UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography text id" with value "Guru seni rupa dan juga pelukis cat air. Lulus dari Pendidikan Seni Rupa". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 25 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Putu Sabda Jayendra  + (Dr. Putu Sabda Jayendra, S.Pd.H., M.Pd.H. Dr. Putu Sabda Jayendra, S.Pd.H., M.Pd.H. lahir di Singaraja, Buleleng, Bali pada tanggal 14 Agustus 1987. Merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan suami-istri Drs. I Made Nuada, M.Pd. dan Ni Ketut Suryaning. Menamatkan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Mutiara Singaraja tahun 1993, Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Banyuasri, Singaraja hingga kelas 4, (karena mengikuti orang tuanya pindah tugas) dan melanjutkan sekolahnya di SD Negeri 2 Pekutatan, Jembrana hingga tamat tahun 1999. Selanjutnya menempuh Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Pekutatan (SMP Negeri 1 Pekutatan), Jembrana dan tamat tahun 2002. Sekolah Menengah Atas ditempuhnya di SMA Negeri 1 Pekutatan hingga kelas 2 (karena mengikuti orang tuanya kembali pindah tugas) dan melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Mendoyo, Jembrana hingga tamat tahun 2005. Jenjang S1 – S3 ditempuhnya di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dengan bidang kajian Pendidikan dan Ilmu Agama Hindu. </br></br>Dr. Putu Sabda Jayendra, S.Pd.H., M.Pd.H. merupakan penulis yang aktif membuat karya-karya publikasi ilmiah serta menulis buku. Sebagian besar karyanya mengeksplorasi tentang praktik pendidikan dalam tradisi keagamaan dan kearifan lokal (etnopedagogi), beberapa diantaranya adalah Barong Brutuk Penjaga Jiwa Dari Tanah Bali Kuno (terbit tahun 2019) dan Mongah, Belajar Nilai Hidup Dari Manusia Pakis (terbit tahun 2020). Saat ini aktif tercatat sebagai Dosen Tetap di Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional di Denpasar Bali, serta pernah pula menjadi Dosen Luar Biasa dan Dosen Tamu di beberapa Perguruan Tinggi lainnya, seperti IHDN Denpasar, IKIP PGRI Bali, Universitas Mahasaraswati Denpasar, STIE BIITM Denpasar, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Internasional Bali, STAHN Mpu Kuturan Singaraja, dan The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.</br></br>Dalam kegiatan organisasi profesi dan bidang sosial budaya juga turut aktif, diantaranya pada tahun 2017-2022 menjadi anggota Asosiasi Dosen Indonesia, tahun 2020 sebagai Assessor Tri Hita Karana Awards dan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) dengan jabatan sebagai Wakil Ketua I BPC Denpasar.abatan sebagai Wakil Ketua I BPC Denpasar.)
  • Anak Agung Gde Putera Semadi  + (Dr. Semadi adalah dosen aktif pada programDr. Semadi adalah dosen aktif pada program studi Ilmu Hukum, Universitas Dwijendra, Bali Indonesia. Dengan pendidikan tertinggi adalah S3 yang diperolehnya dari Universitas Udayana pada tahun 2015, Dr. Semadi juga adalah pemerhati isu-isu sosial dan hukum di Bali serta aktif menulis di berbagai media.ali serta aktif menulis di berbagai media.)
  • Drs. I Nyoman Aris  + (Drs. I Nyoman Aris adalah sastrawan yang bDrs. I Nyoman Aris adalah sastrawan yang berasal dari Banjar Kebayan, Desa Tangeb, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Drs. I Nyoman Aris lahir pada tanggal 19 September 1984. Beliau adalah putra dari Alm. I Wayan Lanus dan Alm. Ni Nyoman Namrug. Riwayat pendidikan beliau yaitu pernah menempuh Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1962, smp pada tahun 1965, KPG pada tahun 1978, PGSLP pada tahun 1980 dan S1 jurusan Bahasa dan Sastra Bali pada tahun 1990. Drs. I Nyoman Aris adalah seorang tenaga pendidik di SMK Seni Ukir Tangeb. Selain itu, beliau juga seorang petani dan sering menjadi juri sekaligus pembina dalam perlombaan utsawa dharma gita. Banyak penghargaan yang beliau raih salah satunya juara 1 mekidung/makakawin. Karya terbesar beliau adalah Kidung Yadnya, karya lainnya seperti imba tembang (pupuh), tuntunan malajah makakawin, dan tuntunan malajah makidung lengkap disertai tangga nada dan notasinya sehingga memudahkan kita untuk belajar makidung.ga memudahkan kita untuk belajar makidung.)
  • Drs. Ida Bagus Ratu Sanca, M.si  + (Drs. Ida Bagus Ratu Sanca, M.Si adalah sasDrs. Ida Bagus Ratu Sanca, M.Si adalah sastrawan Bali yang berasal dari Karangasem. Beliau lahir pada hari Jumat Pon Julungwangi pada tanggal 4 April 1952. Beliau merupakan putra dari pasangan alm. Ida Pedanda Wayan Pidada dan Ida Pedanda Istri Agung.</br></br>Disini saya akan membahas karya geguritan beliau yang beliau karang sendiri yang berjudul “Geguritan Gering Agung Pandemi Covid Sembilan Belas”. Isi dari geguritan ini berisikan tentang seputaran covid-19 yang marak saat ini. Dimulai dari mana asal covid ini dan cara pencegahannya. Geguritan ini berisikan 4 jenis pupuh yaitu pupuh dandang gula (2 bait), pupuh sinom (11 bait), pupuh ginada (11 bait) dan pupuh durma (11 bait).inada (11 bait) dan pupuh durma (11 bait).)
  • Dwitra J. Ariana  + (Dwitra J. Ariana adalah pembuat film, penuDwitra J. Ariana adalah pembuat film, penulis dan pegiat teater yang lahir di Jeruk Mancingan, Bangli, 1 Juli 1983. Ia pernah aktif di Sanggar Cipta Budaya SLTP 1 Denpasar dan Teater Angin SMU 1 Denpasar. Kemudian ia merambah ke dunia film. Film-filmnya pernah terpilih sebagai Official Selection Ganesha Film Festival (Ganffest) 2008 Bandung, Surabaya Film Festival (S13FFEST) 2007, Festival Film Dokumenter (FFD) Jogjakarta 2006. Pernah tercatat sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Teknik Arsitektur Universitas Udayana, Graphic Design WEC, Fakultas Hukum Universitas Udayana, dan Institut Seni Indonesia Denpasar jurusan Desain Komunikasi Visual; namun semua tidak ia tamatkan. Kini, ia menetap di kampung halamannya dan memilih hidup sebagai petani.lamannya dan memilih hidup sebagai petani.)
  • Edward Speirs  + (Edward, atau Eddy begitu ia lebih suka dipEdward, atau Eddy begitu ia lebih suka dipanggil, adalah Managing Editor NOW! Bali dan tuan rumah NOW! Podcast Bali. Dia menikmati fotografi, perjalanan pedesaan dan senang bahwa karyanya memperkenalkan dia kepada orang-orang dari semua lapisan masyarakat.orang-orang dari semua lapisan masyarakat.)
  • Ema Sukarelawanto  + (Ema Sukarelawanto. Lahir di Tulungagung, JEma Sukarelawanto. Lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 2 Juli 1965. Setelah lulus dari Fakutas Peternakan Universitas Udayana pada 1990 ia menjadi wartawan Bali Post hingga 1994. Kemudian menjadi redaktur di Harian NUSA (1994-1998) dan mengelola majalah pariwisata Bali Tribune hingga ditutup pascatraged bom Bali 2002. Berikutnya ia bergabung ke Harian Bisnis Indonesia dan menjadi editor Bisnis.com hingga pensiun dari grup media ini.</br></br>Selain menjadi wartawan, ia terlibat aktif dalam beberapa proyek seni rupa sejak 1993 serta penerbitan buku, baik sebagai penulis maupun pengemasan tata letak dan desain grafis. Beberapa di antaranya Berbagai Dimensi Perupaan Made Wianta (Kumpulan Esei, 1998), Kitab Suci Digantung di Pinggir Jalan New York (Kumpulan Puisi Made Wianta, 2003), The Sound of Calligraphy Made Wianta (2001), Dreamland-Made Wianta (2003), Calligraphy in Song-Made Wianta (2005), 4+1=Venezia (Panji Tisna, Made Kaek, Suklu, Made Wianta, 2003), Eternal Line-Stephan Spicher (2005), To Be World Class Services, Proses Metamorfosis PLN Distribusi Bali (2006), Jero Wijaya: Inspirasi dari Kaldera Batur (2007), Menembus Batas (Wahyoe Wijaya), Konflik Tak Jadi Pelik (Biografi Nyoman Sudiantara, 2010), Leafscape (Nyoman Sujana Kenyem), Ida Bagus Kompyang dan Mirah Astuti; Pasangan Pionir Pariwisata Bali (Nyoman Darma Putra, 2012), Hadi Taryoto: Mewujudkan Impian melalui Pariwisata (Nyoman Darma Putra, 2014), Wisata Kuliner: Atribut Baru Destinasi Ubud (Putu Diah Sastri Pitanatri & Nyoman Darma Putra, 2016), dan Tjokorda Gde Putra Sukawati: Mengemban Tutur Leluhur (Nyoman Darma Putra, 2016). </br></br>Kini ia bergiat di Komunitas Kertas Padi, Komunitas Nitirupa, serta membanguan situs berita inibali.com dan katarupa.id.guan situs berita inibali.com dan katarupa.id.)
