Property:Biography example text id
From BASAbaliWiki
A
Salah satu karya sastra modern yang telah berkembang di masyarakat adalah sebuah cerita pendek berjudul Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng. Cerita pendek ini berisikan nilai-nilai dari pendidikan yang luhur untuk membentuk karakter masyarakat. Demikian pula isi cerpen ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat saat ini. Oleh karenanya, lebih menarik untuk memahami nilai-nilai dari cerita pendek ini, terutama sekali nilai-nilai dari karakternya. Berdasarkan pemikiran diatas, studi ini bertujuan untuk membahas sejumlah hal seperti nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam cerita pendek Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng. +
Paper ini bertujuan untuk menganalisa secara kritis program perencaan keluarga di Bali yang diluncurkan oleh Gubernur Bali pada Juni 2019, yang memunculkan sejumlah pro dan kontra di masyarakat. Hegemoni sistem Keluarga Berencana (KB) nasional yang menekankan pada “Dua Anak Cukup” dipandang telah melemahkan posisi demografis etnis Bali di satu sisi, dan menguatkan posisi demografis pendatang di sisi lain. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana motif ideologis, motif politik identitas, serta romantisme budaya bekerja dan dibahas di dalam diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali. Menggunakan critical discourse analysis (analisa diskusi kritis), studi ini menemukan bahwa diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali melibatkan perdebatan ideologi lokal, nasional, dan global. Kesimpulannya adalah bahwa dalam perdebatan dimaksud, praktek politik identitas dan romantisme budaya yang termanipulasi oleh subyek dan pelaku terjadi di dalam kompetisi dialektika dan menempatkannya diantara populasi orang Bali dan migran. +
AG Pramono
Berita Pagi Gilimanuk
nyanyian lautmu pagi hari
anak-anak berlarian
ke tepi dermaga
dan kapal-kapal bermesin tua
merapat di dermaga
aku baru saja tiba di dermaga Gilimanuk
sepeda motor, bus dan truk bermuatan berat
baru saja turun dari kapal ini
O, jalan kecil menuju kepulanganku
kubaca berita di harian pagi
Pintu halaman kepulanganku
kutulis saja pada jejaknya
dari atas kapal tua ini
kulihat penjaja nasi bungkus, penjual kopi pagi dan tukang semir sepatu
bersenggolan dengan para penumpang
belum sempat aku memotret mereka bersama para awak kapal
tali kapal itu begitu kokoh membelit ditiang besi
aku baru melangkah di dermaga
kapal-kapal bermesin tua
pulang pergi
menghitung waktu
pagi – siang – malam
dari atas kapal bermesin tua
ada ucap yang belum sempat diucapkan, bisikku hari ini
aku keburu dikabarkan cerita tentang tanah kelahiranku
rumahku, lautku, begitu akrab tampaknya
kubiarkan saja
terpaan angin dan ombak pagi ini
seperti berita di harian pagi
yang kutemukan di tepi dermaga
: kapal-kapal tua itu mesti diganti, ujar seseorang padaku
Ah, rupanya
berita harian pagi
bercerita tentang kapal-kapal bermesin tua
dengan segala keluh kesahnya
namun tetap saja begitu
selalu ramai penumpang
menuju ke kampung halamanku
aku masih teringat, tentang nyanyian ombak dan gelombang
rumAh kecil , 2017 +
PADANG-PADANG BERKABUT
ada pematang membentang, menjulang-julang
padang-padang mengabut, membalut jalan tapaku
bertaring-taring bebatuan di tebing
di kanan
di kiri
suara menghantam dari kejauhan, menghantam suara sukmaku
sukma kau menggelegar, menggelegak di rongga dadaku
terperah darahku sekuning nanah
aku kepalkan tangan, hancurkan belahan langit
kau menjerit, menjarit-jarit luka
sungguh bumimu kelu
telah kutarikan tarian gelombang hirup pahit laut
senja menggantung melarut, melarutkan cintaku cinta kau
ada angin persawahan menuju bebukitan
padi-padi tiada isi, air sepi
tak lagi para angsa mengepak-ngepakkan sayap
sementara gonggong anjing meriuh
aku tangkap getir rambutmu, kubelai kujadikan nyanyian
-asmaramu pesonamu merampas seluruh keluh kesahku
keluh kesahmu merampas seluruh hidupmu hidupku-
ada padang padang mengabut, menjulang-julang
kuhancurkan dinding kau, aku menghirup reruntuhan
karena tuhan cipta daku dalam persemaian, kusemai cinta
dalam keruntuhan
Oktober 1984 +
SEPI TERASING
bercakap kami berdua, bisu
angin dan tebing-tebing
sungai kering, ikan-ikan menghilang
"Hilang ke mana padang-padang?"
di atas batu kamu memandang
kanak-kanak bermain bola
para bunda menggulir onak
kami berdua
dalam langit legit hitam
kami percakapkan waktu
yang menghukum kami
hingga berlabuh dalam sepi
"Pergi ke mana para Dewa?"
kamu bangun dan duduk
hutan baja, hitam bendera
terbungkah tetanahan
mengubur percakapan kami
Denpasar 1984 +
SANGKAN PARANING DUMADI
setelah tanah yang kau tatah
kepulkan bunga dan api
aku ke tepi
berbaring dalam sepimu
aku pejalan jauh,
melahap keluh
dari tanah kau tatah
ke tanah aku pasrah
kuteduhkan bumimu
yang melengking
dengan tangis,
atau jerit tertahan
setelah tanah yang kau tatah
kepulkan bunga dan api
kutumpahkan rasa sepiku padamu
aku pejalan jauh,
melahap keluh
kepadamu aku kembali
Januari 1985 +
UPACARA DIRI
Belum lagi usai irama gender
bermuara pada sudut malam ku
di atas nya suara lain juga bergema
tapi belum berakhir tanpa tarian
yang tertulis sejak lama
tangis pertama sampai
Lima puluh tujuh tahun disini
bersimpuh tanpa siapa siapa yang menyapa
A ... U ... M
aku ingin tetap menari dengan iramaMU
entah sampai dimana
dan kapan berakhir
aku hanyalah penari tanpa busana
yang melukis lakon sendiri
dengan irama angin
tangan dan kaki yang tiada
tanpa mata
tanpa telinga
juga jalan yang engkau buka
adalah garis tanganku
yang terus menabuh
dan menatap ramai di sekitar rumahku
adalah kesadaranku kini
didalam samadiku
dengan mata terbuka
suara sekecil apapun akan kutata
menjadi doa
menjadi lilin di malam hari
Baleagung, tengah hari 04032020 menjelang hari kelahiran 05032020 +
Agung Bawantara
Di Tengah Kabut
Lima kali sudah
Pesawat ini berputar-putar
Kabut begitu tebal
Tujuh bukit kapas
Tak menyamainya
Landasan buat mendarat
Sama sekali tak terlihat
Di satu kursi dengan pinggang terikat ketat
Aku seketika renik
Kebimbangan di kiri
Harapan di kanan
Dari bingkai jendela kudengar:
Hidup adalah perjalanan dari utang ke utang
Kau harus berderap
saban hari
Berputar
Bersama Semesta
Lunasi setiap janji
Dua kali lagi
Berputar pesawat ini
Kabut masih tebal saja
Nyatanya sembilan bukit kapas pun tak serupa
Landasan untuk mendarat tetap tak terlihat
Tapi Sang Kapten telah bersiap
Mengunci radar dan menukikkan pesawat
Ada celah tersingkap oleh cahaya
Jangan tanyakan dari mana cahaya itu
Kau sudah tahu. Kau kerap bercumbu
Sabuk di pingganggku semakin erat
Seperti tangan Ibu yang selalu membuatku jadi bocah
Kulirik jendela sebelah
Kudengar jua:
Hidup hanyalah perjalanan dari piutang ke piutang
Berputarlah terus
Berputar
Bayar tunai piutang sendiri
Para penerima adalah malaikat-malaikat zakat
Membuatmu mengecil jadi zat
Menyatu dengan apa saja
Ada yang keluar dari badan
pesawat yang siap mendarat
miring ke kiri
miring ke kanan
tegak kemudian
Pramugari pun meraih pengeras suara:
Karena pasti telah senantiasa
Dia beri selimut kabut
Lebih tebal
Dari yang kusyukuri saban hari
Harus kuperdalam sujud syukur
Agar menebal
Selimut kabut yang kusyukuri esok hari
Karena pasti telah senantiasa
Dia beri cahaya
Lebih terang
Dari yang kusyukuri saban hari
Harus kulipatgandakan rasa syukur
Agar semakin terang
Selimut cahaya yang kusyukuri esok hari
(Bandung-Denpasar PP, Agustus-September 2018) +
TAKSU
Oleh: Agung Wiyat S. Ardhi
Hentikan gerakan melayang itu
Duhai Matahari, duhai angin, duhai hari. hamba teramat takut Tuhan bosan
Marah membara, hamba mengharapkan yang dicari mencari segala dicari tidak didapat
tidak mendapat kapandaian.
Kini, dari Prabhata laut Sanur
Saraswati bersinar menyinari keutamaan beliau menaburkan bunga-bunga kecerdasan,
Kepandaian
Kepada dia yang tekun mempelajari sastra
Mempelajari aksara
Mempelajari filsafat.
Matahari, angin, hari
Jangan lagi dijeda orbitmu,
Hamba tak lagi takut
Tuhan tak lagi bosan
Sebab Saraswati sudah memerciki
Padma Kesara
Taksu
Menaburkan bunga-bunga kebaikan
Memenuhi alam Denpasar.
