Property:Biography example text id
From BASAbaliWiki
A
Salah satu karya sastra modern yang telah berkembang di masyarakat adalah sebuah cerita pendek berjudul Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng. Cerita pendek ini berisikan nilai-nilai dari pendidikan yang luhur untuk membentuk karakter masyarakat. Demikian pula isi cerpen ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat saat ini. Oleh karenanya, lebih menarik untuk memahami nilai-nilai dari cerita pendek ini, terutama sekali nilai-nilai dari karakternya. Berdasarkan pemikiran diatas, studi ini bertujuan untuk membahas sejumlah hal seperti nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam cerita pendek Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng. +
Paper ini bertujuan untuk menganalisa secara kritis program perencaan keluarga di Bali yang diluncurkan oleh Gubernur Bali pada Juni 2019, yang memunculkan sejumlah pro dan kontra di masyarakat. Hegemoni sistem Keluarga Berencana (KB) nasional yang menekankan pada “Dua Anak Cukup” dipandang telah melemahkan posisi demografis etnis Bali di satu sisi, dan menguatkan posisi demografis pendatang di sisi lain. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana motif ideologis, motif politik identitas, serta romantisme budaya bekerja dan dibahas di dalam diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali. Menggunakan critical discourse analysis (analisa diskusi kritis), studi ini menemukan bahwa diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali melibatkan perdebatan ideologi lokal, nasional, dan global. Kesimpulannya adalah bahwa dalam perdebatan dimaksud, praktek politik identitas dan romantisme budaya yang termanipulasi oleh subyek dan pelaku terjadi di dalam kompetisi dialektika dan menempatkannya diantara populasi orang Bali dan migran. +
AG Pramono
Berita Pagi Gilimanuk
nyanyian lautmu pagi hari
anak-anak berlarian
ke tepi dermaga
dan kapal-kapal bermesin tua
merapat di dermaga
aku baru saja tiba di dermaga Gilimanuk
sepeda motor, bus dan truk bermuatan berat
baru saja turun dari kapal ini
O, jalan kecil menuju kepulanganku
kubaca berita di harian pagi
Pintu halaman kepulanganku
kutulis saja pada jejaknya
dari atas kapal tua ini
kulihat penjaja nasi bungkus, penjual kopi pagi dan tukang semir sepatu
bersenggolan dengan para penumpang
belum sempat aku memotret mereka bersama para awak kapal
tali kapal itu begitu kokoh membelit ditiang besi
aku baru melangkah di dermaga
kapal-kapal bermesin tua
pulang pergi
menghitung waktu
pagi – siang – malam
dari atas kapal bermesin tua
ada ucap yang belum sempat diucapkan, bisikku hari ini
aku keburu dikabarkan cerita tentang tanah kelahiranku
rumahku, lautku, begitu akrab tampaknya
kubiarkan saja
terpaan angin dan ombak pagi ini
seperti berita di harian pagi
yang kutemukan di tepi dermaga
: kapal-kapal tua itu mesti diganti, ujar seseorang padaku
Ah, rupanya
berita harian pagi
bercerita tentang kapal-kapal bermesin tua
dengan segala keluh kesahnya
namun tetap saja begitu
selalu ramai penumpang
menuju ke kampung halamanku
aku masih teringat, tentang nyanyian ombak dan gelombang
rumAh kecil , 2017 +
PADANG-PADANG BERKABUT
ada pematang membentang, menjulang-julang
padang-padang mengabut, membalut jalan tapaku
bertaring-taring bebatuan di tebing
di kanan
di kiri
suara menghantam dari kejauhan, menghantam suara sukmaku
sukma kau menggelegar, menggelegak di rongga dadaku
terperah darahku sekuning nanah
aku kepalkan tangan, hancurkan belahan langit
kau menjerit, menjarit-jarit luka
sungguh bumimu kelu
telah kutarikan tarian gelombang hirup pahit laut
senja menggantung melarut, melarutkan cintaku cinta kau
ada angin persawahan menuju bebukitan
padi-padi tiada isi, air sepi
tak lagi para angsa mengepak-ngepakkan sayap
sementara gonggong anjing meriuh
aku tangkap getir rambutmu, kubelai kujadikan nyanyian
-asmaramu pesonamu merampas seluruh keluh kesahku
keluh kesahmu merampas seluruh hidupmu hidupku-
ada padang padang mengabut, menjulang-julang
kuhancurkan dinding kau, aku menghirup reruntuhan
karena tuhan cipta daku dalam persemaian, kusemai cinta
dalam keruntuhan
Oktober 1984 +
SEPI TERASING
bercakap kami berdua, bisu
angin dan tebing-tebing
sungai kering, ikan-ikan menghilang
"Hilang ke mana padang-padang?"