  • Eric Buvelot  + (Eric Buvelot adalah reporter dan penulis sEric Buvelot adalah reporter dan penulis senior yang tinggal di Bali sejak tahun 1995. Ia memulai karirnya di Perancis pada publikasi harian di mana ia tinggal selama 10 tahun dan mempelajari seluk beluk jurnalisme. Dia telah menulis ratusan artikel tentang Bali dan Indonesia, dalam bahasa Perancis atau Inggris, sebagian besar untuk majalah bulanan Bali La Gazette de Bali, sebagai pemimpin redaksi selama 13 tahun, tetapi juga untuk media berbahasa Inggris terkemuka di Indonesia seperti The Jakarta Post, Indonesia Expat , Sekarang Bali atau bahasa Perancis Le Banian. Ia meluncurkan surat kabar multibahasa The Communities of Indonesia dan majalah gaya hidup Saga. Selain Bali, 50 Tahun Perubahan – Percakapan dengan Jean Couteau, ia juga merupakan penulis novel kriminal Bali Club Hotel yang ditulis pada tahun 1994-1995.b Hotel yang ditulis pada tahun 1994-1995.)
  • Erick Est  + (Erick Est lahir di Medan, 7 Februari 1980.Erick Est lahir di Medan, 7 Februari 1980. Ia adalah sutradara film dan video klip. Ia menetap di Bali sejak 1999. Setamat SMA di Medan, ia melanjutkan kuliah di Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana, Bali. Film berjudul “Kenapa Aku?” adalah awal mula ia berkarir dalam bidang perfilman. Kini sudah sekitar 280 video klip dan 20 film disutradarainya, di antaranya film dokumenter tentang layangan sakral Bali, “Janggan”. Sebelumnya, karya-karya garapan Erick di antaranya video klip band-band Bali seperti Nanoe Biroe, D Ubud N Band, The Wheels, Navicula, hingga band nasional seperti Superman Is Dead dan Taboo. Bahkan, Erick pernah mendapat kepercayaan menggarap video klip bintang Norwegian Idol, Jonas Thomassen. Ia juga mendapar order ke Amerika bersama band Prison of Blues untuk membuat video klip. Erick telah meraih sejumlah penghargaan dalam dunia film. Antara lain, filmnya yang berjudul “Terakhirku” dan “Rapuh” mendapatkan penghargaan pada festival film di Australia.nghargaan pada festival film di Australia.)
  • Etika Wisatawan Di Tempat Sakral Di Bali  + (Etika Wisatawan pada tempat sakral di BaliEtika Wisatawan pada tempat sakral di Bali</br>Om swastyastu, Dewan juri yang saya hormati dan tim Bahasabali wiki yang saya banggakan. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan orasi tentang “Etika Wisatawan pada tempat sakral di Bali”. </br>Pulau Bali adalah destinasi wisata terpopuler di Indonesia. Bali memiliki objek wisata yang sangat beragam, baik wisata alam, wisata budaya dan wisata bahari. Bali dan pariwisata tidak bisa dipisahkan. Objek wisata yang tidak kalah menarik, yaitu budaya masyarakatnya. Kehidupan masyarakat Bali sangat erat dengan agama hindunya sehingga setiap upacara keagamaan merupakan objek yang sangat khas. Pura merupakan tempat ibadah umat hindu yang menarik tersebar di seluruh pelosok Bali. Oleh karena itu, Bali juga memiliki julukan Pulau Seribu Pura.</br>Namun keindahan tempat wisata di Bali masih sering terancam salah satunya yaitu tempat tempat sakral. Kehadiran wisatawan asing yang mengunjungi tempat sakral masih membawa pengaruh negatif pada pulau Bali. Kasus yang sering kita dengar yaitu etika wisatawan yang masih kurang, baik dari segi pakaian maupun moral wisatawan itu sendiri. Seperti yang terjadi di Pura Dalem Prajapati Banjar Dadakan, Desa Adat Kelaci Kelod, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Wisatawan tersebut memanjat pohon yang disakralkan, di duga wisatawan tersebut tidak mengetahui bahwa tempat tersebut adalah tempat sakral.</br>Hal ini kerap terjadi, penyebabnya adalah Kebebasan pergaulan dan pakaian di banyak tempat wisata, Kebutuhan konten komersial dan, Ketidaktahuan turis asing seputar tempat sakral di Bali. Dengan ini, kami berharap pemimpin Bali di tahun 2024 agar memperketat aturan aturan yang ada pada tempat tersebut dengan upaya yang dapat dilakukan yaitu,</br>1. Membentuk suatu komunitas untuk penjagaan yang lebih ketat pada tempat tersebut.</br>2. Pihak pengelola agar memberikan informasi rambu rambu makna dan tempat suci.</br>3. Memberikan sanksi kepada pengunjung yang melarang aturan tersebut baik sanksi moral maupun sanksi social.</br>4. Wisatawan diharapkan Didampingi pemandu wisata yang memiliki izin/berlisensi (memahami kondisi alam, adat istiadat, tradisi, serta kearifan lokal masyarakat Bali} saat mengunjungi daya Tarik wisata..</br>Sekian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat,dan orasi ini dapat di realisasikan oleh pemimpin Bali tahun 2024 agar tempat tempat sakral di Bali selalu terjaga dan dilestarikan. Mohon maaf apabila terdapat salah kata, kami ucapkan terimakasih. Om Shanti, Shanti, Shanti Om.terimakasih. Om Shanti, Shanti, Shanti Om.)
  • Frans Nadjira  + (Frans Nadjira lahir di Makassar, Sulawesi Frans Nadjira lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 September 1942. Sejak 1974 dia menetap di Bali. Dia dikenal sebagai sastrawan dan pelukis. Tahun 1979 dia mengikuti program penulisan kreatif International Writing Program di University of Iowa, Iowa, USA. Dia pernah belajar seni rupa di Akademi Seni Lukis Indonesia (ASLI), Makassar. Saat melukis dia memilih dan menggunakan metode seni lukis otomatis (psikografi) yang ditekuni hingga sekarang. Irama, gerak, komposisi, dan warna menjadi ruh dalam karya-karyanya. </br></br>Dalam bidang sastra, terutama puisi, dia banyak menggembleng calon penyair di Bali yang belajar menulis puisi kepada dirinya. Tulisan-tulisannya dimuat di berbagai massa lokal dan nasional serta luar negeri, antara lain Bali Post, CAK, Kalam, Horison, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia. Juga terangkum dalam antologi Laut Biru Langit Biru, Puisi ASEAN, Spirit That Moves Us (USA), On Foreign Shores, Ketika Kata Ketika Warna, Teh Ginseng, A Bonsai’s Morning. </br></br>Buku-buku sastranya yang telah terbit adalah Jendela (Kumpulan Puisi, 1980), Bercakap-Cakap di Bawah Guguran Daun-daun (Kumpulan Cerpen, 1981), Springs Of Fire Springs Of Tears (Kumpulan Puisi, 1998),Curriculum Vitae (Kumpulan Puisi, 2007), Pohon Kunang-Kunang (Kumpulan Cerpen, 2010), Catatan di Kertas Basah (Kumpulan Puisi, 2015), Keluarga Lara (Novel, 2016), Jejak-Jejak Mimpi (Novel, 2016), Peluklah Aku (Kumpulan Puisi, 2017).016), Peluklah Aku (Kumpulan Puisi, 2017).)
