World Without Sound

From BASAbaliWiki
20230422T090928824Z375819.png
Title
World Without Sound
Photo Credit/Source
https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/
Artist / contributor
Dewi Dian Reich Dian Sawidji
Genre
Fine Art
Related Place
Sawidji Gallery
Organization/school
Related Public Voices
  • Putu Suasta


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

In English

World Without Sound is an Anthology of art and thought.With contributions from Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita, David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.

Sawidji has collated together a series of artworks and poetry for this special presentation. It is an anthology. This theme of ‘World Without Sound’ was inspired by the wonderful experiences we had in working together with the Sushrusa Deaf School Community. Not simply about raising awareness about those with differences in our community and sign language. Perhaps even more remarkable, is experiencing the reality of the nature of inclusivity. As a powerful value that nurtures a growing collective empathy.

Most art exhibitions have one primary objective and that is to feature and highlight artworks and artists. This is by no means very different. However, perhaps the spirit of which this was put together is a little different. Somewhat experimental that it could not be foreseen what will be the result. We invited those in our community, whether it be social, digital or local to participate in a contemplation. To contemplate the concept of ‘Dunia Tanpa Suara’. This translates to ‘World Without Sound’ (though may also be translated to ‘World without voice’). To contribute to this reflection using a creative piece.

The Spirit of Inclusivity

Our invitation was done in the spirit of inclusivity. It was not only artists but also other members of the community who felt reflections on this theme were worthwhile. With the time and space, we have available we can only say a heartfelt thank you to everyone. Those whose works and contributions made it possible for us to present this anthology. One for all of our community to enjoy. It is so so very rich with insight and learning. One that is deep with life lessons from all directions of life experiences.

With such personal freedom and intimacy, everyone came to their private message about their imagine ‘World Without Sound’. For each realisation in every individual, it is a lesson of wisdom, empathy or simply of beauty that we can partake in. ur heartfelt gratitude to everyone who opened themselves and generously shared their time, creations and thoughts with us. We are honoured by the generosity of the talented artists and writers who have come together in this anthology of art and thought, living the very spirit of inclusivity.

Online Exhibition available for viewing at Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/

In Balinese

In Indonesian

Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.

Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh.

Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif.

Semangat Inklusivitas

Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup.

Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti. terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas.

Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/