di atas batu kamu memandang
kanak-kanak bermain bola
para bunda menggulir onak
kami berdua
dalam langit legit hitam
kami percakapkan waktu
yang menghukum kami
hingga berlabuh dalam sepi
"Pergi ke mana para Dewa?"
kamu bangun dan duduk
hutan baja, hitam bendera
terbungkah tetanahan
mengubur percakapan kami
Denpasar 1984 +
SANGKAN PARANING DUMADI
setelah tanah yang kau tatah
kepulkan bunga dan api
aku ke tepi
berbaring dalam sepimu
aku pejalan jauh,
melahap keluh
dari tanah kau tatah
ke tanah aku pasrah
kuteduhkan bumimu
yang melengking
dengan tangis,
atau jerit tertahan
setelah tanah yang kau tatah
kepulkan bunga dan api
kutumpahkan rasa sepiku padamu
aku pejalan jauh,
melahap keluh
kepadamu aku kembali
Januari 1985 +
UPACARA DIRI
Belum lagi usai irama gender
bermuara pada sudut malam ku
di atas nya suara lain juga bergema
tapi belum berakhir tanpa tarian
yang tertulis sejak lama
tangis pertama sampai
Lima puluh tujuh tahun disini
bersimpuh tanpa siapa siapa yang menyapa
A ... U ... M
aku ingin tetap menari dengan iramaMU
entah sampai dimana
dan kapan berakhir
aku hanyalah penari tanpa busana
yang melukis lakon sendiri
dengan irama angin
tangan dan kaki yang tiada
tanpa mata
tanpa telinga
juga jalan yang engkau buka
adalah garis tanganku
yang terus menabuh
dan menatap ramai di sekitar rumahku
adalah kesadaranku kini
didalam samadiku
dengan mata terbuka
suara sekecil apapun akan kutata
menjadi doa
menjadi lilin di malam hari
Baleagung, tengah hari 04032020 menjelang hari kelahiran 05032020 +
Agung Bawantara
Di Tengah Kabut
Lima kali sudah
Pesawat ini berputar-putar
Kabut begitu tebal
Tujuh bukit kapas
Tak menyamainya
Landasan buat mendarat
Sama sekali tak terlihat
Di satu kursi dengan pinggang terikat ketat
Aku seketika renik
Kebimbangan di kiri
Harapan di kanan
Dari bingkai jendela kudengar:
Hidup adalah perjalanan dari utang ke utang
Kau harus berderap
saban hari
Berputar
Bersama Semesta
Lunasi setiap janji
Dua kali lagi
Berputar pesawat ini
Kabut masih tebal saja
Nyatanya sembilan bukit kapas pun tak serupa
Landasan untuk mendarat tetap tak terlihat
Tapi Sang Kapten telah bersiap
Mengunci radar dan menukikkan pesawat
Ada celah tersingkap oleh cahaya
Jangan tanyakan dari mana cahaya itu
Kau sudah tahu. Kau kerap bercumbu
Sabuk di pingganggku semakin erat
Seperti tangan Ibu yang selalu membuatku jadi bocah
Kulirik jendela sebelah
Kudengar jua:
Hidup hanyalah perjalanan dari piutang ke piutang
Berputarlah terus
Berputar
Bayar tunai piutang sendiri
Para penerima adalah malaikat-malaikat zakat
Membuatmu mengecil jadi zat
Menyatu dengan apa saja
Ada yang keluar dari badan
pesawat yang siap mendarat
miring ke kiri
miring ke kanan
tegak kemudian
Pramugari pun meraih pengeras suara:
Karena pasti telah senantiasa
Dia beri selimut kabut
Lebih tebal
Dari yang kusyukuri saban hari
Harus kuperdalam sujud syukur
Agar menebal
Selimut kabut yang kusyukuri esok hari
Karena pasti telah senantiasa
Dia beri cahaya
Lebih terang
Dari yang kusyukuri saban hari
Harus kulipatgandakan rasa syukur
Agar semakin terang
Selimut cahaya yang kusyukuri esok hari
(Bandung-Denpasar PP, Agustus-September 2018) +
TAKSU
Oleh: Agung Wiyat S. Ardhi
Hentikan gerakan melayang itu
Duhai Matahari, duhai angin, duhai hari. hamba teramat takut Tuhan bosan
Marah membara, hamba mengharapkan yang dicari mencari segala dicari tidak didapat
tidak mendapat kapandaian.
Kini, dari Prabhata laut Sanur
Saraswati bersinar menyinari keutamaan beliau menaburkan bunga-bunga kecerdasan,
Kepandaian
Kepada dia yang tekun mempelajari sastra
Mempelajari aksara
Mempelajari filsafat.
Matahari, angin, hari
Jangan lagi dijeda orbitmu,
Hamba tak lagi takut
Tuhan tak lagi bosan
Sebab Saraswati sudah memerciki
Padma Kesara
Taksu
Menaburkan bunga-bunga kebaikan
Memenuhi alam Denpasar.