  • Sistem Tunnel Nincapang Uyah Khas Kusamba  + (Garam Kusamba merupakan garam organik tradGaram Kusamba merupakan garam organik tradisional Bali yang disebut-sebut jadi</br>salah satu garam terbaik di dunia. Garam yang dihasilkan di desa Kusamba, Kabupaten</br>Klungkung, Provinsi Bali. Sebagai garam organik, garam Kusamba tidak menggunakan</br>bahan-bahan kimiawi, garam Kusamba dikatakan organik karena cara pembuatannya</br>yang masih sangat bergantung dengan alam. sinar matahari dan terik menjadi sahabat</br>para petani garam Kusamba. Cara pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara</br>tradisional. Akan tetapi kini, usaha tradisional ini kian terancam gulung tikar. Harga jual</br>garam berkualitas tinggi ini kurang menguntungkan. Para petani rata-rata menjualnya</br>dengan harga Rp1.200 per kilogram, jika musim penghujan harga jual hanya mencapai</br>Rp3 ribu per kilogram. Masalah lainnya, garam kusamba yang dibuat secara tradisional</br>dan produksinya terbatas. Hal inilah yang mendasari untuk menginisasi sistem yang</br>mampu meningkatkan produksi garam turun-temurun itu. Lalu, bagaimanakah solusinya?</br></br>Solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan</br>sistem tunnel. Secara sederhana, sistem tunnel berarti menambah wadah penampung</br>dengan bantuan geoisolator dan penutup, lalu dirangkai seperti lorong. Sistem ini</br>membuat petani garam tetap bisa berproduksi saat musim hujan. Selain itu, dengan</br>adanya sistem Tunnel ini petani garam mampu menghasilkan puluhan-ratusan Kg</br>garam per Tunnel. Selain itu, manfaat lainnya seperti:</br></br>1. Membuat waktu panen garam menjadi lebih cepat</br>2. Petani dapat melakukan proses panen pada saat malam hari.</br>3. Membuat hemat tenaga dan waktu dalam mengisi lahan pembuatan garam</br>dengan air laut.</br>4. Kualitas yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari produksi sebelumnya dengan</br>palungan.</br></br>Menurut pengakuan dari petani garam, Melalui produksi sistem tunnel ini banyak</br>manfaat yang diperoleh oleh para petani garam di dalam produksi dan pemasarannya.</br>Selain garam, air yang terdapat pada saat panen garam tersebut dapat dijual dengan</br>harga mencapai kurang lebih Rp. 80.000,00 jerigen ukuran 35 liter. Air garam ini dapat</br>digunakan untuk proses pengentalan pembuatan produksi tahu. Perlu diketahui sistem</br>tunnel yang digunakan oleh Petani garam Kusamba merupakan teknologi sederhana</br>bantuan dari kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.i kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.)
  • Nincapang Uyah Khas Kusamba  + (Garam Kusamba merupakan garam organik tradGaram Kusamba merupakan garam organik tradisional Bali yang disebut-sebut jadi</br>salah satu garam terbaik di dunia. Garam yang dihasilkan di desa Kusamba, Kabupaten</br>Klungkung, Provinsi Bali. Sebagai garam organik, garam Kusamba tidak menggunakan</br>bahan-bahan kimiawi, garam Kusamba dikatakan organik karena cara pembuatannya</br>yang masih sangat bergantung dengan alam. sinar matahari dan terik menjadi sahabat</br>para petani garam Kusamba. Cara pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara</br>tradisional. Akan tetapi kini, usaha tradisional ini kian terancam gulung tikar. Harga jual</br>garam berkualitas tinggi ini kurang menguntungkan. Para petani rata-rata menjualnya</br>dengan harga Rp1.200 per kilogram, jika musim penghujan harga jual hanya mencapai</br>Rp3 ribu per kilogram. Masalah lainnya, garam kusamba yang dibuat secara tradisional</br>dan produksinya terbatas. Hal inilah yang mendasari untuk menginisasi sistem yang</br>mampu meningkatkan produksi garam turun-temurun itu. Lalu, bagaimanakah solusinya?</br></br>Solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan</br>sistem tunnel. Secara sederhana, sistem tunnel berarti menambah wadah penampung</br>dengan bantuan geoisolator dan penutup, lalu dirangkai seperti lorong. Sistem ini</br>membuat petani garam tetap bisa berproduksi saat musim hujan. Selain itu, dengan</br>adanya sistem Tunnel ini petani garam mampu menghasilkan puluhan-ratusan Kg</br>garam per Tunnel. Selain itu, manfaat lainnya seperti:</br></br>1. Membuat waktu panen garam menjadi lebih cepat</br>2. Petani dapat melakukan proses panen pada saat malam hari.</br>3. Membuat hemat tenaga dan waktu dalam mengisi lahan pembuatan garam</br>dengan air laut.</br>4. Kualitas yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari produksi sebelumnya dengan</br>palungan.</br></br>Menurut pengakuan dari petani garam, Melalui produksi sistem tunnel ini banyak</br>manfaat yang diperoleh oleh para petani garam di dalam produksi dan pemasarannya.</br>Selain garam, air yang terdapat pada saat panen garam tersebut dapat dijual dengan</br>harga mencapai kurang lebih Rp. 80.000,00 jerigen ukuran 35 liter. Air garam ini dapat</br>digunakan untuk proses pengentalan pembuatan produksi tahu. Perlu diketahui sistem</br>tunnel yang digunakan oleh Petani garam Kusamba merupakan teknologi sederhana</br>bantuan dari kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.i kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.)
  • Upaya Nincapang Kawentenan Uyah Khas Kusamba  + (Garam Kusamba merupakan garam organik tradGaram Kusamba merupakan garam organik tradisional Bali yang disebut-sebut jadi</br>salah satu garam terbaik di dunia. Garam yang dihasilkan di desa Kusamba, Kabupaten</br>Klungkung, Provinsi Bali. Sebagai garam organik, garam Kusamba tidak menggunakan</br>bahan-bahan kimiawi, garam Kusamba dikatakan organik karena cara pembuatannya</br>yang masih sangat bergantung dengan alam. sinar matahari dan terik menjadi sahabat</br>para petani garam Kusamba. Cara pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara</br>tradisional. Akan tetapi kini, usaha tradisional ini kian terancam gulung tikar. Harga jual</br>garam berkualitas tinggi ini kurang menguntungkan. Para petani rata-rata menjualnya</br>dengan harga Rp1.200 per kilogram, jika musim penghujan harga jual hanya mencapai</br>Rp3 ribu per kilogram. Masalah lainnya, garam kusamba yang dibuat secara tradisional</br>dan produksinya terbatas. Hal inilah yang mendasari untuk menginisasi sistem yang</br>mampu meningkatkan produksi garam turun-temurun itu. Lalu, bagaimanakah solusinya?</br></br>Solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan</br>sistem tunnel. Secara sederhana, sistem tunnel berarti menambah wadah penampung</br>dengan bantuan geoisolator dan penutup, lalu dirangkai seperti lorong. Sistem ini</br>membuat petani garam tetap bisa berproduksi saat musim hujan. Selain itu, dengan</br>adanya sistem Tunnel ini petani garam mampu menghasilkan puluhan-ratusan Kg</br>garam per Tunnel. Selain itu, manfaat lainnya seperti:</br></br>1. Membuat waktu panen garam menjadi lebih cepat</br>2. Petani dapat melakukan proses panen pada saat malam hari.</br>3. Membuat hemat tenaga dan waktu dalam mengisi lahan pembuatan garam</br>dengan air laut.</br>4. Kualitas yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari produksi sebelumnya dengan</br>palungan.</br></br>Menurut pengakuan dari petani garam, Melalui produksi sistem tunnel ini banyak</br>manfaat yang diperoleh oleh para petani garam di dalam produksi dan pemasarannya.</br>Selain garam, air yang terdapat pada saat panen garam tersebut dapat dijual dengan</br>harga mencapai kurang lebih Rp. 80.000,00 jerigen ukuran 35 liter. Air garam ini dapat</br>digunakan untuk proses pengentalan pembuatan produksi tahu. Perlu diketahui sistem</br>tunnel yang digunakan oleh Petani garam Kusamba merupakan teknologi sederhana</br>bantuan dari kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.i kerjasama Kementerian Sosial dengan ITS.)
