UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography text id" with value "Lahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyelesaikan Sarjana Antropologi pada tahun 1982 di Universitas Udayana, menyelesaikan Magister di Universitas Indonesia pada tahun 1990, dan gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008. Menjadi dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sejak tahun 1983 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai ketua jurusan antropologi tahun 1997-2000, sebagai ketua program studi S3 Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia tahun 2008-2011, sebagai sekretaris bidang pengabdian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Universitas Udayana tahun 2011-2015, sebagai Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dari tahun 2018 hingga 2022. Aktif mengikuti seminar dan menulis jurnal nasional dan internasional terakreditasi, dan telah menulis beberapa buku.". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 51 results starting with #1.

View (previous 100 | next 100) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Wayan Doyotan  + (Wayan Doyotan lahir di Banjar Tarukan, MasWayan Doyotan lahir di Banjar Tarukan, Mas, Ubud, Bali, 1884. Ia meninggal pada tahun 1994 dalam usia 110 tahun. Ia adalah seorang maestro seni patung dan anggota Pita Maha. Sejak 1932 karya-karyanya telah ikut menghiasi beberapa museum di Eropa.</br></br>Ia adalah sosok seniman tulen dengan gaya hidup sangat sederhana. Penampilan kesehariannya sangat artistik. Gaya berpakainnya nyentrik. Fisik dan ototnya kuat. Otaknya sangat cerdas dalam mengingat suatu hal. Ia membuat patung hanya saat suasana hatinya bagus. Sebagian besar patungnya dibuat dari kayu nangka yang diambilnya dari tegalannya. Ia ikut memelopori kemunculan gaya patung modern di Desa Mas pada awal tahun 1930-an. Selain seniman patung, ia juga seorang penari kecak.</br></br>Gaya patung Doyotan sangat sederhana dan polos, sepolos hati dan penampilannya. Semua patungnya adalah curahan perasaan dan jiwanya yang paling dalam. Ia punya gaya tersendiri dalam menerjemahkan ide dan alam pikirannya ketika membuat patung. Ia bergaul akrab dengan Walter Spies dan Rudolf Bonnet. Kedua pendiri Pita Maha itu banyak mempromosikan karya-karya pematung Desa Mas di Eropa.an karya-karya pematung Desa Mas di Eropa.)
  • Wayan Eka Mahardika Suamba  + (Wayan Eka Mahardika Suamba. Dia lahir di BWayan Eka Mahardika Suamba. Dia lahir di Batuan, 17 Agustus 1985. Mulai belajar melukis sejak umur 10 tahun pada kakeknya I Wayan Taweng dan pamannya I Wayan Bendi, I Ketut Sadia, I Wayan Diana. Dia pernah berpameran bersama seperti “Ibu Rupa Batuan” di Bentara Budaya Bali (2019), Endih Batur di Taman Budaya Bali (2018), "Experience Rudolf Bonet’s Home" di Ubud (2016), "Golden Generation" di Museum Arma, Ubud (2018), "The Dynamic Heritage" di Santrian Gallery, Sanur (2018). Dia pernah meraih Nine Finalists TITIAN PRIZE (2018).meraih Nine Finalists TITIAN PRIZE (2018).)
  • Wayan Gde Yudane  + (Wayan Gde Yudane, lahir di Kaliungu, DenpaWayan Gde Yudane, lahir di Kaliungu, Denpasar, 1964. Dia menamatkan Seni Karawitan di ISI Denpasar. Dia banyak menggarap karya musik untuk kepentingan konser, teater/seni pertunjukan, sastra, maupun film. Dia meraih penghargaan Melbourne Age Criticism sebagai Creative Excellent pada Festival Adelaide, Australia (2000). Dia tampil di Festival Jazz Wangarata, Australia (2001), keliling Eropa dengan Teater Temps Fort, Grup France and Cara Bali, juga Festival Munich dan La Batie. Karyanya, antara lain musik film Sacred and Secret (2010), Laughing Water and Terra-Incognita, dan Arak (2004), dan sebagainya. Crossroads of Denpasar merupakan salah satu karyanya yang dipesan radio New Zealand dan kemudian dibeli radio Australia dan BBC London. Karya lainnya, Paradise Regained, yang terinspirasi oleh peristiwa bom Bali tahun 2002, dimainkan pianis Ananda Sukarlan di berbagai pergelaran internasional. Karya kolaborasinya dengan Paul Grabowsky, The Theft of Sita, dipentaskan di Next Wave Festival, New York City, 2011.i Next Wave Festival, New York City, 2011.)
  • Wayan Gunasta  + (Wayan Gunasta alias Gungun, lahir di Nyuh Wayan Gunasta alias Gungun, lahir di Nyuh Kuning, Ubud. Dia menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post. Selain puisi, dia menekuni seni kartun, vignet, sketsa, lukis. Dia pernah studi “character design and animation” di Jepang. Sejak 1979 dia rajin memamerkan karyanya di dalam dan luar negeri, seperti Balai Budaya Jakarta (1979), Frementale Art Gallery (Australia, 1994), Oriental City (London, Inggris, 2004), V Gallery (Yogya, 2007), dll. Buku-buku kartun dan komiknya yang telah terbit, antara lain Mahabhrata Series Comic (1992), Bali in Cartoon (1997), Irama Sketsa Gunasta (1999), Bali Pulau Kartun (2004), Propoor Tourism (2006), Balinese Coloring Book Series (2008). Dia memrakarsai dan menerbitkan buku kumpulan puisi delapan puluh satu penyair Bali yang karya-karyanya pernah dimuat di Bali Post, berjudul Edisi Hitam Putih (Yayasan Wayan Pendet, 2006). Hitam Putih (Yayasan Wayan Pendet, 2006).)
  • Wayan Jana  + (Wayan Jana, lahir di Banjar Mukti, SingapaWayan Jana, lahir di Banjar Mukti, Singapadu, Gianyar, Bali, 8 Juli 1968. Ia adalah seorang pematung lulusan ISI Denpasar. Ia adalah putra sulung dari pematung Ketut Muja. Pameran tunggal yang pernah digelarnya adalah “Objects of Life”, Griya Santrian Gallery, Sanur (2004), “Hasrat” di Warung Yayaa Art Space, Sanur (2013), “Encounter” di Titian Art Space, Ubud (2019). Ia juga menampilkan karyanya dalam sejumlah pameran bersama sejak 1986 di dalam dan luar negeri. Pameran tersebut, antara lain Pameran Bersama Sanggar Dewata Indonesia di Taman Budaya Denpasar (1991), Pameran Bersama Pemahat Dunia “Mysterious World of Wood Carving” di Museum Daetz, Jerman (2001), Pameran “Ide don Expiorasi”, One Gallery, Jakarta (2006), Pameran Bina Rupa Tunggal Raga di Museum Puri Lukisan Ubud (2010), Pameran Bersama Indonesia Artist di Hikumi Galery Netherland (2012). </br></br>Pada tahun 1995, Jana bersama seniman I Wayan Pugeg membuat Properti Dalam Rangka Copy Morning di Istana Negara Jakarta. Tahun 1996, ia bersama seniman Ketut Muja membuat Properti Untuk Pertunjukan Dewi Sri Karya Kadek Suardana dalam Rangka Utsawa Dharma Gita tingkat nasional di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tahun 2004, ia bersama Keluarga Ketut Muja membuat properti untuk pertunjukan Maha Pralaya Karya Nyoman Erawan dalam event Megalitikum Quantum di areal Garuda Wisnu Kencana Jimbaran. Tahun 2011, ia membuat properti untuk pertunjukan Dramatari Arja Inovatif karya Ni Nyoman Candri dalam rangka Pesta Kesenian Bali. </br></br>Jana pernah meraih beberapa penghargaan, antara lain Juara Favorit pada Finalis Lomba Cendramata khas Indonesia tingkat Nasional di Jakarta (1986), Juara I Lomba Patung Dies Natalies VI ISI Denpasar (2009), Karya Terbaik II Pada Ujian Tugas Akhir Tahun 2010/2011 di FSRD ISI Denpasar (2011).</br></br>Karya-karya patung Jana yang bergaya kontemporer merepresentasikan pengalaman bawah sadarnya. Hal itu membuat patung-patungnya terlihat unik, minimalis, dan terkesan surealis. Namun, selain membuat patung kontemporer, Jana juga piawai membuat patung bertema pewayangan dan tradisi Bali.atung bertema pewayangan dan tradisi Bali.)
  • Wayan Kerti  + (Wayan Kerti lahir di Sibetan, Karangasem, Wayan Kerti lahir di Sibetan, Karangasem, 29 Juni 1967. Belajar menulis puisi di halaman media sosial serta Kompasiana.com. Puisi-puisinya dimuat di Bali Post, Denpost, dll. Kumpulan puisi bersamanya adalah “Malam Super Blue Blood Moon” tahun 2018, serta antologi puisi 1000 guru ASEAN “Tentang Sebuah Buku dan Rahasia Ilmu.” dan "Sang Guru" (2019). Kumpulan puisi karya tunggalnya “Melukis Cahaya” yang diberikan pengantar oleh Dr. I Gede Artawan, M.Pd. tahun 2018. Selain puisi, dia juga rajin menulis cerpen, artikel, esai, opini di sejumlah media cetak dan daring. Dia mengajar di SMPN 1 Abang, Karangasem. Dia mengajar di SMPN 1 Abang, Karangasem.)
  • Wayan Limbak  + (Wayan Limbak lahir di Bedulu, Gianyar, BalWayan Limbak lahir di Bedulu, Gianyar, Bali, 1897. Dia meninggal tahun 2003 dalam usia 106 tahun. Limbak adalah seorang penari sanghyang, suatu tarian sakral. Pada tahun 1930-an, Walter Spies terpesona dengan tarian sanghyang yang ditampilkan dalam suatu upacara suci di Goa Gajah, Bedulu, Gianyar. Walter Spies kemudian berkenalan dan bersahabat dengan Wayan Limbak yang terlibat dalam tarian sanghyang tersebut. Atas usulan Walter Spies, tarian sanghyang itu dimodifikasi menjadi tarian kecak yang dikenal hingga saat ini. Wayan Limbak menyanggupi. Tarian kecak kemudian diberikan narasi yang berasal dari epos Ramayana. Wayan Limbak berjasa mempopulerkan tarian kecak hingga dikenal di tingkat internasional.k hingga dikenal di tingkat internasional.)
  • Wayan Madra  + (Wayan Madra, lahir di Desa Mas, Ubud, 1952Wayan Madra, lahir di Desa Mas, Ubud, 1952. Ia menekuni seni patung sejak remaja. Ia pernah lima tahun bekerja membuat patung pada Ida Bagus Tantra, adik Ida Bagus Tilem. Karya-karya Madra banyak menampilkan figur-figur manusia yang terdistorsi. Ia membuat patung dari kedalaman hatinya, tidak terlalu berpikir soal pasar, sehingga karya-karyanya mengandung kekuatan perenungan dan metaksu. Madra pernah memamerkan karya-karyanya dalam pameran bersama di Pesta Kesenian Bali (1985-1990), Nusa Dua Festival (1997), pameran “Lebah-Lebah” di Bidadari Art Gallery, Mas-Ubud, Bali (2004), pameran “Kayuning Kayun” di Hadi Prana Gallery Jakarta (2005), dll. Selain itu, karya Madra telah dikoleksi oleh kolektor dari dalam dan luar negeri. oleh kolektor dari dalam dan luar negeri.)
  • Wayan Mudana  + (Wayan Mudana lahir di Desa Mas, Ubud, 16 AWayan Mudana lahir di Desa Mas, Ubud, 16 April 1953. Bakat seninya telah muncul sejak kanak-kanak. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga pematung dan pengukir. Kakeknya, Made Lembeng dan Nyoman Lenyod, serta ayahnya Made Pondok adalah pembuat patung terkenal pada zamannya.</br></br>Mudana memulai karirnya sebagai pematung dengan membuat patung Dewi Sri, ukuran kecil dari kayu panggal buaya. Patung itu laku dengan harga lumayan saat itu. Ia kaget dan senang. Ketika masa remaja, ia memutuskan menjadi pematung sebagai pilihan hidupnya. Ia begitu mencintai pekerjaannya sebagai pematung.</br></br>Belakangan karya-karyanya dikenal dengan ciri khas dibuat dari kayu-kayu tidak utuh atau berlubang. Ia menciptakan bentuk patungnya dengan mengikuti alur kayu. Hal itu membuat karya-karyanya terkesan natural dan ekspresif.</br></br>Karya-karyanya dikoleksi oleh kolektor mancanegara. Ia juga sering terlibat dalam pameran bersama, antara lain pameran “Leha-Lehah” di Bidadari Art Gallery, Mas, Ubud, Bali. Namun ia tak pernah puas. Ia terus berkreasi menemukan hal-hal baru dalam seni patung. menemukan hal-hal baru dalam seni patung.)
  • Wayan Pendet  + (Wayan Pendet lahir di Nyuhkuning, Ubud, 19Wayan Pendet lahir di Nyuhkuning, Ubud, 1936. Belajar memahat setelah tamat SD pada pematung Wayan Landeng dan Nyoman Tinggal di Nyuhkuning. Tahun 1955, ia berpameran di Jakarta dan Medan. Tahun 1956, atas petunjuk R. Bonnet, ia beberapa bulan di ASRI Yogyakarta memperagakan kemahirannya mematung. Karyanya menjadi koleksi Museum Ratna Warta Ubud. Tahun 1970 ia meraih penghargaan dalam sayembara patung di Gedung Perindustrian Denpasar. </br></br></br>Karya-karyanya dipamerkan di Museum Ratna Warta Ubud (1967), Taman Budaya Denpasar (1971), Museum Ratna Warta Ubud (1972). Tahun 1975, ia pameran tunggal di Surabaya, tahun 1976 di Taman Budaya Denpasar, tahun 1979 di Balai Budaya Jakarta. Pameran tunggal di Lembaga Indonesia Amerika LIA, Surabaya pada tahun 1979, tahun 1980 di Balai Budaya Jakarta, tahun 1984 di Museum Ratna Warta. Tahun 1987 pameran bersama dengan seniman Ratna Warta di Jepang, tahun1988 pameran di Swiss bersama tujuh seniman Bali, tahun 1989 pameran bersama pematung Cokot di Gallery Seni Jaya Ancol Jakarta. Tahun 1996 pameran di Museum In Hoorn Amsterdam, Belanda.</br></br></br>Karya-karya patungnya tampak aneh dan unik yang tercipta dari alam imajinasinya. Karyanya tampak nakal, lucu, dan bersifat karikatural. Warna dan sisik kayu dibiarkan sebagai elemen pendukung kreatifitas yang unik. Pahatannya liar, namun cekatan, finishing tidak halus, menunjukkan warna lain dalam dunia patung. Koleksi patungnya sekarang disimpan di Museum Pendet di Nyuhkuning, Ubud. Selain mematung, ia juga melukis. Ia meninggal tahun 1998. ia juga melukis. Ia meninggal tahun 1998.)
  • Wayan Pondal  + (Wayan Pondal adalah cucu pematung I NyomaWayan Pondal adalah cucu pematung I Nyoman Tjokot. Ia mengembangkan aliran Cokotisme lewat karya-karya patungnya. Patung-patungnya cenderung ekspresif dan bernuansa magis. Ia memahat kayu mengikuti bentuk asli kayunya, terutama akar-akar kayu. Wujud-wujud yang muncul dalam karyanya beraneka ragam, mulai dari satwa, manusia, mahkluk-mahkluk gaib yang menyeramkan dan sebagainya. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh kolektor dari dalam dan luar negeri. oleh kolektor dari dalam dan luar negeri.)
  • Wayan Rajin  + (Wayan Rajin lahir di Banjar Pekandelan, BaWayan Rajin lahir di Banjar Pekandelan, Batuan, Gianyar, 1945. Ia telah menekuni seni lukis gaya Batuan sejak duduk di Sekolah Dasar. Bakat seninya menurun dari ayahnya, Made Djata, salah seorang sesepuh pelukis Batuan. Tahun 1972, Rajin belajar melukis pada Rudolf Bonnet selama enam tahun. Sejak 1974, ia telah mengikuti berbagai pameran bersama, antara lain pameran di Mitra Budaya Jakarta, di Den Haag (Belanda), Tokyo (Jepang), dan beberapa tempat lainnya.kyo (Jepang), dan beberapa tempat lainnya.)
  • Wayan Redika  + (Wayan Redika, lahir di Desa Ababi, KarangaWayan Redika, lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 16 Juni 1961. Ia adalah seorang pelukis dan penyair. Sebagai pelukis ia pernah menggelar pameran tunggal, seperti pameran Ancient Relief, Ganesha Gallery, Four Seasons Resort, Bali (2000) dan pameran Exceptional Person, Bentara Budaya Bali (2013). Sejak 1998 ia rajin mengikutkan karyanya dalam pameran bersama, antara lain pameran bersama di Hilton International Hotel, Surabaya (1998), pameran bersama di Bentara Budaya, Jakarta (2001), pameran Bali-Jeju, Jeju-Do Culture Building, Jeju South Korea (2005), Beijing Art Fair, Beijing, China (2006), Art in Unity, Le Mer Gallery, Seoul, South Korea (2010), Bali on the Move, Tony Raka Gallery, Ubud, Bali (2013), dan sebagainya. Sementara itu, buku kumpulan puisinya yang telah terbit berjudul “Ayat-Ayat Sesat Kaum Kiri” (Prasasti, 2021).at-Ayat Sesat Kaum Kiri” (Prasasti, 2021).)
  • Wayan Rindi  + (Wayan Rindi lahir di Banjar Lebah, SumertaWayan Rindi lahir di Banjar Lebah, Sumerta Kaja, Denpasar Timur, 18 Juli 1917. Sejak kecil pada tahun 1930-an, Wayan Rindi telah menari Gandrung dan pentas dari desa ke desa bersama kelompok penari Banjar Tegal Linggah, Denpasar. Ia belajar menari pada Wayan Lotring dari Kuta, Nyoman Kaler dari Pemogan dan penabuh I Regog dari Banjar Ketapean. Selain tari Gandrung, ia juga menguasai semua jenis tari Bali klasik. Ia juga belajar menari pada I Gusti Ngurah Raka dari Puri Beng Tabanan, Ida Bagus Boda dari Kaliungu, Ida Bagus Anom dari Gianyar, Anak Agung Raka dari Sukawati.</br></br></br>Rindi dipercaya oleh sejumlah sekaa (kelompok) di Denpasar untuk mengajar di beberapa banjar dan mendirikan sekaa-sekaa baru. Tahun 1938-1939 ia mulai mengajar tari legong di Begawan Kuta dan Kerobokan. Melahirkan penari terkenal di antaranya Ni Putu Ayu, Ni Pasek, Gusti Made Rai, Ni Nyoman Condra, Ni Muri, dan Ni Ribeg. Pada tahun 1940 ia mengajar di Banjar Babakan Sukawati, melahirkan penari I Dewa Made Doyot, Ni Robin, Ni Suri. Di Banjar Badung Sibang, tahun 1943 ia mengajar tari legong dan kebyar, melahirkan penari AA Raka, Si Luh Nyoman, Ni Mungkrug, Ni Luh Candri. Di sini pula ia sempat menciptakan drama tari Sugriwa-Subali.</br></br></br>Menjelang kemerdekaan, di tahun 1945, Rindi sempat mengajar di Desa Tegeh Kori, dan melahirkan penari Ni Botor, Ni Luh Mendri, Ni Made Rupa. Di sini ia menciptakan drama tari dengan lakon Prabu Kangsa dan Prabu Waringin Bang. Tiga tahun setelah kemerdekaan, ia mengajar tari di Tegal Cangkring (Negara), dengan penari Ni Rapig, Ni Nengah Jempiring, dan Ni Padri. Setahun di Negara ia mengajar di Abianjero Karangasem, melahirkan penari I Ketut Catur dkk. Tahun 1951 ia mulai mengajar di Perguruan Rakyat (PR) Saraswati dan karena jumlah penarinya begitu banyak Rindi mulai menggagas metode pengajaran tari, yang nantinya dikembangkan di KOKAR Bali. Dan untuk pertama kalinya di tahun 1952 Rindi membuka kursus tari dengan metode pengajaran yang dirancang sendiri.</br></br></br>Rindi ternyata punya pengalaman tari yang telah mendunia. Anak pasangan I Ketut Lantur dengan Ni Gubrig ini ternyata telah beberapa kali keliling dunia. Di tahun 1950 untuk pertama kalinya ia memimpin rombongan kesenian ke luar daerah Bali, yaitu ke Surabaya. Tahun 1951 – 1956, setiap bulan Agustus ia menari di Istana Negara, Jakarta. Tahun 1955, untuk pertama kali ia melawat ke luar negeri, yakni ke Pakistan Timur, memimpin rombongan kesenian dari Bali. Tahun 1962 ia melakukan diplomasi budaya ke Rusia. Tak sampai disana, setahun setelah peristiwa G/30S/PKI, ia melawat ke Afrika Timur dalam sebuah misi kesenian. Tahun 1969 selama sebulan penuh ia berada di Amerika dalam acara misi kesenian pula. Tahun 1966-1974 ia ikut mengajar di ASTI Bali.</br></br></br>Tari ciptaan Rindi, antara lain Tari Panji Semirang, Tari Pendet, dan sejumlah karya yang tak sempat tercatat. Tahun 1979 Rindi memperoleh piagam Dharma Kusuma dari Kepala Daerah Tingat I Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Piagam Siwantaraja diperolehnya tahun 1995 dari Ketua STSI Denpasar, Prof. Dr. I Made Bandem.ua STSI Denpasar, Prof. Dr. I Made Bandem.)