Kini, marilah masukkan dupa itu berbungakan api
Membara
Agar mendapat segala yang dicari
Mencari kepandaian
Mencari kemakmuran
Berdasarkan cinta kasih
Hingga mendapatkan kebahagiaan
Bhadarika Ashrama,
14 Agustus 2013 +
test3 +
Pengembangan sektor swasta di Asia Tenggara sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan di negara kawasan ASEAN. Masuknya startup, serta usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah, telah menarik perhatian banyak investor global dan pemodal ventura. Hal ini akan membantu negara berkembang dan memiliki dampak positif seperti mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja. Namun, masih banyak UKM yang tidak dapat berkembang dan tumbuh karena ketidakmampuan mereka untuk mengakses pembiayaan dari bank. Penelitian ini berfokus pada alasan yang mendasari mengapa beberapa UKM tidak memiliki akses ke pembiayaan khusus di Vietnam. Penelitian yang saya tulis mengidentifikasi tiga alasan mendasar mengapa ada kurangnya akses ke keuangan dan kredit di Vietnam; nepotisme dalam industri perbankan, peran gender dan iklim usaha yang tidak bersahabat untuk UKM. +
Pemadaman listrik yang sering terjadi di Jakarta memiliki efek negatif terhadap keamanan Nasional dan ekonomi negara. Dua opsi kebijakan untuk pemerintah yang dijelaskan dalam artikel ini adalah mereformasi manajemen PLN dan memperkenalkan teknologi smart grid. +
Bali adalah destinasi pariwisata global dan telah ditambahkan predikat kepadanya sebagai ‘surga’ semenjak satu abad terakhir. Namun kini tampak nyata bagi para pengunjung berbagai permasalahan serius bermunculan baik pada seluruh aspek ekonomi lokal maupun lingkungan hidup. Ketidaksinkronan pembangunan sebagai yang paling disalahkan. Adanya kegagalan untuk memunculkan arsitektur Bali baru yang sejalan dengan integritas aslinya, urbanis Bali kini terjebak dalam simpul Gordian dimana arsitektur tradisional yang utuh tetap ada, namun arsitektur baru tidak muncul. Bagaimana cara mengurai simpul itu, disitulah letak pertanyaannya. Arsitektur menderita diskontinuitas besar ketika bangunan tradisional menjadi terbengkalai ketika terjadi urbanisasi yang progresif. Masalahnya tetap tidak terselesaikan. Makalah berikut merupakan upaya awal untuk mengekspos isu-isu kunci dan menyarankan metode untuk bergerak maju. Namun momentum baru menuntut filosofi baru dalam ranah teori urban, fondasi dari semua aktivitas profesional karena tidak ada kemajuan signifikan yang dapat terjadi tanpanya. Oleh karena itu, perhatian saya diarahkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana transisi dapat dilakukan dari arsitektur tradisional Bali yang muncul dari dinamika feodalisme, menuju penerjemahan dan akomodasi sadarnya dalam pasca-modernitas, kapitalisme informasi, dan globalisasi? Sementara masalah perlu ditangani di beberapa tingkatan – pendidikan, kebijakan, strategi dan penegakan, saya menyarankan dalam kesimpulan bahwa ini harus dibingkai dalam prinsip-prinsip umum yang berasal dari transformasi vernakular, budaya regionalisme Bali yang kritis, dan adaptasi leksikon urbanis baru ke dalam lingkungan tropis. +
Seni pertunjukan pariwisata Bali merupakan suatu bentuk seni yang sengaja diolah untuk disajikan kepada wisatawan. Seni ini memiliki karakteristik teatrikal dan spektakuler yang lebih menonjolkan daya tarik visual daripada nilai ketakutan, magis, dan simbolis. Beberapa jenis kesenian seperti Tari Legong, Sendratari Ramayana, Tari Barong dan Keris, Tari Kera, Tari Topeng Wajah, dan Tari Wayang Kulit telah menjadi menu utama tontonan seni di Bali. Seni pertunjukan pariwisata Bali muncul dalam kemasan baru sejak tahun 1980. Konsep ini dominan dipengaruhi oleh ciri-ciri estetika pos-modern seperti: Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia. Tujuannya agar seni pertunjukan menjadi lebih eksotik yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Oleh karena itu, banyak aktivitas seni budaya Bali termasuk nilai sakralnya yang tergerus oleh proses sekularisasi yang cepat dan fantastis baik secara kualitas maupun kuantitas. +
Terdapat berbagai versi cerita legenda Cinderella diberbagai penjuru dunia. Ini versiku: Ada empat gadis, yang tiga buruk rupa dan hati. Sang ibu tiri membenci Cinderella, gadis keempat, selalu mengejek dan menyusahkannya. Akhirnya Cinderella meninggalkan rumah dan saat ia sampai di gunung, seekor burung ajaib menemaninya dan memberikan banyak hadiah emas, permata, dan cinta. Legenda ini berujung dengan seorang pengeran rupawan menikahi Cinderella dan mereka hidup bahagia selamanya. +
Sampah plastic telah menjadi masalah bagi pariwisata berkesinambungan, terutama di Bali. Berbagai upaya untuk menguranginya telah ditempuh oleh pemerintah, seperti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Kota Denpasar No. 36 tahun 2018. Artikel ini bertujuan untuk memahami pendapat dan perubahan pola prilaku warga Bali, terutama di Kota Denpasar setelah diterapkannya peraturan Walikota Denpasar dan Gubernur Bali terkait sampah plastik. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan, mahasiswa (Departmen Pariwisata), pedagang, masyarakat umum, dan dosen. Hasilnya adalah semua orang mengetahui peraturan pemerintah tentang pembatasan kantong plastik sekali pakai, namun hanya sebagian warga hanya mengetahui jika peraturan tersebut ada tanpa memahami siapa yang mengeluarkan. Sebagian besar masyarakat setuju dengan kebijakan tersebut, namun ada juga yang tidak setuju karena penggunaan kantong plastik lebih hemat. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja sendiri. +
Sebuah novel tentang petualangan Made Sanjaya, seorang remaja Bali yang ingin menyelamatkan sahabat dan juga keluarganya dari dendam lama dan sihir hitam. Nominasi 8 besar novel terbaik di UNNES International Novel Writing Contest 2017. +
Buku yang membahas mengenai keberadaan makhluk hidup di luar Bumi dari pandangan Hindu. +
Wabah virus SALCON menghantam Bali. Nagapuspa belum ditemukan. Epsilon marah besar. Haricatra menghilang ditelan Bumi! +
Biografi Perkumpulan Pendidikan Nasional, Denpasar, sebuah institusi terkenal yang melahirkan Universitas Undiknas, SMP Nasional Denpasar dan lainnya. +
Sebuah buku tentang perjalanan singkat keliling Bali dan mengagumi arsitekturnya. +
Kadek Haricatra punya kemampuan aneh. Dia bisa melihat bunga Nagapuspa, bunga lotus emas yang tumbuh di batu. Bunga itu bisa menyembuhkan semua penyakit manusia. Namun Epsilon, perusahaan obat terbesar di negeri itu sangat ingin merebut Nagapuspa. Kadek Haricatra ingin dibunuh. Dia harus lari! +
Biografi Profesor Gede Sri Darma, yang pernah menjadi profesor termuda di Indonesia. +
Aryadimas Ngurah Hendratno
Menjelma Mata Air
aku pernah menjelma mata air
aliranku kasar, menuju ngarai berakhir di kekeringan
jalurku berkelok menapak, mengisi lubang kosong
menanjak di antara nadi, bersekutu dengan darah
denyut jantung adalah tanda untuk pergi
berhenti mengolah emosi karena wujudku
adalah detak jantung yang tak berhenti
aku tak pernah lelah mewujud mata air
di selepas malam adalah waktu mengairi
dari keberadaannya di tempat tertinggi
dan kamu, selalu menjadi gumpalan
lemak ataukah batu, memilin jalan mencipta pusaran
sejenak itu perhentian yang mengikat
iba dan ketakutan, gelisah dan rasa bersalah
arus yang menarikku pulang
kembali aku mewujud mata air
setelah satu musim kering
timbaku adalah keyakinan
tali pengikatnya adalah jumlah kesadaran
penuhi dan tariklah untuk teman perjalanan
tetesan yang terjatuh adalah kebijaksanaan
kembali dan pungutlah bulir-bulir di persimpangan
hanya di situ kehendak mencipta
dan air berubah jadi mutiara
aku berusaha mewujud mata air
kosongkan dan dimulai kembali
perjalanan di antara nadi, darah dan rasa bersalah
lintasi kembali kelokan magis
temukanlah persimpangan tempat rasa terbuang
gumpalkan dalam renungan
pencapaian adalah emosi yang berulang
ketika kembali, kumpulkan yang hilang
sebab yang ada berarti tiada,
yang tidak ada adalah kunci segalanya +
B
Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta) +
Pulau Bali telah sangat menyatu dengan dunia pariwisata. Artikel ini meneliti identitas kebudayaan Bali yang dinamis dan hubungannya yang selalu berevolusi dengan dunia pariwisata di tengah globalisme dengan menggunakan studi kasus, pembangunan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (antara tahun 1993 – 2018), yang berbentuk patung Hindu Dewa Wisnu berdiri di atas burung garuda yang agung. Taman dan patung tersebut dipandang sebagai pertanda budaya baru untuk Bangsa Indonesia dan untuk industri pariwisata Bali. Namun demikian, studi kasus terhadap eksistensi taman ini juga menunjukkan bahwa Bali telah mengubah perannya di dalam konteks kepulauan Indonesia semenjak jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998 sembari berhadapan dengan tantangan baru globalisme pariwisata. Keterwakilan identitas budaya Bali berevolusi dari konstruksi turisme budaya terpusat, dari atas ke bawah, menjadi destinasi wisata global dengan menjadi tuan rumah bagi banyak kegiatan berskala internasional di taman tersebut. +
Sejarah Bali terbentuk dari banyak kontradiksi. Beberapa diantaranya bersifat intrinsik di dalam budaya dan masyarakat Bali, lainnya karena pengalaman penjajahan Belanda dan hasil penggabungannya ke dalam negara-bangsa Indonesia. Lainnya juga berasal dari kekuatan modernisasi, globalisasi, pariwisata dan konsumerisme. Para penulis Bali's Silent Crisis: Desire, Tragedy and Transition menyoroti kontradiksi ini untuk mengungkap masalah mendasar yang terus membentuk, mempengaruhi dan dengan cara tertentu, menghantui kehidupan sehari-hari di Bali. Kedua penulis berpendapat bahwa kekuatan-kekuatan ini serta perubahan-perubahan terkait memberikan trauma psikologis dan budaya yang mendalam yang sebagian besar tetap tidak diakui – karenanya merupakan 'krisis diam' – dan bertentangan dengan wacana Bali sebagai surga.