Kini, marilah masukkan dupa itu berbungakan api
Membara
Agar mendapat segala yang dicari
Mencari kepandaian
Mencari kemakmuran
Berdasarkan cinta kasih
Hingga mendapatkan kebahagiaan
Bhadarika Ashrama,
14 Agustus 2013 +
test3 +
Pengembangan sektor swasta di Asia Tenggara sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan di negara kawasan ASEAN. Masuknya startup, serta usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah, telah menarik perhatian banyak investor global dan pemodal ventura. Hal ini akan membantu negara berkembang dan memiliki dampak positif seperti mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja. Namun, masih banyak UKM yang tidak dapat berkembang dan tumbuh karena ketidakmampuan mereka untuk mengakses pembiayaan dari bank. Penelitian ini berfokus pada alasan yang mendasari mengapa beberapa UKM tidak memiliki akses ke pembiayaan khusus di Vietnam. Penelitian yang saya tulis mengidentifikasi tiga alasan mendasar mengapa ada kurangnya akses ke keuangan dan kredit di Vietnam; nepotisme dalam industri perbankan, peran gender dan iklim usaha yang tidak bersahabat untuk UKM. +
Pemadaman listrik yang sering terjadi di Jakarta memiliki efek negatif terhadap keamanan Nasional dan ekonomi negara. Dua opsi kebijakan untuk pemerintah yang dijelaskan dalam artikel ini adalah mereformasi manajemen PLN dan memperkenalkan teknologi smart grid. +
Bali adalah destinasi pariwisata global dan telah ditambahkan predikat kepadanya sebagai ‘surga’ semenjak satu abad terakhir. Namun kini tampak nyata bagi para pengunjung berbagai permasalahan serius bermunculan baik pada seluruh aspek ekonomi lokal maupun lingkungan hidup. Ketidaksinkronan pembangunan sebagai yang paling disalahkan. Adanya kegagalan untuk memunculkan arsitektur Bali baru yang sejalan dengan integritas aslinya, urbanis Bali kini terjebak dalam simpul Gordian dimana arsitektur tradisional yang utuh tetap ada, namun arsitektur baru tidak muncul. Bagaimana cara mengurai simpul itu, disitulah letak pertanyaannya. Arsitektur menderita diskontinuitas besar ketika bangunan tradisional menjadi terbengkalai ketika terjadi urbanisasi yang progresif. Masalahnya tetap tidak terselesaikan. Makalah berikut merupakan upaya awal untuk mengekspos isu-isu kunci dan menyarankan metode untuk bergerak maju. Namun momentum baru menuntut filosofi baru dalam ranah teori urban, fondasi dari semua aktivitas profesional karena tidak ada kemajuan signifikan yang dapat terjadi tanpanya. Oleh karena itu, perhatian saya diarahkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana transisi dapat dilakukan dari arsitektur tradisional Bali yang muncul dari dinamika feodalisme, menuju penerjemahan dan akomodasi sadarnya dalam pasca-modernitas, kapitalisme informasi, dan globalisasi? Sementara masalah perlu ditangani di beberapa tingkatan – pendidikan, kebijakan, strategi dan penegakan, saya menyarankan dalam kesimpulan bahwa ini harus dibingkai dalam prinsip-prinsip umum yang berasal dari transformasi vernakular, budaya regionalisme Bali yang kritis, dan adaptasi leksikon urbanis baru ke dalam lingkungan tropis. +
Seni pertunjukan pariwisata Bali merupakan suatu bentuk seni yang sengaja diolah untuk disajikan kepada wisatawan. Seni ini memiliki karakteristik teatrikal dan spektakuler yang lebih menonjolkan daya tarik visual daripada nilai ketakutan, magis, dan simbolis. Beberapa jenis kesenian seperti Tari Legong, Sendratari Ramayana, Tari Barong dan Keris, Tari Kera, Tari Topeng Wajah, dan Tari Wayang Kulit telah menjadi menu utama tontonan seni di Bali. Seni pertunjukan pariwisata Bali muncul dalam kemasan baru sejak tahun 1980. Konsep ini dominan dipengaruhi oleh ciri-ciri estetika pos-modern seperti: Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia. Tujuannya agar seni pertunjukan menjadi lebih eksotik yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Oleh karena itu, banyak aktivitas seni budaya Bali termasuk nilai sakralnya yang tergerus oleh proses sekularisasi yang cepat dan fantastis baik secara kualitas maupun kuantitas. +