  • Wayan Sawat  + (Wayan Sawat (1949 - 2010) adalah seorang pWayan Sawat (1949 - 2010) adalah seorang pemahat atau pematung dengan aliran Cokotisme. Ia adalah putera pertama maestro patung I Nyoman Tjokot. Sejak kecil ia belajar memahat pada ayahnya. Setelah dewasa, Sawat sering membantu ayahnya mengerjakan patung. Hal itu membuat karya-karya Sawat sepintas mirip dengan karya-karya Tjokot. Dengan menggunakan kekuatan imajinasinya, Sawat memahat kayu mengikuti alur atau bentuk asli kayu itu sendiri, umumnya akar atau bonggol kayu. Karya-karyanya cenderung bernuansa magis-mistis.karyanya cenderung bernuansa magis-mistis.)
  • Wayan Sinti  + (Wayan Sinti, lahir di Ubung, Denpasar, 194Wayan Sinti, lahir di Ubung, Denpasar, 1943. Ia adalah komposer, inovator, seniman gamelan papan atas pada masanya. Pada tahun 1957 ia mulai belajar vokal dan gamelan Bali. Ketertarikannya pada seni membuatnya sekolah di KOKAR. Ia menjadi lulusan terbaik dan diangkat menjadi tenaga pengajar di sana. Ia pernah diundang mengajar gamelan di Centre for World Music, Berkeley, Amerika. Ia kemudian melanjutkan pendidikan etnomusikologi di San Diego State University dan lulus dengan gelar MA dalam bidang musik. Ia banyak melakukan inovasi dalam gamelan Bali seperti membuat beberapa komposisi baru. Hal itu, misalnya, terlihat pada karyanya yang berjudul Manikasanti dan Siwa Nata. Karyanya yang lain yakni Lokarya, Ajnyaswari, Wilet Mayura sangat populer di masyarakat Bali karena inovatif namun tanpa kehilangan akarnya pada tradisi kesenian Bali. Ia menulis buku berjudul “Gambang”. Ia meninggal pada tahun 2020.l “Gambang”. Ia meninggal pada tahun 2020.)
  • Wayan Suardika  + (Wayan Suardika, lahir di Denpasar, 15 ApriWayan Suardika, lahir di Denpasar, 15 April 1963. Dia sempat kuliah di Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Udayana. Dia pernah lama menjadi wartawan dan penulis freelance. Pernah mendirikan majalah Bali Lain, Wacana Bali, Bali Arts, Suardi, dan Suratkabar Seni. Sejak mahasiswa dia rajin menulis cerita pendek, puisi, esai, kritik, novel, naskah skenario. Tulisan-tulisannya dimuat di Bali Post, Kompas, Nusa, Suara Pembaruan, dll. Pernah menjuarai beberapa lomba penulisan, seperti Juara II Lomba Novel (cerita bersambung) di harian Bali Post (1992), Juara I Lomba Penulisan Cerpen di harian kota Denpasar Post (2006). Dia meraih penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali (2010) dan Anugerah Sastra Tantular dari Balai Bahasa Provinsi Bali (2013). </br></br>Buku-bukunya yang telah terbit Kumpulan cerita pendek “Orang Kalah” (Pustaka Suardi, 2008), Novel “Cinta Beriak Tanda Tak Bertanya” (Pustaka Suardi, 2010), Novel “Opera Periuk Nasi” (Pustaka Suardi, 2011), Kumpulan cerita pendek “Sepotong Kartu Nama di Atas Meja Makan” (Pustaka Suardi,2013), Kumpulan cerita Pendek “I KOLOK” (Pustaka Bali Seni, 2017), Novel “Ni Meri” (Pustaka Bali Seni, 2017), Biografi kreatif seniman “I Nyoman Sujana Kenyem: An Artist from the Silence of Sayan (Pustaka Suardi, 2010), Biografi kreatif seniman “Made Budhiana: Crossing the Horizon” (Matamerabook, 2010).rossing the Horizon” (Matamerabook, 2010).)
  • Wayan Suastama  + (Wayan Suastama adalah pelukis kelahiran LaWayan Suastama adalah pelukis kelahiran Lalanglinggah, Tabanan, Bali, 1972. Dia menempuh pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 1995 dia rajin menampilkan karya-karyanya dalam pameran bersama maupun tunggal, baik di dalam maupun luar negeri, seperti pameran Bali Megarupa (2019). Tahun 2000, karyanya masuk final Philip Moris Art Award. Secara umum, karya-karyanya banyak menampilkan figur-figur perempuan dengan warna-warna yang lembut dan memesona. Dia aktif dalam komunitas seni rupa Militanarts.tif dalam komunitas seni rupa Militanarts.)
  • Wayan Sumahardika  + (Wayan Sumahardika lahir di Denpasar, 11 MeWayan Sumahardika lahir di Denpasar, 11 Mei 1992. Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Undiksha, Singaraja. Menjadi sutradara, penulis naskah sekaligus founder Teater Kalangan. Naskahnya sempat meraih juara I Lomba Naskah Monolog se-Indonesia dalam Pestarama UIN Jakarta, Juara I Lomba Penulisan Naskah Drama Tradisional Naskah Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2018, dan Juara 1 Lomba Penulisan Naskah Drama Modern Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2017. Beberapa karya pertunjukannya dipentaskan pada acara Mimbar Teater Indonesia V, Bali Emerging Writers Festival, Pesta Kesenian Bali, Bali Mandara Nawanatya, Festival Monolog 100 Putu Wijaya, Parade Teater Canasta, Parade Teater Muda Bali Utara, Festival Dusun Jembrana dan Festival Bulan Bahasa Bali Provinsi Bali. Tulisan berupa puisi, cerpen, esai, dan ulasan teater pernah dimuat di sejumlah media seperti Indopos, Media Indonesia, Bali Post, Bali Tribun, Tribune Bali, Tatkala.co, Bale Bengong serta terhimpun dalam beberapa buku antologi bersama.mpun dalam beberapa buku antologi bersama.)
  • Wayan Turun  + (Wayan Turun lahir di Banjar Kedaton, KesimWayan Turun lahir di Banjar Kedaton, Kesiman, Denpasar, 17 Juli 1950. Ia menamatkan pendidikan formal di SR I Kesiman, Tahun 1966. Tamat SMEPN tahun 1969 di Denpasar, dan ia menamatkan SSRI tahun 1971 di kota yang sama. Sejak kanak ia telah menggemari kesenian. Darah seni mengalir dari ibunya, seorang penari janger. Ia dikenal sebagai undagi (arsitek bangunan tradisional Bali) yang mumpuni, juga piawai membuat bade (menara jenazah). Ia belajar Asta Kosala Kosali (aturan dasar arsitektur tradisional Bali) pada Pekak Kenjing, Anak Agung Mel, dan Ida Pedanda Oka. Selain itu, ia belajar filsafat tentang seni dan agama pada Ida Pedanda Kekeran, Ida Pedanda Made Sidemen, Ida Pedanda Bajing, Ida Rsi Agung Penatih dan Ida Dalem Pemanyun. Karena kepiawaiannya dalam sastra Bali dan Jawa Kuno, ia sering dipercaya menulis prasasti, menyalin lontar. Ia juga menulis karya sastra, seperti kidung dan kakawin. Atas jasanya di bidang seni dan budaya, ia dianugrahi Piagam Upakara Budaya dari Walikota Denpasar tahun 1995. Budaya dari Walikota Denpasar tahun 1995.)
  • Widi Widiana (I Ketut Widiana)  + (Widi Widiana bernama asli I Ketut Widiana Widi Widiana bernama asli I Ketut Widiana adalah penyanyi pop Bali kelahiran 1974. Lagu-lagunya kebanyakan bertema cinta dengan berbagai variannya. Dia lahir dari keluarga seniman. Ayahnya adalah seorang guru kidung dan penari, ibunya (Ni Made Kibik) juga seorang penari. Widi bersama saudara-saudaranya pernah membentuk kelompok band bernama Diana Band. Sejak 1991, band tersebut tampil dari banjar ke banjar, hotel ke hotel, acara ke acara.</br></br></br>Sebagai penyanyi tunggal, Widi mulai merintisnya tahun 1994 lewat album “Tunangan Tiang”, yang merupakan album kompilasi bersama penyanyi pop Bali lainnya.Album solonya pertama kali muncul tahun 1996, “Sesapi Putih”, diikuti album kompilasi, “Tresna Kaping Siki”, pada tahun yang sama. Album solo kedua lahir tahun 1997 dengan label “Sampek Ing Tay”. Kemudian album berikutnya bertajuk “Nasi Goreng Spesial” (2015), “Formalin Sik Luh” (2017). Pada tahun 2005 dia menyabet gelar penyanyi terbaik pria versi “Bali Music Award I”. Hingga kini dia telah melahirkan lebih dari sepuluh album solo. melahirkan lebih dari sepuluh album solo.)
  • I Gusti Ngurah Widyatmaja  + (Widyatmaja adalah dosen di Fakultas PariwiWidyatmaja adalah dosen di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dan menyandang gelar doktor di bidang kepariwisataan yang diperolehnya dari Program Studi Doktor Pariwisata, Universtas Udayana dengan disertasi berjudul ‘Model Tata Kelola Tenaga Kerja Disabilitas pada Industri Perhotelan di Bali.’bilitas pada Industri Perhotelan di Bali.’)
  • Willem Gerard Hofker  + (Willem Gerard Hofker lahir di Den Haag, BeWillem Gerard Hofker lahir di Den Haag, Belanda, 5 Februari 1902, dan meninggal di Amsterdam pada tanggal 30 April 1981. Ia adalah seniman Belanda yang pernah menetap di Bali. Selain melukis, ia membuat etsa, grafis, dan ahli dekorasi. Ketika menetap di Bali, Hofker banyak melukis tentang pemandangan dan kehidupan sehari-hari orang Bali, termasuk figur-figur penari Bali. Kedatangan Hofker di Bali dimulai pada 1936 ketika ia mengunjungi Hindia Belanda bersama istrinya, Maria Hofker-Rueter. Pada tahun 1946, mereka kembali ke Belanda dan menetap di Amsterdam hingga akhir hayatnya. Hingga kini beberapa karya Hofker bisa dinikmati di Museum Neka, Ubud, Bali.bisa dinikmati di Museum Neka, Ubud, Bali.)
  • Winar Ramelan  + (Winar Ramelan lahir di Malang, 5 Juni. BukWinar Ramelan lahir di Malang, 5 Juni. Buku puisi tunggalnya berjudul "Narasi Sepasang Kaos Kaki" (2016). Puisi-puisinya dimuat di Denpost, Bali Post, Tribun Bali, Pos Bali, dll. Juga terangkum dalam buku, seperti Palagan, Untuk Jantung Perempuan, Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta, Tifa Nusantara 3, Madah Merdu Kamadhatu, Perempuan Pemburu Cahaya, Mengunyah Geram, Ketika Kata Berlipat Makna, dll. Selain menulis puisi, dia juga melukis dan membatik. Kini dia bergiat di Jatijagat Kampung Puisi.ni dia bergiat di Jatijagat Kampung Puisi.)
  • Penertiban WNA  + (Yang saya hormati, Calon - calon pemimpin Yang saya hormati, Calon - calon pemimpin Bali, Bapak / Ibu dewan juri serta para Audiens yang saya banggakan.</br></br>Om Swastiastu,</br></br> Sebelum saya memulai orasi , mari kita panjatkan puja dan puji syukur kita ke hadapan Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat menjalankan kegiatan ini dengan baik.</br> </br> Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu masalah di pulau Bali adalah banyaknya WNA yang bekerja illegal dan tidak terdata di pulau Bali. menurut situs BBC Indonesia, sejumlah unggahan menyebutkan turis asing di Bali bekerja secara ilegal dengan menawarkan jasa fotografi, latihan bersepeda motor, berselancar, cukur rambut, sampai jualan sayur. Hal ini membuat sejumlah warga Bali khawatir ruang pendapatan mereka semakin sempit. Lalu bagaimana para calon pemimpin bisa mengatasi hal tersebut? Pihak pemimpin dapat melakukan pendataan rutin tiap usaha dan UMKM di daerah kekuasaannya, bila perlu dilakukan pendataan penduduk secara menyeluruh dan rutin agar oknum - oknum illegal segera terciduk dan ditindak lanjuti. Dari sumber yang saya baca, pemerintah pusat berencana menerapkan aturan yang mewajibkan WNA yang masuk di pulau pariwisata seperti Bali untuk membayar tarif non - pajak sebesar 10$. Dengan begitu, para WNA yang masuk ke Bali dapat terdata tanpa terkecuali. Saya harap para calon pemimpin yang terpilih dapat menjalankan dan menjaga program tersebut agar mengurangi para pekerja WNA illegal di Bali. </br> </br> Sekian kritik dan saran yang dapat saya sampaikan kepada calon pemilu Bali dalam orasi kali ini, untuk salah kata yang saya sampaikan saya ucapkan banyak - banyak maaf, akhir kata saya ucapkan Parama Shanti, Om Shanti Shanti Shanti Om.Parama Shanti, Om Shanti Shanti Shanti Om.)
  • merayakan hari Saraswati  + (Yang terhormat kepada Bapak Kepala SekolahYang terhormat kepada Bapak Kepala Sekolah serta Bapak & Ibu guru</br></br>Serta semua siswa-siswi yang saya sayangi</br></br>Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Sang Hyang Widhi,</br></br>Pertama-tama, mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah dicurahkan kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul untuk membicarakan tentang Hari Saraswati.</br></br>Semua yang saya berikan kepadamu adalah milikmu,</br></br>Menurut ahli agama, umat Hindu merayakan hari Saraswati sebulan sekali untuk bertemu dengan Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Hal ini dianggap sebagai Hari Pemilihan Pengetahuan atau Hari Lahir Ilmu Pengetahuan.</br></br>Umat Hindu harus menyembah Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai penghormatan atau pencipta ilmu pengetahuan. Bagi guru, murid, dan yang lainnya harus menghadiri hari Saraswati karena semua yang diberikan oleh Sang Hyang Aji Saraswati.</br></br>Semua yang saya miliki adalah miliknya,</br></br>Tujuan dari perayaan ini adalah untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya kepada umat Hindu dan memberikan nikmat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Secara khusus, kegunaan pengetahuan bagi kehidupan dilambangkan oleh Dewi Saraswati.</br></br>Demikian pidato yang saya sampaikan tentang Hari Saraswati. Kurang lebihnya mohon maaf jika ada salah kata yang terucap, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.</br></br>Semoga dalam keadaan baik atas karunia Sang Hyang Widhi.am keadaan baik atas karunia Sang Hyang Widhi.)
  • Yong Sagita  + (Yong Sagita, lahir di Buleleng, 30 NovembeYong Sagita, lahir di Buleleng, 30 November 1961. Dia adalah penyanyi pop Bali yang berjaya di era 1980 – 1990-an. Dia mengawali karirnya sebagai penyanyi pada 1985 melalui Aneka Record. Saat itu, dia melalui grup 2S (Sagita dan Sayup) meluncurkan album perdana bertajuk “Madu teken Tuba”. Kemudian tahun 1986 meluncurkan album “Ngipi Lucut”. Tahun 1987, Yong Sagita pindah ke Maharani Record dan meluncurkan album “Karmina”. Popularitasnya menanjak ketika dia meluncurkan album “Ngiler-ngiler” pada tahun 1988 dengan lagu hitsnya bertajuk “Jaje Kakne”. Album tersebut laris manis di pasaran. Pada 1989 dia meluncurkan album “Karmina III” dengan lagu hitsnya berjudul “Ciri-ciri”, yang juga laris di pasaran.l “Ciri-ciri”, yang juga laris di pasaran.)
  • Suara Remaja  + (Zaman sekarang para pemuda sering sekali bZaman sekarang para pemuda sering sekali beragument mengenai permasalahan yang dihadapi dimasa sekarang mengenai pemajuan infrastruktur dan fasilitas yang ada dengan bersuara sesuai kemampuan namun tidak didengarkan oleh pemerintah dan kadang di abaikan</br>Maka kita juga harus membenahi keberanian itu dengan bergerak belajar dan bersungguh sungguh didalam membuat karya dan belajar agar kita dapat bergerak maju dan sejahteragar kita dapat bergerak maju dan sejahtera)
  • Suara tan Kapireng  + (Zaman sekarang para pemuda sering sekali bZaman sekarang para pemuda sering sekali beragument mengenai permasalahan yang dihadapi dimasa sekarang mengenai pemajuan infrastruktur dan fasilitas yang ada dengan bersuara sesuai kemampuan namun tidak didengarkan oleh pemerintah dan kadang di abaikan</br>Maka kita juga harus membenahi keberanian itu dengan bergerak belajar dan bersungguh sungguh didalam membuat karya dan belajar agar kita dapat bergerak maju dan sejahteragar kita dapat bergerak maju dan sejahtera)
  • Panampih sane tan katekedang  + (banyak permasalahan sosial yang perlu ditabanyak permasalahan sosial yang perlu ditangani secara serius,contohnya, pada kehidupan nyata kita saat ini mengenai kualitas sdm di Indonesia. Ilmu pengetahuan merupakan modal dasar masyarakat dalam berinteraksi maupun berkompotitif dari segi pekerjaan. namun kenyataanya kualitas sdm di Indonesia masih sangat rendah, hal ini dapat dibuktikan dari data BPS bahwa tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak /belum pernah sekolah/ tamat sd) (febuari 2022).</br></br>Rendahnya sdm di Indonesia mengakibatkan dampak yang serius seperti pengangguran,kemiskinan ,rendahnya produktivitas penduduk,dan kriminalitas. Sdm yang rendah diakibatkan karena kurangnya akses pendidikan,kesenjangan ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan minimnya peluang pekerjaan. Tentunya pemerintah berusaha menangani hal tersebut contoh dari segi akses pendidikan dan kesenjangan sosial, pemerintah memberikan bantuan berupa dana BOS dan bantuan individu seperti kip,pkh,kis dan lainya , tentunya pemerintah memberikan bantuan tersebut kepada masyarakat yang tidak mampu dalam perekonomian. Akan tetapi secara nyata bantuan dari pemerintah belum tepat sasaran .Selain itu penerima yang tepat sasaran tidak bisa memanfaatkan dana tersebut secara umum masyarakat yang miskin lebih mementingkan kebutuhan pokoknya seperti membeli beras.</br></br>Pemerintah harus menangani permasalahan ini , agar usaha peningkatan sdm berlangsung secara intens , pemberian bantuan yang diberikan pemerintah akan sangat mendukung peningkatan sdm apabila dikelola dengan baik ,penanganan yang baik artinya dilakukan dengan cara terdata , pemetaan masyarakat secara keseluruhan dan terbaru, melakukan pengawasan secara keseluruhan dan terjadwal bila perlu pengawasan dan pendataan tersebut dilakukan setiap tahun.pendataan tersebut dilakukan setiap tahun.)