Para penulis telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama bertahun-tahun, dengan sebagian besar waktunya di Bali. Dengan latar belakang akademis dalam studi budaya dan promosi kesehatan, mereka membawa perspektif yang menarik untuk subjek mereka dan menunjukkan kepedulian yang jelas terhadap kesehatan psikologis jangka panjang orang Bali yang terperangkap dalam proses perubahan, kekerasan, dan keinginan mendalam yang dikemas dalam subjudul dari buku-buku mereka. Sejak awal kami merasakan motivasi mereka yang sangat kuat dalam meneliti dan menulis buku dan komitmen mereka terhadap teman dan kolega Bali. Tampak jelas bahwa mereka memiliki kasih sayang yang besar untuk subjek mereka dan sampai pada kesimpulan mereka yang mendasarkan pada keterlibatan jangka panjang dengan Bali.
Ulasan utuh dari buku ini bisa dilihat pada laman: https://www.insideindonesia.org/review-bali-s-silent-crisis?highlight=WyJiYWxpIiwiYmFsaSdzIiwiJ2JhbGkiLCJiYWxpJyIsImJhbGknLiIsIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3D +
C
Bawa imaji ke dalam lubuk batinmu, menjadikan
gelap menjadi terang. Ibarat cahaya api di matamu
yang liar, Ketakutan menjadi sublim
kemudian pagi membujuk siang, menggoda malam.
Pada satu panggung ketemukan pemeran utama yang
gagu, musik mengalun di silau lampu. Berhamburan
kupu dan laron-laron
Terkadang kita tidak mampu menepis, begitu banyak
cemooh mengharu-biru memasuki ruang pribadimu.
ibarat seekor monyat tua mencabik-cabik kebun
mencari dedaunan, karena ia lapar. Seperti perempuan
yang gelisah tak menemukan sebuah payung di tengah
hujan
Kuletakkan dua puluh batang bunga sedap malam dalam
Jambangan. Berharap menjelang malam keharuman berkeliling
di setiap ruang. Membawa pergi seribu bayangan kelam.
Kecemasan adalah bingkai retak yang menjamah di dalam
rumah. Hari ini anak-anak mulai sekolah.
Aku selesaikan adonan dalam loyang, berwarna kuning
dan coklat seperti kuda zebra. Membiarkan aroma roti
menjelajah ke rumah tetangga, ke segenap penjuru dermaga.
Di bawah tangga di rumahku, aku melihat seekor kucing
seekor tikus, seekor anjing bercengkerama dalam senda
gurau yang riang.
(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016) +
Di sebuah poster
aku melihat wajah ibu
repertoar unik bermandi cahaya
sungguh aneh kukira
mengapa ia ada di sana
sorot matanya tajam
seperti hendak menghujam
atau ia sedang menipu nestapa?
di setiap tembang aku melihat jiwa ibu
berkelana mengarungi jata raya
seperti hendak menemukan
kidung kenangan
Berpuluh abad berpuluh kesunyian
Menikam senja
Potret khayali hikayat Malinkundang
Legenda yang menjadi batu
ibarat pusaran air di gigir waktu
Bergulung dalam almanak
Memberikan warna bagi kanak-kanak
Perempuan menjadi ibu
Meneteskan darah dari rahim
Melahirkan perahu layar
Bertumbuh menjadi bahtera
Akankah ia menjadi batu padas?
(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016) +
dalam kabut waktu
orang-orang singgah
meninggakan zaman
kepada siapa ia menitipkan
buah-buah anggur di musim panen
karena ia paham
sebuah rumah tak lagi
memberinya rasa nyaman
entah siapa pula yang terjebak
dalam pusaran waktu
suara gemuruh hujan
menghanyutkan ladang-ladang
membiarkan kupu-kupu dan kunang-kunang
terbang jauh
hanya karena angin memanggil
kau surutkan air mata di pelupuk hati
ke dalam jeram yang menghujam bilik jantungmu
lalu negeri ini berpulang
meninggalkan lembah
burung-burung terbang
meninggalkan sarang. Ia merasa letih
menyangga bumi dengan bilur-bilur di tubuhnya
memerah ...
kelak perjalanan ini selalu merindukan petang
menimang-nimang kesepian
(BPM 10 Oktober 2010) +
Chandra Yowani
Aku adalah Perempuan
Aku adalah perempuan
yang susuri pesisir moyangku dalam diam
berusaha pahami kelahiran demi kelahiran
di tiap semesta pada tiap masa
Aku adalah perempuan yang suatu kali
mungkin pernah menghangatkan ranjangmu dan
puaskan kelelakianmu,
catatkan percintaan pada ingatan jiwa
hingga kau buru di tiap reinkarnasi
Aku adalah perempuan yang membasuh luka sendiri,
perihnya tegakkan langkahku
tak perlu kau tanya air mata mana yang terderas,
telah kusurutkan sumbernya
Aku adalah perempuan yang kakinya telanjang
menapaki dahaga siang, juga lenguhan malam
tak hendak kupinjam sepatu siapa pun
aku ingin setiap molekul indra ku mengingat sensasinya
karena ini petualanganku sendiri
Aku adalah perempuan yang pernah tersesat
hingga terperangkap dalam labirin keakuan angkuhku,
ruang gelap batinku
Hingga kusadari,
aku hanyalah perempuan yang terbelit kumparan karma
tualangku aliri rekaman cinta semesta
hidup ini sejatinya tentang kesadaran
dan keberserahan pada Dia
yang bersemayam dalam diri sejati
Juni 2020
Perempuan Berkebaya
Saat diam-diam langit meminang rembulan,
Perempuan berkebaya,
arah manakah tatapnya berkelana?
Susuri lorong waktu dan ruang tak bertepi
Tak lelahkah?
Kerling mentari bersaksi, semesta mencatat,
Perempuan tak hanya tentang sumur, dapur, dan kasur
Perempuanlah pembawa rahim semesta.
Sejarah berganti oleh gemulai lekuk tubuh perempuan.
Perempuan berkebaya,
dipangkunya tangis kanak-kanak dalam buaian,
cerita tiap jiwa tak pernah sama,
maka kenalilah perjalanan,
gumamnya sembari mengurai kusut perjalanannya sendiri
Perempuan berkebaya,
disemainya cinta di ladang-ladang kosong para pengembara
dilagukannya nyanyian semesta "Bapaku cahaya, Ibuku bumi"
duhai, hati yang mabuk gairah duniawi,
masihkah ragu akan Kasih Sejati?
Perempuan berkebaya,
dibiarkannya para lelaki mengangkangi tubuhnya
tapi tidak pola pikirnya
direlakannya badannya dijamah kerakusan birahi
tapi tidak hati dan jiwanya
karena tubuh ini hanya sementara,
badan ini hanya pinjaman, katanya
Perempuan berkebaya,
berceritalah arah manakah deru langkah itu menuju?
Senja di Dermaga
langit selalu memukau
bila bercerita tentang waktu
kelana yang lampau
tak pernah sengaja membuatku tergugu bisu
senja selalu jatuh dengan kesetiaan
pada batas cakrawala
memulas langit dalam kecintaan
dan birahi yang sama
entah mengapa,
dermaga seringkali
membawakan senja
untukku lebih dalam mengenal-Mu
membawaku kembali
pada ruang-ruang hati yang merindu
tak terkendali pada-Mu
tapi,
sering kuabaikan atas nama cinta
yang justru tak pernah kukenali maknanya
menatap senja di dermaga,
bersama siapa pun kubersisian,
walau dalam luka terperih,
aku pasti tersihir nyanyian ombak,
tenggelam dalam pusaran kesadaran,
betapa aku sering lalai,
sesungguhnya cinta-Mu tak pernah usai,
betapa telah Kau hadirkan Mahaguru yang
selalu menuntunku dengan kesabaran
dan kasih
tak terhingga
karena Engkau, menungguku untuk pulang
dalam damai
Tuhan, biarlah jiwaku hanya berlabuh di
dermaga cinta-Mu
Jimbaran, 1 December 2019
D
Ini adalah tarian yang sangat populer di desa-desa. Asalnya dari tahun 1930-an. Disebut juga tari Cinta, tarian ini dibawakan oleh 10 pasangan muda yang belum menikah, serta melibatkan nyanyian dan tarian mengikuti gambelan gerakan rayuan. Janger berarti tergila-gila. Jadi, para remaja putra dan putri saling menggoda satu sama lain selama tarian itu, menciptakan hubungan yang bahagia, menyenangkan dan terkadang lucu.
Para penari telah berlatih tarian ini sejak berbulan-bulan di Desa Pesalakan, sebuah desa tradisional sekitar 15 menit dari pusat Ubud. Latihannya cukup lama karena banyak yang belum pernah menari sebelumnya.
Jadi ini adalah kebangkitan budaya melalui tarian yang sangat penting untuk disaksikan dengan banyaknya influencer modern yang mempengaruhi budaya di pulau dewata.