  • Gde Artawan  + (GDE ARTAWAN lahir di Klungkung, 20 FebruarGDE ARTAWAN lahir di Klungkung, 20 Februari 1959. Dosen di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha. Pendidikan terakhir S3 program doktor Linguistik Universitas Udayana. Menulis esei,puisi, cerpen di beberapa media massa.Sering diundang menjadi pembicara dalam kegiatan sastra dan temu ilmiah, serta ditunjuk menjadi juri dalam kegiatan pembacaan dan penulisan sastra. Menerima Anugerah Seni Wija Kusuma dua kali dari pemerintah Buleleng, tahun 1999 dan tahun 2007. Di Singaraja menjadi koordinator Dermaga Seni Buleleng ( DSB) yang kerapkali menggelar kegiatan apresiasi sastra dan beberapa kali menggelar lomba penulisan puisi se-Bali memperebutkan Singa Ambara Raja Award dalam rangka hari ulang tahun kota Singaraja. </br></br>Kumpulan cerpennya ‘Petarung Jambul’ mendapat Anugerah Seni Widya Pataka dari Pemerintah Propinsi Bali tahun 2008. Buku karya sastranya terhimpun dalam ‘Kaki Langit’(1984). ‘Buleleng dalam Sajak’(1996), ‘Kesaksian Burung Suksma’(1996), ‘Spektrum’ (1997), ‘Tentang Putra Fajar’ (2001), ‘Puisi Penyair Bali’ (2006), Dendang Denpasar, Nyiur Sanur (2012). Buku puisi tunggalnya adalah “Tubuhku Luka Pesisir, Tubuhmu Luka Pegunungan” (2014). Pesisir, Tubuhmu Luka Pegunungan” (2014).)
  • Gde Aryantha Soethama  + (Gde Aryantha Soethama, lahir di Bali, 15 JGde Aryantha Soethama, lahir di Bali, 15 Juli 1955. Namanya dikenal melalui sejumlah karya sastranya berupa cerpen, novel, dan esai yang dipublikasikan di berbagai media massa, seperti Kompas, Bali Post, Sinar Harapan, dll. Pada tahun 2006, buku kumpulan cerpennya yang berjudul “Mandi Api” meraih penghargaan Kusula Sastra Khatulistiwa untuk kategori Prosa.</br></br>Gde Aryantha Soethama mengawali debutnya sebagai penulis sejak usia muda. Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Dia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi mingguan Karya Bhakti (1981-1987) dan redaktur harian Nusa Tenggara (1989-1990). </br></br>Pada tahun 1979 sampai dengan 1981, setiap dua pekan, dia menulis skenario penyuluhan peternakan dan memerankannya untuk Stasiun TVRI Denpasar. Kini ia aktif menulis esai budaya serta cerita pendek, sembari mengurus penerbitan dan percetakannya.</br></br>Buku-bukunya, antara lain: Wawancara Jurnalistik (karya jurnalistik), Koran Kampus (karya jurnalistik), Menjadi Wartawan Desa (karya jurnalistik), Tak Jadi Mati (kumpulan cerpen, 1984), Langit Dibelah Dua (naskah drama, 1984), Daerah Baru (kumpulan cerpen, 1985), Koran Kampus (1986), Suzan/ Wanita Amerika Dibunuh di Ubud (novel), Pilihanku Guru/Senja di Candi Dasa (novel), Bali is Bali (kumpulan esai, 2003), Basa Basi Bali (kumpulan esai, 2002), Bali Tikam Bali (kumpulan esai, 2004), Bolak Balik Bali (kumpulan esai), Mandi Api (kumpulan cerpen, 2006, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Vern Cock dengan judul Ordeal by Fire), Dari Bule Jadi Bali (Kumpulan esai, 2010), Jangan Mati di Bali (Kumpulan esai, 2011), Menitip Mayat di Bali (kumpulan esai, 2016).nitip Mayat di Bali (kumpulan esai, 2016).)
  • Gde Dharna  + (Gde Dharna lahir di Sukasada, 27 Oktober 1Gde Dharna lahir di Sukasada, 27 Oktober 1931. Beliau adalah pensiunan PNS dari kantor Perdagangan Buleleng. Sejak tahun 1953 beliau menulis sajak dan drama pentas, drama radio, serta drama televisi baik berbahasa Indonesia maupun berbahasa Bali. selain daripada itu,beliau juga menulis cerpen, lagu berbahasa Indonesia maupun berbahasa Bali, lagu Janger, Genjek, Dolanan, Geguritan dan lagu Paduan Suara. Karangan-karangan beliau yang telah dipublikasikan maupun didokumentasikan seperti:</br></br>Puisi berbahasa Indonesia 75 yang dimuat pada Koran Suluh Marhaen, Bali Post, Nusa Tenggara, dan dimuat pada kumpulan puisi berjudul “Pantai-Pantai”, “Kaki Langit”, “Penyair Asean”, dan “Perang Jagaraga dalam puisi”. Puisi berbahasa Bali 80, yang dimuat pada majalah Burat Wangi, Canang Sari, dan dikumpulkan menjadi kumpulan yang berjudul “Kobarang Apine” (Drama dan Puisi), “Perang Bali” serta “Leak Macolek Bunga”. Drama berbahasa Indonesia ada 20, berupa naskah yang dipentaskan dalam masyarakat, RRI Singaraja, dan TVRI Denpasar. Skenario film yang berjudul: “Ngawit Saking Banjar” (film PKB diputar keliling Bali), “Ki Bayan Suling” (diputar di Bali dan Lombok), dan “Ni Jempiring” (diputar di Bali dan Lombok). Tembang-tembang pop diperkirakan sudah ada 50 yang dikumpulkan menjadi kumpulan oleh Dinas Pengajaran Provinsi Bali sebagai tembang anak-anak SD (jilid I, II, III), dan sudah juga dijadikan kumpulan oleh Listibiya Kabupaten Buleleng. Nyayian Janger sebanyak 50, Nyanyian paduan suara berbahasa Bali ada 12, dan nyanyian yang berjudul “Dagang Tuak” dinyanyikan oleh duta Bali ke Tingkat Nasional. Lagu pop daerah kategori dewasa ataupun anak-anak. Nyanyian genjek ada sekitar 30 dan sempat mendapatkan juara lomba Genjek se-Bali. Gegitan ada sebanyak 15, dan dua dari tembang tersebut yang berjudul Gili Menjangan dan I Pepaka mendapat penghargaan dari gubernur Bali. Tembang Dolanan sebanyak 12, dan Mars serta Hymne ada 10 seperti mars TP 45, “Singa Ambara Raja”, “Porda Bali”, dsb. Juga menulis dua cerita pendek berbahasa Bali yang berjudul “Tusing Ada Apa Dé” (2003), serta “Dasa Tali Dogen” (2009). Ada juga Novel berbahasa Indonesia berjudul Bintang Den Bukit (2015) berbagai juara dan penghargaan juga pernah didapatkan seperti: Juara I Lomba Penulisan Puisi Kartini se-Nusa Tenggara, Juara Lomba Bintang Radio Se-Bali, Jenis Seriosa dan Keroncong (Juara II tahun 1956; Juara II tahun 1957, Juara I tahun 1958, Juara II tahun 1959, tahun 1960, lan tahun 1974), Juara I Lomba Penulisan Naskah Drama Berbahasa Bali yang dilaksanakan oleh Listibya Bali tahun 1986, Juara I Lomba Menulis Lagu Bali Anak-Anak (tahun 1987; tahun 1988, dan tahun 1994), Juara I Menulis Lagu Pop Bali jenis déwasa tahun 1989, Juara II Menulis Lagu Pop Bali jenis remaja tahun 1994, penghargaan Wijaya Kusuma dari Bupati Buléléng tahun 1981, penghargaan Dharma Kusuma dari Gubernur Bali tahun 1989, Hadiah Sastra Rancagé dari Yayasan Rancagé Indonésia, dan penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali dengan kumpulan cerita pendek “Dasa Tali Dogén”. Lain daripada itu, Gde Dharna juga aktif dalam berbagai bidang organisasi seperti menjadi Ketua Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) (1963-1971), Ketua Anak Cabang PNI Kecamatan Sukasada (1963-1987), Ketua Bagian Seni Budaya dan Kerohanian DPD Kabupaten Buleleng dan sebagai anggota DPRD Buleleng dua periode (1075-1985), Ketua Markas Ranting LVRI Kecamatan Sukasada sejak tahun 1987, Sekretaris Markas Cabang LVRI Kabupatén Buléléng sejak tahun 1986. Beliau berpulang meninggalkan dunia pada hari Minggu, 13 Séptémber 2015. Segala hasil karya beliau dan juga prestasi beliau akan senantiasa dikenanang di dunia ini khususnya pada hati masyarakat Bali.a ini khususnya pada hati masyarakat Bali.)