  • Mangkitang Pariwisata Bali  + (di tahun 2022 ini serangan corona nampaknya sudah mulai mereda dan ini adalah tahun kebangkitan dari pari wisata bali dengan ada nya kebijakan kebijakan dari pemerintah yang membuat pariwisata bali bisa bertahan selama ini)
  • Pelaksanaan PTM 100% Siswa di Bali  + (dilaksanakannya ptm 100% oleh pemerintah, dilaksanakannya ptm 100% oleh pemerintah, membuat sebagian siswa sangat senang karena tidak melakukan pembelajaran lewat daring yg dianggap kurang efisien dalam memahami pelajaran. selain itu siswa bisa bertemu langsung dengan teman teman dan juga guru yg mengajar. </br></br>karena hal itu, sebagian siswa penyebaran covid 19 tidak terlalu dihiraukan, banyak dari siswa yg tidak terlalu menaati protokol yg dilaksanakan pemerintah. Banyak dari siswa yg langsung nongkrong sehabis pulang sekolah, atau berkerumun dengan teman teman yg lainnya. sehingga penanganan untuk mengatasi virus covid 19 tidak maksimal. </br></br>untuk itu kami harap, pemerintah untuk menyediakanu kami harap, pemerintah untuk menyediakan)
  • P.L.Dronkers  + (hal. Dronkers, lahir 19 Agustus 1917, menyhal. Dronkers, lahir 19 Agustus 1917, menyelesaikan pendidikannya di Leiden pada bulan September 1941 dan menjadi administrator pemerintahan kolonial Belanda (Indisch bestuursambtenaar) dan pada bulan Juli 1945 ia merupakan salah satu anggota kontingen administrator kolonial Belanda pertama yang diberangkatkan dari Belanda. ke Hindia Belanda yang saat itu masih diduduki [oleh Jepang]. Melalui Australia dan penugasan sementara di Batavia pada Dinas Penerangan Pemerintah Belanda (Regerings Voorlichtingsdienst, RVD), pada bulan-bulan pertama tahun 1946, ia diberikan jabatan di pasukan pendarat, yang akan mengembalikan Bali ke bawah pemerintahan reguler [kolonial Belanda] administrasi. Awalnya, Administrasi Urusan Dalam Negeri dimiliterisasi dengan nama Administrasi Militer Sekutu, Cabang Urusan Sipil (AMACAB), sesuatu yang dibatalkan pada tahun 1946. Pada tahun 1947, administrator sipil ditambahkan ke pemerintahan mandiri lokal sebagai penasihat sipil (bestuursadviseurs) . Pertengahan tahun 1948, para penasehat administrasi ini ditempatkan di kantor 'Dewan Rajadom' (vorstenraad) Bali Dewan Radja-Radja di Den Pasar. Alasannya adalah, juga di tingkat lokal, untuk melebur ke dalam perubahan hubungan politik di Negara Indonesia Timur, yang merupakan wilayah Bali. Penyerahan kedaulatan pada bulan Desember 1949 secara resmi mengakhiri campur tangan Pemerintahan Sipil [kolonial] Belanda terhadap pemerintahan lokal.</br></br>Para peminum menduduki posisi berikut di Bali: pengontrol junior (calon-kontrol) di Boeleleng dan Djembrana, Maret-Mei 1946; pengontrol junior di Djembrana, Mei-Desember 1946; pengawas/penasehat administrasi di Tabanan, Januari 1947 - Juni 1948; kepala Departemen Politik pada Dewan Radja-Radja di Den Pasar, Juni 1948 - Maret 1949; kepala Departemen Perekonomian bersama Dewan Radja-Radja di Den Pasar, Juni 1949 - April 1950. April 1950, Dronkers bersama keluarganya dipulangkan ke Belanda.</br></br>Dalam menjalankan tugas administratifnya ia membuat sekitar 7.000 foto kehidupan budaya Bali. sekitar 7.000 foto kehidupan budaya Bali.)
  • Partisipasi Untuk Meningkatkan Pariwisata Bali.  + (langkah-langkah yang harus dilakukan saat langkah-langkah yang harus dilakukan saat ini dan nanti tentang apa yang perlu dilakukan untuk membangkitkan pariwisata di Bali di kala pandemi. Yaitu dengan wajib vaksin yang merupakan salah satu upaya wujud mendukung pemulihan pariwisata di Bali, membangun spirit dan komitmen bersama seluruh stakeholder pariwisata bali dalam kembangkitkan kembali sektot pariwisata dikala pandemi covid-19 dengan menerapkan secara sungguh sungguh disiplin protokol kesehatan untuk mengembalikan kepercayaan dunia. tidak hanya itu saja, diharapkan bagi pemerintah untuk pemulihan pariwisata di Bali diperlukan beberapa tahapan, seperti yang saya ketahui dan pernah saya baca pertama dengan meningkatkan domestik market. Kedua membuka esensial bussines travel, agar membuka penerbangan internasional karena dirasa Bali sudah siap menerima kedatangan internasional.ah siap menerima kedatangan internasional.)
  • Punapi Bali  + (menjelaskan tentang bagaimana keadaan Bali sebelum dan sesudah Covid-19 dan juga akan menjelaskan tentang bagaimana Bali mengatasi semua musibah yang pernah terjadi dan juga menjelaskan tentang bagaimana agar Bali kembali lestari.)
  • PENDIDIKAN SANE BECIK PUNIKI JAGI NGAWIT RING WARSA 2024 MANGDA PRASIDA NGLIMBAKANG DEMOGRAFI RING MASA DEPAN  + (om swastyastu, Disini saya ingin menjelasom swastyastu,</br></br>Disini saya ingin menjelaskan tentang edukasi sejak dini tentang pemilu 2024 untuk mencapai bonus demografi. Sebelum itu mari kami pahami apa itu pemilu dan demografi. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.</br>Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif. Serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai UUD 1945.</br>Demografi berasal dari kata demos yang berarti penduduk dan grafein yang berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk atau manusia terutama tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang terjadi.</br>Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia harus dapat memanfaatkan dua peluang untuk dapat mencapai Indonesia Emas 2045. Dua peluang besar tersebut adalah bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an dan tingginya kepercayaan internasional terhadap Indonesia.</br>Pembelajaran demokrasi khususnya Pemilihan Umum (Pemilu) haruslah dimulai sejak dini. Untuk itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU)</br>Kehidupan sekolah merupakan jembatan atau transisi bagi anak dalam rangka penanaman nilai-nilai demokrasi dalam diri seorang anak. Sekolah merupakan pengganti orang tua dalam mendidik seorang anak. Penanaman-penanaman nilai demokrasi ini biasanya dilakukan dengan mengajarkan kepada anak tentang nilai-nilai demokrasi, misalnya melalui pembelajaran di kelas. Untuk mengaplikasikan nilai-nilai demokrasi yang telah diajarkan maka sekolah memberikan sarana kepada siswa berupa organisasi-organisasi. Organisasi ini bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih bersifat demokratis, bertanggung jawab, serta menghargai sehingga diharapkan dapat berguna sebagai bekal siswa yang nantinya akan terjun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.</br>Sebagaimana dari bonus demografi yang sudah mulai terbaca, bahwasanya dominasi pemuda di Indonesia sudah cukup banyak yang secara tidak langsung juga akan menandakan jika Pemilu 2024 nanti akan di dominasi oleh usia produktif</br>Maka, untuk meningkatkan partisipasi tersebut, generasi muda harus mendapatkan sebuah kepercayaan kembali dari pemerintah untuk menuntaskan segala tanggung jawab dan amanah dengan sebaik-baiknya dan menyadarkan bahwasanya partisipasi politik dari generasi muda sangat penting untuk arah gerak bangsa kedepan,” ujarnya.</br>Peran dari pesatnya perkembangan teknologi tentu sangat berpengaruh terhadap partisipasi pemilih muda. Salah satu pengaruhnya adalah arus informasi yang datang silih berganti. Pesatnya informasi tersebut, terutama melalui media-media kreatif yang saat ini digemari oleh kawula muda.</br>Kondisi tahun politik saat ini tentunya berbeda dengan 5 atau 10 tahun yang lalu, bahwasanya dinamika partisipasi anak muda kala itu masih sangat terpengaruh oleh ketokohan-tokohan yang dibangun secara kurang maksimal dan masih cenderung ketinggalan zaman jika diukur dengan masa kini. Tapi, kini semuanya sudah berubah dan menjadi sebuah hal yang semakin dinamis pada setiap pergerakannya, dimana salah satu pendorong utamanya saat ini adalah perkembangan teknologi informasi.sekian dari penjelsan saya, terimakasi dan maaf jika ada salah tulis. terimakasi dan maaf jika ada salah tulis.)
  • Edukasi ring para alit-alit sejak dini nenten wenten ring pemilu mangda mewujudkan bonus demografi ring warsa 2045.  + (om swastyastu, membahas sebuah aspek pentiom swastyastu, membahas sebuah aspek penting dalam membangun masa depan bangsa, yaitu edukasi sejak dini tentang pemilu. Edukasi ini memiliki peran besar dalam menciptakan bonus demografi yang bermakna pada tahun 2045. Dengan memberikan pemahaman sejak usia dini, kita membuka pintu menuju generasi yang paham akan hak dan kewajiban demokrasi.</br>Dalam memberikan edukasi sejak dini tentang pemilu, kita tidak hanya menyediakan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran partisipatif. Anak-anak kita, sebagai penerus bangsa, perlu diberdayakan dengan pemahaman bahwa setiap suara mereka memiliki dampak besar dalam membentuk masa depan Indonesia. Edukasi ini adalah investasi jangka panjang untuk menghasilkan bonus demografi yang berkontribusi positif pada pembangunan negara kita.</br>Melalui pendekatan edukatif yang holistik, kita bisa menciptakan generasi yang paham akan nilai-nilai demokrasi, memiliki kritis berpikir, dan siap berpartisipasi dalam setiap proses pemilu. Dengan demikian, kita membentuk bonus demografi bukan hanya dari segi jumlah, tetapi lebih penting lagi, dari segi kualitas warga negara yang paham dan menghargai demokrasi. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menyebarkan edukasi pemilu sejak dini, agar bonus demografi pada tahun 2045 menjadi sumber kekuatan bagi kemajuan bangsa Indonesia. Terima kasih.i kemajuan bangsa Indonesia. Terima kasih.)
  • pengaruh demografi sane meagama hindu ring bali  + (om swastyastu, terimakasih atas waktunya, om swastyastu, terimakasih atas waktunya, waktu yang sangat baik ini saya akan berorasi tentang "PENGARUH DEMOGRAFI KEPADA YANG BERAGAMA HINDU DI BALI"</br>Menurut yang saya baca demografi terdiri dari 2 kata yaitu demos yang memiliki arti rakyat dan penduduk, dan graphein memiliki arti tulisan dan catatan, demografi adalah ilmu yang memplajari tentang jumlah penduduk, ukuran, kematian, penuaan, kelahiran dan lainnya. </br>di demografi itu terdapat kalimat jumlah penduduk. menurut arti yang sudah saya baca (NUSABALI.com) di bali itu terdapat 4,3 juta jiwa penduduk di tahun 2023 dan di perkirakan di tahun 2035 penduduk di bali itu sampai 4,6 juta jiwa, itu akan yang bukan kecil karena bali merupakan pulau yg kecil tidak luas. tapi di sekian jumlah penduduk itu pasti terdapat perbedaan. ada perbedaan umur, jenis kelamin, agama, asal, dan yang lainya. banyak sekali perbedaan perbedaan yang berada pada penduduk yang tinggal di bali. pasti ada yang namanya perbedaan pendapat itu. yang paling sering saya dengar beritanya itu perbedaan pendapat dari agama satu dengan yang lainnya</br>yang paling banyak punya masalah yang berhubungan dengan perbedaan agama, di bali itu agmaa yang terbanyak adalah agama hindu dan sebagian kecil penduduk di bali beragama islam budha dan yang lainnya. perbedaan tersebut yangenjadi alasan terdapat perbedaan pendapat, menurut dari ajaran agama hindu dengan ajaran agama islam mempunyai ilmu yang berbeda. masalah perbedaan pendapat itu harus ditangani dengan pihak yang terkait, yaitu pemerintah dan penduduknya. pemerintah di bali itu sudah melaksanakan usaha usaha yang mencegah terjadinya konflik atas agama di bali. saya minta untuk pemimpin bali yang baru yang terpilih pada pemilihinan tahun 2024 ini bisa melaksanakan usaha yang sudah berjalan supaya tidak ada kejadian konflik karena perbedaan agama ini, saya sebagai umat hindu di bali ini berharap supaya pemimpin bali yang terpilih di pemilihan 2024 memiliki usaha usaha yang baru supaya perbedaan di bali tidake jadi alasan konflik atau perpecahan. segktu saja orasi saya, saya tutup dengan paramasantih OM SANTIH SANTIH SANTIH OMan paramasantih OM SANTIH SANTIH SANTIH OM)
  • Bali Berani Berhenti  + (pariwisata bali sudah lama berhenti, dan mpariwisata bali sudah lama berhenti, dan menyepi. Padahal pendapat terbesar provinsi bali terdapat pada sektor pariwisatanya dan harus dipaksa berhenti oleh pandemi ini.</br></br>Masyarakat Bali memang terkenal dengan semangat puputan, tak kenal menyerah dan selalu tampil habis habisan, namun berbeda halnya dengan masalah yang dihadapi oleh Bali kali ini, pandemi Covid 19, memaksa menjaga jarak, selalu membatasi mobilitas, yang mana hal tersebut adalah syarat utama berjalannya suatu interaksi pariwisata.</br></br>Oleh karena itu, demi pariwisata yang kembali bangkit, harus ada solusi nyata yang segera direalisasikan, salah satunya yakni, Konsep Berani untuk memahami, kendala terbesar Bali dalam mengatasi pandemi sebenarnya ada pada pemahaman, kurangnya edukasi mengenai protokol kesehatan membuat masyarakat masih lalai dalam hal penerapan, sehingga membuat Bali belum 100% diberikan kepercayaan oleh pemerintahan pusat atau nasional.</br></br>Langkah awal yang dapat diambil adalah dengan memantapkan presepsi masyarakat bali mengenai protokol kesehatan, yang kemudian barulah kita sedikit demi sedikit melangkah untuk memberanikan diri memulai lembaran baru,k memberanikan diri memulai lembaran baru,)
  • Pariwisata Bali Mangkin  + (pariwisata di bali dari 2019 menurun karena disebabkan oleh satu virus yaitu Covid-19 sehingga menyebabkan turis2 atau warga lokal tidak bisa berpergian kemana mana karena virus ini bisa menyebabkan sakit parah hingga kematian dan ekonomi menurun)
  • Macet dijalan sempit  + (permasalahan di jalan sempit banyak mobil permasalahan di jalan sempit banyak mobil besar seperti mobil SPBU - Truk - Boso melewati jalan sempit, sampai rusak jalan tersebut saran saya mobil yang besar atau mobil SPBU- Truk - Boso melewati jalan yang dipake mobil- mobil besar bisa disebut jalan utamaobil- mobil besar bisa disebut jalan utama)
  • Gumi Jani  + (politik dinasti merupakan sebuah kekuasaanpolitik dinasti merupakan sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga ( MK 10 Juli 2015 ). Ini juga merupakan ancaman kita sebagai bangsa yang berdemokrasi untuk menjaga cita cita reformasi tahun 1998, dengan adanya isu politik dinasti yang dilakukan oleh presiden ke -7 Republik Indonesia, yakni Bapak Ir. Joko Widodo, yang menjadikan anaknya sebagai calon wakil presdien dan juga ketua umum salah satu partai politik di Indonesia, ini yang melandasi isu yang muncul berupa dinasti politik yang dibangunnya. belum lagi pernikahan antara adik jokowi dan ketus MK membuat presepsi masyarakat mengenai politik dinasti yang dilakukan Jokowi.</br>Kebijakan yang dibuat MK mengenai batas umur Capres, dan Cawapres menjadi sebuah isu yang memperkuat isu politik dinasti ini. Pengangkatan Prabowo sebagai mentri pertahanan yang dilakukan oleh Jokowi, juga merupakan suatu hal yang menguntungkan bagi dirinya ( majalah trempo ). Isu ini terus menjadi topik hangat dimasa tahun politik ini. Pertahanan konstitusi untuk mengatasi ancaman politik dinasti sangat penting, terutama didalam pengawasan KPU, maka demi keberlangsungan demokrasi sangat penting kita melaksanakan demokrasi dengan demokrasi yang sesungguhnyaokrasi dengan demokrasi yang sesungguhnya)
  • Dampak Pandemi di Bali  + (sekarang ini, telah muncul virus covid varian baru yaitu omicron)
  • Kapiambeng ring sejeroning pariwisata  + (seperti yg terjadi di Pantai Kuta ada bebeseperti yg terjadi di Pantai Kuta ada beberapa penjual yg memaksa beberapa wisatawan untuk duduk ataupun membeli makanan atau barang dari mereka.</br>yang membuat beberapa wisatawan resah itu adalah cara mereka menawarkan nya terkesan memaksa dan mengejar agar beberapa wisatawan mau menggunakan jasa mereka atau membeli makanan/minuman atau barang dari mereka.</br>dan beberapa wisatawan ada yg speak up di twitter/instagram dan beberapa sosmed lainnya tentang hal ini. tolong diperbaiki soal ini karena membuat beberapa wisatawan takut untuk berwisata disini dan mengganggap di semua tempat wisata akan ada penjual seperti mereka </br>dan perlu mempromosikan pariwisata pariwisata baru yang berpeluang menghasilkan untung yg banyak, di setiap tempat wisata harus bersih dan higenis seperti kamar mandi yg bersih.dan higenis seperti kamar mandi yg bersih.)
  • terjadi banjir  + (sering terjadi banjir saat hujan ,selokan sering tersumbat sampah plastik maupun de daunan dan ga ada respon dari warga sekitar untuk membersihkan)
  • NUSA PENIDA SANE MACET  + (‘’OM SWASTYASTU’’. Terima kasih saya ucapk‘’OM SWASTYASTU’’. Terima kasih saya ucapkan atas hari yang baik ini. Yang saya Hormati para Tim juri, dan masyarakat yang saya Cintai. Sebelumnya mari kita panjatkan puji syukur kehadapan ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat Rahmat-Nyalah kita dapat berkumpul pada acara Wikithon partisipasi publik Bali berorasi. Di waktu yang baik ini saya akan menyampaikan Pidarta atau Orasi yang berjudul ‘’ATASI KEMACETAN DI NUSA PENIDA’’.</br> Para masyarakat, Nusa Penida merupakan pulau yang terkenal sampai ke manca Negara akan keindahan dan keasrian obyek wisatanya. Namun seringkali terjadi kemacetan, hal itu dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya jalan yang begitu sempit, tempat parkir yang kurang luas, banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke Nusa Penida, banyaknya masyarakat Nusa Penida bekerja sebagai Sopir atau Driver, dan masih banyak lagi hal yang membuat terjadinya kemacetan di Nusa penida. Hal tersebut akan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Kita tidak akan sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu, terkecuali kita berangkat lebih awal. Maka dari itu sangat diperlukan pelebaran jalan di Nusa Penida dengan tujuan mengurangi dari dampak kemacetan serta meningkatkan Efektivitas waktu tempuh perjalanan.</br> Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat berguna untuk masyarakat, jika ada kesalahan saya minta maaf saya akhiri dengan Parama santi ‘’OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM’’. santi ‘’OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM’’.)