Salah satu tujuan utama dari Proyek Kebersamaan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan kembali budaya di kalangan generasi muda. Tarian ini adalah contoh kebersamaan yang luar biasa, karena menyatukan generasi muda untuk mempraktikkan dan mengekspresikan budaya mereka. +
Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum. +
Menampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tari seni Jegog khas Jembrana. Semua pesona Jembrana diiringi dengan tabuh/lagu berbeda kreasi Sanggar Seni Sukarya. Di bagian penutup menampilkan penggalan dari semua 7 tabuh dan tari dari Sanggar Seni Sukarya dengan iringan gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana. +
Tujuan studi ini adalah merancang wujud optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. Studi ini berbentuk deskriptif-kualitatif yang lebih banyak menggunakan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami setiap fenomena sosial yang terjadi. Pembagian kewenangan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali dalam upaya pencegahan pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan. Diperlukan optimalisasi peran pecalang dalam membantu penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang diselenggarakan oleh Tim Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19. +
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Perubahan perilaku harus ditanamkan sejak dini. Buklet adalah media yang tepat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku siswa sekolah dasar. Materi pemilahan sampah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan pesan teks dan gambar. Penelitian eksperimen semu dengan desain satu grup pre-tes dan pos-tes. Metode pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah 90 orang dari 65 sekolah dasar di Denpasar Selatan. Instrumen penelitian ini adalah angket, dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis wawancara membandingkan mean paired sample t-test. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan metode evaluasi diri dengan media buklet dengan nilai (p<0,001). Upaya promosi kesehatan dengan mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Sekolah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan. +
Unsur seni lukis Tradisional Bali mengandung unsur naratif, ilustratif, figuratif, fungsional, hal tersebut membentuk struktur seni rupa Bali yang sangat erat kaitannya dengan keberadaan teks sebagai latar belakang penciptaannya. Penelitian ini bertujuan untuk membaca pengaruh yang diakibatkan oleh narasi sebagai hal yang mempengaruhi wimba dan cara wimba objek pada lukisan tradisional Bali yang difokuskan pada lukisan Sutasoma dengan gaya wayang Kamasan di Bale Kambang Kerta Gosa, Klungkung dan lukisan Prabu Salya oleh I Ketut Gede Singaraja. Metode penelitian ini mempergunakan metode penelitian seni kualitatif dengan desktiptif analitik, teori yang dipergunakan sebagai analisa adalah sistem Ruang-Waktu-Datar dari teori Bahasa Rupa. Hasil analisa menunjukan bahwa narasi membentuk sistem tata cara penggambaran seni lukis Tradisional Bali yang dapat dilihat dari cara pengaplikasian perspektif dari berbagai sisi, pola penggambaran figur tokoh yang mengganti ekpsresi wajah dengan gestur, juga kehadiran matra waktu yang simbolik. Melalui pembacaan dengan sistem Ruang-Waktu-Datar didapatkan bahwa lukisan tradisional Bali dipengaruhi oleh narasi yang sangat kuat tercermin dalam bahasa rupanya. +
Koleksi foto bunga-bunga liar di persawahan dan perbukitan Ubud.
Ini adalah wujud sebuah perjuangan yang halus nan sunyi. Bukit kami yang bermekaran dan persawahan yang membentang ke segala arah. Di sini, yang dicinta dan yang dinista bertahan hidup dan tumbuh. Mereka sama-sama berbunga. +
Salah satu hal yang menjadi pusat kebudayaan Bali, mungkin bisa dikatakan kepastian hubungan seseorang dengan Alam. Jika seni merupakan bagian integral dari budaya kita, apalagi Alam.
Kayu Putih Bayan (Pohon Kayu Putih Bayan) adalah pohon purba. Salah satu dari banyak pohon kuno yang ada di tanah Suci dan merupakan bagian dari Pura, Pura Babakan. Menjadi ratusan tahun, tentu saja tidak muncul tiba-tiba entah dari mana. Namun, itu telah mulai menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Mungkin karena meningkatnya kesadaran di media sosial, pasti ada lebih banyak pengunjung di sana dalam setahun terakhir.
Keindahan Kayu Putih Bayan, foto-foto ini berpusat pada keberadaan Puranya. Bahwa ketika kita melihat Pohon ini, itu tidak terpisah dari melihat yang Suci. +
Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.
Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh.
Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif.
Semangat Inklusivitas
Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup.
Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti.
terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas.
Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/
Menggali apa yang ada di dalam karakter 'Topeng Keras'. Salah satu Topeng sakral yang muncul di Topeng Babad. Salah satu Ritual Tari Topeng tertua dan paling sakral di Bali. Serangkaian potret yang mengeksplorasi karakter yang bergema dalam Topeng Keras, tarian dan penari. Dan hubungan antara ketiganya. +
Potret seniman kontemporer Putu Bonuz Sudiana karya Dewi Dian Reich. Di Studio Sawidji. Seorang seniman kontemporer multidisiplin yang terkenal dengan gaya abstraknya yang kuat. Putu Bonuz Sudiana adalah seorang seniman yang dinamis dan progresif dengan kharisma kreatif yang menarik khalayak luas. Kontribusinya dalam lukisan, instalasi, musik, seni pertunjukan dan puisi. +
Topeng Dalem. Raja, Topeng dan Tarian.
Topeng Dalem mewakili Raja, Dalem Waturenggon, terkait dengan Zaman Keemasan Kerajaan Gelgel Bali pada abad ke-16. Dia dikenal dalam narasi ini sebagai pengasih, baik hati dan bijaksana. Raja yang penyayang. Itu sebabnya, menurut Kadek Sudiasa, untuk mengukir dan menangkap esensi Topeng Dalem sulit dilakukan. Untuk menangkap ketenangan dan kelembutan Raja ini, dengan apa yang dia gambarkan memiliki kelembutan tertentu di sekitar matanya. Kehalusan dalam karakternya inilah yang membuatnya sulit untuk ditangkap. Ia tidak memiliki ciri-ciri nyata yang terkandung dalam Topeng Keras atau Topeng Tua. +
Potret Aryani Willems oleh Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Fotografi Seni Rupa +
Penari. Ketika sebuah Tari membawa warisan yang begitu monumental, substansinya seringkali terputus dari penonton yang jauh lebih besar. Mereka yang mempelajari budaya dan seninya dan menjadi penari sendiri memiliki pemahaman seni yang lebih dalam. Mungkin berhubungan dengan penari adalah cara yang baik untuk mengapresiasi tarian. Elemen manusia yang bisa kita semua pahami. +
'Lost Signal' adalah bagian dari Photography Series dengan nama yang sama oleh Dewi Dian Reich. Penulis, artis, dan fotografer.
"Kakek saya berbicara dan berjalan di jalan-jalan ini. Dia biasa memegang tangan saya,
Kakek saya awet muda, visinya tajam dan kebijaksanaannya dalam,
Di mana taman bermain kita? Kenapa dia tersandung?
Apakah mataku yang lengah terhadap paku dan pecahan kaca yang akan melukai kakinya? Atau telingaku yang meredam suaranya?
Apakah Anda tidak tahu ada paku tajam dan pecahan kaca yang akan memotong kaki telanjangnya? +
Potret Artis Sujana Suklu di studio menggambar novel. Menjelajahi salah satu dari Tiga Kamar Seni. Seni oleh Interaksi.
Art by Interaction mengacu pada proses yang tersentuh oleh interaktivitas atau kolaborasi. Perlu dicatat perbedaan antara interaksi dan kolaborasi berbeda. Proses kolaboratif menunjukkan kesepakatan bersama, sementara interaksi dapat terjadi dalam proses seni yang tidak disengaja. Semua kolaborasi adalah interaksi, namun tidak semua interaksi adalah kolaborasi. +
The Living Masks of Bali adalah seri kami yang mengeksplorasi dan merayakan topeng tradisional Bali. Kami kembali hari ini dengan melihat dari dekat Topeng Tua, Topeng Tua. Percakapan dengan Penari dan Pembuat Topeng Kadek Sudiasa dari Mas Ubud. Serangkaian potret Topeng Tua. Diiringi perbincangan dengan Kadek Sudiasa yang mengulik hubungan dan kenangannya dengan Topeng Tua. Sebagai penari dan pembuat topeng. +
Potret seniman kontemporer Wayan Suastama karya Dewi Dian Reich. Potret lingkungan, di lingkungan yang tidak dipentaskan. Secara alami menggambarkan bengkel studio seniman. Diambil pada awal 2023 saat membuat katalog karya para seniman.
'Melalui proses kreatif, Anda belajar melakukan percakapan jujur dengan diri sendiri. Itu pasti mengarah pada kedamaian dalam hidup Anda. Itu adalah hadiah kepositifan.' ~ Wayan Suastama +
Sisi sosial dan budaya menjadi bagian penting dalam pembahasan terkait isu yang memengaruhi usia dan keaslian tradisi di Bali saat ini. Isu-isu seperti komersialisasi seni dan budaya, serta potensi akibatnya bagi generasi kini dan di masa depan.
"Kita tidak semestinya bangga atas sedikitnya perubahan, karena perubahan pasti terjadi. Menyangkal perubahan adalah hal yang kurang cerdas. Usaha dan komitmen bersama telah bertahan hingga titik ini serta membawa perubahan dan kemajuan dalam segala sesuatu. Saya kagum pada kenyataan dan bukti yang menyatakan bahwa perubahan akan terjadi, tetapi pilihan tetap ada. +
Mengenal Topeng Keramat Bali, melalui perspektif para seniman yang kehidupannya terjalin erat. Karakter 'Topeng Keras' dan Pembuat Topeng' dan penari mengalaminya.. kutipan dari artikel..
Topeng Keras adalah salah satu dari 5 karakter yang ditampilkan dalam Tarian Upacara Topeng Babad (merujuk Topeng Babad Hari Ini). Di antaranya adalah Topeng Ratu (Topeng Raja), Topeng Tua (Topeng Tua), Topeng Sidakarya (Topeng Sidakarya), Topeng Bondres (Topeng Rakyat Biasa) Kadek menjelaskan bahwa menurut aturan pembuatan topeng di Bali, topeng yang pertama adalah Topeng Keras Topeng Keras adalah 'Patih' (Menteri Raja) Kata Patih atau Pepatih adalah gelar bupati yang secara tradisional digunakan di antara pemerintahan Austronesia di kepulauan Asia Tenggara. Pertama-tama, ini menunjukkan kepala menteri kerajaan atau kabupaten tradisional. Kata ini berasal dari kata Sanskerta Patih yang berarti pemelihara, penguasa atau pemandu." +
'Tari adalah seni dari dulu yang melekat pada jiwa kreatif Bali. Salah satu dari banyak bentuk ibadah yang dipersembahkan umatnya kepada Sang Pencipta. Ini adalah kesamaan yang kita miliki dengan banyak budaya di seluruh dunia. Bentuk-bentuk tarian tradisional adalah manifestasi kreativitas manusia yang wajar dan mungkin tak terhindarkan. Dimodelkan dan ditempa untuk mewujudkan pemikiran dan filosofi kami.'
