How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

HUMANITY'S HOPE IN PEACE KNITTING

20220518T145239408Z478902.jpeg
0
Vote
Title (Other local language)
Photograph by
Author(s)
Reference for photograph
Google
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    Competition
    Pengungsi


    Wikithon Denpasar40 Witari

    23 months ago
    Votes 1++
    Perang merupakan cara paling puncak yang dilakukan ketika dua kubu saling berselihin paham dan tidak menemukan titik terang atau penyelesaiannya. Perang sudah ada sejak jaman dahulu nenek moyang kita, tetapi di dalam catatan perang bebas dilakukan karena belum adanya pemberlakukan HAM dan mungkin saja budaya ini diwarisi sampai sekarang. Namun jika hal ini (perang) menyangkut kemanusiaan, sedangkan hampir seluruh dunia sudah memberlakukan UU/peraturan tentang HAM, apakah perang akan tetap dilaksanakan?. Invasi Rusia terhadap negara Ukraina yang terus menerus dilakukan bukan hanya berdampak pada dua negara tersebut, tetapi hampir seluruh dunia, bagaimana tidak? Hal ini terjadi karena terjalinnya banyak kerjasama antar negara satu dengan yang lainnya, sehingga negara2 yang menjalin hubunhan erat dengan negara yang telibat perang akan ikut terseret perang. Dunia sangat mengutuk tindakan perang seperti ini. Kita memang tidak bisa bertindak secara langsung untuk melarang tindakan perang seperti ini, tetapi jangan lupa kita punya PBB yang kurang lebihnya menaungi perdamaian hampir seluruh bangsa di dunia. Lewat perwakilan negara indonesia yang bergabung di PBB, juga merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan bahwa perang bukan merupakan jalan untuk mencapai kemenangan terlebih mengesampingkan HAM. Melalui komentar pada artikel ini, saya juga menyampaikan persetujuan pada topik artikel yang telah dibuat mengenai bagaimana jika Bali (tempat tinggal kita) dijadikan sebagai tempat pengungsi. Saya rasa jika adanya kerjasana yang baik antara pemerintah, tidak akan ada kontra bagi masyarakat, terlebih Bali berpedoman pada ajaran Tri Hita Karana yaitu cara untuk menjaga hubungan yang baik, salah satunya adalah Pawongan (menjaga hubungan baik dengan makhluk hidup ciptaan Tuhan).

    Dewa Ananda

    23 months ago
    Votes 0++
    Ijin untuk memberikan pendapat. Perang tentu mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Kerugian yang paling besar ada pada warga sipil yang terkena dampaknya. Banyak sekali kerugian yang mereka alami, dari segi materi, HAM, kesehatan terutama pada psikologis mereka (paling rentan terhadap anak-anak). Hal ini akan terus teringat diotak mereka, bagaimana mereka melihat pesawat yang menembakan rudal, suara-suara tembakan yang begitu keras, apalagi jika melihat saudara mereka terbunuh di depan mata. Dengan adanya situasi seperti ini, kita sebagai manusia sepantasnya harus bisa saling menolong. Melalui komentar pada artikel ini, menurut saya jika Bali dijadikan sebagai tempat pengungsian, saya setuju. Terlebih di daerah Bali selain dengan adanya ajaran agama yaitu Tri Hita Karana, disini terdapat banyak wisatawan mancanegara. Dimana wisatawan mancanegara ini biasanya sangat senang membantu, apalagi jika ada tempat pengungsian mereka pasti juga akan ikut memberikan bantuan. Akan tetapi perlu digaris bawahi, di Bali saat ini masih banyak daerah dengan tingkat pemulihan ekonominya masih terbilang belum membaik dari dampak Covid-19. Pemilihan tempat sebagai tempat pengungsi tentu tidak boleh di sembarang tempat agar tidak terjadi kontra oleh masyarakat sekitar. Karena bila ditempatkan di daerah yang dimana perekonomiannya belum stabil, kemungkinan masyarakat akan sulit untuk membantu dan merasa terganggu. Oleh sebab itu, peran dari pemerintah harus benar-benar tepat dalam mengatur bagaimana penanganan pengungsi. Sehingga bisa terciptanya keselarasan dalam memberikan bantuan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.
    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your attitude and responsibility to refugees who come to your area because of a conflict such as what's happening in Ukraine?

