instruments from around the world.

Since childhood Gus Teja is excited to be a flute player. Flute is an instrument with melodious voice that represents the voice of peace. He feels free when everytime playing flute as well as a form of meditation in his devotion to God.

Gus Teja continued to challenge himself by creating new instruments to go along with his passion of flutes. Ranging from whittled wood instruments to full fledged bamboo flutes. He is always experimenting with creating new works of music by incorporating musical instruments from modern instruments with traditional sounds. After years of patience and practice, Gus Teja finally formed a world music band named Gus Teja World Music.

Musical works that have been created not only represent an expression of his feeling from the deepest part of his heart, but also reflects peace, serenity, and a strong bond of brotherhood regardless of cultural background or a different race. Gus Teja said, “Music is universal … therefore through music let’s bring peace and love to the world.

In Balinese

In Indonesian

Gus Teja merupakan seorang maestro alat musik tiup yaitu Suling dari sebuah desa kecil di dekat Ubud, Bali. Ia merupakan bungsu dari empat anak dari orang tuanya yaitu I Nyoman Kadjil dan Ni Wayan Darpini. Gus Teja mulai bermain suling ketika berada pada jenjang sekolah Dasar, namun ia banyak menghabiskan waktunya selama masa ini untuk berlatih gamelan (instrumen tradisional bali). Semakin tahun, ketertarikannya akan instrumen angin ini meningkat. hal ini memunculkan obsesinya untuk mempelajari semua yang berkaitan dengan instrumen udara dari seluruh dunia.

Sejak masa kanak-kanak Gus Teja sangat bersemangat menjadi seorang pemain suling. Suling merupakan isntrumen dengan suara melodi yang mewakili suara kedamaian. Ia merasa bebas ketika memainkan sulit kapan saja bahkan sebagai media meditasi dalam pemujaan kepada Tuhan.

Gus Teja selanjutnya menguji dirinya untuk berkarya instrumen baru sejalan dengan gairahnya terhadap suling. Mulai dari instrumen dari kayu yang dipangkas hingga suling dari bambu. Ia selalu bereksperimen dengan menciptakan kreasi musik baru dengan menggabungkannya dengan instrumen musik dari instrumen modern dengan nada tradisional. Setelah bertahun-tahun berlatih dan bersabar, Gus Teja akhirnya membentuk band musik dunia bernama Gus Teja World Music.

Pekerjaan musik yang sudah diciptakan tidak hanya merepresentasikan ekspresi perasaannya dari dalam lubuk hati, namun juga mencerminkan perasaan damai, ketenangan dan ikatan kuat persaudaraan terlepas dari latar belakang budaya dari ras yang berbeda. Gus Teja mengatakan bahwa "Musik adalah universal.., bagaimanapun melalui musik mari kita bawa kedamaian dan cinta kepada dunia".

Examples of work