Terdapat berbagai versi cerita legenda Cinderella diberbagai penjuru dunia. Ini versiku: Ada empat gadis, yang tiga buruk rupa dan hati. Sang ibu tiri membenci Cinderella, gadis keempat, selalu mengejek dan menyusahkannya. Akhirnya Cinderella meninggalkan rumah dan saat ia sampai di gunung, seekor burung ajaib menemaninya dan memberikan banyak hadiah emas, permata, dan cinta. Legenda ini berujung dengan seorang pengeran rupawan menikahi Cinderella dan mereka hidup bahagia selamanya. +
Sampah plastic telah menjadi masalah bagi pariwisata berkesinambungan, terutama di Bali. Berbagai upaya untuk menguranginya telah ditempuh oleh pemerintah, seperti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Kota Denpasar No. 36 tahun 2018. Artikel ini bertujuan untuk memahami pendapat dan perubahan pola prilaku warga Bali, terutama di Kota Denpasar setelah diterapkannya peraturan Walikota Denpasar dan Gubernur Bali terkait sampah plastik. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan, mahasiswa (Departmen Pariwisata), pedagang, masyarakat umum, dan dosen. Hasilnya adalah semua orang mengetahui peraturan pemerintah tentang pembatasan kantong plastik sekali pakai, namun hanya sebagian warga hanya mengetahui jika peraturan tersebut ada tanpa memahami siapa yang mengeluarkan. Sebagian besar masyarakat setuju dengan kebijakan tersebut, namun ada juga yang tidak setuju karena penggunaan kantong plastik lebih hemat. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja sendiri. +
Sebuah novel tentang petualangan Made Sanjaya, seorang remaja Bali yang ingin menyelamatkan sahabat dan juga keluarganya dari dendam lama dan sihir hitam. Nominasi 8 besar novel terbaik di UNNES International Novel Writing Contest 2017. +
Buku yang membahas mengenai keberadaan makhluk hidup di luar Bumi dari pandangan Hindu. +
Wabah virus SALCON menghantam Bali. Nagapuspa belum ditemukan. Epsilon marah besar. Haricatra menghilang ditelan Bumi! +
Biografi Perkumpulan Pendidikan Nasional, Denpasar, sebuah institusi terkenal yang melahirkan Universitas Undiknas, SMP Nasional Denpasar dan lainnya. +
Sebuah buku tentang perjalanan singkat keliling Bali dan mengagumi arsitekturnya. +
Kadek Haricatra punya kemampuan aneh. Dia bisa melihat bunga Nagapuspa, bunga lotus emas yang tumbuh di batu. Bunga itu bisa menyembuhkan semua penyakit manusia. Namun Epsilon, perusahaan obat terbesar di negeri itu sangat ingin merebut Nagapuspa. Kadek Haricatra ingin dibunuh. Dia harus lari! +
Biografi Profesor Gede Sri Darma, yang pernah menjadi profesor termuda di Indonesia. +
Aryadimas Ngurah Hendratno
Menjelma Mata Air
aku pernah menjelma mata air
aliranku kasar, menuju ngarai berakhir di kekeringan
jalurku berkelok menapak, mengisi lubang kosong
menanjak di antara nadi, bersekutu dengan darah
denyut jantung adalah tanda untuk pergi
berhenti mengolah emosi karena wujudku
adalah detak jantung yang tak berhenti
aku tak pernah lelah mewujud mata air
di selepas malam adalah waktu mengairi
dari keberadaannya di tempat tertinggi
dan kamu, selalu menjadi gumpalan
lemak ataukah batu, memilin jalan mencipta pusaran
sejenak itu perhentian yang mengikat
iba dan ketakutan, gelisah dan rasa bersalah
arus yang menarikku pulang
kembali aku mewujud mata air
setelah satu musim kering
timbaku adalah keyakinan
tali pengikatnya adalah jumlah kesadaran
penuhi dan tariklah untuk teman perjalanan
tetesan yang terjatuh adalah kebijaksanaan
kembali dan pungutlah bulir-bulir di persimpangan
hanya di situ kehendak mencipta
dan air berubah jadi mutiara
aku berusaha mewujud mata air
kosongkan dan dimulai kembali
perjalanan di antara nadi, darah dan rasa bersalah
lintasi kembali kelokan magis
temukanlah persimpangan tempat rasa terbuang
gumpalkan dalam renungan
pencapaian adalah emosi yang berulang
ketika kembali, kumpulkan yang hilang
sebab yang ada berarti tiada,
yang tidak ada adalah kunci segalanya +
B
Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta) +