    Description


    In English

    Missiles and shelling continued to rain down on Ukrainian cities after Russia launched a ground invasion and full-scale air strikes, forcing civilians to take shelter in the metro system, with 100,000 people fleeing. Ukrainian President Volodymyr Zelensky said across Ukraine, at least 137 "heroes" died and 316 people were injured after the first day of fighting. He called for conscripts and reservists across the country to fight in general mobilization. In addition, after several weeks of attacks, the United Nations (UN) Human Rights office has reported that more than 900 Ukrainians have died since the Russian invasion of Ukraine. More than 1,450 people were injured. To quote France24. Lacking information from the worst affected cities, including Mariupol, the actual toll is estimated to be much higher.

    With these constant attacks causing the number of victims to continue to grow, it is very sad to reveal how the country that is loved by its citizens has become a place where attacks are being carried out every day. How can Ukrainians sleep peacefully, work and resume their normal activities if attacks such as bombs, explosions and heavy security continue to lurk on the sides of Ukrainian cities.

    These things have caused not a few of Ukrainian citizens to flee to cities and even other countries to seek security, of course it is our duty to maintain humanity. So what are the things we need to do? Following in the footsteps of European countries in terms of providing assistance, such as:
    

    Poland who helped the refugees, since the refugees arrived, the Polish government established reception posts and provided basic needs and even many people there were involved in solidarity actions and became volunteers. In addition, the British government will also provide 350 pounds or Rp. 6.53 million per month for residents hosting Ukrainian refugees. The aid is for residents who provide room or property for Ukrainian refugees for six months. Not only assistance in the form of food and property, other countries have also launched the Eurostar rail transport service offering free travel for Ukrainian citizens entering the UK from Paris, Brussels and Amsterdam. Rail companies in Poland, Germany, Belgium, Austria, Czech Republic, Hungary, Slovakia, Denmark and France have also launched similar schemes for those displaced. This proves that other countries want to channel aid to Ukraine. Even if it's not aid on a very large scale, we can still use the area we live in to emulate what these countries have done in keeping Ukrainians hopeful that they can live a more peaceful life without the threat of invasion. Together we help each other by accepting refugees to take up residence in our area

    Bali, the area we live in today is already fairly rich with the area and accommodation needs that are currently available. We must treat the refugees as family by providing them with whatever facilities we can. In addition, there is a need for employment opportunities to help the displaced residents improve their current financial situation, which is currently unstable due to the invasion. For example, in the Gianyar Klungkung area, where they are currently used to learn important things in crafts and use them as a livelihood. Then, in the Tabanan area to help refugees in terms of food such as rice. Wherever the refugees find their place, they can also use areas other than these areas to help ease the financial and mental burden of the attacks that took place in Ukraine. Bali also has other areas that are specifically as popular tourist attractions in foreign countries. Apart from the implied facts, it can be said that it is not only countries in Europe that are distributing aid, Indonesia also needs to reach out to citizens from several aspects. The things that we can see are how the condition of Indonesian citizens who were at that time slumped and did not know the certainty of their mental safety, but we must be grateful because they were able to return safely to the arms of their beloved family. We also need to extend this assistance to foreigners who became refugees due to the invasion that occurred. We must share help and love in a neutral manner regardless of where the people in need come from.

    In Balinese

    In Indonesian

    Rudal dan penembakan terus menghujani kota-kota Ukraina setelah Rusia melancarkan invasi darat dan serangan udara skala penuh, memaksa warga sipil untuk berlindung di sistem metro, dengan 100.000 orang mengungsi. Dilansir dari okezone.com, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di seluruh Ukraina, sedikitnya 137 "pahlawan" meninggal dan 316 orang terluka setelah hari pertama pertempuran. Dia menyerukan wajib militer dan tentara cadangan di seluruh negeri untuk berperang dalam mobilisasi umum. Selain itu setelah beberapa minggu penyerangan terjadi, kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melaporkan, lebih dari 900 warga Ukraina tewas sejak invasi Rusia ke Ukraina. Adapun lebih dari 1.450 orang terluka. Mengutip France24. Kurangnya informasi dari kota-kota yang terkena dampak parah, termasuk Mariupol, jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

    Dengan penyerangan yang terus-menerus terjadi ini menyebabkan korban terus bertambah, sangat sedih mengungkapkan bagaimana negara yang dicintai warganya hingga kini menjadi tempat yang setiap harinya menjadi pusat penyerangan. Bagaimana warga Ukraina dapat tertidur tenang, bekerja, dan memulai aktivitas seperti biasanya jika penyerangan seperti bom, ledakkan dan penjagaan yang ketat terus mengintai sisi kota-kota di Ukraina.