Melihat warisan yang kaya dalam tarian tradisional Bali sambil membahas dampak yang disebabkan oleh khalayak komersial. Menulis artikel adalah satu bagian, tetapi tidak akan mungkin tanpa kontribusi sepenuh hati dari mereka yang memberikan sepenuhnya kolaborasi untuk jenis proyek ini. Sri Apriani berbagi pengalamannya dan mementaskan Tari Condong di Sanggar Sawidji sekaligus menjadi muse rangkaian potret Dewi Dian Reich Menjelajahi wajah-wajah di balik tarian. +
Dipercayai bahwa Barong Landung adalah manifestasi dari pasangan kerajaan, Raja Jayapangus dan Permaisuri Cina Kang Cing Wie.
Cerita berlanjut, bahwa pasangan kerajaan itu sangat mencintai tetapi setelah bertahun-tahun tidak juga dikaruniai anak. Membutuhkan penerus, Raja pergi ke Gunung Batur untuk bertapa dan mencari petunjuk. Saat dia bertapa di sana dia bertemu dan mengambil sebagai istri keduanya Dewi Danu. Putri Dewi Danau Batur. Setelah pernikahan kedua inilah konflik terus menghantui keluarga Raja Jayapangus. Singkatnya, Dewi Danau, marah melihat putrinya terluka dan dikhianati. Karena itu Dia menghancurkan Raja Jayapangus dan istri pertamanya Kang Cing Wie.
Baca artikel terkait di www.sawidji.com +
Cappucino dan Croissant adalah bagian dari rangkaian yang membawa Topeng Tua melintasi lanskap sosial dan perkotaan yang berbeda. Ada referensi di sini mengenai identitas tradisional, kesan adanya perpindahan dan keterasingan. Lapisan makna yang dapat kita uraikan di sini untuk direnungkan benar-benar terbuka. Anda bahkan mungkin menemukan humor di sini. +
Potret artis Aryani Willems karya Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Diambil pada Juni 2023. +
Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual. Ref exhibition guide
https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/
Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU.
Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali. +
Potret artis Sujana Suklu berkolaborasi dengan Dewi Dian Reich. Menjelajahi Tiga Kamar Seni. Seni dengan Interaksi di studio.
Sujana Suklu dikenal sebagai pemikir progresif seni rupa kontemporer di Bali. Dengan visi kepeloporan yang mencerminkan filosofi universal. Kontribusi Sujana Suklus sangat luas cakupannya, mencakup bidang multidisiplin dalam platform seni rupa, akademik, dan komunitas. Penelitian akademik Suklus mengeksplorasi cara-cara untuk membawa metodologi seni ke dalam komunitas yang mengolah dan melestarikan kearifan lokal sambil memperluas keahlian yang ada. Keindahan dari penelitian ini adalah bahwa hal itu telah diterapkan dan berkembang secara aktif di masyarakat saat ini. +
Kala dan Penjaga
Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual.
Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.
Kala dan Wali membuat konsep ide abstrak. Tema utama yang kami jelajahi di sini adalah Kala, Bumi, dan Roh. Di dalam dan dari diri mereka sendiri, sifat mereka. Selain melihat ketiga entitas ini secara terpisah, jalinan ketiganya bersama-sama dalam kolaborasi ini adalah untuk meminta Anda menjelajahi hubungan Anda dengan masing-masing elemen tersebut.
Kala, Bumi dan Roh
Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU. Dari ketiga karakter yang kami perkenalkan, Kala adalah yang tidak berwajah. Dia tidak direpresentasikan sebagai potret, atau dalam lukisan. Namun, dia hadir di dalamnya dan dengan cara yang signifikan. Itu juga bagian dari tampilan dan penjelajahan kami tentang Waktu. Bagian dari refleksi di mana Sawidji mengajak Anda untuk merenung.
Bagaimana media seni yang berbeda memperkuat pesan..
Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali.
Kolaborasi, Lebih dari Sekedar Kata
Semua medium yang hadir dalam kolaborasi ini membawa kualitas yang sangat berbeda. Sawidji memimpin dengan fotografi. Namun, karya fotografi sebenarnya adalah mitra karya instalasi. Potongan instalasi yang kami buat bersama sebagai sebuah tim. Pembuatan kostum dan instalasi studio bersama sebagai satu tim benar-benar menjadi inti dari setiap kolaborasi kami. Benih sebuah ide mungkin tunggal, tetapi saat ia bertunas dan tumbuh, semua elemen yang berkontribusi adalah yang memungkinkannya tumbuh dan berkembang. Sama halnya dengan Sawidji Collaborations.
Para seniman yang berkumpul menyepakati pesan tersebut. Kami merasakan hal yang sama tentang pesan itu. Itu beresonansi dalam diri kita masing-masing. Dengan kepercayaan dan kesepakatan ini, kami bergerak bersama sepanjang hari dan menciptakan bersama, perwujudan terbaik dari konsep kami. Sebenarnya ada banyak kebebasan. Banyak ruang bagi setiap orang untuk secara spontan melakukan perubahan dan mencoba hal baru. Tidak ada jalan pintas untuk proses tersebut. Pekerjaan kami adalah hasil dari proses pertumbuhan dan pendewasaan untuk setiap konsep, dan ini dilakukan bersama.
Pameran Online tersedia untuk dilihat https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/
Potret Sutradara dan visual artis Dibal Ranuh. +
Hutan Monyet Sangeh.
Memori Hutan, Kekuatan Memori dan Rahasia Hutan Suci
Memori itu misterius. Ingatan dapat memegang kekuasaan atas kita seumur hidup. Itu bisa kuat dan jelas atau kabur dan lemah. Entah kita melihat memori atau tidak, memori itu ada di sana, berdiam di balik pikiran kita. Membentuk persepsi, tindakan, dan pilihan kita. Memori membentuk kita sejak dini. Ini adalah rekaman pengalaman kita. Kisah-kisah yang diputar ulang di benak kita yang memberi tahu kita siapa diri kita. Dari mana kita berasal dan barangkali di mana kita seharusnya berada. +
Sawidji Comes Home is a celebration of our new home in the historic part of Plawa Denpasar, with a collection of works from our artist collective. A wonderful exposition of dynamic, multi-disciplinary creative voices.
We celebrate each individual passion, fixation, obsession, compulsion of each artist that is at the core of their creative drive. What compels them to create in this pure and selfless way. As artists we go through such a personal and intimate process, often filled with some form of struggle within the self, only to give birth to the physical form of an idea. This in itself is a wonder, a powerful seed that nourishes arts' growth. +
Bagian dari rangkaian potret Wajah Wayang Wong Pura Taman Pule Mas Ubud. Sebelum pementasan dimulai, momen-momen intim para penari dan pengisi acara dalam rangka persiapan pementasan Wayang Wong Sakral.
Pura Taman Pule adalah sebuah Pura di desa Mas, Ubud di Bali. Tari topeng ini unik dan hanya ditampilkan di Pura ini. Itu tidak dilakukan di luar wilayahnya. Seperangkat topeng tokoh-tokoh dari epos Ramayana dan Mahabharata disimpan di Pura. Tidak ada yang bisa mengatakan secara pasti dari mana topeng ini berasal. Tidak ada catatan pasti tentang pemahat topeng atau bagaimana mereka bisa disimpan di Kuil. Informasi itu mungkin telah hilang akibat konflik atau perang dalam sejarah. +
Serangkaian foto menjelajahi sisi berbeda dan lebih halus dari kayu beringin yang putih. Ketakutan akan waktu terlihat jelas pada belokan dan lipatan pohon suci yang indah ini.
Catatan botanis...
Pohon beringin putih disebut sebagai pohon ‘bunut’ atau beringin, seperti banyak pohon tua serupa di Bali. Namun, pernyataan warga setempat membenarkan bahwa genus pohon tersebut belum dapat dikonfirmasi secara pasti oleh Kementerian Kehutanan atau tim peneliti Universitas mana pun. Keengganan mereka untuk memastikan genus pohon tersebut disebabkan oleh beberapa kekhasan.
Konon, pohon kayu putih itu tidak berbunga melainkan berbuah (kami menjadi saksi langsung banyaknya buah kayu putih ini). Dikatakan juga bahwa pohon kayu putih itu akan menggugurkan semua daunnya setiap beberapa bulan. Meskipun beringin mungkin menggugurkan daunnya untuk mempertahankan kelembapan, jarang sekali ada pohon yang menggugurkan daunnya secara teratur di iklim lembab. Oleh karena itu, penduduk desa terus menjuluki pohon ini sebagai Pohon Beringin Kayu Putih. +
Lima seniman dari berbagai bidang seni yang aktif dalam Sawidji Artist Collective mengeksplorasi pertanyaan ‘apa yang menjadikan kita manusia?’ Ini adalah kolaborasi bertajuk “Manus, Perjalanan Sadar” yang dibuka pada 15 Desember 2023 dan akan dibuka untuk umum. hingga 3 Februari 2024. Pameran ini merupakan Kolaborasi Sawidji bekerja sama dengan Sudakara Art Space, Sanur, Bali, Indonesia.
Artis yang terlibat dalam kolaborasi Manus adalah Dibal Ranuh, Made Kaek, Nyoman Butur Suantara, Tjandra Hutama, dan Dian Dewi. Kelima seniman yang memiliki “warna” kuat, militan dan terbukti di bidangnya masing-masing bersatu dan larut dalam “Manus”.
Kolaborasi seni multidisiplin termasuk seni lukis, patung, fotografi, media digital, dan seni instalasi film. +
Seri Potret Bunga Alam. Dalam ikatan kodrati dan hubungan kompleks kami terhadap wajah sendiri dan wajah orang lain, penjelajahan potret ini berlanjut. Kali ini, beranjak dari individualitas atau pribadi kami secara psikologi, kami menjelajahi identitas sesuatu yang lebih besar daripada diri kami.
Latihan empati melalui jalan satu-satunya yang kami pahami... melintasi batas manusiawi dan persepsi emosi kami. Sebuah potret alam lewat pengalaman dan usia yang sublim.
Baca artikel selengkapnya di tautan referensi gambar. +
Kursi MErah dan Ruang Putih adlah penyajian mixed media dengan mengeksplorasi perubahan sosial dan budaya melalui narasi potret simbolik. Sebuah Kolaborasi Sawidji yang melihat perubahan sosial dan budaya saat ini melalui narasi potret simbolik. Dengan seni dan fotografi oleh D.D Reich dan ManButur Suantara. Dengan tambahan kostum dan dukungan instalasi oleh Juniari dan Meliani.