  • BALI DAKI NAPI BALI MEWALI?  + (“OM SWASTYASTU” “OM AWIGHNAM ASTU NAMO SID“OM SWASTYASTU”</br>“OM AWIGHNAM ASTU NAMO SIDHAM”</br>“OM ANO BADRAH KRATAWO YANTU WISWATAH”</br>Terimakasih saya sampaikan kepada pembawa acara, atas waktu yang telah diberikan kepada saya, yang terhormat bapak/ibu dewan juri dan calon anggota DPD Provinsi Bali, demikian juga teman-teman peserta yang saya banggakan. Sebelum itu, marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat beliaulah, kami dapat berkumpul disini dengan rasa bahagia dalam acara Wikithon Partisipasi Publik Bali berorasi, yang mengusung tema, Pemilu 2024: apa masalah yang paling mendesak untuk ditangani oleh para calon pemimpin Bali? Semoga acara seperti ini bisa sering dilaksankan untuk membangun Bali yang bermartabat. </br></br>Hadirin yang berbahagia, seperti yang kita ketahui bahwasanya Bali terkenal dengan sebutan pulau seribu pura dengan lingkungannya yang sangat indah, yang sering dituju oleh wisatawan mancanegara, karena Bali merupakan salah satu fokus pariwisata yang ada di Indonesia. Hal inilah yang mendasari banyak wisatawan asing datang ke Bali. Walaupun Bali sebagai tujuan destinasi wisata hal ini bukan menjadi topik pembicaraan utama, tetapi bagaimana masalah-masalah yang berdampak signifikan di Bali. Seperti yang kita ketahui bahwasanya yang dibilang zaman kehancuran ini, jika berbicara terkait dengan masalah-masalah yang ada di Bali yang akan membuat Bali menjadi runtuh. Sayangnya masalah yang ada di Bali belum mendapat penanganan yang memang berguna bagi pulau Bali.</br></br>Hadirin yang berbahagia, jika dilihat kehidupan sekarang tentu sudah berbeda dengan kehidupan terdahulu, terlebih lagi dengan masalah-masalahnya, permasalahan yang paling utama adalah berkaitan dengan lingkungan dan lahan pulau Bali yang habis dibangun dan dijadikan tempat obyek wisata, hal ini yang akan membuat pulau bali dari segi lahan dan lingkungannya akan semakin menyempit, jika semua lahan dan lingkungan yang ada di Bali dijadikan obyek wisata, dimana kita (manusia), hewan dan yang lainnya akan tinggal dan menjalankan kehidupan sehari-hari? Selanjutnya berbicara tentang lingkungan lahan yang di ubah menjadi tempat wisata pastinya banyak kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat menghasilkan sampah plastik, hal inilah yang akan menjadi permasalahan Bali selanjutnya. Keberadaan sampah di Bali sangat miris dan mendapat perhatian yang sangat sedikit, hal ini yang membuat bahaya besar, contohnya: banjir, sakit DBD dan yang lainnya. Terlebih lagi seperti yang baru-baru ini hangat terkait dengan tempat sampah atau tempat pembuangan akhir suwung ang ada di Bali sudah sangat penuh dan menyebabkan kebakaran sehingga menimbulkan asap polusi yang menyebabkan penyakit. Apakah kita semua rela hidup dan berkegiatan di tempat yang kotor? Sudah tentu banyak dari saudara sekalian yang enggan tinggal di tempat yang kotor.</br></br>Hadirin yang berbahagia, jika saya simpulkan terkat dengan permasalahan yang ada di Bali, agar pemimpin Bali bisa memberikan solusi-solusi yang solutif terkait dengan permasalahan: pengalihan lahan atau lingkungan menjadi obyek wisata dan maraknya sampah yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut jika tidak dari sekarang kita Bersama-sama menjadi garda terdepan, sudah tentu lambat laun pulau Bali akan runtuh. Pulau Bali yang mendapat julukan seribu pura akan kehilangan kesuciannya, berdasarkan permasalahan tersebut, harapan saya kepada pemimpin Bali 2024 yang terpilih agar bisa mencarikan jalan keluar yang solutif sehingga masyarakat Bali bisa menjalankan nilai luhur yang ada di Bali yakni TRI HITA KARANA, karena permasalahan tersebut berkaitan dengan nilai TRI HITA KARANA, sehingga Bali bisa kembali seperti sedia kala.</br></br>Hadirin yang berbahagia demikianlah orasi yang dapat saya sampaikan, semoga saudara-saudara sekalian sadar akan kondisi Bali yang sekarang. </br>“OM SANTHI, SANTHI, SANTHI OM” sekarang. “OM SANTHI, SANTHI, SANTHI OM”)
  • Pendekatan Untuk Pariwisata  + (“PENDEKATAN UNTUK PARIWISATA” Oleh: Maria“PENDEKATAN UNTUK PARIWISATA”</br></br>Oleh: Maria Pricilia Julia Mulyani</br></br>Saya seorang mahasiswi dari kampus IPB International, yang kebetulan mengambil jurusan perkuliahan “DIV Manajemen Pariwisata”. Saya bukanlah seorang yang berasal dari Bali,saya berasal dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Saya sudah berada di Bali selama 3 bulan, dan sudah bepergian ke beberapa tempat wisata di Bali dan saya akui semuanya sangat indah. Sangat memberikan kesan dan pengalaman serta kenangan yang indah ketika saya “melali” ke tempat wisata di Bali.</br>Pulau kecil yang Tuhan ciptakan saat sedang tersenyum adalah Bali. Bukan tanpa alasan saya menulis ini, tentu saja berdasarkan apa yang saya dan saya alami. Mulai dari masyarakat nya yang sangat penyayang, budaya yang sangat kental, pusat babi guling dan tentu saja pariwisatanya. Sebagai pusat destinasi wisata berkelas internasional, tentu saja Bali menjadi pulau yang ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan industri pariwisata adalah sumber penghasilan utama sebagian besar masyarakat Bali. Namun, semenjak pandemi covid-19, pariwisata seakan mati di sini. Wisatawan lokal maupun wisatawan internasional mulai berkurang dan lama kelamaan semakin sepi. Tentu saja, ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata di Bali. Para pelaku usaha pariwisata mulai bangkrut, karena tidak ada wisatawan yang berkunjung.</br>Pada akhirnya, ada ajakan untuk berwisata kembali di masa pandemi. Pemerintah Bali,telah mengupayakan berbagai cara untuk menghidupkan kembali wisata di Bali. Oleh karena itu menurut saya, agar pariwisata dapat bangkit di masa sekarang hingga nanti adalah perlunya pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah kepada semua pelaku usaha pariwisata di Bali. Hal ini dikarenakan, sering terjadi perbedaan pendapat antara pemerintah dan pelaku usaha pariwisata. Sebagai contoh, pemerintah menetapkan PSBB di lingkungan masyarakat, akan tetapi wisatawan merasa tidak puas dan ruang geraknya terbatas, hal ini menyebabkan wisatawan lebih memilih untuk tetap dirumah saja. Menurut saya, pemerintah perlu meningkatkan peraturan untuk menetapkan protokol kesehatan, mulai dari bandara hingga ke tempat wisata. Wisatawan tentu akan dengan senang hati berwisata kembali. Begitu pula dengan pelaku usaha pariwisata, sebaiknya di setiap tempat wisata menerapkan protokol kesehatan dan menyediakan tempat serta fasilitas yang bersih,aman dan nyaman bagi wisatawan. Dengan begitu, wisatawan akan kembali berwisata tanpa perlu merasa tidak bebas dan tidak nyaman. Setiap tempat wisata harus menerapkan “Sapta Pesona” agar wisatawan merasa lebih baik. Diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk bekerja di lingkungan pariwisata. Dengan begitu, secara perlahan pariwisata di Bali akan menjadi lebih baik untuk saat ini hingga pada akhirnya berkembang hingga nanti. Saya yakin, jika ada pendekatan antara pemerintah yang lebih baik antara peemrintah dan pelaku usaha pariwisata, maka pariwisata di Bali akan berkembang dengan sangat baik.i Bali akan berkembang dengan sangat baik.)
  • Caesilia Nina Yanuariani  + (“Reina Caesilia” adalah nama pena pemberia“Reina Caesilia” adalah nama pena pemberian Umbu Landu Paranggi untuk “Caesilia Nina Yanuariani”. Penyair pendiam ini lahir di Surakarta, 29 Januari 1965. Dia dibesarkan di Singaraja dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja, Bali. Dia kemudian kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah menjadi wartawan Bali Post dan Nusa. Dia menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post, selain itu juga terhimpun dalam sejumlah buku bersama, seperti Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Saron (2018). Puisinya yang berjudul “Perempuan yang Menjadi Pelaut” masuk dalam nominasi lomba cipta puisi nasional yang digelar oleh Leon Agusta Institute pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami koma akibat terjatuh dari sepeda motornya, Reina meninggal pada tanggal 2 April 2019 karena pendarahan otak yang parah.il 2019 karena pendarahan otak yang parah.)
  • tradisi sane kagerus globalisasi  + (“Tradisi Sane Kegerus Globalisasi” Murda “Tradisi Sane Kegerus Globalisasi”</br></br>Murda : “tradisi sane kagerus Globalisasi”</br>Panyurat : Cokorda Gede Praditya Surya Putra</br>Soroh : Tradisi</br>Caka : 2023/2024</br>Sekolah : SMA NEGERI 1 UBUD</br>Genah : Ubud Bali</br></br>Di dalam bahasa Indonesia</br>Saudara-saudara yang saya cintai</br>Om swastiastu</br>Pertama - tama mari kita semua berdoa kepada IDA SANG HYANG WIDHI WASA, karena kita semua bisa berkumpul di hari yang baik ini, akan membahas mengenai “tradisi sane kagerus Globalisasi”.</br></br>Yang saya hormati tim pemeriksa dari wikithon</br>Dan teman teman semua yang saya cintai</br></br>Teman Teman semua, seperti yang kita ketahui, tradisi ialah taksu pulau Bali, tradisi ini merupakan fondasi dasar yang menciptakan pulau Bali seperti ini, terkenal di mancanegara, banyak wisatawan yang datang kesini menonton tradisi ini, yang menjadi saya tarik para wisatawan mancanegara</br></br>Namum di era seperti ini, tradisi dimakan era globalisasi, dikit demi sedikit taksu yang ada luntur atau pudar, seperti gambelan yang menggunakan soundsystem, dan yang paling baru ialah, sudah ada Balian (pengobatan Bali online), sangat pesat pengaruh era globalisasi di hari seperti ini, sedih sekali hatiku melihat tradisi yang sedikit demi sedikit dimakan era globalisasi.</br></br>Sudah saatnya kita sebagai pemuda pemudi di Bali, kita menjaga, melestarikan, dan mempelajari tradisi ini, agar tetap lestari dansupaya selalu terjaga kedepannya.</br></br>Baik, teman teman yang saya hormati, hanya itu yang dapat saya sampaikan pada hari ini.</br></br>Hanya segitu saja yang dapat saya sampaikan di hari yang baik ini, saya mengucapkan terimakasih kasih yang sebesar-besarnya untuk perhatian teman teman semuanya, karena tidak ada lagi yang saya sampaikan, izinkan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, sebagai penutup, saya haturkan Parama Santhi</br></br>“Om Shanti Shanti Shanti Om”arama Santhi “Om Shanti Shanti Shanti Om”)
  • A.A. Ngurah Anom Kumbara  + (Lahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyeLahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyelesaikan Sarjana Antropologi pada tahun 1982 di Universitas Udayana, menyelesaikan Magister di Universitas Indonesia pada tahun 1990, dan gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008. Menjadi dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sejak tahun 1983 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai ketua jurusan antropologi tahun 1997-2000, sebagai ketua program studi S3 Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia tahun 2008-2011, sebagai sekretaris bidang pengabdian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Universitas Udayana tahun 2011-2015, sebagai Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dari tahun 2018 hingga 2022. Aktif mengikuti seminar dan menulis jurnal nasional dan internasional terakreditasi, dan telah menulis beberapa buku.reditasi, dan telah menulis beberapa buku.)
  • " KEMACETAN YANG TERJADI DI BALI "  + (" KEMACETAN YANG TERJADI DI BALI " OM SWA" KEMACETAN YANG TERJADI DI BALI "</br></br>OM SWASTIASTU</br> </br> Yang saya Hormati Pemerintah Bali dan yang saya cintai teman-teman yang berbahagia.</br> Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberika Asung Kertawaranya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini.Sebelum saya menyampaikan pidato ini, terlebih dahulu saya ingin mengucapkan terimakasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato harapan saya kepada pemerintah Bali yang berjudul "KEMACETAN YANG TERJADI DI BALI". </br> Kemacetan lalu lintas timbul karena volume kendaraan bermotor tidak sebanding dengan volume jalan. Jumlah kendaraan bermotor dan bermobil bertambah setiap harinya.Akibatnya,mobil-mobil,transportasi umum dan sepeda motor bertumpuk dijalanan,Kemacetan lalu lintas pun terjadi.Kemacetan juga dapat memperlambat kinerja dari masyarakat yang terjebak macet.Para pekerja akan terlambat tiba ditempat kerja dan para pelajar akan terlambat tiba disekolah.Hal ini terutama terjadi kepada masyarakat yang memilih menggunakan transportasi pribadi dari pada transportasi umum.</br> Kemacetan lalu lintas terjadi karena terlalu banyak penduduk yang menggunakan kendaraan bermotor atau bermobil dan juga karena banyaknya pengguna jalan yang belum tertib mematuhi peraturan lalu lintas.</br> Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kalian untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Bali.Kalau kita tidak dapat mengatasinya,paling tidak kita bisa mengurangi kemacetan lalu lintas di Bali. Ada 2 hal utama yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kemacetan. Pertama,menggunakan transportasi umum jangan menggunakan kendaraan pribadi,penggunaan transportasi umum dapat mengurangi volume kendaraan dijalan raya. Pada akhirnya,kemacetan lalu lintas pun akan berkurang. Kedua,membiasakan untuk berjalan kaki jika jarak tempuh tidak terlalu jauh. Cara ini sederhana tetapi memang sulit untuk dilakukan. Padahal berjalan kaki itu menyehatkan,dan dengan berjalan kaki kita sudah ikut serta mengurangi kemacetan di Bali. Saya yakin dengan melakukan 2 tindakan tersebut kemacetan lalu lintas di Bali dapat berkurang.</br> Akan tetapi, Pemerintah Bali diharapkan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan terhadap transportasi umum. Saya yakin,jika transportasi umum aman dan nyaman,penumpangnya pun akan lebih banyak. Akhirnya,jumlah penguna transportasi pribadi akan berkurang dengan sendirinya.</br> Hanya ini yang bisa saya sampaikan,semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Mohon maaf jika ada salah kata dan tindakan. Atas perhatiannya saya mengucapkan Terima kasih.</br> </br> OM,SHANTIH,SHANTIH,SHANTIH,OMkasih. OM,SHANTIH,SHANTIH,SHANTIH,OM)
  • Ajak Wisatawan Domestik, Bali Kembali Bangkit dari Pandemi Covid-19  + ("Ajak Wisatawan Lokal dan Nusantara, Bali "Ajak Wisatawan Lokal dan Nusantara, Bali Kembali Bangkit dari Pandemi Covid-19"</br></br>Tak satupun masyarakat Bali (termasuk pebisnis, investor, dan pemerintah) yang menyangka akan berada pada situasi sulit pandemi covid-19. Bali yang biasanya tak henti mendatangkan pundi-pundi rupiah untuk menopang perekonomian masyarakatnya, kini sepi.</br></br>Beberapa bulan setelah pandemi covid-19 mulai mereda, ramai di jagad sosial media tentang tagar #WorkFromBali. Bali, sebagai objek wisata paling populer di Indonesia, perlahan mulai bangkit dari keterpurukan pandemi covid-19.</br></br>Kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap Bali sebagai destinasi wisata elite, karena mayoritas pengunjung adalah turis mancanegara. Tidak jarang masyarakat Indonesia juga berpikir bahwa harga tiket masuk wisata dan harga makanan di tempat makannya pun tinggi (dengan standar turis mancanegara).</br></br>Melihat situasi pandemi covid-19 yang masih tidak menentu, ada baiknya pemerintah Bali mulai bergerak untuk melakukan "Rebranding Bali" untuk wisatawan lokal dan nusantara. Karena wisatawan lokal dan nusantara, dirasa paling aman dan sustainable, untuk menjaga perekonomian di Bali tetap hidup dan berputar.</br></br>Beberapa cara dapat pemerintah Bali lakukan untuk mengajak wisatawan lokal dan nusantara berkunjung ke Bali:</br>1. Memastikan bahwa Bali adalah tempat yang aman selama pandemi Covid-19, dengan memperlihatkan bahwa seluruh garda terdepan wisata Bali telah divaksin dan menjaga protokol kesehatan dengan baik;</br>2. Mengajak influencer untuk mengiklankan Bali. Tagar #WorkFromBali sepertinya sudah sangat baik dan powerfull untuk digaungkan kembali;</br>3. Melakukan penghitungan ulang harga tertinggi khusus untuk wisatawan lokal dan nusantara, seperti harga tiket masuk wisata, harga penginapan, harga makanan, dan sebagainya, dengan menyesuaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia.</br>4. Memberikan pengertian dan pelatihan bagi garda terdepan wisata Bali, untuk memperlakukan wisatawan lokal dan nusantara dengan cara yang sama dengan memperlakukan wisatawan asing.</br></br>Semoga perekonomian Bali semakin membaik. Semoga perekonomian Bali semakin membaik.)