  • Gede Geruh  + (Gede Geruh, lahir di Pedungan, Denpasar, BGede Geruh, lahir di Pedungan, Denpasar, Bali, 17 Juli 1915. Ia adalah maestro seni tari Gambuh. Menekuni seni tari sejak usia enam tahun. Meski buta huruf alias tak bisa baca-tulis, namun segala jenis tembang berbahasa Jawa Kuna (Kawi) yang mengiringi pertunjukan Gambuh mampu dikuasainya di luar kepala. Gambuh diperkirakan masuk dari Jawa ke Bali sejak pemerintahan Raja Udayana di Bali, sekitar abad ke-10 Masehi. Pertengahan dasawarsa 1960-an, Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI, kini ISI) Denpasar, menjadikan Geruh narasumber penting untuk riset dan merekonstruksi tari Gambuh yang langka itu. Geruh pernah diangkat menjadi Dosen Luar Biasa di ASTI Denpasar. Dari Geruh inilah ASTI kemudian dapat memadukan Gambuh dengan Gong Semar Pagulingan sebagai pengiring sehingga lahir istilah Gambuh Anyar. Aslinya, tarian Gambuh banyak diiringi instrumen rabab dan suling.anyak diiringi instrumen rabab dan suling.)
  • Gede Gunada  + (Gede Gunada adalah seorang pelukis kelahirGede Gunada adalah seorang pelukis kelahiran Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Dia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar, kemudian melanjutkan kuliah di STKIP Amlapura, Karangasem. Sejak 1995 dia banyak terlibat dalam pameran bersama, antara lain: Pameran Gebyar Sekolah Menengah Kesenian (SMK) se-Indonesia (1995), Pameran Kelompok Komunitas Lempuyang di Hilton Hotel, Surabaya (1999), Pameran “Sensitive” Komunitas Lempuyang di Danes Art Veranda, Denpasar (2006). Dia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indoneisa di kampus UNHI Denpasar. Karya-karyanya banyak mengangkat tentang manusia dan alam dengan gaya yang ekspresif.nusia dan alam dengan gaya yang ekspresif.)
  • GN Surya Hadinata  + (Gede Ngurah Surya Hadinata adalah ketua PeGede Ngurah Surya Hadinata adalah ketua Pekumpulan Filatelis Indonesia Pengurus Daerah Bali sekaligus anggota Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia. Dia telah lebih dari dua puluh tahun aktif dalam dunia perangko dan pos. Selain menjadi salah satu filatelis terkemuka di Bali, dia juga mendirikan sekolah menengah kejuruan di kampung halamannya, Nusa Lembongan. Dalam dunia pendidikan, dia aktif pula sebagai anggota pembina dan pelatih Pramuka yang memang ditekuninya sejak kecil. </br></br>Pak Surya, atau Kak Surya, demikian sapaan akrabnya dalam dunia kepramukaan, rutin menyelenggarakan pameran filateli berskala lokal, regional, nasional maupun internasional., regional, nasional maupun internasional.)
  • Gede Prama  + (Gede Prama (Guruji Gede Prama) adalah seorGede Prama (Guruji Gede Prama) adalah seorang penulis buku spiritual, pembicara, motivator dan pembimbing meditasi asal Bali. Ia lahir di Desa Tajun, Buleleng, 2 Maret 1963. Pada tahun 1993, ia meraih gelar Master of Art di Human Behavioral Science dari Lancaster University, Inggris dan mengikuti top management course di INSEAD Fontainebleau, Perancis. Ia pernah menjadi dosen MBA Sekolah Manajemen di Universitas Prasetiya Mulya (1990-1993), bekerja di PT Air Mancur Solo sebagai anggota Dewan Komisaris, sebagai direktur SDM hingga akhirnya sebagai CEO (presiden direktur) dengan ribuan karyawan (1997-2002). Tahun 2002 ia menarik diri dari dunia usaha dan memulai perjalanan spiritual. Pada tahun 2008 ia pergi ke India dan berguru pada Dalai Lama. </br></br>Ia telah menerbitkan lebih dari seratus buku, puluhan buku audio, ribuan artikel yang dimuat di media-media ternama di Indonesia seperti Kompas, Media Indonesia. Ia sering diundang sebagai motivator, baik dalam dunia korporasi, pendidikan maupun keagamaan. Selama beberapa tahun ia memberikan bimbingan meditasi untuk umum di Brahma Vihara Arama, Buleleng, mengajarkan cinta kasih dan menyebarkan pesan kedamaian. Dari kediamannya yang dikenal dengan nama Ashram Avalokiteshvara, ia memberikan pelayanan bimbingan meditasi tanpa pernah memungut bayaran. Pelayanan lainnya yang telah berlangsung bertahun-tahun diantaranya pusat layanan melalui telepon 24 jam tanpa bayar. Di antaranya P3A (Pusat Pelayanan dan Perawatan Anak-anak berkebutuhan khusus), P3B (Pusat Pelayanan dan Pencegahan Bunuh diri), P3C (Pusat Pelayanan dan Pencegahan Perceraian).</br></br>Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain Praktik Kepemimpinan Berdasarkan Air (1997), Inovasi atau Mati (2000), Memimpin dengan Hati (2001), Cinta Membuat Kita Bersayap (2003), Kaya Raya Selamanya (2003), Jalan-Jalan Penuh Keindahan (2004), Percaya Cinta Percaya Keajaiban (2004), Jejak-Jejak Makna (2004), Rumah Kehidupan Penuh Keberuntungan (2005), Kebahagiaan Yang Membebaskan (2006), Pencerahan dalam Perjalanan (2006), Dengan Hati Menuju Tempat Tertinggi (2007), Simfoni di Dalam Diri (2009), Pencerahan dalam Perjalanan (2010), Compassion (2013), Nyanyian Kedamaian (2015).assion (2013), Nyanyian Kedamaian (2015).)
  • Gedong Bagoes Oka  + (Gedong Bagoes Oka lahir di Karangasem, BalGedong Bagoes Oka lahir di Karangasem, Bali, 2 Oktober 1921. Dia adalah tokoh, intelektual, cendekiawan dalam pembaruan Hindu dan gerakan anti kekerasan di Indonesia. Dia dilahirkan dengan nama Ni Wayan Gedong dari pasangan I Komang Layang dan Ni Komang Pupuh. Gedong menempuh pendidikan di Yogyakarta. Di kota itu dia banyak ditempa dengan nilai-nilai demokrasi dan kebinekaan. Kemudian dia melanjutkan sekolah di sekolah tinggi Kristen di Bogor. Pada 1941, Gedong kembali ke Bali dan mengajar di sebuah Sekolah Lanjutan Atas di Singaraja. Pada 1964, Gedong mendapatkan gelar sarjana muda dari Universitas Udayana, Bali. Dia kemudian mengajar bahasa Inggris di Fakultas Sastra Universitas Udayana pada 1965 – 1992. </br></br></br>Gedong menikah dengan I Gusti Bagoes Oka. Dia banyak mendapat dukungan dan dampingan rohani dari suaminya, yang sama-sama merupakan pengagum dan pengikut ajaran-ajaran Gandhi. Gedong sangat konsisten menerapkan ajaran-ajaran Mahatma Gandhi dalam kehidupannya. Dia kemudian mendirikan Ashram Gandhi di Denpasar dan Candidasa, Karangasem, Bali. Gedong bersahabat baik dengan Gus Dur dan Romo Mangunwijaya yang sama-sama memperjuangkan nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan. Gedong meninggal pada 14 November 2002. Wajahnya diabadikan dalam perangko terbitan Indonesia.badikan dalam perangko terbitan Indonesia.)
  • Geg Ary Suharsani  + (Geg Ary Suharsani, lahir di Mengwitani, BaGeg Ary Suharsani, lahir di Mengwitani, Badung, Bali, 13 Oktober 1980. Menamatkan pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Dia aktif menulis sejak remaja, berupa cerpen, esai, novel. Semasa mahasiswa dia aktif di pers kampus Akademika, Universitas Udayana. Dia juga pernah menjadi jurnalis di Majalah Pantau. Tulisan-tulisannya dimuat di Majalah Pantau, Bali Post, tatkala.co, Denpost, Nusa Bali, dll. Bukunya yang telah terbit adalah kumpulan cerpen “Cubang” (2019) dan novel “Kunang-kunang Hitam” (2020). Kini dia bekerja sebagai pegawai Bank Negara Indonesia (BNI).bagai pegawai Bank Negara Indonesia (BNI).)
  • Georges Breguet  + (Georges Breguet adalah penulis banyak karya tentang seni rupa di Indonesia.)
  • Gm. Sukawidana  + (Gm. Sukawidana lahir di Bali, 16 Juli. MenGm. Sukawidana lahir di Bali, 16 Juli. Menulis puisi sejak 1979. Dia salah satu pendiri Sanggar Minum Kopi dan Sanggar Cipta Budaya (SMPN 1 Denpasar). Puisi-puisinya dimuat di Bali Post, Nafiri, Swadesi, Simphoni, Berita Buana, Republika, dll. Puisinya juga terangkum dalam buku Lukisan Magis Tanah Bali (2000). Buku puisi tunggalnya: Upacara Tengah Hari (1993), Upacara Senja Upacara Tanah Moyang (2000). Kini dia sedang menyiapkan buku puisi terbarunya.a sedang menyiapkan buku puisi terbarunya.)