Pulau Bali telah sangat menyatu dengan dunia pariwisata. Artikel ini meneliti identitas kebudayaan Bali yang dinamis dan hubungannya yang selalu berevolusi dengan dunia pariwisata di tengah globalisme dengan menggunakan studi kasus, pembangunan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (antara tahun 1993 – 2018), yang berbentuk patung Hindu Dewa Wisnu berdiri di atas burung garuda yang agung. Taman dan patung tersebut dipandang sebagai pertanda budaya baru untuk Bangsa Indonesia dan untuk industri pariwisata Bali. Namun demikian, studi kasus terhadap eksistensi taman ini juga menunjukkan bahwa Bali telah mengubah perannya di dalam konteks kepulauan Indonesia semenjak jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998 sembari berhadapan dengan tantangan baru globalisme pariwisata. Keterwakilan identitas budaya Bali berevolusi dari konstruksi turisme budaya terpusat, dari atas ke bawah, menjadi destinasi wisata global dengan menjadi tuan rumah bagi banyak kegiatan berskala internasional di taman tersebut. +
Sejarah Bali terbentuk dari banyak kontradiksi. Beberapa diantaranya bersifat intrinsik di dalam budaya dan masyarakat Bali, lainnya karena pengalaman penjajahan Belanda dan hasil penggabungannya ke dalam negara-bangsa Indonesia. Lainnya juga berasal dari kekuatan modernisasi, globalisasi, pariwisata dan konsumerisme. Para penulis Bali's Silent Crisis: Desire, Tragedy and Transition menyoroti kontradiksi ini untuk mengungkap masalah mendasar yang terus membentuk, mempengaruhi dan dengan cara tertentu, menghantui kehidupan sehari-hari di Bali. Kedua penulis berpendapat bahwa kekuatan-kekuatan ini serta perubahan-perubahan terkait memberikan trauma psikologis dan budaya yang mendalam yang sebagian besar tetap tidak diakui – karenanya merupakan 'krisis diam' – dan bertentangan dengan wacana Bali sebagai surga.
Para penulis telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama bertahun-tahun, dengan sebagian besar waktunya di Bali. Dengan latar belakang akademis dalam studi budaya dan promosi kesehatan, mereka membawa perspektif yang menarik untuk subjek mereka dan menunjukkan kepedulian yang jelas terhadap kesehatan psikologis jangka panjang orang Bali yang terperangkap dalam proses perubahan, kekerasan, dan keinginan mendalam yang dikemas dalam subjudul dari buku-buku mereka. Sejak awal kami merasakan motivasi mereka yang sangat kuat dalam meneliti dan menulis buku dan komitmen mereka terhadap teman dan kolega Bali. Tampak jelas bahwa mereka memiliki kasih sayang yang besar untuk subjek mereka dan sampai pada kesimpulan mereka yang mendasarkan pada keterlibatan jangka panjang dengan Bali.
Ulasan utuh dari buku ini bisa dilihat pada laman: https://www.insideindonesia.org/review-bali-s-silent-crisis?highlight=WyJiYWxpIiwiYmFsaSdzIiwiJ2JhbGkiLCJiYWxpJyIsImJhbGknLiIsIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3D +
C
Bawa imaji ke dalam lubuk batinmu, menjadikan
gelap menjadi terang. Ibarat cahaya api di matamu
yang liar, Ketakutan menjadi sublim
kemudian pagi membujuk siang, menggoda malam.
Pada satu panggung ketemukan pemeran utama yang
gagu, musik mengalun di silau lampu. Berhamburan
kupu dan laron-laron
Terkadang kita tidak mampu menepis, begitu banyak
cemooh mengharu-biru memasuki ruang pribadimu.
ibarat seekor monyat tua mencabik-cabik kebun
mencari dedaunan, karena ia lapar. Seperti perempuan
yang gelisah tak menemukan sebuah payung di tengah
hujan
Kuletakkan dua puluh batang bunga sedap malam dalam
Jambangan. Berharap menjelang malam keharuman berkeliling
di setiap ruang. Membawa pergi seribu bayangan kelam.
Kecemasan adalah bingkai retak yang menjamah di dalam
rumah. Hari ini anak-anak mulai sekolah.
Aku selesaikan adonan dalam loyang, berwarna kuning
dan coklat seperti kuda zebra. Membiarkan aroma roti
menjelajah ke rumah tetangga, ke segenap penjuru dermaga.
Di bawah tangga di rumahku, aku melihat seekor kucing
seekor tikus, seekor anjing bercengkerama dalam senda
gurau yang riang.
(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016) +
Di sebuah poster
aku melihat wajah ibu
repertoar unik bermandi cahaya
sungguh aneh kukira
mengapa ia ada di sana
sorot matanya tajam
seperti hendak menghujam
atau ia sedang menipu nestapa?
di setiap tembang aku melihat jiwa ibu
berkelana mengarungi jata raya
seperti hendak menemukan
kidung kenangan
Berpuluh abad berpuluh kesunyian
Menikam senja
Potret khayali hikayat Malinkundang
Legenda yang menjadi batu
ibarat pusaran air di gigir waktu
Bergulung dalam almanak
Memberikan warna bagi kanak-kanak
Perempuan menjadi ibu
Meneteskan darah dari rahim
Melahirkan perahu layar
Bertumbuh menjadi bahtera
Akankah ia menjadi batu padas?