Kutipan:
Ini bukan cerita tentang laki-laki dan perempuan.. Kisah potret kita adalah salah satu dari kita semua. Setiap potret membawa kita melalui sebuah transformasi. Transformasi yang terhubung dan merepresentasikan realitas kolektif yang kita hadapi sebagai komunitas tradisional. Nikmati Narasi Daring dari pameran ini.
https://sawidji.com/2022/08/17/red-chair-and-the-white-room-a-collaboration/ +
Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui narasi media campuran konseptual. Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.
Kala & the Guardians Limited Editions menyajikan karya-karya pilihan dari proyek kedua yang dipersembahkan oleh Sawidji dalam apa yang telah menjadi cara naratif konseptual kami. Kisah kami tumbuh bersama dari tema awalnya hingga proses yang berfokus pada instalasi di Sawidji Studio. Dari desain kostum hingga pementasan studio, dokumentasi prosesnya membawa banyak makna bagi kami seperti halnya gambar akhir yang kami sajikan. +
Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali adalah salah satu hutan konservatif mangrove di Indonesia. Umumnya, hutan ini dimanfaatkan untuk riset, sains, pendidikan, kebudayaan, wisata budaya, dan rekreasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisa persepsi anggota masyarakat sekitar lokasi hutan mangrove Ngurah Rai terhadap ekosistem mangrove, 2) menganalisa partisipasi anggota masyarakat di sekitar wilayah hutan terkait manajemen hutan mangrove, 3) menganalisa korelasi antara persepsi dan partisipasi masyarakat di sekitar Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 di Denpasar, dan berlokasi di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Paper ini ditulis berdasarkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan unit analisa yang telah ditetapkan sebelumnya untuk mewawancari anggota komunitas di wilayah studi. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk analisa kuantitatif dan kualitatif. +
Cerita Uwug Kengetan diawali dengan kisah perjalanan Ida Dalem Kresna Kepakisan, yang bertahta di kerajaan Samplangan Gianyar. Keberadaan beliau di Samplangan adalah berkat anugerah raja Majapahit yang menitahkan para patih andalan serta para arya Majapahit, termasuk Arya Kapakisan dari keturunan Kadiri, agar berkenan mendampingi serta menjaga secara maksimal dan penuh setia keberadaan Ida Dalem Kresna Kapakisan di Bali. Cerita Uwug Kengetan yang sarat akan nilai sejarah religius ini, digubah menjadi puisi Bali Purwa berbentuk geguritan. Disuguhkan dalam bentuk dwi aksara (Bali dan Latin), dilengkapi sejumlah ilustrasi berdasarkan isi pokok cerita. +
Pupuh Kadiri diambil dari sekar madya atau kidung pisacarana yang mengisahkan bidadari Menaka menggoda Sang Ari Dharma yang telah ditinggal mati oleh permaisurinya. +
Karya sastra Geguritan yang mengisahkan makna dan filosifi matatah +
Karya sastra geguritan yang menceritakan tentang cara bertani di sawah +
Karya sastra Bali modern yang mengisahkan tentang seorang nenek yang menghidupi dirinya sendiri yang dikira memiliki ilmu gaib +
Sebuah karya sastra yang mengandung makna dalam tentang upacara Melasti, Pangrupukan atau Tawur Agung/Kesanga, Nyepi dan Ngembak Geni +
Musik gamelan yang digubah oleh Colin McPhee dimainkan dengan cello dan piano +
F
Penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara kerap terjadi di Kabupaten Badung, bentuk penyimpangan perilaku tersebut meliputi perilaku agresif, perilaku menentang otoritas, perilaku tidak sopan dan perilaku bodoh. Diperlukannya suatu upaya pengendalian sosial preventif dalam mengantisipasi terjadinya penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara di masa mendatang. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan uji kreditabilitas dan uji depentabilitas. Pembahasan menghasilkan satu model kerangka display konstruksi dari pengendalian sosial preventif di Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan fakta ataupun fenomena penyimpangan perilaku yang kerap terjadi. Dalam pengenalan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara terdapat 4 bentuk dan memiliki total 17 perilaku dan total bentuk penyimpangan tersebut memerlukan pengendalian sosial dengan pendekatan preventif. Dalam pendekatan preventif terdapat 10 cara yang bisa mengendalikan wisatawan mancanegara melakukan penyimpangan. Untuk dibutuhkan peran stakeholder pariwisata (masyarakat lokal, pemerintah dan pengusaha pariwisata) menyebarkan brosur Do’s and Dont’s in Bali. Brosur nantinya akan berisi gambar atau ilustrasi pendukung untuk menarik minat pembaca, memahami maksud dalam setiap kalimat. Materi pengendalian sosial preventif dengan membagi 3 materi disajikan, yaitu: Do’s in Bali, Dont’s in Bali, dan Why in Bali. Setelah mekanisme penyebaran brosur dilaksanakan oleh stakeholder dan masih terjadi penyimpangan perilaku wisatawan, tahapan selanjutnya para pelanggar akan dikenakan sanksi. +
G
Lapangan Tiananmen
Di sini, aku mendengar suara seruling
yang menyayat hati, dilapis keluh lapar
dari orang-orang terkapar.
Dan aku hanyut dalam keriuhan
gumam yang tak kupahami maknanya
namun, aku bisa merasakan rintih lirih
para kurcaci yang sembunyi di bilik jantungku.
Darahku mengalir deras
ketika terik matahari membakar aspal jalanan
tak bisa kubedakan derap sepatu lars
dan cerita tentang peradaban keindahan.
Aku hanya ingat seorang gadis kecil
menaruh seikat mawar putih di tengah jalan
mungkin bunga itu untuk kita
yang memahami bahwa kebenaran
bisa terbaca pada kematian
yang tertera di kelam awan
atau meredupnya pelangi senja hari
Beijing, 2012 +
Hartanto
Elegi Sebuah Kedai
Dingin senja di jalan Wang Fu Jing
serasa menusuk tulang tualangku.
sayup, kudengar nyanyian misa di gereja tua
dilapis riuh kanak-kanak yang bermain
gasing nasib, seirama putaran rembulan.
Di kedai perempuan cantik, bir tak mampu
menghangatkan tubuh dan ruh
meski pendiangan hanya sedepa di sisiku
dan gerimis kembali menyentuh ingatanku
tentang gereja tua yang terhimpit
keriuhan para pejalan dan masa silam
“Ni hao ma”, sapa dan senyum manis
Gadis penjaja bir buyarkan lamunan
dan angananku yang mengembara
di altar tanpa jiwa, tanpa darah penebusan.
Hujan memacu malam, dan jiwa-jiwa
kian membeku di dingin alam.
Siapa sembunyi di remang lampu
ketika kudengar derit bambu
milik para dinasti yang beranjang
di singgasana sunyi.
Di mata beningmu, tergurat
nganga luka dari kuil di desamu
yang roboh dilanda air bah
sebab, rahib dan para pemuja kesunyian
kehilangan jejak perjalanan silam.
Cahaya bulan malam ini semburat
jadi simponi pemandu hati
ketika kau memuja Sun Yat Sen
dari serpihan duka purbamu.
Mari bersulang,
melupakan perang kemarin petang
ketika candu mengkoyak rumpun suku.
Kudengar lirih gemertak gigi rapimu
di tengah malam kian kelam.
Ada yang meleleh dari kelopak matamu
Itu bukan air mata, tapi perih dan rintih
Yang mengkristal di putaran waktu
Beijing – Denpasar, 2012-2020. +
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetuhui hubungan antara keyakinan konspirasi, kepercayaan terhadap media, dan sumber informasi dari otoritas, dengan penerimaan terhadap vaksin Covid-19. Metode: Kami melakukan survei daring kepada warga usia dewasa di Provinsi Bali dari 14 September hingga 30 Oktober 2020, mengumpulkan data demografi, dampak pandemi, kepercayaan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber resmi, dan penerimaan vaksin. Kami melakukan analisa bivariat dan multivariat untuk determinan penerimaan vaksin dengan SPSS 23.0. Hasil: Kami merekrut 779 responden dengan proporsi 38.9% laki-laki, median usia adalah 24 tahun (IQR 20-26 tahun). Hasil penelitian menunjukkan penerimaan vaksin sebesar 60.8%. Penerimaan vaksin berkorelasi dengan keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media konvensional dan sumber-sumber otoritatif dengan Spearman’s Rho masing-masing sebesar 0.350, 0.269, dan 0.287. Mengontrol variabel demografi dan dampak pandemi, menunjukkan keyakinan konspirasi yang kuat dan kepercayaan pada media konvensional sebagai satu-satunya variabel penentu bebas dengan OR masing-masing sebesar 0.33 (CI95% 0.20 – 0.54) and 1.91 (CI95% 1.37 – 2.65). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan dampak infodemik yang cukup besar, yang diwakili oleh keyakinan konspirasi, kepercayaan pada media, dan sumber otoritatif, terhadap penerimaan vaksin COVID-19. Pesan kesehatan masyarakat yang efektif harus dilakukan bersamaan dengan peluncuran vaksin untuk meningkatkan penerimaan dan mencapai kekebalan kelompok. +
Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehatan dan ekonomi masyarakat yang terjadi bersamaan. Keterkaitan antara dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 perlu dikaji untuk meningkatkan upaya mitigasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan stres yang dirasakan dengan kepatuhan terhadap rekomendasi perilaku pencegahan.Metode:Penelitian analitik potong lintang ini dilakukan pada orang dewasa di wilayah pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel direkrut dengan consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri. Variabel yang diteliti meliputi demografi, indikator kerentanan ekonomi, persepsi stres, kepatuhan mencuci tangan, pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan aktivitas sosial. Analisa korelasi, regresi linier, dan analisis jalur dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23.0. Sebanyak 161 responden yang terdiri atas 34,2% laki-laki memiliki usia rata-rata 36,31 (± 7,16) tahun. Jenis kelamin perempuan, kerentanan pekerjaan, kerentanan pendapatan, dan stres yang dirasakan ditemukan sebagai determinan independen. Jenis kelamin perempuan dan kerentanan pekerjaan yang lebih tinggi ditemukan berhubungan dengan perilaku pencegahan yang lebih baik dengan nilai adjusted β masing-masing 0,276 dan 0,306. Sementara itu, terdapat hubungan yang yang berlawanan antara kerentanan pendapatan dan persepsi stres dengan nilai β masing-masing -0,247 dan -0,224. Terdapat hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan praktik perilaku preventif selama pandemic COVID-19. Penelitian ini menyarankan agar kebijakan kesehatan masyarakat terhadap COVID-19 membahas tentang langkah-langkah dalam jaring pengaman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan. +
Gm. Sukawidana
Cerita-cerita Kuta – Seminyak
menjelang siang
seorang bule tidur telentang setengah telanjang di pasir pesisir kuta
terpesona dengan kehangatan matahari tropis yang menjilati tubuhnya
dibiarkan saja orang berlalu lalang.