 (Guru seni rupa dan juga pelukis cat air. Lulus dari Pendidikan Seni Rupa)
  • Ida Ayu Komang Sartika Dewi  + (Guru seni rupa dan juga pelukis cat air. LGuru seni rupa dan juga pelukis cat air. Lulus dari Pendidikan Seni Rupa di Universitas Pendidikan Ganesha, memberikan dia bekal yang cukup untuk memberikan pembelajaran dalam menggambar secara manual dan melukis cat air, tentu saja dari tingkat dasar. Sudah berkecimbung dalam dunia seni lukis cat air sejak tahun 2016, dan memiliki cukup pengalaman dalam kursus menggambar.</br></br>Praktik kreatif seniman Bali yang sedang naik daun, Ida Ayu Komang Sartika Dewi, menghilangkan lapisan tak terlihat dari dirinya dalam pencarian pengetahuan dan pemahaman diri. Dengan melakukan itu, dia mengeksplorasi potensi kreatifnya sambil melakukan terapi yang kuat. Dilumpuhkan oleh berbagai penyakit yang menyakitkan sejak usia dini, seni telah menjadi tempat perlindungan Dayu yang sempurna.</br></br>Dayu lahir pada tahun 1998 di Buleleng.. Dayu lahir pada tahun 1998 di Buleleng.)
  • Gus Dark  + (Gus Dark adalah seorang kartunis kelahiranGus Dark adalah seorang kartunis kelahiran Karangasem, Bali, 21 Juli 1982. Dia belajar seni grafis di Sekolah Desain Modern, Yogyakarta. Karakter kartunnya dinamai “Mang Ogel” oleh seorang editor dan diterbitkan di surat kabar secara berkala. Pada 2013, Gus Dark dianugerahi (marine awareness through environmental cartoons) untuk Superstar Supporter Award oleh ROLE Foundation. Tahun 2014 dia bergabung dalam gerakan Relawan Jokowi dengan mengirimkan karya seninya ke "Kolak Kotak". Dia pernah memamerkan kartunnya dalam pameran “Call of Duty” (Pameran Kartun Peduli Sampah Jilid II) di Singaraja; “Show Off” dalam pameran Kartun Surabaya dengan Komunitas Kartun Indonesia. </br></br></br></br>Gus Dark pernah menjadi Juara II dalam acara Kartun Walhi (Wahana Lingkungan Hidup). Bersama Komunitas Kartun Malang, dia bergabung dengan gerakan pameran kartun "Menolak Lupa, Penghargaan untuk Munir". Kemudian bergabung dengan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) dan berpartisipasi di acara Indonesia World Record (MURI) "KARTUN KORUPSI TERBANYAK" dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia juga berpartisipasi dalam “Mabesikan: Art for Social Change” yang digelar oleh Search for Common Ground-USA. Dia juga pernah menjadi pemenang ke-2 untuk lomba poster anti korupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia berpartisipasi dalam Rekor Dunia Indonesia "Komik Terpanjang" dengan 31 seniman dari seluruh Indonesia, berpartisipasi dalam “Ketemu Project” yang digelar Bekraf Indonesia dan British Council. Gus Dark adalah salah satu founder dari “Seni Lawan Korupsi Bali”, sebuah komunitas lintas seniman dalam melawan korupsi. Selain aktif dalam gerakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa, dia juga aktif menyebarkan ide dan kritik melalui seni propaganda di media sosial. Kartun-kartunnya juga banyak ditayangkan di BasaBali Wiki. Contoh-contoh kartunnya bisa dilihat dalam www.artinbali.blogspot.com. dilihat dalam www.artinbali.blogspot.com.)
  • Agus Teja Sentosa  + (Gus Teja merupakan seorang maestro alat muGus Teja merupakan seorang maestro alat musik tiup yaitu Suling dari sebuah desa kecil di dekat Ubud, Bali. Ia merupakan bungsu dari empat anak dari orang tuanya yaitu I Nyoman Kadjil dan Ni Wayan Darpini. Gus Teja mulai bermain suling ketika berada pada jenjang sekolah Dasar, namun ia banyak menghabiskan waktunya selama masa ini untuk berlatih gamelan (instrumen tradisional bali). Semakin tahun, ketertarikannya akan instrumen angin ini meningkat. hal ini memunculkan obsesinya untuk mempelajari semua yang berkaitan dengan instrumen udara dari seluruh dunia. </br></br>Sejak masa kanak-kanak Gus Teja sangat bersemangat menjadi seorang pemain suling. Suling merupakan isntrumen dengan suara melodi yang mewakili suara kedamaian. Ia merasa bebas ketika memainkan sulit kapan saja bahkan sebagai media meditasi dalam pemujaan kepada Tuhan. </br></br>Gus Teja selanjutnya menguji dirinya untuk berkarya instrumen baru sejalan dengan gairahnya terhadap suling. Mulai dari instrumen dari kayu yang dipangkas hingga suling dari bambu. Ia selalu bereksperimen dengan menciptakan kreasi musik baru dengan menggabungkannya dengan instrumen musik dari instrumen modern dengan nada tradisional. Setelah bertahun-tahun berlatih dan bersabar, Gus Teja akhirnya membentuk band musik dunia bernama Gus Teja World Music.</br></br>Pekerjaan musik yang sudah diciptakan tidak hanya merepresentasikan ekspresi perasaannya dari dalam lubuk hati, namun juga mencerminkan perasaan damai, ketenangan dan ikatan kuat persaudaraan terlepas dari latar belakang budaya dari ras yang berbeda. Gus Teja mengatakan bahwa "Musik adalah universal.., bagaimanapun melalui musik mari kita bawa kedamaian dan cinta kepada dunia".ta bawa kedamaian dan cinta kepada dunia".)
  • PENDIDIKAN SANE BECIK PINAKA PIRANTI ANTUK NINCAPANG KUALITAS SDM BALI  + (Hadirin sekalian, terutama kepada dewan juHadirin sekalian, terutama kepada dewan juri yang sangat saya hormati. Bapak dan Ibu pembina yang saya hormati, juga para peserta lomba Orasi BASAbali Wiki yang saya kasihi. Om Sywastyastu. Melalui hati suci tanpa dosa, tiada hentinya saya menghaturkan rasa syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya, saya bisa berjumpa dengan hadirin seperti sekarang ini. Yang mana, saya mengikuti perlombaan orasi dalam Wikithon Partisipasi Publik hari ini. Semoga acara seperti ini terus berkembang di kemudian hari, sehingga membuat Bali menjadi kukuh. Hadirin sekalian, hal yang akan saya orasikan berjudul "Pendidikan yang Baik sebagai Alat Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Bali".</br></br>Hadirin sekalian yang saya hormati, apa yang membuat saya mengambil judul seperti itu? Karena banyak yang saya lihat, para pemuda di Bali tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Hal tersebut yang membuat SDM atau Sumber Daya Manusia Bali, sulit dalam mendapatkan pekerjaan yang bisa mengembangkan ekonomi Provinsi Bali. Apabila menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2021, persentase warga Bali yang tidak bersekolah adalah 1,03 ribu jiwa atau 24,04̤%, selanjutnya yang tidak lulus SD sebanyak 377,18 ribu jiwa atau 8.83%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tersebut, pemerintah dan masyarakat Bali terutama mahasiswa sebaiknya berusaha melaksanakan program-program yang dapat membantu warga Bali yang belum mendapatkan pendidikan layak. Lalu, program apa yang dapat dilaksanakan ? Mari berpikir bersama-sama.</br></br>Saya sebagai pemuda Bali, akan memberikan solusi atau saran untuk Bapak dan Ibu DPD Bali juga pemerintah yang menjadi penyamb ung lidah masyarakat, agar selalu membantu memberikan pengetahuan yang baik kepada saudara Bali sekalian. Saran yang pertama, perhatikan kualitas dan kuantitas para guru sekalian. Guru atau tenaga pendidik bagaikan kunci utama yang akan mengajar atau memberikan pengetahuan kepada para murid. Apabila upah, fasilitas dan akomodasi guru tidak baik atau tidak memadai, itu akan berpengaruh pada proses mengajar. Yang kedua, fasilitas penunjang sekolah dan kelas patut diutamakan. Ketika proses belajar berlangsung, namun fasilitas yang dipakai belum lengkap, sudah barang tentu guru dan para murid akan malah belajar atau mengganggu proses belajar di kelas. Saran ketiga, berikan para pemuda sekalian melaksanakan kegiatan yang positif di luar sekolah atau program belajar di luar sekolah. Contoh yang baik, yakni, melaksanakan dan mengikuti lomba, mengikuti program pengabdian masyarakat juga pekerjaan yang berguna lainnya. Agar tidak hanya belajar di sekolah.</br></br>Hadirin sekalian yang saya hormati, berdasarkan banyak hal yang saya bicarakan sebelumnya akan saya berikan simpulan sebagai berikut. Pemerintah dan masyarakat Bali tidak boleh meremehkan atau memandang sebelah mata mengenai pendidikan itu. Karena melalui pendidikan, kita bisa mendapatkan pekerjaan yang baik untuk meningkatkan kualitas SDM Bali yang belum berkembang. Juga para warga Bali diharapkan agar tidak terbuai dengan kekayaan yang ada di dunia saat ini, yang disebut "Revolusi Industri 4.0". Mari kita bersama-sama membantu warga Bali yang belum memndapatkan pendidikan yang baik melalui program atau kegiatan yang positif dan bermanfaat. Yang terakhir, kita sebaiknya mengintrospeksi diri agar tidak lupa diri, bersama-sama melaksanakan kewajiban beragama dengan mengukuhkan Bali.</br></br>Baiklah, hadirin sekalian yang sangat saya hormati, sekian yang dapat saya sampaikan di hari yang baik ini. Terima kasih saya haturkan kepada hadirin yang telah menyaksikan orasi saya ini. Semoga apa yang saya sampaikan ada manfaatnya. Untuk segala kekurangan, izinkan saya memohon maaf. Sebagai penutup, saya ucapkan paramasanthi. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.ramasanthi. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.)