(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016) +
dalam kabut waktu
orang-orang singgah
meninggakan zaman
kepada siapa ia menitipkan
buah-buah anggur di musim panen
karena ia paham
sebuah rumah tak lagi
memberinya rasa nyaman
entah siapa pula yang terjebak
dalam pusaran waktu
suara gemuruh hujan
menghanyutkan ladang-ladang
membiarkan kupu-kupu dan kunang-kunang
terbang jauh
hanya karena angin memanggil
kau surutkan air mata di pelupuk hati
ke dalam jeram yang menghujam bilik jantungmu
lalu negeri ini berpulang
meninggalkan lembah
burung-burung terbang
meninggalkan sarang. Ia merasa letih
menyangga bumi dengan bilur-bilur di tubuhnya
memerah ...
kelak perjalanan ini selalu merindukan petang
menimang-nimang kesepian
(BPM 10 Oktober 2010) +
Chandra Yowani
Aku adalah Perempuan
Aku adalah perempuan
yang susuri pesisir moyangku dalam diam
berusaha pahami kelahiran demi kelahiran
di tiap semesta pada tiap masa
Aku adalah perempuan yang suatu kali
mungkin pernah menghangatkan ranjangmu dan
puaskan kelelakianmu,
catatkan percintaan pada ingatan jiwa
hingga kau buru di tiap reinkarnasi
Aku adalah perempuan yang membasuh luka sendiri,
perihnya tegakkan langkahku
tak perlu kau tanya air mata mana yang terderas,
telah kusurutkan sumbernya
Aku adalah perempuan yang kakinya telanjang
menapaki dahaga siang, juga lenguhan malam
tak hendak kupinjam sepatu siapa pun
aku ingin setiap molekul indra ku mengingat sensasinya
karena ini petualanganku sendiri
Aku adalah perempuan yang pernah tersesat
hingga terperangkap dalam labirin keakuan angkuhku,
ruang gelap batinku
Hingga kusadari,
aku hanyalah perempuan yang terbelit kumparan karma
tualangku aliri rekaman cinta semesta
hidup ini sejatinya tentang kesadaran
dan keberserahan pada Dia
yang bersemayam dalam diri sejati
Juni 2020
Perempuan Berkebaya
Saat diam-diam langit meminang rembulan,
Perempuan berkebaya,
arah manakah tatapnya berkelana?
Susuri lorong waktu dan ruang tak bertepi
Tak lelahkah?
Kerling mentari bersaksi, semesta mencatat,
Perempuan tak hanya tentang sumur, dapur, dan kasur
Perempuanlah pembawa rahim semesta.
Sejarah berganti oleh gemulai lekuk tubuh perempuan.
Perempuan berkebaya,
dipangkunya tangis kanak-kanak dalam buaian,
cerita tiap jiwa tak pernah sama,
maka kenalilah perjalanan,
gumamnya sembari mengurai kusut perjalanannya sendiri
Perempuan berkebaya,
disemainya cinta di ladang-ladang kosong para pengembara
dilagukannya nyanyian semesta "Bapaku cahaya, Ibuku bumi"
duhai, hati yang mabuk gairah duniawi,
masihkah ragu akan Kasih Sejati?
Perempuan berkebaya,
dibiarkannya para lelaki mengangkangi tubuhnya
tapi tidak pola pikirnya
direlakannya badannya dijamah kerakusan birahi
tapi tidak hati dan jiwanya
karena tubuh ini hanya sementara,
badan ini hanya pinjaman, katanya
Perempuan berkebaya,
berceritalah arah manakah deru langkah itu menuju?
Senja di Dermaga
langit selalu memukau
bila bercerita tentang waktu
kelana yang lampau
tak pernah sengaja membuatku tergugu bisu
senja selalu jatuh dengan kesetiaan
pada batas cakrawala
memulas langit dalam kecintaan
dan birahi yang sama
entah mengapa,
dermaga seringkali
membawakan senja
untukku lebih dalam mengenal-Mu
membawaku kembali
pada ruang-ruang hati yang merindu
tak terkendali pada-Mu
tapi,
sering kuabaikan atas nama cinta
yang justru tak pernah kukenali maknanya
menatap senja di dermaga,
bersama siapa pun kubersisian,
walau dalam luka terperih,
aku pasti tersihir nyanyian ombak,
tenggelam dalam pusaran kesadaran,
betapa aku sering lalai,
sesungguhnya cinta-Mu tak pernah usai,
betapa telah Kau hadirkan Mahaguru yang
selalu menuntunku dengan kesabaran
dan kasih
tak terhingga
karena Engkau, menungguku untuk pulang
dalam damai
Tuhan, biarlah jiwaku hanya berlabuh di
dermaga cinta-Mu
Jimbaran, 1 December 2019
D
Ini adalah tarian yang sangat populer di desa-desa. Asalnya dari tahun 1930-an. Disebut juga tari Cinta, tarian ini dibawakan oleh 10 pasangan muda yang belum menikah, serta melibatkan nyanyian dan tarian mengikuti gambelan gerakan rayuan. Janger berarti tergila-gila. Jadi, para remaja putra dan putri saling menggoda satu sama lain selama tarian itu, menciptakan hubungan yang bahagia, menyenangkan dan terkadang lucu.