“hi, sir! are you ready?
lets go metajen!”
usik lelaki pribumi setengah baya dengan penuh semangat
badannya penuh rajah
di kalangan tajen
orang-orang bersorak riuh
brumbun sangkur tajian temberang
mulutnya semakin menganga dan membesar
ni dirah pakembar menebar sihir
sekali patuk sebidang tanah warisan melayang
selalu begitu sampai habis!
menjelang malam
sepanjang jalan seminyak - kuta
lampu-lampu restoran mulai berbagi cahya
dari yang remang sampai yang benderang
para bule hilir mudik sepanjang trotoar
mencari tempat yang aman dan nyaman
untuk santap malam
masakan eropa, cina, atau …
seorang lelaki berambut kriting
hidungnya mancung ada tindik di bagian kanan
menawarkan menu special malam ini
bahasa inggrisnya sulit dipahami
“hi, sir! we have special menu today
do you like rw bumbu kering or basah
please mampir ke warung restoran kami
we have sofi, ya, hard drink!”
sialan!
siapa saja bisa meraup untung besar
asal bisa bersilat lidah dengan rayuan gombal selangit
menjelang tengah malam
sepanjang jalan raya kuta – seminyak
para bule hilir mudik mencari hiburan
sorot lampu diskotik berputar-putar membuat kepala pusing
berbagai irama lagu mulai berdentum memekakkan telinga
sementara para bencong dan perempuan malam
seperti laron mencari cahaya
berbagi ruang dengan berbagai aksi dan siulan
menuggu penawaran kencan
menjelang pagi
sepanjang jalan raya kuta – seminyak
suara hingar bingar musik mulai reda
pertanda pesta akan segera berakhir
para bule keluar diskotik dengan sumpah serapahnya
di jalan yang gelap berpasang mata mengintai
ingin hidup enak dan gampang
“nak mule jaen idup di bali
i have no money karena itu i nodong you! nyambret you!”
risiko babak belur digebuk massa atau didor pak polisi
itu urusan belakang!
pagi hari
jalan raya menuju seminyak – kuta macet
seperti tak memberi ruang liar bagi keliaran pikiranku!
H
Penelitian ini berangkat dari minimnya penggambaran karakter beridentitas Indonesia dan maraknya marjinalisasi karakter perempuan dalam komik superhero. Salah satu komik yang mewujudkan tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia adalah Luh Ayu Manik Mas, yang menampilkan kebudayaan Bali. Tulisan ini membahas bagaimana Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan perempuan Bali yang terwujud dalam karakternya sebagai superhero. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi terhadap empat edisi komik Luh Ayu Manik Mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Luh Ayu Manik Mas ditampilkan memanifestasi identitas lokal melalui sumber kekuatan, yang dinamakan dengan gelang Tri Datu, dan kepercayaannya pada Tri Hita Karana. Tri Datu diyakini sebagai sumber kekuatan hidup, sedangkan Tri Hita Karana diyakini sebagai prinsip hidup yang menjamin keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan. Agama dan Budaya merupakan hal yang berbeda. Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan superhero perempuan Bali yang dimuliakan oleh ajaran agama Hindu (sebagai agama dominan di Bali), ketika budaya Bali masih tunduk pada sistem patriarki. +
Artikel ini membahas berbagai strategi yang diterapkan oleh janda (karena meninggal dunia ataupun bercerai) dalam menghadapi batasan-batasan kultural dan stigma sosial pada era Bali kontemporer. Di lingkungan patriarki Bali, perempuan kurang diuntungkan dalam hal akses terhadap pekerjaan dan umumnya menerima pendapatan yang lebih rendah dari laki-laki. Ketika sebuah pernikahan berakhir, seorang janda tidak hanya kehilangan pasangannya namun juga sumber pendapatan penting bagi keluarganya. Janda mungkin juga harus menerima beban tambahan dari menyokong kehidupannya sendiri dan keluarganya, yang artinya menjadi lebih rentah secara ekonomi. Selain itu, janda juga sering dianggap mudah untuk diajak berhubungan seksual, dapat menjadi target hasrat seksual laki-laki, akibatnya menjadi sumber gosip. Sistem pemerintahan dualisme, desa – nasional,di Bali turut menambah kerumitan proses perceraian dan pernikahan kembali di masyarakat patriarkal Bali. Untuk memahami bagaimana janda di Bali menghadapi tekanan sosial dan budaya ini, artikel ini fokus pada membandingkan sejarah hidup 3 orang janda. Menerapkan konsep modal ekonomi, budaya, sosial dan simbolisme oleh Pierre Bourdieu, analisis penelitian ini menunjukkan bahwa akses terhadap berbagai bentuk modal diatas berperan penting dalam kelangsungan hidup para janda di Bali. Dengan sumber ekonomi yang memadai, seorang janda tidak hanya dapat menunjukkan independensi dan kemampuan untuk menghidupi keturunannya, namun juga berbagai kewajiban sosial dan keagamaan lainnya. Dengan begitu, mereka tetap dapat diterima dan dihormati oleh komunitasnya. Temuan ini juga berkontribusi dalam memberikan gambaran yang lebih luas dan kompleks mengenai kehidupan janda di Bali. +
I
Tabuh Caru Wara gubahan dari komposer I Dewa Ketut Alit yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Ubud. Dewa Alit lahir dari keluarga seniman di Bali. Sebagai komposer, ia dikenal memiliki pendekatan "avant garde" namun tetap mempertimbangkan nilai-nilai tradisi. Dewa Alit kerap diundang untuk mengajar dan membuat komposisi gamelan Bali di luar negeri, diantaranya: Boston, Massachusetts, New York, Munich, Frankfurt, dan lain-lain. Pada tahun 2007, Dewa Alit mendirikan Gamelan Salukat dan telah melakukan tur ke Amerika pada tahun 2009 dan 2010. Tabuh Caru Wara diciptakan pada tahun 2005 yang memiliki makna mengharmonikan dinamika yang kompleks dari nilai-nilai, gesekan, benturan, konflik, arah yang berlawanan, konsep saling mengisi dan kerumitan yang terkandung dalam perputaran hari-hari berdasarkan kalendar Bali. +
Legong Somia mengisahkan tentang sejarah spiritual mengenai keberadaan dari burung bangau atau kokokan di Desa Bedulu, Ubud. Dikisahkan bahwa pada tahun 60an ketika terjadi tragedi kemanusiaan di Indonesia, Desa Bedulu melakukan suatu upacara keagamaan agar jiwa-jiwa yang meninggal dalam tragedi yang terjadi di banyak desa di Bali termasuk di Bedulu bisa lebur dan menyatu dengan Sang Pencipta. Maka ketika upacara tersebut dilaksanakan, tiba-tiba hadir puluhan bahkan ratusan burung bangau yang sampai saat ini banyak menghuni pepohonan yang ada di Bedulu. Rakyat di sana percaya bahwa burung-burung tersebut merupakan perwujudan dari jiwa-jiwa yang kini telah tenang berkat diadakannya upacara 'nyomya' atau penyucian jiwa-jiwa yang diadakan di Desa Bedulu. Burung-burung ini juga dianggap pembawa berkah, sehingga keberadaannya sangat dilindungi di Desa Bedulu. +
Pandemi COVID - 19 telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat
Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan langkah dan framework yang tepat
yang memungkinkan persebaran dan fatalitas dari kasus persebaran COVID - 19 dapat
ditekan secepat dan seminimal mungkin, sehingga dampak lanjutan terhadap ekonomi
sosial dapat ditekan. Penelitian didasarkan pada data sekunder terpublis yang
dikumpulkan dari hasil observasi yang diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari struktur kependudukan dan
ketenagakerjaan Bali memiliki potensi tinggi untuk persebaran pandemi COVID-19
disebabkan karena tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, baik antar wilayah di dalam
negeri, maupun antar negara, kedua struktur penduduk Bali yang sudah tergolong tua
sangat potensial mempercepat potensi tingginya case fatality rate dari pandemi. Berdasarkan hasil studi tersebut direkomendasikan untuk memperketat
kemungkinan penyebaran melalui rapid test pertama dan kedua menyangkut
sebanyak-banyaknya penduduk yang berpotensi sebagai carrier penyebaran COVID19, baik melalui transmisi lokal maupun imported case. +
Masalah utama pembangunan di negara berkembang adalah tingginya ketimpangan antara pengangguran dan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena keduanya saling terkait satu sama lain. Kemiskinan, pada banyak kasus, umumnya diawali dari rendahnya akses lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif. Kompleksitas permasalahan kemiskinan ini kemudian mendorong komitmen bangsa-bangsa untuk mengurangi tingkat kemiskinan di dunia dengan disusunnya Tujuan Pembangunan Milenium. Untuk mendorong pembangunan, upaya pengentasan kemiskinan yang disebabkan oleh pengangguran harus melibatkan masyarakat. Pola partisipasi memungkinkan pendekatan yang lebih mengakar dan memacu komitmen antar anggota masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan. Kearifan lokal, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dimiliki oleh desa adat memiliki peran yang sangat strategis melalui peran sosialnya disamping untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Fungsi sosial LPD mencakup komitmen dan kebersamaan antara anggota dengan pengurus, serta antar para anggota. +
PERTEMUAN
ku buang jauh tubuhku
selangkah demi langkah
: ke pusar waktu
kutemukan kita saling mencari
seperti gelap merindu pekat
dan dengan kata
kubunuh jarak
yang membelah kita
tanpa jeda +
SENJA DI BULAN MEI
kita sedang bercakap dengan masa depan
saling menerka mata dan senyum malu malu
sambil menepi pada sebaris puisi
yang belum selesai
senja membuat kita tidak mengenali satu sama lain
tidak juga paham makna sajak yang ditulis angin
pada ranting, daun-daun, sekar kelabu
dan masa lalu
hadiah senja di bulan Mei
usia dan gang sempit yang sesat
menerima sebagaimana adanya
[Jyesta, 1941] +
PUAN
dawai dawai ilalang
bergayut di hatimu Puan
mimpi hanya membuatnya makin nyata
meski kau tutup pintu matamu
dengan segala mantra
Puan, mari kita toreh bukit Cintamani
dengan petir yang kau warisi
dari ibu dan bapamu
di sana di tempatmu terluka
bebukit Abang telah menyala
lekuk jurang tidak sedalam duka
ada yang hilang
oleh bara belerang
Puan, hamba menunggu lama
seribu warsa bukan apa apa
[Bangli, 2019] +
I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali. +
I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali. +
Bali saat ini turut berjuang menahan laju penyebaran virus Covid19. Ada banyak sekali pelajaran yang kita bisa ambil dari kebijakan lokal dan pengetahuan setempat untuk membantu perjuangan ini.