  • Bullying di Sekolah  + (Hadirin yang saya hormati, Hari ini, sayHadirin yang saya hormati, </br></br>Hari ini, saya akan membahas masalah yang sangat serius di sekolah kita, yakni perundungan. Perundungan adalah tindakan yang tidak bisa diterima dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di sekolah.</br></br>Tindakan tersebut termasuk perilaku yang merugikan dan mempunyai dampak jangka panjang yang buruk pada kesehatan mental dan emosional korban. Tak ada alasan untuk melakukan perundungan.</br></br>Saat bullying terjadi, kita menciptakan lingkungan yang tak sehat dan tak ramah bagi korban. Ini juga bisa membuat korban merasa terasing dan merasa bahwa mereka tidak punya tepat di sekolah ini. Untuk itu, marilah kita semua bekerja sama untuk mengakhiri perundungan di sekolah kita.uk mengakhiri perundungan di sekolah kita.)
  • ngiringja iraga mebakti ring ajeng  + (Hai sobat Bahasa bali wiki, kalian tau gasHai sobat Bahasa bali wiki, kalian tau gasih apa itu sampah? Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai, kalian tau ga sih sampah terbagi menjadi berapa jenis? Sampah dibagi menjadi 2 jenis, Antara lain sampah Organik dan sampah Anorganik.</br>Sampah organic bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi sampah jika tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organic yang cepat. “Hai sobat Bahasa Baliwiki, kalian tau gak sih ada berapa jenis sampah sampah organic?” sampah organic terbagi menjadi 2, Antara lain sampah organic basah dan kering.</br>1. Sampah Organik Basah</br>Sampah organic basah adalah sampah organic yang banyak mengandung air. Sampah organic basah contohnya adalah sisa sayur , kulit pisang buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya.</br>2. Sampah Organik Kering </br>Sampah organic kering adalah sampah organic yang sedikit mengandung air. Contoh sampah organic misalnya kayu, ranting kayu, ranting pohon, kayu dan daun-daun kering.</br>Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertumbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah. </br>Contoh sampah Anorganik, yaitu: plastic, botol/kaleng minuman, kresek, dan lain sebagainya</br>“nah dari penjelasan tadi sobat Bahasa baliwiki sudah paham belum? Semoga sudah ya” </br>“tau gak sih, apa akibatnya jika sampah organic dan anorganik digabung?’</br>Jika sampah organic dan anorganik digabung tidak hanya menimbulkan bau dan tak elok dipandang, tumpukan sampah organic dan anorganik yang bercampur ini dapat mengancam kehidupan manusia. Sampah organic menghasilkan cairan leachate yang berbahaya. Cairan ini bisa mengurangi kualitas tanah dan ir di sekitar sampah. Apakah pemilahan sampah solusi untuk permasalahan ini? Tetapi apakah pentingnya pemilahan sampah di Indonesia?</br>Pentingnya pemilahan Sampah”. Sampah? Hii! Mengerikan! Semua orang menghindarinya. Semua orang kesal jika didekatnya ada sampah. Benarkan? Coba kamu bayangkan jika di kamarmu dijejali sampah oleh orang lain. Marah bukan? Anehnya, banyak diantara kita yang membuang sampah sembarangan. Ketika sedang mengendarai motor dengan entengnya membuang sampah sembarangan, ketika anda sedang belajar di kelas dengan entengnya kalian membuang sampah berserakan dilantai dan tidak dipungut kembali,. Lucunya, ketika anda sampai di tempat yang banyak sampahnya anda mencibir dan bergumam: “IIIHHH JOROKNYA”</br>Jadi, pentingnya pemilahan sampah yaitu untuk mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya. Selain memudahkan pengelolaan sampah selanjutnya, pemilahan sampah organic dan anorganik dapat mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan oleh penumpukan sampah yang masih tercampur Antara sampah organic dan sampah anorganik.</br>Saya mengambil contoh program pemilahan sampah dari salah satu sekolah di Kuta Selatan, yaitu SMA Negeri 3 Kuta Selatan, jika ada program tersebut apakah yakin jikalau seluruh siswa siswi akan mematuhi dan melaksanakan program tersebut dengan benar?’ setelah banyaknya pengarahan dari guru ke siswa/siswi disekolah tersebut, belum tentu siswa dan siswi akan melaksanakan program itu dengan benar, siswa dan siswi menganggap program pemilahan sampah sangatlah ribet padahal hanya sebatas membuang sampah, di sekolah tersebut sudah disediakan tong sampah sebanyak 10 buah dan sudah diberi nama serta gambarnya;</br>Tempat sampah yang disediakan oleh sekolah Antara lain:</br>1. Tempat sampah aluminium</br>2. Tempat sampah organic</br>3. Tempat sampah terapak</br>4. Tempat sampah rongsok plastic</br>5. Tempat sampah rongsok plastic</br>6. Tempat sampah tutup botol</br>7. Tempat sampah pet bersih</br>8. Tempat sampah residu</br>9. Tempat sampah single layer</br>10. Tempat sampah multi layer</br>Tetapi dari siswa dan siswi disekolah tetap mencampur sampah organic dan anorganik di satu tempat, sangat bandel bukan?’</br>Di sekolah tersebut belum ada petugas kebersihan yang bertugas untuk memilah sampah-sampah tersebut, sekolah tersebut telah bekerja sama dengan KOMUNITAS PLASTIK EXCANGE KUTA SELATAN dan setiap satu bulan sekali akan diangkut ke sekolah. Untuk volume sampah selama sebulan dari pihak sekolah belum mengetahuinya dikarenakan baru-baru ini sekolah tersebut mengadakan program pemilahan sampah tersebut.</br>Contoh baik dari sekolah lain yang saya dapatkan yaitu dari salah satu sekolah yang ada di Malang, yaitu SMA 2 Malang sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri Menginspirasi dengan Program pengolahan Sampah Berkelanjutan. Keserhasilan program pengolahan sampah di SMAN 2 Malang memberikan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan dan tindakan nyata dapat berdampak positif terhadap lingkungan . diharapkan program ini akan menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dalam pengelolaan sampah dan menjadikan lingkungan belajar yang lebih hijau dan berbudaya lingkungan.yang lebih hijau dan berbudaya lingkungan.)