Para penari telah berlatih tarian ini sejak berbulan-bulan di Desa Pesalakan, sebuah desa tradisional sekitar 15 menit dari pusat Ubud. Latihannya cukup lama karena banyak yang belum pernah menari sebelumnya.
Jadi ini adalah kebangkitan budaya melalui tarian yang sangat penting untuk disaksikan dengan banyaknya influencer modern yang mempengaruhi budaya di pulau dewata.
Salah satu tujuan utama dari Proyek Kebersamaan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan kembali budaya di kalangan generasi muda. Tarian ini adalah contoh kebersamaan yang luar biasa, karena menyatukan generasi muda untuk mempraktikkan dan mengekspresikan budaya mereka. +
Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum. +
Menampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tari seni Jegog khas Jembrana. Semua pesona Jembrana diiringi dengan tabuh/lagu berbeda kreasi Sanggar Seni Sukarya. Di bagian penutup menampilkan penggalan dari semua 7 tabuh dan tari dari Sanggar Seni Sukarya dengan iringan gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana. +
Tujuan studi ini adalah merancang wujud optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. Studi ini berbentuk deskriptif-kualitatif yang lebih banyak menggunakan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami setiap fenomena sosial yang terjadi. Pembagian kewenangan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali dalam upaya pencegahan pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan. Diperlukan optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. +
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Perubahan perilaku harus ditanamkan sejak dini. Buklet adalah media yang tepat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku siswa sekolah dasar. Materi pemilahan sampah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan pesan teks dan gambar. Penelitian eksperimen semu dengan desain satu grup pre-tes dan pos-tes. Metode pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah 90 orang dari 65 sekolah dasar di Denpasar Selatan. Instrumen penelitian ini adalah angket, dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis wawancara membandingkan mean paired sample t-test. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan metode evaluasi diri dengan media buklet dengan nilai (p<0,001). Upaya promosi kesehatan dengan mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Sekolah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan. +
Unsur seni lukis Tradisional Bali mengandung unsur naratif, ilustratif, figuratif, fungsional, hal tersebut membentuk struktur seni rupa Bali yang sangat erat kaitannya dengan keberadaan teks sebagai latar belakang penciptaannya. Penelitian ini bertujuan untuk membaca pengaruh yang diakibatkan oleh narasi sebagai hal yang mempengaruhi wimba dan cara wimba objek pada lukisan tradisional Bali yang difokuskan pada lukisan Sutasoma dengan gaya wayang Kamasan di Bale Kambang Kerta Gosa, Klungkung dan lukisan Prabu Salya oleh I Ketut Gede Singaraja. Metode penelitian ini mempergunakan metode penelitian seni kualitatif dengan desktiptif analitik, teori yang dipergunakan sebagai analisa adalah sistem Ruang-Waktu-Datar dari teori Bahasa Rupa. Hasil analisa menunjukan bahwa narasi membentuk sistem tata cara penggambaran seni lukis Tradisional Bali yang dapat dilihat dari cara pengaplikasian perspektif dari berbagai sisi, pola penggambaran figur tokoh yang mengganti ekpsresi wajah dengan gestur, juga kehadiran matra waktu yang simbolik. Melalui pembacaan dengan sistem Ruang-Waktu-Datar didapatkan bahwa lukisan tradisional Bali dipengaruhi oleh narasi yang sangat kuat tercermin dalam bahasa rupanya. +
Koleksi foto bunga-bunga liar di persawahan dan perbukitan Ubud.
Ini adalah wujud sebuah perjuangan yang halus nan sunyi. Bukit kami yang bermekaran dan persawahan yang membentang ke segala arah. Di sini, yang dicinta dan yang dinista bertahan hidup dan tumbuh. Mereka sama-sama berbunga. +
Salah satu hal yang menjadi pusat kebudayaan Bali, mungkin bisa dikatakan kepastian hubungan seseorang dengan Alam. Jika seni merupakan bagian integral dari budaya kita, apalagi Alam.
Kayu Putih Bayan (Pohon Kayu Putih Bayan) adalah pohon purba. Salah satu dari banyak pohon kuno yang ada di tanah Suci dan merupakan bagian dari Pura, Pura Babakan. Menjadi ratusan tahun, tentu saja tidak muncul tiba-tiba entah dari mana. Namun, itu telah mulai menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Mungkin karena meningkatnya kesadaran di media sosial, pasti ada lebih banyak pengunjung di sana dalam setahun terakhir.