Salah satunya adalah belajar dari Hari Nyepi. Hari dimana seluruh pulau, selama 24 jam, di lockdown; diminta untuk melakukan Tapa Catur Brata Penyepian:
Amati Geni: Hemat energi
Amati Karya: Tidak bekerja mencari nafkah (Cuti)
Amati Lelungan: Tidak bepergian (#dirumahaja)
Amati Lelanguan: Tidak berpesta/berfoya-foya/menghibur diri secara berlebihan
Bali, lewat Nyepi, telah ada pengalaman bertahun-tahun melakukan ini.
Maka, anjuran untuk gerakan #dirumahaja sudah seharusnya bukan hal yang asing bagi warga Bali, karena hal ini sudah ada di gen dan darah warga Bali yang sudah melakukan ini setiap tahun.
Meski biasanya hanya sehari, dalam situasi darurat ini, perlu ditingkatkan ‘level’nya menjadi beberapa hari (atau minggu), hingga situasi benar-benar pulih.
Sama seperti solusi bagi banyak permasalahan di Bali dan Indonesia, Pandemic Corona tidak bisa ditanggulangi oleh sekelompok kecil individu yang sadar, pemerintah saja, ataupun segilintir tenaga medis berikut infrastrukturnya yang pas-pasan yang dimiliki oleh pulau ini, tapi membutuhkan kesadaran kolektif semua lapisan masyarakat, baik itu masyarakat adat, pemerintah, pengusaha, media, akademisi, tokoh spiritual, dan seniman/budayawan.
Semuanya mesti bahu-membahu berkontribusi di bidangnya, dan satu elemen mendukung elemen yang lain.
Di sinilah social resilience (ketahanan sosial) kita diuji. Kalau kita semua sanggup melewati bencana ini, maka kita patut bersyukur dan bolehlah berbangga diri.
Tapi isu Corona bukan isu sepele, sekali dia lepas kontrol, harga kerusakan yang ditimbulkannya akan terlalu besar.
Kita punya pengetahuan tentang Nyepi, dan akan sangat disayangkan kalau hal ini hanya kita rayakan sebagai ritual belaka. Kita harus memaknai manfaatnya, etika-nya, tujuannya, sehingga bisa kita implementasikan sebagai solusi atau cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah yang riil.
Upacara tidak akan bermanfaat jika dia hanya ditempatkan sebagai simbol.
Simbol hanyalah simbol, untuk mengingatkan saja… hanya akan lebih berfaedah jika itu bisa ditransfer dalam bentuk kesadaran, gagasan, dan aksi.
Kita bangga punya “rasa” yang kuat…. sekarang tajamkan juga “logika", karena yang ideal adalah keseimbangan dari keduanya.
Berat memang.
Baru beberapa hari diam di rumah dan pengurangan nafkah yang drastis akibat sejumlah konser dibatalkan, Kami, sepertimu, juga rindu situasi pulih; berkumpul, bekerja bersama, bernyanyi bersama, mencium keringat tubuhmu, bersetubuh denganmu, seperti adegan dalam video klip kami ini.
Kami mengabadikan momen-momen itu agar kita mengingat bahwa kita makhluk sosial, dan solusi dari masalah berat ini adalah apabila kita menjaga kemanusiaan dan kepedulian kita pada sesama.
Sekarang, dalam situasi darurat ini, social distancing (menjaga jarak) adalah bentuk kepedulian kita kepada sesama. For a greater good. Untuk sementara saja.
Agar nanti tiba masanya dalam waktu dekat kita akan berkumpul kembali, dan bernyanyi bersama….
“Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti!”
Dumogi rahayu,
Gede Robi
NGALIH SAMPI GALANG BULAN
(I Gde Gita Purnama)
Tersungkur Pan Kades sekarang di pojok, modal sudah habis, dipergunakan untuk membangun ruko. Memang benar ruko tersebut telah selesai sebanyak lima bangunan berada di pinggir jalan, yang dulunya adalah ladang kopi, kopi arabika nomor satu. Akan tetapi, harga kopinya tidak pernah nomor satu, selalu harganya jatuh tersungkur. Belum lagi dicaplok tengkulak ketika panennya banyak. Daripada selalu mengalami kerugian, memang sebaiknya didirikan ruko. Tidak hanya Pan Kades yang mengalami rasa terpukul, hampir setengah dari warga desa ikut merasa menyesal, sebab telanjur mendirikan ruko di tanah ladang yang berlokasi di pinggir jalan. Hitung-hitungan dalam hati memang sudah matang, saat ruko selesai, dikontrakkan, setelah itu tinggal menerima uang hasil kontrakan saja. Kontrakan per ruko 50 juta setahun, bila punya 5 ruko tentunya sudah memiliki 250 juta pertahun. Datangnya uang sungguh lebih baik dibandingkan dengan menyandang NIP. Apalagi bila dibandingkan dengan hasil ladang itu sendiri, aduh, sungguh jauh perbedaannya. Namun, hal baru hitungan di mimpi saja. Sekarang semua sudah buyar, niat mencari untung tapi modal justru hilang. +
SANGGULAN
(I Gédé Putra Ariawan)
Putu Iwan Ardana, mahasiswa kampus kedokteran gigi di Dénpasar mendapat tugas lapangan. Dia akan memberikan pengarahan kesehatan ke désa-désa tentang program gigi sehat. Sebelum programnya berjalan, Putu Iwan mengecék lokasi dan melakukan observasi lapangan agar dengan jelas tahu tempat ia mendapat tugas. Ditolehnya papan pengumaman, dilihat namanya sudah tertempel dan mendapat tugas di Tabanan. “Aduh!” Putu Iwan merengut memikirkan tempat tugasnya. Seketika alisnya berkerut. +
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganlisis tentang kedudukan ahli waris yang beralih agama dalam hal hak dan ke wajibannya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat adat serta akibat hukum yang timbul terkait ahli waris yang beralih agama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, dengan pendekatan non doktrinal (socio legal reseach). Data digali dengan metode wawancara, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ahli waris yang beralih agama tidak lagi berkedudukan ahli waris. Akibatnya ahli waris yang bersangkutan gugur hak warisnya dari orang tuanya. Gugurnya hak mewaris berakibat tidak ada kewajiban -ke wajiban yang harus dipikulnya baik kewajiban terhadap keluarga maupun terhadap masyarak at adat. Ahli waris yang beralih agama dikaji dari teorinya Lawrence M. Friedman tentang sistem hukum terdiri dari tiga unsur yaitu struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum, dimana dari ketiga unsur itu tidak mengalami perkembangan. Dengan demikian hukum adat waris Bali masih dipertahankan secara utuh. +
Adat Bali
tumpukan songket
lengket pada almari jati
bau apek kain endek
warna-warni kebaya brokat
berjejer rapi menunggu giliran
perak berderak emas berkemas
menurut undangan
ngotonin, metatah, pawiwahan, ngaben
adat Bali adalah menghitung kulkul di banjar +
WHO atau badan kesehatan dunia telah menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi. Pada bulan Februari 2020, WHO juga mendeklarasikan novel corona virus pada tubuh manusia sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian Bali dan sektor pariwisata. Pemerintah menyatakan bahwa Bali sangat terdampak oleh Covid-19 dimana pariwisata terhenti dan 96& hotel tutup sementara. Akibatnya, banyak pemutusan hubungan kerja dan komunitas banyak yang menjadi pengangguran. Kehidupan menjadi cukup mengkhawatirkan. Covid-19 sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat Bali di masa datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Covid-19 terhdapat kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, dan daya tahan komunitas di wilayah Bali. Populasi sebanyak 1500 orang dengan kisaran usia 15-60 tahun dan bekerja di sektor pariwisata. Jumlah sampel adalah 150 responden atau 10% dari total populasi. Data dikumpulkan terkait dengan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari rumah tangga selama pandemic. Analisa deskriptif berbentuk grafi, table, dan gambar. Temuan utama, selama kurun waktu 60 hari outbreak Covid-19 di masyarakat, telah terinfeksi 343 orang, sembuh 232 orang, dan meninggal 4 orang. Tekanan kepada sektor pariwisata di Bali menyebabkan perekonomian menjadi kolaps. Sebagian besar dari 80% pekerja sektor informal di Bali diberhentikan, yang kemudian meningkatkan jumlah pengangguran terbuka di Bali. Keaslian, bahwa 95% dari penduduk Bali mengalami perubahan dalam perilaku sosial, gaya hidup, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kecemasan terhadap Covid-19 masih dikategorikan wajar dan tidak menyebabkan disfungsi sosial. Terlepas dari kesulitan berinteraksi antar komunitas, berdiam diri di rumah 75% kekerabatan menguat. +
Karya ini adalah persembahan dari 15 orang remaja yang tergabung dalam kelompok +