  • Aturan Lalu Lintas wantah Angin Lalu  + ("Aturan Lalu Lintas wantah Angin Lalu" A"Aturan Lalu Lintas wantah Angin Lalu" </br></br>Anak muda kini juga suka berkendara sembarangan, padahal belum memiliki SIM. Hal tersebut tentu saja berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain.</br></br>Sebagai anak muda, Saya yakin Kalian semua pasti ingin tahu rasanya mengendarai motor. Memang berkendara pasti terasa menyenangkan, namun ada peraturan utama yang perlu ditaati jika ingin berkendara, yaitu memiliki SIM.</br></br>Jika kalian tidak memiliki SIM, maka sebaiknya tahan diri dan jangan berkendara dulu, karena berkendara tanpa SIM dapat disebut dengan berkendara sembarangan yang hanya menyebabkan kecelakaan.</br></br>Tentu saja kalian tidak ingin mengalami kecelakaan di usia muda, apalagi adanya berita seperti sekarang yaitu melakukan speeding dijalan raya yang dimana itu sangat" merugikan orang lain</br></br>Dan untuk pemimpin kedepannya untuk lebih memperketat peraturan yang ada agar tidak memakan korban yang dimana korbannya masi dibilang remaja dan merugikan pengendara lainnya yang sudah mematuhi peraturan.</br></br>Jadi, ayooo kita patuhi peraturan lalu lintas dan jangan melakukan perbuatan nakal dengan cara berkendara sembarangan tanpa SIM atau speeding sembarangan dijalan raya dan sangat merugikan orang lain, sayangi lah nyawa kaliannikan orang lain, sayangi lah nyawa kaliann)
  • "Infrastruktur jalan miwah penerangan sane rusak ring Bali"  + ("Infrastruktur Jalan Dan Penerangan Yang R"Infrastruktur Jalan Dan Penerangan Yang Rusak Di Bali"</br></br></br> Pada kesempatan kali ini saya akan membahas pentingnya pengembangan infrastruktur jalan dan lampu di pulau indah ini Bali. Infrastruktur jalan yang baik adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pariwisata di Bali pengembangan umum jalan yang efisien dan aman menjadi suatu keharusan. Kami berkomitmen untuk merencanakan dan melaksanakan proyek jalan yang tidak hanya memperlancar arus transportasi tetapi juga memperhatikan kesejahteraan lingkungan. </br> Selain itu,pencahayaan jalan yang memadai merupakan langkah penting untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan warga serta wisatawan. Dengan penerangan yang baik kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung. </br> Kita berbicara bukan hanya tentang jalan dan lampu, tetapi tentang pondasi kehidupan yang lebih baik. Infrastruktur yang kokoh mencerminkan komitmen kita terhadap kesejahteraan bersama. Pemerintah hendaknya memberikan perhatian serius terhadap masalah ini, agar setiap langkah kita dijalani dengan aman, nyaman dan penuh harapan. </br>Sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada salah kata. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih.kata. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih.)
  • I Made Nanda Adi Saputera  + ("Kecil namun berisi", demikian ungkapan ya"Kecil namun berisi", demikian ungkapan yang pantas untuk mengenalkan seorang siswa SMP Negeri 1 Selemadeg yang berasal dari kaki gunung. I Made Adi Saputera yang akrab disapa Nanda, lahir di Mendek, 8 Oktober 2004. Sesungguhnya dia berasal dari SD 3 Wanagiri yang tidak terdapat dalam zonasi SMP Negeri 1 Selemadeg. Namun tidak menyurutkan hatinya memohon kepada Sang Hyang Aji Saraswati berdasarkan jalur prestasi. </br>Siswa kelas VIII B ini senang berorganisasi. Dia termasuk dalam jajaran pengurus OSIS masa bakti 2017-2018 dan baru saja dikukuhkan sebagai pengurus OSIS masabakti 2018-2019. Sebagai pengurus OSIS, dia tidak pernah ingkar dalam melaksanakan kewajiban. Lain daripada itu, Nanda juga mengikuti ekstrakurikuler Nyastra Bali. Dia juga memiliki hobi sepak bola dan menggambar.</br>Anak kedua dari Ida Ayu Komang Yunika dengan I Wayan Merdana dari banjar Mendek, Desa Wanagiri Kauh, Kecamatan Selemadeg Tabanan ini sangat menggemari mempelajari sastra khususnya menulis aksara Bali. Menurutnya, menulis aksara Bali sebagai seni yang didasarkan pada perasaan. Hobinya itu otodidak dan didapatkan sejak masih bersekolah di Sekolah Dasar. Saat itu gurunya melihat tulisannya sudah bak tulisan orang mahir menulis. Didasari atas hal tersebut, gurunya memberikan pembinaan untuk mengikuti lomba.</br>Tentang prestasi yang didapatkan, tidak usah diragukan lagi. Sejak SD sudah mendapatkan juara pada berbagai perlombaan. Ketika berada di Sekolah Dasar pernah mendapat juara I lomba Nyurat Aksara Bali tingkat Kecamatan Selemadeg tahun 2017 serta juara I pada perlombaan Nyurat Aksara Bali tingkat Tabanan dalam rangka Porsenijar tahun 2017. Berkat prestasi-prestasinya itulah dimanfaatkan untuk mendapatkan sekolah di SMP Negeri 1 Selemadeg. Ketika di SMP, dia memulai dengan belajar menulis Aksara Bali di lontar. Berkat ketekunannya belajar, diraihlah beberapa juara seperti Juara I menulis Aksara bali di lontar tingkat kabupaten Tabanan pada Porsenijar tahun 2018, juara I menulis lontar undangan kabupaten Tabanan pada acara Balipost Goes to School tahun 2018serta sebagai duta kabupaten Tabanan pada acara lomba menulis Aksara Bali pada acara Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2018. Prestasi-prestasi itu didapatkan karena keuletannya belajar serta menuruti perintah guru.</br>Seperti siswa pandai lainnya, setelah tamat belajar di SMP Nanda berniat melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Tabanan. Dia juga berkeinginan melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi unggulan seperti Universitas Indonesia (UI) atau Institut Teknologi Bandung (ITB). Siswa 14 tahun yang memiliki cita-cita sebagai pelukis ini mengatakan, prestasi yang didapatkan tidak terlepas dari motivasi kedua orang tuanya dan juga gurunya. Dia menekankan, tiap-tiap anak memiliki hak untuk belajar, tidak memandang siapapun, dari mana, serta di manapun bersekolah. Intinya, PENDIDIKAN ADALAH HAK, BERUSAHA ADALAH KEWAJIBAN.KAN ADALAH HAK, BERUSAHA ADALAH KEWAJIBAN.)
  • Duo Saraswati  + ("Musik membikin koneksi" Duo Saraswati ada"Musik membikin koneksi"</br>Duo Saraswati adalah duo cello-piano yang terdiri dari kakak beradik Jan dan Kris van der Plas. Keduanya sama-sama besar dan studi musik di Belanda, mereka menghubungkan antara musik tradisional Indonesia dan musik klasik Eropa melalui latar belakang mereka Bali. Baru-baru ini kami tampil di Concertgebouw di Amsterdam. Selama pertunjukan, kami di liput dan di</br>wawancarai langsung oleh NPO Radio 4 Amsterdam.</br>Kebersamaan melalui perbedaan</br>Di dunia yang cenderung berpikir lebih kontras, keduanya merangkul perbedaan mereka karena itulah yang mendefinisikan mereka. Perpaduan dua budaya merupakan cara bagi mereka untuk menyatukan orang-orang dari berbagai budaya.</br>Indonesia dan Belanda jadi satu</br>Programa Duo Saraswati beragam dan selalu berusaha menemukan keterkaitan antara musik Eropa dan Indonesia. Contohnya adalah musik gamelan yang digubah oleh Colin McPhee dimainkan dengan cello dan piano, dan menyatukan lagu-lagu Mochtar Embut dan sonata Francis Poulenc. Duo Saraswati juga punya hubungan melalui sering bermain di lokasi konser yang berbeda-beda.</br></br>Jan van der Plas (1997) pernah bermain di Amsterdam Sinfonietta dan selama studinya ia menampilkan banyak karya kontemporer. Komposer muda sangat ingin bekerja sama dengan Jan. Dia belajar di Conservatorium van Amsterdam</br>dengan Gideon den Herder dan Jelena Očić, dan dia lulus masternya pada tahun 2021. Jan memainkan cello buatan tahun 1967 yang dibuat oleh Jaap Bolink, disediakan oleh National Instrument Fund.</br></br>Kris van der Plas (2002) adalah seorang pianis muda dengan motivasi kuat untuk membuat dengan grup musisi yang kecil. Pada tahun 2020 dia pemenang pertama dari final regional Princes Christina Concours di mana dia juga menjadi finalis nasional. Kris sering diminta untuk bermain oleh penyanyi dan instrumentalis karena dia fleksibel dan pengetahuan repertoarnya yang luas. Saat ini Kris sedang belajar dengan Frank Peters di Conservatorium van Amsterdam.nk Peters di Conservatorium van Amsterdam.)
  • Ngalimbakang Kualitas Pendidikan Bangsa  + ("Om Swastiastu" Terima kasih untuk kesemp"Om Swastiastu"</br></br>Terima kasih untuk kesempatan yang sudah diberikan kepada saya.</br></br>Yang saya hormati Tim BASAbali Wiki. Yang saya hormati dewan juri Wikithon Patisipasi Publik: Bali Berorasi. Dan juga para pemirsa yang saya cintai.</br></br>Rasa bahagia saya haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) atas anugerah-Nya kita bisa berkumpul disini di acara Wikithon Partisipasi Publik : Bali Berorasi yang diadakan oleh BASAbali Wiki. Saya Devi Rossalinda Natalia akan membawakan orasi menganai “Apa masalah yang paling mendesak untuk ditangani oleh para calon pemimpin Bali?” yang berjudul “Mengembangkan Kualitas Pendidikan Bangsa.” Sebelumnya saya minta maaf jika bahasa bali saya kurang baik.</br></br>Pemilu 2024 sudah dekat. Itu artinya masyarakat Indonesia akan mengadakan acara demokrasi yaitu pemilu serempak yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Sudahkah kalian mempunyai pilihan siapa yang akan dipilih di pemilu 2024? Pastinya kalian semua sudah pada tahu kinerja para calon pemimpin dan program apa saja yang akan dilaksanakan jika sudah menjabat sebagai pemimpin. Kita sebagai masyarakat jangan salah pilih serta kemakan janji-janji manis calon pemimpin khususnya untuk masyarakat Bali. Di Bali bahkan di provinsi lainnya pasti banyak sekali masalah yang merugikan masyarakat. Maka dari itu, harus segera diatasi. Banyak masyarakat mengkritik kegagalan pemerintah untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Saya sebagai masyarakat dan seorang siswa juga merasakan banyak masalah diantaranya di bidang pendidikan. Pendidikan sangat berguna sekali untuk masa depan.</br></br>Yang pertama, masalah fasilitas sekolah yang tidak mendukung. Contohnya sudah membayar uang SPP tapi fasilitas, sarana dan prasarana tidak mendukung seperti tidak ada alat pendingin ruangan seperti kipas angin ataupun AC. Ada juga yang kelasnya terdapat kipas angin ataupun AC tetapi rusak dan tidak ada perbaikan dari pihak sekolah. Hal tersebut membuat para siswa kepanasan dan juga tidak semangat mengikut pembelajaran. Dampaknya bisa membuat banyak siswa yang berpikiran untuk bolos sekolah. Jika hal seperti itu secara terus menerus terjadi. Bisa kah kualitas pendidikan di Bali meningkat? Tentu tidak. Di media sosial juga banyak beredar berita-berita seperti ini. Yang menjadi pertanyaan saya, Apakah pemerintah tidak berusaha turun tangan ke lapangan langsung memberikan bantuan ke sekolah-sekolah? Atau sudah ada bantuan dari pemerintah tapi bantuan tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pihak sekolah? Jika seandainya sudah ada bantuan dari pusat, Kenapa bisa masih sarana dan prasarananya tidak mendukung proses pembelajaran? Selain itu para siswa juga sudah membayar uang SPP setiap bulannya. Mereka layak menerima hak nya. Dimanakah bantuan itu, apakah ada dugaan tentang perilaku yang tidak pantas atau korupsi? Masalah ini harus segera diselesaikan secara menyeluruh oleh para calon pemimpin maupun pemerintah Bali agar pendidikan di Bali dapat maju. Jika memang ada tindakan yang melanggar hukum, saya harap pemerintah atau calon pemimpin Bali dapat tegas menangani kasus seperti ini.</br></br>Yang kedua, masalah tentang sistem PPDB SMP-SMA/K yang membuat para siswa dan orang tua siswa sedih (kecewa). Masalah ini dapat dikatakan sebagai masalah yang paling mendesak karena menurut saya setiap tahun, setiap penerimaan siswa baru pasti masalah ini menuai pro dan kontra. Contohnya adalah dengan menggunakan sistem zonasi. Sistem zonasi adalah sistem kedekatan jarak rumah ke sekolah tujuan. Ada siswa yang rumahnya satu zona dan dekat dengan sekolah tujuan, tetapi tidak diterima. Nah, ini juga termasuk masalah yang harus diselesaikan oleh calon pemimpin Bali. Di media sosial banyak berita bahwa para siswa tidak dapat diterima di sekolah tujuannya sehingga terjadi aksi demo di Dinas Pendidikan dan Gedung DPRD, namun tidak membuahi hasil. Apa sebenarnya yang menyebabkan sebagian siswa tidak lolos PPDB setiap tahunnya? Apakah ada kecurangan di PPDB? Apakah calon pemimpin akan menindaklanjuti sistem ini? Karena sering terjadi kasus seperti ini, saya berharap agar pemerintah atau calon pemimpin bisa mempertimbangkan dan menyelesaikan serta mencari solusi masalah seperti ini. Sangat disayangkan bagi siswa yang harus merelakan sekolah yang mereka inginkan karena sistem yang tidak adil. Meskipun ada banyak sekolah yang bagus, jika kita bukan menjadi pilihan kita, kita tidak akan senang dan tidak akan memiliki semangat untuk belajar.</br></br>Yang ketiga, menurut saya masalah mendesak yang harus diatasi calon pemimpin Bali adalah tingginya angka putus sekolah. Faktanya masalah ini terus meningkat setiap tahunnya dan tidak bisa dipungkiri bahwa masalah ini sulit diatasi jika tidak ada solusi yang tepat. Masalah ini tentu dipicu oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi, faktor lokasi, kurangnya kasih sayang orang tua, dan lainnya. Di beberapa kabupaten di Bali kasus ini juga meningkat karena dipicu pandemi COVID-19 silam. Kasus putus sekolah mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran karena untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pun harus memiliki pendidikan minimal SMA. Bahkan menambah kemungkinan tingginya kenakalan remaja dan tindak kejahatan dalam kehidupan sosial masyarakat. Apakah calon pemimpin Bali nantinya bisa memberikan solusi yang tepat agar kasus ini bisa tertuntaskan? Sebelumnya pemerintah sudah memberikan bantuan pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu agar dapat mengeyam pendidikan. Saya berharap agar calon pemimpin Bali nanti nya bisa terbuka dalam menghadapi kasus mendesak seperti ini.</br></br>Para pemirsa, itulah yang bisa saya sampaikan mengenai masalah yang paling mendesak untuk ditangani oleh para calon pemimpin Bali. Lima tahun bukan waktu yang singkat. Siapapun nanti yang akan menjadi pemimpin Bali. Besar harapan saya agar negara Indonesia khususnya Bali bisa lebih berkembang bahkan maju. Pesan saya janganlah sampai salah pilih pemimpin. Pilihlah pemimpin yang benar-benar kerja nyata, berintegritas dan berkualitas serta bisa melanjutkan program pemimpin yang sebelumnya dengan baik. Pilihlah calon pemimpin sesuai dengan pilihan hati kita jangan terpengaruh oleh faktor luar. Sekali lagi jangan sampai kemakan janji-janji manis tanpa ada bukti nyata. Semoga pemilu 2024 ini bisa menjadi awal dari kemajuan bagi Indonesia dan Bali. Baik, jika ada kata-kata atau orasi saya tidak tidak patut, saya tidak lupa saya untuk meminta maaf. Saya tutup dengan Parama Santi.</br></br>“Om Santi Santi Santi Om”n Parama Santi. “Om Santi Santi Santi Om”)
  • Infrastruktur Jalan  + ("Om Swastyastu, Terimakasih atas waktu yan"Om Swastyastu, Terimakasih atas waktu yang diberikan kepada saya. Nama saya Ni Luh Ari Purnama Yanti saking SMA Negeri 1 Tabanan. Kepada, para juri yang sangat saya hormati dan hadirin sekalian yang sangat saya cintai. Bahagia sekali rasanya saya bisa membawakan orasi yang berjudul "Infrastruktur jalan" </br></br>Hadirin sekalian, seperti yang kita ketahui, infrastruktur jalan sangat mempengaruhi perekonomian di zaman sekarang. Kalau tidak ada infrastruktur jalan atau jalannya rusak tidak bagus, apa lagi yang dipakai untuk mencari nafkah di zaman sekarang? bagaimana cara membawa dagangan ke luar negeri? di zaman milenial dan era Globalisasi ini, Infrastruktur jalan sangat diperlukan di kehidupan sekarang. Banyak masyarakat zaman sekarang mencari nafkah di jalanan, ada yang menjadi Ojol, ada juga yang menjadi saudagar dan lainnya.; sudah seharusnya calon pemimpin 2024 bisa melihat keadaan masyarakatnya di Desa dan juga kota, supaya bisa tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Supaya sama jalan di desa dan kota, agar bagus bahannya bisa lama untuk dilalui dan masyarakat bisa mencari nafkah dengan jalan yang lancar. Dan Calon Pemimpin 2024 supaya bisa jujur dengan adanya bantuan jalan dan pembangunan, supaya tidak kejadian dananya cair tapi jalan dan pembangunannya tidak selesai apalagi tidak ada? Apakah Calon Pemimpin tidak merasa iba ketika melihat masyarakatnya nya mencari nafkah melewati jalan yang rusak? Di Jembatan goyang untuk lewat ke timur kebarat melewati sungai dan laut? ada juga yang tidak bisa keluar dari desa karena jalannya rusak tapi dikota jalanannya bagus. Tapi, ada juga jalan yang di kota rusak, yang membuat truk besar susah untuk lewat dan menimbulkan kemacetan. Seharusnya Calon Pemimpin 2024 sekarang bisa adil dan jujur kepada masyarakatnya semua. Calon Pemimpin 2024 supaya bisa lebih perhatian kepada masyarakatnya, supaya tidak waktu kampanye saja berjanji manis kepada masyarkatnya supaya tidak disebut Janji Manis Calon Pemimpin.</br></br>Baik, hanya itu orasi saya, semoga apa yang saya sampaikan bisa didengar oleh Calon Pemimpin 2024. Terimakasih untuk perhatian hadirin semuanya. "Meli bungkung aba ke pura sambilang ngayah, Kirang Langkung nunas ampura titiang sisya wawu melajah". Saya akhiri dengan paramashanti "Om Shanti Shanti Shanti Om".paramashanti "Om Shanti Shanti Shanti Om".)