    Hal-hal tersebut menyebabkan tidak sedikit dari warga Ukraina yang mengungsi ke kota bahkan negara lain untuk mencari keamanan, tentu saja menjadi tugas kita dalam menjaga asa kemanusiaan. Lantas hal-hal apakah yang perlu kita lakukan?
    

    Mengikuti jejak-jejak negara Eropa dalam hal memberi bantuan seperti halnya : Polandia yang ikut membantu pengungsi, semenjak pengungsi datang, Pemerintah Polandia membentuk posko penerimaan dan menyediakan kebutuhan pokok dan bahkan banyak orang disana yang terlibat aksi solidaritas dan menjadi relawan. Selain itu, Pemerintah Inggris juga akan memberi 350 pounds atau Rp 6,53 juta per bulan untuk penduduk yang menampung pengungsi Ukraina. Bantuan itu untuk penduduk yang menyediakan ruangan atau properti bagi pengungsi Ukraina selama enam bulan. Tidak hanya bantuan berupa pangan dan property, Negara-negara lain juga meluncurkan Layanan transportasi kereta Eurostar menawarkan perjalanan gratis warga Ukraina yang memasuki Inggris dari Paris, Brussel dan Amsterdam. Perusahaan kereta api di Polandia, Jerman, Belgia, Austria, Republik Ceko, Hungaria, Slovakia, Denmark dan Prancis juga telah meluncurkan skema yang sama bagi mereka mengungsi. Ini membuktikan bahwa negara-negara lain ingin menyalurkan bantuan untuk Ukraina. Walaupun bukan bantuan dengan skala yang amat besar, kita masih bisa menggunakan daerah yang kita tinggali untuk meniru yang dilakukan negara-negara tersebut dalam menjaga asa para warga Ukraina tetap bisa hidup lebih tenang tanpa ancaman invasi. Bersama-sama saling membantu dengan menerima para pengungsi untuk bertempat di daerah kita Bali, daerah yang kita tinggali saat ini sudah terbilang kaya dengan luas dan akomodasi kebutuhan yang saat ini tersedia. Para pengungsi harus kita anggap seperti keluarga dengan memberinya fasilitas seperti apa yang kita dapat. Selain itu, perlunya lapangan kerja untuk membantu para warga pengungsi memperbaiki finansial mereka saat ini yang sedang tidak stabil karena adanya invasi. Seperti misalnya di daerah Gianyar Klungkung dimana mereka saat ini biasa mempelajari hal-hal penting dalam kerajinan dan digunakan sebagai mata pencaharian. Lalu, di daerah Tabanan untuk membantu pengungsi dalam hal pangan seperti beras. Dimanapun para pengungsi mendapatkan tempat mereka bisa juga menggunakan daerah yang lain selain daerah-daerah tersebut untuk membantu meringankan beban finansial maupun beban mental akibat penyerangan yang terjadi di Ukraina. Bali juga mempunyai daerah lain yang secara spesifik sebagai tempat wisata yang digemari di mancanegara.

    Terlepas dari fakta-fakta yang tersirat bisa dikatakan bahwa bukan hanya negara di Eropa yang menyalurkan bantuan, Indonesia juga perlu mengulurkan tangan untuk para warga dari beberapa aspek. Hal-hal yang bisa kita lihat adalah bagaimana keadaan WNI yang saat itu terpuruk dan tidak tahu kepastian keamanan jiwa mereka, tetapi kita harus bersyukur karena mereka dapat kembali dengan selamat kepada pelukan keluarga tercinta. Perlu juga bantuan tersebut kita ulurkan kepada WNA yang menjadi pengungsi akibat invasi yang terjadi. Bantuan dan cinta kasih harus kita bagikan secara netral tanpa memandang dari manakah orang yang membutuhkan tersebut berasal.