Keindahan Kayu Putih Bayan, foto-foto ini berpusat pada keberadaan Puranya. Bahwa ketika kita melihat Pohon ini, itu tidak terpisah dari melihat yang Suci. +
Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.
Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh.
Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif.
Semangat Inklusivitas
Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup.
Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti.
terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas.
Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/
Menggali apa yang ada di dalam karakter 'Topeng Keras'. Salah satu Topeng sakral yang muncul di Topeng Babad. Salah satu Ritual Tari Topeng tertua dan paling sakral di Bali. Serangkaian potret yang mengeksplorasi karakter yang bergema dalam Topeng Keras, tarian dan penari. Dan hubungan antara ketiganya. +
Potret seniman kontemporer Putu Bonuz Sudiana karya Dewi Dian Reich. Di Studio Sawidji. Seorang seniman kontemporer multidisiplin yang terkenal dengan gaya abstraknya yang kuat. Putu Bonuz Sudiana adalah seorang seniman yang dinamis dan progresif dengan kharisma kreatif yang menarik khalayak luas. Kontribusinya dalam lukisan, instalasi, musik, seni pertunjukan dan puisi. +
Topeng Dalem. Raja, Topeng dan Tarian.
Topeng Dalem mewakili Raja, Dalem Waturenggon, terkait dengan Zaman Keemasan Kerajaan Gelgel Bali pada abad ke-16. Dia dikenal dalam narasi ini sebagai pengasih, baik hati dan bijaksana. Raja yang penyayang. Itu sebabnya, menurut Kadek Sudiasa, untuk mengukir dan menangkap esensi Topeng Dalem sulit dilakukan. Untuk menangkap ketenangan dan kelembutan Raja ini, dengan apa yang dia gambarkan memiliki kelembutan tertentu di sekitar matanya. Kehalusan dalam karakternya inilah yang membuatnya sulit untuk ditangkap. Ia tidak memiliki ciri-ciri nyata yang terkandung dalam Topeng Keras atau Topeng Tua. +
Potret Aryani Willems oleh Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Fotografi Seni Rupa +
Penari. Ketika sebuah Tari membawa warisan yang begitu monumental, substansinya seringkali terputus dari penonton yang jauh lebih besar. Mereka yang mempelajari budaya dan seninya dan menjadi penari sendiri memiliki pemahaman seni yang lebih dalam. Mungkin berhubungan dengan penari adalah cara yang baik untuk mengapresiasi tarian. Elemen manusia yang bisa kita semua pahami. +
'Lost Signal' adalah bagian dari Photography Series dengan nama yang sama oleh Dewi Dian Reich. Penulis, artis, dan fotografer.
"Kakek saya berbicara dan berjalan di jalan-jalan ini. Dia biasa memegang tangan saya,
Kakek saya awet muda, visinya tajam dan kebijaksanaannya dalam,
Di mana taman bermain kita? Kenapa dia tersandung?
Apakah mataku yang lengah terhadap paku dan pecahan kaca yang akan melukai kakinya? Atau telingaku yang meredam suaranya?
Apakah Anda tidak tahu ada paku tajam dan pecahan kaca yang akan memotong kaki telanjangnya? +
Potret Artis Sujana Suklu di studio menggambar novel. Menjelajahi salah satu dari Tiga Kamar Seni. Seni oleh Interaksi.
Art by Interaction mengacu pada proses yang tersentuh oleh interaktivitas atau kolaborasi. Perlu dicatat perbedaan antara interaksi dan kolaborasi berbeda. Proses kolaboratif menunjukkan kesepakatan bersama, sementara interaksi dapat terjadi dalam proses seni yang tidak disengaja. Semua kolaborasi adalah interaksi, namun tidak semua interaksi adalah kolaborasi. +
The Living Masks of Bali adalah seri kami yang mengeksplorasi dan merayakan topeng tradisional Bali. Kami kembali hari ini dengan melihat dari dekat Topeng Tua, Topeng Tua. Percakapan dengan Penari dan Pembuat Topeng Kadek Sudiasa dari Mas Ubud. Serangkaian potret Topeng Tua. Diiringi perbincangan dengan Kadek Sudiasa yang mengulik hubungan dan kenangannya dengan Topeng Tua. Sebagai penari dan pembuat topeng. +
Potret seniman kontemporer Wayan Suastama karya Dewi Dian Reich. Potret lingkungan, di lingkungan yang tidak dipentaskan. Secara alami menggambarkan bengkel studio seniman. Diambil pada awal 2023 saat membuat katalog karya para seniman.
'Melalui proses kreatif, Anda belajar melakukan percakapan jujur dengan diri sendiri. Itu pasti mengarah pada kedamaian dalam hidup Anda. Itu adalah hadiah kepositifan.' ~ Wayan Suastama +