  • "Urati ring Luu Plastik Mangda Palemahan Asri"  + ("Om swastiastu " Kepada pembawa acara te"Om swastiastu "</br></br>Kepada pembawa acara terimakasih atas waktu yang di berikan kepada saya .Para juri yang saya hormati, para penonton yang saya banggakan dan peserta lomba orasi basa bali yang saya sayangi .Judul karya saya " Peduli dengan Sampah Plastik Supaya Lingkungan Bersih". Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sanghyang Widhi Wasa dapat berkumpul dalam keadaan sehat di hari ini.</br></br>Bumi yang sekarang banyak sekali masalah terhadap sampah plastik yang bisa mengakibatkan bahaya besar di bumi. Pada hadirin sekalian sampah plastik merupakan bahaya besar ketika kita tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan bisa memberi bencana di masa depan.</br></br>Lalu siapa yang akan ingat? Bukan hanya diri sendiri kita semua baik para siswa remaja orang tua semua yang hidup di bumi termasuk Bali yang terkenal dengan keindahan alamnya, patut peduli dengan keberadaan sampah plastik itu ini merupakan perilaku yang meliputi para remaja sebagai pemeran utama.</br></br>Ingat, kerjaan para remaja tidak cuma berhias dan melakukan selfie di tempat yang Asri saja, tetapi sampah di depannya tidak ada yang memperhatikan itu menyebabkan bencana seperti longsor banjir polusi dan lainnya.</br></br>Supaya kita tidak terkena bahaya kitab patut membuang sampah ke tempat sampah, tidak boleh membuang sampah di lingkungan sekitar seperti sungai,jalan,got, serta lainnya. Ayo kita tidak membuang sampah sembarangan supaya lingkungan sekitar tetap asri dan lestari !. Kita patut saling gotong royong bersama pemerintah dan semua masyarakat agar terciptanya lingkungan yang bersih terbebas dari sampah plastik.</br></br>"Om Santhi,Santhi,Santhi Om"pah plastik. "Om Santhi,Santhi,Santhi Om")
  • Anais Nin  + ("Salah satu penulis erotika wanita pertama"Salah satu penulis erotika wanita pertama, Anaïs Nin mungkin paling terkenal karena buku hariannya yang menyentuh jiwa, hubungan cinta bohemiannya dengan penulis Henry Miller, dan hubungan inses dengan ayahnya atas saran psikolognya. Dia juga sangat terlibat dalam dunia psikoanalis, dan tertarik untuk mengintegrasikan dan menyelaraskan diri melalui proses menulis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ia mengidealkan pulau Bali yang indah—tempat perlindungan yang tenang di mana manusia hidup selaras dengan alam semesta....</br></br>Pada tahun 1955, Anaïs pertama kali menggunakan LSD di bawah bimbingan Aldous Huxley dan menulis deskripsi indah yang menggugah tentang penglihatan dan lanskap bawah sadarnya yang mencakup gambar candi Jawa, musik Bali, gerakan tarian simbolis sebelum akhirnya diakhiri dengan kesimpulan, “Ah, saya tidak bisa tangkap rahasia hidup dengan KATA.” Dia mulai mengungkapkan apa yang diinginkan jiwanya—bagi Anaïs, utopia adalah keadaan pikiran di mana sang seniman memiliki akses ke dunia mimpi. Mungkin itu sebabnya ia jatuh cinta pada ilmu kebatinan dan seni Bali. Dalam jurnal terakhirnya (volume 7 dari buku hariannya) dia mengakhiri dengan refleksi perjalanannya ke pulau ini, lengkap dengan deskripsi magis tentang kremasi suci, taman mewah, tarian candi, wayang kulit, bungalow berbahan alami yang digunakan sebagai hotel, the musik yang menghantui, dan cara-cara masyarakat Bali yang canggih dan lembut.” masyarakat Bali yang canggih dan lembut.”)
  • James Danandjaja  + (13 April 1934 - 21 October 2013. James Da13 April 1934 - 21 October 2013.</br></br>James Danandjaja gelar sarjana Antropologi diperolehnya pada tahun 1963 dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Gelar doktor dalam bidang Antropologi Psikologi diperolehnya juga dari Universitas Indonesia pada tahun 1977. Untuk penulisan karya ilmiahnya ia mengadakan penelitian selama kurang lebih setahun di daerah Trunyan Bali, dan menghasilkan buku Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali, yang diterbitkan pada tahun 1980. James Danandjaja yang mempunyai nama asli James Tan, dengan panggilan akrab Jimmy, diangkat menjadi Guru Besar Universitas Indonesia pada tahun 1983.</br></br>Ia merupakan ahli folklor Indonesia yang pertama, mulai menekuni ilmu itu sejak ia belajar di Universitas California, Berkeley, pada tahun 1969. Pembimbingnya waktu itu Alan Dundes, seorang ahli folklor terkemuka dari Amerika Serikat. Dengan karya tulis berjudul An Annotated Bibliography of Javanese Folklore, yang kemudian dijadikan buku, ia memperoleh gelar master dalam bidang folklor dari universitas itu pada tahun 1971.</br></br>Sekembalinya ke Indonesia, 1972, ia mengajarkan ilmu tersebut di Jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia. Menurut dia, folklor yang merupakan bagian budaya berupa bahasa rakyat, ungkapan tradisional, teka teki, legenda, dongeng, lelucon, nyanyian rakyat, seni rupa, dsb, sangat erat kaitannya dengan kebudayaan suatu masyarakat. Untuk itu, ia menugaskan para mahasiswanya untuk mengumpulkan berbagai folklor yang ada di tanah air. Bahan-bahan tulisan tersebut kemudian dijadikannya buku dengan judul Folklor Indonesia (1984). Selain itu, ia juga menulis beberapa buku lain yang berhubungan dengan folklor, seperti Penuntun Cara Pengumpulan Folklore bagi Pengarsipan (1972), dan Beberapa Masalah Folklor (1980).972), dan Beberapa Masalah Folklor (1980).)
  • Anak Agung Made Djelantik  + (1919-2007: Seorang pangeran dari Karangasa1919-2007: Seorang pangeran dari Karangasam yang belajar di Belanda selama Perang Dunia Kedua sebelum kembali ke Indonesia sebagai dokter. Setelah kembali ke Indonesia, ia dikirim ke berbagai daerah di Indonesia Timur, yang seringkali terlalu jauh untuk membantu masyarakatnya. Dia dan istrinya terjangkit malaria selama tinggal di sana, tetapi dia juga menjadi dokter yang menangani malaria. Dr. Djelantik bekerja untuk Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengirimnya ke Irak, Somalia, dan Afghanistan, dan ini terbukti sangat bermanfaat. Setelah itu, ia menjabat sebagai kepala perguruan tinggi utama Bali di Sanglah dan membantu mendirikan Fakultas Kedokteran di Universitas Udayan di Denpasar.</br></br>Dr Djelantik bermain biola saat masih kecil. (foto: Bulantrisna Djelantik)</br>Dr Djelantik adalah seorang tokoh Renaisans yang juga aktif di bidang kebudayaan Bali, baik mempelajari maupun mempromosikannya. Dia adalah ketua Walter Spies Society dengan Festival Walter Spies yang berfokus pada musik dan tari. Bersama Fredrik de Boer, Hildred Geertz, dan Heidi Hinzler ia mendirikan Perhimpunan Studi Bali atau Lembaga Penkajian Kebudayaan Bali pada tahun 1985. Lembaga ini mengadakan konferensi tahunan di Bali dan juga di luar negeri dan menurut Adrian Vickers Dr Djelantik adalah pemimpin alami organisasi tersebut. . Melalui organisasi tersebut ia mempromosikan budaya Bali dan juga kajiannya. Dr Djelantik menulis makalah tentang budaya Bali dan buku tentang lukisan Bali yang mencakup sejarah seni Bali serta estetika Bali. Kemudian mengajar Estetika di Akademi Seni Rupa Bali atau Akademi Seni Bali. Ia juga menulis otobiografi berjudul “Tanda Lahir, Memoar Seorang Pangeran Bali”.anda Lahir, Memoar Seorang Pangeran Bali”.)
  • A A Ngurah Paramartha  + (A A Ngurah Paramartha, lahir di Denpasar,1A A Ngurah Paramartha, lahir di Denpasar,14 Oktober 1974. Ia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 1995 ia aktif menampilkan karya-karyanya dalam berbagai pameran bersama, seperti pameran “Kamasra” di Bali Cliff Resort Jimbaran (1996), “Colour Wheel” Indonesian artist di Galeri Lukisan Dublin Irlandia (2009), “Ulu-Teben”, kelompok MilitantArt di Bentara Budaya Denpasar (2015), dll. Pameran tunggalnya antara lain “Hasrat Rahasia” di Hide Out Fine Art Ubud (2003), “Eksplorasi kehidupan” di Ten Fine Art, Sanur (2011). Karya-karyanya cenderung figuratif dengan menampilkan sosok-sosok imajiner yang multitafsir.kan sosok-sosok imajiner yang multitafsir.)
  • A.A. Rai Kalam  + (A.A. Rai Kalam, lahir di Klungkung, Bali, A.A. Rai Kalam, lahir di Klungkung, Bali, 24 September 1939. Ia adalah seniman drama gong legendaris. Di Bali, kesenian drama gong mulai dikenal pada era 1960-an, kemudian makin populer di era 1980-an. Rai Kalam pernah memerankan tokoh raja muda, namun namanya melambung berkat tokoh Patih Agung. Ia juga piawai memainkan peran Patih Anom. Hingga kini, perannya sebagai Patih Anom nyaris tak tergantikan. Selain pemain drama gong, ia juga seorang penulis lakon serta sutradara drama gong. Tahun 2016, ia membina drama gong duta Klungkung dalam Pesta Kesenian Bali. Ia juga ikut bermain dalam drama gong bertajuk "Sing Taen Nduk" di Bali TV. Rai Kalam adalah seorang maestro drama gong. Ia meninggal pada tanggal 20 Desember 2021.a meninggal pada tanggal 20 Desember 2021.)
  • A.A. Raka Sidan  + (A.A. Raka Sidan bernama asli A.A. Gede RakA.A. Raka Sidan bernama asli A.A. Gede Raka Partana. Dia adalah seorang pencipta lagu dan penyanyi pop Bali kelahiran 27 Juni 1979. Dia menempuh pendidikan di UNHI Denpasar. Dia telah melahirkan sejumlah album, antara lain “Suud Memotoh” (2005), “Pada-pada Ngalih Makan” (2007), “Pak Boss” (2009), “Song Brerong” (2012), “Kenceng” (2015). Lagu-lagunya banyak mengandung pesan moral dan kritik sosial yang dibungkus dalam nuansa humor. sosial yang dibungkus dalam nuansa humor.)
  • AG Pramono  + (AG Pramono lahir di Negara, Bali, 23 MareAG Pramono lahir di Negara, Bali, 23 Maret 1973. Mengawali keterlibatan teater dan seni sastra sejak tahun 1990. Pernah mendirikan Sanggar Susur Jembrana tahun 1991.Tulisan berupa cerpen, puisi serta artikel budaya dimuat di beberapa media. Sejumlah puisinya, terhimpun dalam buku antologi Puisi 19 ( tahun 1995), Kidung Kawijayan (1996), Detak (1997), Antologi Puisi Indonesia (KSI) Jakarta tahun 1997, Serambi Hening (1998) dan Cerita Pendek Berhenti di Rumahmu (2014).. Sejak tahun 1993 aktif di Bali Eksperimental Teater serta tahun 1998 ikut dalam Komunitas Kertas Budaya. Kini bekerja sebagai jurnalis di salah satu koran lokal di Bali dan sekarang tinggal di rumAh kecil Serambi Hening, Loloan Timur , Jembrana.l Serambi Hening, Loloan Timur , Jembrana.)
  • AS Kurnia  + (AS Kurnia, lahir di Semarang, Jawa Tengah,AS Kurnia, lahir di Semarang, Jawa Tengah, 31 Juli 1960. Sejak 1990 ia bermukim di Bali. Beberapa kali pameran tunggal dan banyak terlibat dalam pameran bersama. Pernah meraih Penghargaan Pertama "Kompetisi Pelukis Muda Indonesia" tahun 1989 yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Alliance Francaise. </br></br>Selain pameran bersama di dalam dan luar negeri, ia menggelar pameran tunggal di beberapa tempat. Pameran tunggalnya, antara lain Galeri Milenium, Jakarta, (2002), Bali 3000, Ubud, (2001), Genesha Gallery, Four Seasons Resort, Bali, (1996), Cemeti Contemporary Art Gallery, Yogyakarta, (1996), Balai Budaya, Jakarta, (1995), Gelar Seni Ulun Ubud, Bali, (1995), Kurnia Atelier, Ubud, (1993), Kurnia Modern Art Studio, Ubud, (1992), Cemeti Contemporary Art Gallery, Yogyakarta, (1991), Cemeti Contemporary Art Gallery, Yogyakarta, (1989).</br></br>Pameran bersamanya, antara lain Festival Hujan, Bentara Budaya Bali, (2010), Indonesia – Asean Art Awards, Jakarta, (2003), Ilustrasi Cerpen Kompas 2002</br>Bentara Budaya Jakarta, The Gate : Pre-Discourse", Indonesia – China The 7th Nude Croquis Exhibitions, Seoul, Korea (2002), Jakarta Biennale 2006, Jakarta, Ilustrasi Cerpen Kompas 2007, Jakarta - Yogya - Surabaya – Bandung. YSRI - Philip Morris Indonesian Art Awards 1999, Jakarta, Indonesia, Group Exhibitions, Lorin & Kristy Fine Art Gallery in TRESORS, The International Fine Art Fair, Singapore (1998), dll.</br></br>Selain melukis, ia juga menulis esai, artikel seni rupa yang dimuat di koran Jayakarta, Dharma, Kartika Minggu, Suara Merdeka, Jawa Pos, dan Tribun Bali. </br></br>Ia meninggal di Bali pada 4 April 2023.ali. Ia meninggal di Bali pada 4 April 2023.)
  • I Made Mahendra Mangku  + (Abstrak menjadi bahasa rupa yang dipilih MAbstrak menjadi bahasa rupa yang dipilih Made Mahendra Mangku untuk berekspresi. Berbagai eksplorasi abstrak dihadirkannya, seperti permainan garis, warna, dan cipratan.</br></br>Sebagai seniman yang tumbuh di tubuh Sanggar Dewata Indonesia (SDI), karyanya cenderung berbeda dibanding dengan rekan-rekan Kelompok Sebelas; kelompok yang berisi sebelas anggota dari generasi 90-an SDI. Ia tidak memenuhi kanvasnya dengan sapuan cat yang bertubi-tubi, begitupun dengan ikon-ikon dan simbol Bali yang riuh, tampak absen di karya Mangku.</br></br>Dalam lukisannya, Mangku cenderung menggunakan satu warna sebagai dasar lalu mengisinya dengan beberapa warna dan garis. Kadang ia juga menabrakkan warna-warna yang kontras dengan komposisi tertentu yang tetap menenangkan.</br></br>Ia menghadirkan keheningan yang terasa sentimental, bak ruang-ruang kontemplasi di tengah kehidupan duniawi. Segelap apapun warna yang digunakannya, karya-karya Mangku tetaplah manis, menenangkan dan meditatif, bahkan ia sering disebut sebagai “Pelukis Puitis”.</br></br>Meski kini dikenal lewat karya abstraknya, Mangku sempat bereksplorasi dengan gaya realis dan figuratif saat masih di bangku kuliah. Bahkan di tahun pertamanya di ISI, ia sudah mendapat dua penghargaan sekaligus untuk sketsa terbaik dan lukisan cat air terbaik.</br></br>Sedangkan saat bersekolah di SMSR Denpasar, ia  lebih menekuni medium cat air dengan teknik percik yang membuatnya dipanggil Mangku (pendeta dalam adat Bali yang memercikkan air suci saat memberi berkat, red.). Pilihannya untuk menekuni abstrak dimulai sejak 1993, karena abstrak lebih memberi ruang untuk improvisasi dan eksplorasi.</br></br>Sejak lulus dari ISI Yogyakarta, Mangku kembali ke Sukawati dan aktif berkarya di studio pribadinya, De’carik Art Studio. Ia baru saja memamerkan 15 karya lukis dan cat air di Singapore International Artist Fair (SIAF) 2018 pada 10-13 Mei di Suntec City, Singapura. Rencananya, Mangku akan menyelenggarakan pameran tunggal pada Agustus 2018 di Art:1 Gallery, Jakarta dan Komaneka Art Gallery, Ubud.</br></br>Lahir di Sukawati, Bali, 30 Desember 1972</br></br>Pendidikan:</br></br>1988-1992 SMSR Denpasar</br></br>1992-1997 ISI Yogyakarta</br></br>Penghargaan:</br></br>1998 Penghargaan dari Menteri Seni dan Budaya Republik Indonesia1997 Karya Lukis Terbaik Dies Natalis ISI Yogyakarta1996 Finalis Philip Morris Indonesia Art Award1992 Lukisan Cat Air Terbaik ISI Yogyakarta1992 Sketsa Terbaik ISI Yogyakarta</br></br>Milestone:</br></br>1992 Pada tahun pertamanya kuliah, Mangku menerima dua penghargaan sekaligus untuk lukisan cat air terbaik dan sketsa terbaik ISI Yogyakarta</br></br>1998 Lulus kuliah, Mangku kembali dan menetap di Bali. Di tahun ini pula ia menggelar pameran duet dengan Toris Mahendra di Sika Gallery.</br></br>2000 Pameran tunggal pertamanya Between Two Side, Arisma Gallery, Ubud, Bali.</br></br>Pameran Penting:</br></br>Pameran I Made Mahendra “Mangku” dan Made Toris Mahendra, Sika Gallery, 1998.Pameran Tunggal Pertama: Between Two Side, Arisma Gallery, Ubud, Bali, 2000.Pameran Terakhir: Singapore International Artist Fair (SIAF), Suntec City, Singapura, 2018 Fair (SIAF), Suntec City, Singapura, 2018)
  • Abu Bakar  + (Abu Bakar, adalah seorang dramawan dan tokAbu Bakar, adalah seorang dramawan dan tokoh teater, kelahiran Kediri, Tabanan, Bali, 1 Januari 1944. Ayahnya berdarah Jawa dan ibunya asli Bali. Selain teater, dia juga menekuni sastra dan fotografi. Ada banyak naskah drama yang telah dia pentaskan dan sutradarai. Dia sempat mengunjungi beberapa negara untuk urusan berkesenian, antara lain, Perancis dan Amerika Serikat. </br></br>Di Amerika, Abu mementaskan hasil kolaborasinya dengan seniman Ikranegara berupa pertunjukan teater “Berani-Beraninya Menunggu Godot” (1990). Dia juga menyutradarai pementasan “Kereta Kencana” dan “Indonesia Luka” (keduanya pada 2012) dan “Malam Jahanam” (2013). Dalam bidang sastra, selain dimuat di beberapa koran, karya-karyanya juga dibukukan dalam “Tuhanku Kupu-kupu”, “Amerika di Luar Jendela” dan “Kunang-Kunang”. Ia juga menulis naskah monolog berjudul “Wanita Batu” (2006) dan drama televisi “Komedi Hitam”, “Bali Menangis (2004), dan sebagainya. </br></br>Abu adalah pendiri “Teater Poliklinik” dan “Teater Bumi”.iri “Teater Poliklinik” dan “Teater Bumi”.)
  • Achmad Obe Marzuki  + (Achmad Obe Marzuki lahir di Jakarta, 30 JAchmad Obe Marzuki lahir di Jakarta, 30 Juli 1975. Ia menetap di Bali sejak tahun 2002 dan aktif berkesenian, di antaranya bermain teater, menulis puisi, membaca puisi, fotografi, dan melukis. Ia memperdalam keterampilan menulisnya melalui kursus kewartawanan di Planet Senen Jakarta Pusat pada tahun 1995. Tergabung dalam Wadah Teater Jakarta dan Lembaga Dongeng Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan (1995-1996). Membacakan puisi-puisinya dalam mimbar bebas panggung reformasi TIM 1998. Bergabung dengan Teater AGA (Anak Gudang Air) dan mendirikan Komunitas API (Anak Pasar Induk) pada tahun 2000. Mendirikan Pelangi Art Bengkel Handicraft 2001. Bersama Sanggar Poerbatjaraka ia terlibat dalam pementasan Layon (2008) dan Hong (2008) dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara VI di Surabaya. Kini ia bergabung dalam komunitas Jatijagat Kehidupan Puisi di Denpasar, Bali.tijagat Kehidupan Puisi di Denpasar, Bali.)
  • Adhy Ryadi  + (Adhy Ryadi lahir di Singaraja, 17 Januari Adhy Ryadi lahir di Singaraja, 17 Januari 1960. Menyelesaikan studi Sarjana Hukum di Undiknas Denpasar. Menulis puisi sejak 1981 dan dimuat di Bali Post, Pikiran Rakyat, Berita Buana, Suara Indonesia, serta terhimpun dalam buku puisi “Hram” (1988). Dia pernah bekerja sebagai jurnalis di Bali Post. Dia meninggal pada tahun 1995. Bali Post. Dia meninggal pada tahun 1995.)
  • Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres  + (Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres adalah seAdrien-Jean Le Mayeur de Merpres adalah seorang pelukis asal Belgia yang menetap di Bali dan menghibahkan rumahnya di Sanur sebagai museum. Dia lahir di Brusel, Belgia, 9 Februari 1880. Pelukis beraliran impresionis tersebut tiba di Bali tahun 1932 dan menyewa sebuah rumah di Banjar Kelandis, Denpasar. Di Kelandis pula dia berkenalan dengan Ni Nyoman Pollok, penari Legong yang berusia 15 tahun saat itu, dan kemudian menjadi model lukisan-lukisannya.</br></br>Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933 dan terjual habis. Kemudian Le Mayeur membeli sebidang tanah di tepi Pantai Sanur yang dipakainya sebagai studio dan rumah. Di tempat itulah setiap hari Le Mayeur melukis dengan Ni Pollok sebagai model utamanya. Pada tahun 1935, Le Mayeur menikah dengan Ni Pollok. </br></br>Tahun 1956, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bahder Djohan, berkunjung ke rumah Le Mayeur dan terpesona dengan karya-karya yang penuh kelembutan tersebut. Bahder kemudian menyarankan kepada Le Mayeur agar kelak rumahnya dipakai sebagai museum. Le Mayeur setuju dan bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan kualitas dan menambah koleksi lukisannya.</br></br>Pada tanggal 28 Agustus 1957, Le Mayeur menandatangani testamen yang isinya Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum.</br></br>Pada tahun 1958, Le Mayeur menderita kanker telinga. Ditemani Ni Pollok dia berobat di Belgia. Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 31 Mei 1958, Le Mayeur meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Brusel. Ni Pollok kemudian pulang ke Bali untuk merawat rumahnya hingga kematiannya pada tanggal 18 Juli 1985 dalam usia 68 tahun. </br></br>Karya-karya Le Mayeur bisa dinikmati di Museum Le Mayeur yang berlokasi di tepi Pantai Sanur, Denpasar. berlokasi di tepi Pantai Sanur, Denpasar.)
  • Kemacetan ring Daerah Pariwisata  + (Agar kemacetan dapat dikurangi saya menawaAgar kemacetan dapat dikurangi saya menawarkan solusi untuk mengatur lalu lintas dan lebih memperketat aturan parkir bagi masyarakat ataupun wisatawan, agar lalu lintas tidak tersedak perlu diberlakukan aturan parkir bagi masyarakat dan wisatawan agar mereka tidak parkir dipinggir jalan sehingga dapat mengganggu lalu lintas.</br>Dengan begitu kemacetan saya kira dapat dikurangi.egitu kemacetan saya kira dapat dikurangi.)
  • Agoes Andika  + (Agoes Andika dilahirkan di Banjar BaleagunAgoes Andika dilahirkan di Banjar Baleagung, Buleleng, 5 Maret 1963. Pada tahun 1981 menetap di Mataram, Lombok. Dia banyak belajar menulis pada Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi di Bali Post. Tahun 1985 berkesempatan diundang ke Taman Ismail Marzuki Jakarta dengan beberapa penyair Bali serta penyair tanah air lainnya membaca puisi. </br>Karya puisi pernah dimuat di Bali Post, Karya Bhakti, Nusa Tenggara, Simponi, Swadesi, Nova, Berita Buana, Suara Karya, Suara Nusa, Horizon, dan beberapa buletin sastra di mataram, pontianak. Sekarang menetap di Singaraja. pontianak. Sekarang menetap di Singaraja.)
  • Agung Bawantara  + (Agung Bawantara lahir di Klungkung, 30 JanAgung Bawantara lahir di Klungkung, 30 Januari 1968. Lulusan Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, NTB. Menulis puisi sejak 1980-an di Bali Post, Karya Bakti, Nova, Berita Buana, Swadesi, Media Indonesia, dll. Puisinya juga terkumpul dalam buku Sahayun (1994), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Dia adalah penggagas Denpasar Film Festival. Dia juga menulis cerpen, cerita anak, dongeng, dan novel.s cerpen, cerita anak, dongeng, dan novel.)
  • Agung Wiyat S. Ardhi  + (Agung Wiyat S. Ardhi lahir di Puri Anyar KAgung Wiyat S. Ardhi lahir di Puri Anyar Keramas Gianyar, pada 3 Februari 1946. Beliau menamatkan diri untuk gelar sarjana muda di ASTI dan sarjana Agama Hindu serta sempat menjadi guru di PR Saraswati Gianyar. Beliau juga sempat menjadi Kepala SPG Saraswati Gianyar, Kepala SMA Saraswati Gianyar, Anggota Madya Kabupaten Gianyar, Tim Penyeleksi Penerimaan Penghargaan Wija Kusuma Kabupaten Gianyar, Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar, Tim Pembina Utama Dharma Gita Kabupatén Gianyar, dan Tim Pembina Nyastra Kabupatén Gianyar. Selain itu, beliau juga terkenal sebagai pemain/penari Drama Gong. </br></br>Beliau mendapatkan hadiah Sastra Rancage tahun 2001 dengan karya yang berjudul “Gending Girang Sisi Pakerisan” dan atas jasanya dalam bidang sastra Bali Moderen tahun 2010. Pada tahun 2015 beliau kembali mendapatkan penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali atas karya sandiwara berbahasa Bali yang berjudul “Bogolan”.ra berbahasa Bali yang berjudul “Bogolan”.)
  • Agus Vrisaba  + (Agus Vrisaba adalah sastrawan kelahiran KlAgus Vrisaba adalah sastrawan kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 15 Mei 1941. Pada era 1970-an dia menetap di Bali dan bergaul dekat dengan banyak seniman Bali. Pada akhir 1980-an dia pindah ke Tawangmangu, Jawa Tengah. Dia meninggal pada 17 Februari 1992. Agus adalah penulis cerpen yang sangat produktif. Karya-karyanya diterbitkan oleh Kompas, Sinar Harapan. Belakangan juga di Suara Pembaharuan, Vista, Jawa Pos, Bali Post, Intisari, Surabaya Post, Suara Indonesia, Zaman, dan juga berbagai koran daerah lainnya. Penerbit Buku Kompas (PBK) berupaya menghadirkan kembali karya-karyanya dan menyuntingnya dalam sebuah buku kumpulan cerpen tunggalnya yang pertama berjudul “Dari Bui Sampai Nun” yang tahun 2004. Agus sendiri hingga akhir hayatnya belum sempat membukukan karya-karyanya. Hanya ada satu cerpennya yaitu “Sodom dan Gomorah” yang diikutsertakan dalam antologi “Dua Kelamin bagi Midin”, yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2003.erbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2003.)
  • Dinor Gen  + (Ahli foto dari Bali)
  • Aldwin Yusgiantoro  + (Aldwin bekerja sebagai senior analyst untuAldwin bekerja sebagai senior analyst untuk AkarAsia. Ia baru lulus dengan gelar master dalam Studi Pembangunan Internasional di Elliott School of International Affairs Universitas George Washington, yang berspesialisasi dalam pengembangan sektor swasta. Dia menerima gelar S.IP dalam Hubungan Internasional dari Universitas Colorado di Boulder, dengan fokus pada politik dan ekonomi Asia Tenggara.us pada politik dan ekonomi Asia Tenggara.)
  • Alit S. Rini  + (Alit S.Rini lahir dan tinggal di Denpasar Alit S.Rini lahir dan tinggal di Denpasar dengan nama Ida Ayu Putu Alit Susrini.Menulis puisi sejak th 1980 dan dipublikasi di koran Bali Post yang kemudian menjadi tempatnya bekerja sejak 1988, kemudian dipercaya memegang desk budaya, agama, pendidikan, opini dan tahun 1998 sebagai redaktur pelaksana, lalu terakhir memegang desk opini dan pensiun 2015. “Karena Aku Perempuan Bali” (2003) adalah kumpulan puisi tunggalnya. Puisi-puisinya juga terangkum dalam buku “Cinta Disucikan Kehidupan Dirayakan”, “Bali Living In Two World” (2002), “Dendang Denpasar Nyiur Sanur” (2016), “Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta” (2017). September 2017 lalu sekumpulan puisinya, Inferior, terbit duet dengan Nyoman Wirata berjudul “Pernikahan Puisi”.Nyoman Wirata berjudul “Pernikahan Puisi”.)
  • I Made Sanggra  + (Alm. I Made Sanggra merupakan sosok sastraAlm. I Made Sanggra merupakan sosok sastrawan hebat yang lahir pada Sabtu Pon Gumbreg, 01 mei 1926 di Banjar Gelulung Desa/kecamatan Sukawati (Gianyar) dan meninggal pada Jum'at Umanis Klawu, 20 Juni 1997. Ia merupakan sosok ayah dari sastrawan hebat I Made Suarsa. Bahkan tahun 1938 saat itu beliau sudah mampu mengawi/mengarang gending (Sastra Bali Purwa) yang saat itu beliau menempuh pendidikan di Vervolg School.</br></br>Buku terakhirnya yaitu Bir Bali (pupulan Cerpen dan Puisi Bali Anyar) yang pada tahun ini (2022) Bir Bali diterjemahkan ke dalam Bahsa Indonesia oleh Balai Bahasa Denpasar (sedang dalam proses). Beliau dikenal sebagai pelopor karya sastra modern dengan karyanya yaitu Cerpen Ketemu Ring Tampak Siring (2004) yang merupakan karya hebat dari beliau sewaktu hidup kemudian memperoleh penghargaan Sastra Rancage pada tahun 1988 dengan bukunya yang berjudul Kidung Republik (1997) dan masih banyak lagi penghargaan yang diterima beliau. </br></br>Selain menulis karya sastra modern beliau juga banyak menulis karya sastra Bali Purwa seperti Kidung dan Geguritan salah satunya Geguritan Pan Balang Tamak (1993). Beberapa karya beliau yang lain yaitu Hikayat Prabu Maya Denawa (karya pertama yang berupa Geguritan Sinom) dan yang sudah dibukukan yaitu, Geguritan I Gede Basur (1958), Babad Timbul/Sukawati (1971), Geguritan Pan Balang Tamak (1993), dan beberapa geguritan yang telah disumbangkan yaitu mengenai keluarga berencana, sapta usaha tama, pat sehat lima sempurna, dll. </br></br>Dalam karya Bali Purwa beliau yang terunik yaitu Geguritan Pan Balang Tamak (1993) yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam penulisannya, dalam Geguritan Pan Balang Tamak memakai 7 Pupuh diantaranya: Pupuh Ginada, Pupuh Pangkur, Pupuh Mijil, Pupuh Durma, Pupuh Ginada, Pupuh Semarandana, dan Pupuh Sinom. Geguritan Pan Balang Tamak berasal dari kata "Walang" yang artinya menghalangi dan "Tamak" yaitu ketamakan jadi tokoh Balang Tamak sengaja dihadirkan untuk menghalangin/mencegah/menghilangkan sifat-sifat tamak dari raja/penguasa. Pesan moral yang disampaikan pun bagimana kita hidup di bali agar terhindar dari raja tamak itu, sehingga perlunya pencegahan.a tamak itu, sehingga perlunya pencegahan.)
  • Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik  + (Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik lahirAnak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik lahir di Deventer, Belanda, 8 September 1947. Dia merupakan putri tertua dari Dr. dr. Anak Agung Made Jelantik (Dokter PBB). Dia mencintai seni tari sejak kanak-kanak. Dia adalah seorang maestro tari Legong. Selain dikenal sebagai penari, dia berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Bulantrisna adalah cucu dari Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Kakeknya mencarikan Bulantrisna guru tari yang terkenal pada masa itu, antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Made Sengog. Pada usia sepuluh tahun, Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana. Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama. Selain tari Legong, Bulan juga menguasai tari lain, seperti Oleg. Menari bagi Bulan adalah pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdoa. Kecintaannya pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan sanggar tari yang diberi nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana. Bulantrisna meninggal pada tanggal 24 Februari 2021 di RS Siloam, Semanggi, Jakarta karena kanker pankreas yang dideritanya.a karena kanker pankreas yang dideritanya.)
  • Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang  + (Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang alias DAnak Agung Ayu Puspa Aditya Karang alias Dita Karang, lahir di Yogyakarta, 25 Desember 1996. Ayahnya bernama Anak Agung Chandra Karang, berasal dari Karangasem, Bali. Ibunya bernama Mega Puspa Arifin, berasal dari Yogyakarta. Dita adalah seorang penyanyi yang berkarier di Korea Selatan. Ia dikenal karena menjadi anggota grup Secret Number, sekaligus sebagai perempuan Indonesia pertama yang memulai debutnya sebagai idola di industri K-pop. Ia menempati posisi sebagai penari utama dan vokalis di grup tersebut.</br></br>Dita bercita-cita menjadi idola K-pop sejak masa sekolah. Setelah lulus SMA, ia menimba ilmu di Akademi Drama dan Musik Amerika di New York, Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2017. Setelah lulus kuliah, ia mengikuti audisi K-pop dan diterima. Sebelum debut, ia menjalani masa pelatihan (trainee) di Born Star Training Center di New York. Ia juga pernah bergabung dalam komunitas menari ternama di Korea Selatan, 1MILLION Dance Studio.</br> </br>Dita kemudian melakukan debutnya bersama Secret Number, grup idola wanita asal Korea Selatan yang berada di bawah agensi Vine Entertainment, pada tanggal 19 Mei 2020. Album & single yang telah dirilisnya: Who Dis? (2020), Got That Boom (2020), Fire Saturday (2021), DOOMCHITA (2022), TAP (2022). Selain menyanyi dan menari, ia juga bermain film. Salah satu film yang dibintanginya adalah DJS the Movie: Biarkan Aku Menari (2022) produksi SinemArt Pictures.</br></br>Pada akhir Agustus 2022, Dita dipilih oleh Duta Besar RI untuk Korea Selatan sebagai Duta Hubungan Bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan ke-50 yang dirayakan pada 2023. Korea Selatan ke-50 yang dirayakan pada 2023.)
  • Anak Agung Bagus Sutedja  + (Anak Agung Bagus Sutedja (lahir 1923 – hilAnak Agung Bagus Sutedja (lahir 1923 – hilang 27 Juli 1966) adalah Gubernur Bali yang pernah dua kali memimpin Bali. Ia pertama kali menjabat pada tahun 1950 sampai 1958, diangkat berdasarkan keputusan Dewan Pemerintahan Daerah sebagai pemimpin badan eksekutif Bali, sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) menggantikan wewenang Paruman Agung yang terdiri dari wakil-wakil delapan kerajaan di Bali sebagai badan legislatif. Setelah diselingi oleh I Gusti Bagus Oka sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Bali pada tahun 1958 sampai 1959, ia kembali terpilih pada bulan Desember 1959 sebagai Gubernur Bali. Masa jabatannya yang kedua berakhir beberapa bulan setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965. Selanjutnya ia digantikan oleh I Gusti Putu Martha. Ia “hilang” pada tanggal 29 Juli 1966 di Jakarta, diperkirakan menjadi korban penculikan politik yang terjadi pada masa itu.ulikan politik yang terjadi pada masa itu.)
  • Anak Agung Gde Mandera Erawan  + (Anak Agung Gde Mandera Erawan (Agung BanglAnak Agung Gde Mandera Erawan (Agung Bangli), maestro tari asal Puri Kaleran Peliatan, Ubud. Besar dengan garis darah keluarga seniman, putra dari Gung Kak Mandera, maestro tabuh pendiri Kelompok Musik dan Tari Gunung Sari dan seorang ibu yang juga penari. Gung Kak Mandera adalah salah satu dari beberapa seniman Bali yang berkeliling Eropa dan melakukan pertunjukan di Paris pada tahun 1930an. </br></br>Hampir seluruh penjuru dunia sudah Gung Aji datangi untuk mempertunjukkan Tari Bali kepada dunia. Bisa dibilang seluruh hidupnya didedikasikan kepada seni tari dan musik Bali. Menjaga dan melestarikan supaya budaya ini terus ada. </br></br>Beliau meneruskan peran mendiang ayahnya memimpin grup Gunung Sari Peliatan, yang setiap minggu mengadakan pertunjukan di Balerung Peliatan. Legong Nandira, yaitu Tari Legong dengan penari pria adalah salah satu sendratari ciptaannya.a adalah salah satu sendratari ciptaannya.)
  • Anak Agung Gde Rai  + (Anak Agung Gde Rai atau biasa dipanggil AgAnak Agung Gde Rai atau biasa dipanggil Agung Rai, lahir di Peliatan, Ubud, 17 Juli 1955. Dia adalah budayawan dan tokoh seni yang berjasa besar melestarikan dan mempromosikan karya-karya seni Indonesia (khususnya Bali). Dia adalah pendiri ARMA (Agung Rai Museum of Art). Kemiskinan di masa kanak memotivasi Agung Rai untuk mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dengan terus menerus bekerja keras. Ketika masih muda, dia pernah menjadi “pedagang acung” (pedagang asongan) benda-benda seni untuk turis yang berkunjung ke Bali.</br></br>Agung Rai bercita-cita menjadi guru, namun kandas karena tidak ada biaya sekolah. Kemudian dia belajar melukis. Namun dia menyadari bakatnya tak cukup sebagai pelukis. Akhirnya dia kursus bahasa Inggris dan menjadi pemandu wisata. Dari interaksinya dengan para turis, naluri bisnisnya muncul untuk mencoba peruntungan sebagai penjual benda-benda seni yang dibikin orang-orang di kampungnya. Sejak itulah dia menjadi pedagang acung di wilayah Sanur, Kuta, hingga Padangbai. Sebagai pedagang acung, naluri bisnis dan seninya terus berkembang. Dia kemudian bergaul dengan banyak kolektor seni. Dan, pada akhirnya dia pun ikut menjadi kolektor seni karya para maestro. Dari kolektor dia menjadi kurator pameran benda-benda seni. Misalnya, tahun 1989, Agung Rai berangkat ke Jepang memboyong seratus lukisan karya lima puluh pelukis yang tergabung dalam Sanggar Seniman Agung Rai. Lukisan-lukisan itu dipamerkan di Jepang selama dua bulan. </br></br>Rasa cemas dan kahwatir akan kelesatarian budaya negerinya terutama di bidang kesenian membuat Agung Rai terobsesi mendirikan museum dan galeri seni. Maka, dengan perjuangan sangat luar biasa, pada tanggal 9 Juni 1996, ARMA Museum diresmikan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. ARMA merupakan salah satu museum dengan koleksi terlengkap di Indonesia. Mulai dari lukisan-lukisan klasik hingga kontemporer, baik karya seniman lokal maupun manca negara. Selain itu, ARMA juga secara berkali menggelar pameran seni rupa.</br></br>Popularitas ARMA melejit cepat karena juga sering menghelat berbagai kegiatan seni budaya seperti pertunjukan musik, teater, menyediakan ruang baca dengan koleksi aneka buku bagi para pengunjung, menyelenggarakan seminar tentang budaya dan seni. Kegiatan-kegiatan di ARMA sebagian besar berskala internasional dan tak jarang diselenggarakan dengan berbagai pekerja seni dan budaya dari berbagai negara. Dengan berbagai rangkaian kegiatan berskla internasional tersebut, ARMA mendapat predikat sebagai museum terpopuler dan terbaik di Indonesia menurut para wisatawan sebagaimana dihimpun oleh situs traveling dunia, TripAdvisor.</br></br>Berkat perjuangannya untuk melestarikan kesenian, Agung Rai dianugerahi sejumlah penghargaan. Antara lain, tahun 2000 dia dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Indonesia sebagai “Pelopor Memajukan Seni Rupa”. Tahun 2012 dia terpilih sebagai ketua Himusba (Himpunan Museum Bali) 2012-2017. Tahun 2016 “TripAdvisor” menobatkan ARMA sebagai museum terbaik Indonesia. Pilihan ditentukan oleh para wisatawan yang telah mengunjungi berbagai museum di Indonesia.</br></br>Buku-buku tentang Agung Rai dan ARMA bisa dibaca dalam “Gung Rai, Kisah Sebuah Museum” (KPG, 2013), “Saraswati in Bali: A Temple, A Museum and A Mas” ( BAB Publishing Indonesia, 2015), “Agung Rai, Sang Mumpuni” (Lestari Kiranatama, 2017). Sang Mumpuni” (Lestari Kiranatama, 2017).)
  • Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga  + (Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga lahir di Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga lahir di Denpasar, 7 Juli 1965. Ia menamatkan S-1 di Universitas Ngurah Rai, Denpasar, pada tahun 1991. Ia adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Ia menjabat dari 2014 hingga 2019. </br></br>Sebelum menjadi menteri, ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Denpasar dua periode, yakni 1999-2004 dan 2005-2010. Pada periode kedua, di tengah jalan, ia terpilih menjadi Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.adi Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.)
  • Anak Agung Gede Raka Payadnya  + (Anak Agung Gede Raka Payadnya, lahir di AbAnak Agung Gede Raka Payadnya, lahir di Abianbase, Gianyar, 14 Agustus 1944. Ia menempuh pendidikan di Konservatori Karawitan (Kokar) pada tahun 1965 dan sempat kuliah di Fakultas Teknik Jurusan Seni Rupa Unud. Ia adalah perintis seni drama gong dengan mendirikan sekaa/kelompok drama gong “Wijaya Kusuma” Abianbase pada tahun 1966. Dalam pementasan drama gong ia populer dengan perannya sebagai raja muda. Atas dedikasinya di bidang seni drama gong, ia dianugerahi penghargaan Dharma Kusuma 2004 oleh Pemda Propinsi Bali. Ia meninggal pada tanggal 22 September 2022. meninggal pada tanggal 22 September 2022.)
  • Anak Agung Made Cakra  + (Anak Agung Made Cakra, lahir di Denpasar, Anak Agung Made Cakra, lahir di Denpasar, 11 November 1928. Ia adalah seorang musisi dan pencipta lagu pop Bali yang sangat popular pada zamannya. Ia belajar seni musik secara otodidak sejak usia tujuh tahun. Tahun 1943, ketika masih SR (Sekolah Rakyat), ia ikut lomba lagu Jepang di Singaraja, dan berhasil memikat perhatian seorang pemusik Jepang yang hadir saat itu. Pemusik Jepang itu kemudian mengajarinya bermain musik yang benar. Setamat SR, ia dipekerjakan oleh Jepang dan dilatih bermain musik.</br></br>Tahun 1950 ia mengumpulkan pecinta musik di Denpasar dan membentuk grup orchestra dan tahun 1953 grup itu pentas di seputar Denpasar. Ia juga bergabung dengan grup orkes keroncong Puspa Teruna pimpinan Ida Made Rai. Lalu bergabung dengan orkes keroncong Melati Kusuma pimpinan Merta Suteja, grup orkes keroncong Merta Kota dan orkes keroncong Cendrawasih. Ia juga terlibat kegiatan rutin bermusik di RRI Stasiun Denpasar. Kemudian ia membentuk dan memimpin grup orkes keroncong Fajar Baru. </br></br>Selain bermusik, Gung Cakra juga menciptakan lagu dan komposisi musik. Salah satu lagunya yang paling terkenal berjudul “Kusir Dokar”. Pada 1963, lagu itu sering dimainkan oleh grup band Putra Dewata yang didirikan Gung Cakra dan rekannya. Alat-alat musik grup band itu dibuat sendiri oleh Gung Cakra dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Tahun 1976, Gung Cakra mulai masuk dapur rekaman lewat Bali Record. Selain “Kusir Dokar”, lagu ciptaaannya yang popular hingga kini adalah “Bungan Sandat” dan “Ada Kene Ada Keto”.h “Bungan Sandat” dan “Ada Kene Ada Keto”.)
  • Anak Agung Pandji Tisna  + (Anak Agung Pandji Tisna (11 Februari 1908 Anak Agung Pandji Tisna (11 Februari 1908 - 2 Juni 1978), juga dikenal sebagai Anak Agung Nyoman Pandji Tisna, I Gusti Nyoman Pandji Tisna, atau hanya Pandji Tisna, adalah keturunan ke-11 dari dinasti Pandji Sakti Buleleng, Singaraja, yang merupakan di bagian utara Bali, Indonesia. Ia menggantikan ayahnya, Anak Agung Putu Djelantik, pada tahun 1944.</br></br>Pada halaman terakhir buku Pandji Tisna, I Made Widiadi, yang ditulis pada tahun 1955, ia menulis kisah hidupnya dalam urutan kronologis. Dia adalah seorang penulis dan novelis. Dia menolak menjadi raja Buleleng, tetapi sebagai putra tertua, pasukan penjajah Jepang memaksanya untuk menjadi "syucho" setelah kematian ayahnya pada tahun 1944.</br></br>Selama masa pemerintahannya, ia menjadi pemimpin Dewan Raja di seluruh Bali dari tahun 1946 hingga 1947 (Paruman Agung) dan Bupati Buleleng. Pada tahun 1947, karena kepercayaan Kristennya yang unik tidak cocok dengan agama Hindu yang dominan, Pandji Tisna menyerahkan tahta kepada adiknya, Anak Agung Ngurah Ketut Djelantik atau I Gusti Ketut Djelantik, juga dikenal sebagai Meester Djelantik, hingga 1949.</br></br>Dia meninggal 2 Juni 1978 dan dimakamkan di kuburan di sisi timur tanahnya dekat kapel yang dibangunnya bertahun-tahun sebelumnya.</br></br>Ada sebuah museum di Lovina yang didedikasikan untuk AA Pandji Tisna dan keluarganya: https://www.facebook.com/pg/The-Little-Museum-Anak-Agung-Panji-Tanji-Tisna-KM-0-Lovina-Bali-1402058299856241/tentang/KM-0-Lovina-Bali-1402058299856241/tentang/)
  • Anthok Sudarwanto  + (Anthok Sudarwanto lahir di Denpasar, 18 ApAnthok Sudarwanto lahir di Denpasar, 18 April. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 1996 dia rajin menggelar pameran bersama. Di antaranya adalah pameran Pameran Festival Kesenian Indonesia di Jogjakarta (1999), Kelompok HitamPutih di Museum Bali (2000), The Name of Identity di Tanah Tho Gallery, Ubud (2011), "Retrospektif" bersama Kelompok Galang Kangin di Bentara Bundaya Bali (2018). Tahun 2010 dia menggelar pameran tunggal “Transformation” di Hitam-Putih Artspace, Sangeh, Bali. Dia juga terlibat dalam Kelompok Militanarts. Karya-karyanya cenderung realis dengan tema-tema sosial dan kehidupan.lis dengan tema-tema sosial dan kehidupan.)
  • Antonio Maria Blanco  + (Antonio Blanco lahir pada tanggal 15 SepteAntonio Blanco lahir pada tanggal 15 September 1911 di Manila, ibu kota Filipina. Kedua orangtuanya berasal dari spanyol, oleh karena itu Blanco meyakini bahwa ia terhubung secara geografis dan spiritual pada Miro and Salvador Dali. Ayahnya menetap di Manila selama perang Spanyol - Amerika, bertugas sebagai dokter. Blanco sekolah di American Central School di Manila. Semasa sekolahnya ia sangat senang kelas-kelas kesenian, literatur dan bahasa tapi kesulitan mengukuti kelas sains. Tidak heran beliau dapat berbicara enam bahasa - Spanyol, Perancis, Ingris, Tagalog, Indonesia, dan sedikit Bahasa Bali. Selulus SMA di Manila, Blanco melanjutkan pendidikannya di National Academy of Art di New York, dibawah Sidney Dickinson. Pada masa-masa awal pembentukannya tersebut, Blanco berkonsentrasi pada bentuk tubuh manusia, terutama pada bentuk tubuh wanita. Sebagai kelanjutan pendidikannya, sekaligus memenihu hasrat berkelananya, ia menjelajah keliling dunia hingga akhirnya menginjakkan kaki di Bali pada tahun 1952. Raja Ubud memberi sepetak tanah kepada Blanco untuk mendirikan rumah dan studionya di Campuan, Ubud, pada pertemuan dua sungai suci. Blanco dan istrinya, seorang penari Bali terkenal bernama Ni Ronji, tinggal di rumah tersebut. Setelah perjalanan singkatnya ke Amerika, dimana Blanco mendapat banyak kontak kolektor baru, ia dan istrinya tidak pernah meninggalkan Bali lagi.</br></br>Hidup di rumah asri dengan pemandangan indah bersama empat anak mereka, Tjempaka, Mario, Orchid dan Maha Devi, Bali menjadi inti dari Blanco. Ia amat mengagumi pulau ini dan terperangkap oleh kharismanya.</br></br>Blanco hidup dan berkarya di rumah atas bukitnya hingga ia meninggal pada tahun 1999, menuangkan berbagai lukisan fantasi wanita cantik pada kanvas. Dikelilingi kebun bersemi, sawah dan pohon beringin merindangi pura keluarganya, Antonia blanco menciptakan realita baru untuk dirinya. Tuangan artistiknya didalam lingkungannya yang terisolir tersebut membuahkan karya-karya yang sangat dicari dan dihargai oleh pecinta seni, kolektor, dan promotor. Dalam waktu beberapa tahun, Blanco menjadi artis asing paling terkenal yang bertempat tinggal di Bali. Ia dikenal tidak hanya di Indonesia tapi juga seluruh dunia, mendapat berbagai pernghargaan, dan lukisannya dibeli dengan harga tinggi pada lelang-lelang internasional. </br></br>Mendekati akhir hidupnya, Blanco mulai mendirikan museum lukisan di studio seninya di Campuan. Kematiannya dramatis tidak lama sebelum pembukaan museumnya. Upacara kremasi ngaben yang cukup besar menandai kepergian beliau. Anak Blanco, Mario, memenuhi mimpi Blanco membuka museum dan melajutkan darah pelukisnya melanjutkan jejak kaki Sang Maestro. Museum Renaissance Blanco kini dibuka untuk umum, menampilkan karya-karya Sang Maestro dan Mario.pilkan karya-karya Sang Maestro dan Mario.)
  • Apang jalan sing putus, silih malu satus  + (Apa kabar semeton? Sudah sempat liburan keApa kabar semeton?</br>Sudah sempat liburan kemana saja, pergi bekerja, atau pulang ke kampung halaman untuk menyambut hari raya? Bagaimana perjalanannya, apakah aman semulus salju atau membuat kepala pusing? Beberapa yang mengatakan bahwa jalan di Bali sudah baik dan aman digunakan, namun tidak sedikit pula yang mengatakan banyak jalan di Bali masih rusak dan tidak aman untuk dilewati. </br>Denpasar sebagai ibukota Bali saja masih sering ditemukan beberapa jalan yang rusak dan sulit untuk dilewati. Lantas bagaimana dengan jalan yang terletak di desa-desa yang ada di beberapa kabupaten di Bali. Banyak beberapa wilayah di perdesaan yang jalannya ambruk, berlubang, bahkan tidak jarang yang jebol. Pemeliharaan dan perbaikan jalan memang sudah dilakukan namun harus lebih merata agar tidak cenderung melakukan perbaikan di beberapa jalan utama saja. Banyak daerah terpencil yang rusak dan sulit untuk dilewati hingga bertahun-tahun namun belum mendapatkan bala bantuan. </br>Beberapa artikel dan media sosial sering mengabarkan kemacetan, kecelakaan, pengiriman barang yang terhambat, namun jarang diketahui salah faktor utama penyebabnya adalah kerusakan jalan. Jalan yang rusak cenderung akan membuat masyarakat tidak bisa melewatinya sehingga beberapa pekerjaan, pengiriman barang dan aktivitas perdagangan sekitar jalan tersebut akan terganggu yang tentu akan mengganggu ekonomi dari masyarakat.</br>Dengan pemilu 2024 ini tentu saja menjadi harapan masyarakat agar terjadi revitalisasi pemerintah yang baru dalam perbaikan dan pengembangan masyarakat yang dapat dimulai dari masalah utama yaitu jalan. Pemerintah harus dapat mengalokasikan dana yang ada sebaik-baiknya untuk pembangunan jalan yang merata di seluruh Bali, karena walaupun memiliki dana yang sangat banyak namun tidak dialokasikan dengan benar hasilnya akan percuma dan tidak akan terjadi pemerataan yang total. Jalan menjadi sisi penting dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, terlebih lagi Bali sebagai destinasi wisata yang dikunjungi banyak wisatawan luar. Oleh karena itu, mari lakukan perbaikan awal dengan memulai perbaikan jalan.aikan awal dengan memulai perbaikan jalan.)
  • Ni Putu Apriani  + (April Artison adalah nama pena dari Ni PutApril Artison adalah nama pena dari Ni Putu Apriani. Lahir di Tuban, Badung, Bali, 12 April 1991. Lulusan komunikasi dan Penerangan Agama IHDN Denpasar. Sejak remaja aktif dalam senin sastra dan teater. Tahun 2016, dia diundang membaca puisi dalam Temu Penyair 5 Negara Asean di Singapura. Puisinya dimuat dalam buku Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016).)
  • Arie Smit  + (Arie Smit (Adianus Wilhelmus Smit) lahir dArie Smit (Adianus Wilhelmus Smit) lahir di Zaandam, Belanda pada tanggal 15 April 1916. Meninggal 23 Maret 2016 di Ubud. Dia pertama kali belajar melukis pada sebuah akademi seni di Amsterdam. Tahun 1938 di datang ke Batavia (Jakarta) sebagai seorang tentara dan bekerja pada landscape divisi. Dia memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1951. Tahun 1956 dia berkunjung ke Bali untuk pertama kalinya, dan akhirnya menetap di Bali. </br></br>Dia mendirikan aliran Young artist di Penestanan, Ubud , Bali sekitar tahun 1960 an. Sampai umurnya 80 tahun yaitu tahun 1996, dia telah pindah tempat lebih dari 30 kali dari satu tempat ke tempat yang lain di Bali. Arie Smit merupakan sosok seniman yang selalu mencari ketenangan dan kejernihan dalam hidup, dan ia menyukai tempat yang sunyi. Sikap personal ini sangat bertolak belakang dengan karya-karyanya yang hampir semuanya kaya dengan warna yang terang dan cerah. Tema dari karya-karyanya mengikuti alur jalan. Orang Bali menyebutnya "dari kaja ke Kelod" (dari Gunung menuju laut). Atas jasa-jasanya bagi perkembangan seni di Bali, Arie Smit menerima penghargaan Dharma kusuma dari Gubernur Propinsi Bali pada tahun 1992.ri Gubernur Propinsi Bali pada tahun 1992.)
  • Arif Bagus Prasetyo  + (Arif Bagus Prasetyo dilahirkan pada 30 SepArif Bagus Prasetyo dilahirkan pada 30 September 1971, tinggal di Denpasar sejak 1997. Dikenal sebagai penyair, kritikus sastra, kurator seni rupa, dan penerjemah buku. Alumnus International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Menerima sejumlah penghargaan bidang penulisan, antara lain: Hadiah Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta, Hadiah Kritik Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta, dan Anugerah Widya Pataka Pemerintah Provinsi Bali. Bukunya: Saksi Kata: 18 Esai Sastra (segera terbit), Memento: Poems (2015), Memento: Buku Puisi (2009), Epifenomenon: Telaah Sastra Terpilih (2005), Stephan Spicher: Eternal Line on Paper (2005), Melampaui Rupa: Sebingkai Wajah Seni Lukis Indonesia Mutakhir (2001), Mangu Putra: Nature, Culture, Tension (2000), dan Mahasukka: Buku Puisi (2000). (2000), dan Mahasukka: Buku Puisi (2000).)
  • Reinventing Bali Tourism - A Vision of Creativity, Education and Entrepreneurship  + (Artikel asli dicetat di BALI!NOW RebrandiArtikel asli dicetat di BALI!NOW</br></br>Rebranding dan rekonfigurasi industri pariwisata Bali dari "Desa Wisata" ke "Desa Kreatif" sangat penting. Produk pariwisata beralih dari aktivitas hiburan ke pengalaman pembelajaran dan inovasi yang meningkatkan keterampilan orang-orang sebagai wirausahawan dalam ekonomi kreatif global abad ke-21.</br></br>Bonus Demografi yang telah berubah dari generasi baby boomer yang berfokus pada rekreasi menjadi generasi X, Y, Z, dan milenial yang cenderung berorientasi pada petualangan kreatif dan kewirausahaan. Pasar berkembang dari internasional ke audiens domestik dan internasional. Penekanannya berubah dari "perdagangan" menjadi sebuah pengetahuan inovatif dan kewirausahaan...</br></br>Rebranding pariwisata mengubah Bali menjadi pusat inovasi dan pembelajaran global. Desa Kreatif dengan mempertahankan model desa gotong-royong dam rasa tanggung jawab bersama. Lingkungan dan infrastruktur yang terdesentralisasi, terdistribusi sepenuhnya, dan terpadu yang memberikan kesempatan yang sama dan diversifikasi yang ditingkatkan. Ekosistem yang berkelanjutan menghilangkan persaingan, diberdayakan oleh filosofi kelimpahan dan semangat kewirausahaan. Semangat baru akan nilai-nilai bersama dan rasa memiliki memotivasi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi untuk melayani kepentingan terbaik keseluruhan.</br></br>Lihat keseluruhannya di https://bit.ly/3pD43p9, aslinya diterbitkan di SEKARANG! Bali, 1 April 2021 oleh Richard Horstman. Bali, 1 April 2021 oleh Richard Horstman.)
  • Dewi Dian Reich  + (Artis dan penulis. Dewi Dian adalah pendirArtis dan penulis. Dewi Dian adalah pendiri Sawidji Gallery & Co.</br>Dewi Dian Reich lahir di Australia dari orang tua campuran Indonesia dan Eropa. Dewi memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Alam, seni, sejarah, dan tradisi warisan Indonesia. Dia menyebut Bali sebagai rumahnya selama hampir 20 tahun.</br>Dian adalah lulusan Australian National Art School in Fine Arts jurusan Fotografi dan disiplin seni lukis dengan penekanan pada sejarah dan teori seni. Melakukan studi pasca sarjana di Media Digital, Linguistik dan Studi Asia.</br>Dian fokus pada pengembangan Galeri dan Studio Sawidji yang sedang berjalan. Perubahan ekonomi yang disebabkan oleh Pandemi Covid di Bali menjadi katalisnya. Sudah ada kebutuhan untuk menilai kembali kondisi yang mempengaruhi integritas Seni Rupa di Bali. Yang tidak pernah lepas dari seluk-beluk kebudayaan itu sendiri. Sawidji mungkin mengeksplorasi tema-tema tersebut. Namun, kami hanya ingin merayakan talenta, komunitas, dan Alam dimana kita beruntung menjadi bagiannya. Alam dimana kita beruntung menjadi bagiannya.)
  • Aryadimas Ngurah Hendratno  + (Aryadimas Ngurah Hendratno lahir di DenpasAryadimas Ngurah Hendratno lahir di Denpasar, 13 September 1975. Menulis puisi sejak remaja, pernah bergabung dalam Teater Angin (SMAN 1 Denpasar), dan bersentuhan dengan Sanggar Minum Kopi. Sejumlah puisinya dimuat di Bali Post dan buku antologi Ensiklopedi Pejalan Sunyi (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Dia adalah “lurah” Jatijagat Kampung Puisi, mengajar sastra dan teater di Teater Tahkta SMK Saraswati 1 Denpasar, serta mengelola Rumah Belajar Seni di Denpasar. mengelola Rumah Belajar Seni di Denpasar.)
  • Augusta de Wit  + (Augusta de Wit (25 November 1864 – 9 Februari 1939) adalah seorang penulis Belanda, lahir di Hindia Belanda dan terkenal karena menulis tentang Jawa dan Bali.)