  • Genah sané ageng mawit saking genah sané alit.  + (HAL YANG BESAR DATANG DARI HAL YANG KECIL HAL YANG BESAR DATANG DARI HAL YANG KECIL</br></br>indonesia adalah negara yang beragam baik suku, agama, ras, dan antar golongan keberagaman tersebut menjadikan indonesia negara yang kaya akan sumber daya alamnya saking banyaknya keberagaman yang begitu indah masalahnya juga sangat amat banyak, banyak sekali masyarakat yang kurang pendidikan sejak dini, pada masa sekarang banyak sekali orang tua yang saat ini tidak sekolah hingga jenjang sekolah menengah atas maupun lulus sarjana bahkan ada yang tidak sekolah sehingga orang tua banyak tidak bisa mendidik dengan anak dengan benar karena hal tersebut orang tua mendidik dengan caranya sendiri seperti sering membentak anak bahkan hingga memukul anak dengan hal tersebut banyak siswa yang mencontoh dan mengikuti perilaku orang tuanya tersebut dan perilaku tersebut dan melakukan hal yang sama di sekolah yang hal inilah yang menyebabkan pendidikan indonesia merosot</br></br>ini lah mengapa pendidikan itu penting bagi seluruh masyarakat yang ada di indonesia, hampir seluruh karakter pelajar yang ada diseluruh indonesia baik antara siswa dengan guru atau pengajar bisa juga antar teman karakter siswa ini akan membentuk jati diri siswa baik dalam membentuk kebiasaan siswa namun tidak seluruh siswa mengikuti aturan dengan baik bisa jadi jati diri siswa dirusak karena suasana atau pergaulan disekolah yang kurang baik banyak siswa yang ditemui di seluruh indonesia, menurut data yang dirilis oleh worldtop20.org merilis peringkat pendidikan di indonesia sangat memprihatinkan indonesia berada di peringkat 67 dari 209 negara di seluruh dunia, dengan banyak masalah yang ditemui kita perlu menggali mengapa siswa menjadi kurang pintar dan banyak yang melawan guru dan mengapa pemerintah harus memperhatikan hal tersebut </br></br>dengan banyaknya masalah indonesia yang beragam ini kami sebagai warga sekolah sadar bahwa jika dibiarkan seperti ini maka kita sebagai generasi muda perlu mewujudkan program nasional yakni indonesia emas 2045, tidak perlu dengan hal yang besar kita cukup dengan mulai dari hal yang kecil banyak program yang dapat dilakukan mulai dari hal yang amat kecil yang sering ditemui di rumah, sekolah, maupun di masyarakat yakni sampah, sampah merupakan suatu limbah ataupun barang yang tidak memiliki nilai fungsi lagi atau bisa dikatakan barang yang tidak berguna banyak sekali siswa yang kurang akal memilih untuk membuang sampah sembarangan mulai di kolong meja, di depan kelas, di toilet, dan tempat tempat yang seharusnya tidak untuk membuang sampah, dengan banyaknya siswa yang melakukan hal tersebut membuat lingkungan kita tidak sehat, kotor, apalagi dengan banyaknya siswa yang ada pada lingkungan sekolah membuat sampah membeludak dalam satu waktu, meski telah diperingati agar tidak membuang sampah sembarangan </br></br>dengan masalah yang begitu banyak kami sebagai warga sekolah SMA Negeri 3 Kuta Selatan mengambil tindakan untuk membuat sebuah tim bebas sampah dengan cara memilah sampah dengan dengan membagi bagi sampah sesuai dengan jenisnya, dengan hal ini kami mengharapkan agar seluruh siswa sadar membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan kategori sampahnya masing masing, namun sayangnya karena kurangnya pendidikan yang baik dan dengan sikap yang di terima saat siswa sedang didik di rumah membuat program ini tidak berjalan dengan baik banyk siswa yang hanya membuang sampah dan tidak memilahnya dengan baik seperti memasukkan sampah organik di non-organik, dengan hal tersebut kami sebagai tim menghimbau dan bertindak langsung dalam mengolah sampah, dengan perilaku yang kami lakukan kami berhasil mengempati siswa siswa untuk memisahkan sampah sesuai dengan kategorinya demi mewujudkan kebersihan di lingkungan sekitar kami warga SMA Negeri 3 Kuta Selatan bekerja sama dengan plastic exchange kuta selatan untuk membantu kami dalam mengolah sampah tersebut dengan baik, kami sebagai warga sekolah belum mampu mengolah sampah khususnya sampah organik menjadi pupuk kompos </br></br>dengan banyaknya permasalahan yang ada di indonesia kami telah mampu menyelesaikan masalah sampah walau tidak sempurna, masih banyak sampah yang berserakan namun kami dengan kesadaran untuk membuang sampah membuang sampah dengan memilahnya terlebih dahulu sebelum sampai ke tempat pembuangan sampah dan diolah dengan baik, kami juga ingin mewujudkan sekolah yang disiplin baik dari segi pendidikan maupun etika, khususnya dalam membuang sampah dengan prilaku tersebut kami ingin mewujudkan indonesia emas 2045 karena jika tidak mulai dengan hal yang kecil maka hal yang besar tidak dapat terjadiil maka hal yang besar tidak dapat terjadi)
  • P.L.Dronkers  + (hal. Dronkers, lahir 19 Agustus 1917, menyhal. Dronkers, lahir 19 Agustus 1917, menyelesaikan pendidikannya di Leiden pada bulan September 1941 dan menjadi administrator pemerintahan kolonial Belanda (Indisch bestuursambtenaar) dan pada bulan Juli 1945 ia merupakan salah satu anggota kontingen administrator kolonial Belanda pertama yang diberangkatkan dari Belanda. ke Hindia Belanda yang saat itu masih diduduki [oleh Jepang]. Melalui Australia dan penugasan sementara di Batavia pada Dinas Penerangan Pemerintah Belanda (Regerings Voorlichtingsdienst, RVD), pada bulan-bulan pertama tahun 1946, ia diberikan jabatan di pasukan pendarat, yang akan mengembalikan Bali ke bawah pemerintahan reguler [kolonial Belanda] administrasi. Awalnya, Administrasi Urusan Dalam Negeri dimiliterisasi dengan nama Administrasi Militer Sekutu, Cabang Urusan Sipil (AMACAB), sesuatu yang dibatalkan pada tahun 1946. Pada tahun 1947, administrator sipil ditambahkan ke pemerintahan mandiri lokal sebagai penasihat sipil (bestuursadviseurs) . Pertengahan tahun 1948, para penasehat administrasi ini ditempatkan di kantor 'Dewan Rajadom' (vorstenraad) Bali Dewan Radja-Radja di Den Pasar. Alasannya adalah, juga di tingkat lokal, untuk melebur ke dalam perubahan hubungan politik di Negara Indonesia Timur, yang merupakan wilayah Bali. Penyerahan kedaulatan pada bulan Desember 1949 secara resmi mengakhiri campur tangan Pemerintahan Sipil [kolonial] Belanda terhadap pemerintahan lokal.</br></br>Para peminum menduduki posisi berikut di Bali: pengontrol junior (calon-kontrol) di Boeleleng dan Djembrana, Maret-Mei 1946; pengontrol junior di Djembrana, Mei-Desember 1946; pengawas/penasehat administrasi di Tabanan, Januari 1947 - Juni 1948; kepala Departemen Politik pada Dewan Radja-Radja di Den Pasar, Juni 1948 - Maret 1949; kepala Departemen Perekonomian bersama Dewan Radja-Radja di Den Pasar, Juni 1949 - April 1950. April 1950, Dronkers bersama keluarganya dipulangkan ke Belanda.</br></br>Dalam menjalankan tugas administratifnya ia membuat sekitar 7.000 foto kehidupan budaya Bali. sekitar 7.000 foto kehidupan budaya Bali.)
  • Handy Saputra  + (Handy Saputra lahir di Denpasar, 21 FebruaHandy Saputra lahir di Denpasar, 21 Februari 1963. Ia lulusan Magister Manajemen Universitas Warmadewa, Denpasar. Sejak kanak ia gemar membaca buku yang berkaitan dengan seni dan sastra. Di sela-sela kesibukannya sebagai pebisnis, ia gemar mengoleksi lukisan dan menyalurkan hobinya pada bidang seni, terutama fotografi dan seni rupa. Pameran tunggal pertamanya bertajuk The Audacity of Silent Brushes di Rumah Sanur, Denpasar (2020). Pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Di Bawah Langit Kita Bersaudara, Wuhan Jiayou! di Sudakara Artspace, Sanur (2020), Move On di Bidadari Artspace, Ubud (2020), pameran di Devto Studio (2021), pameran Argya Citra di Gourmet Garage (2021). Lukisannya juga pernah menjadi cover buku puisi Amor Fati (Pustaka Ekspresi, 2019) karya Wayan Jengki Sunarta dan ilustrasi cerpen Wisanggeni karya Yanusa Nugroho yang dimuat di Kompas (Minggu, 19 Desember 2021).muat di Kompas (Minggu, 19 Desember 2021).)
  • Hanifah P. Utami  + (Hanifah Puji Utami merupakan perempuan kelHanifah Puji Utami merupakan perempuan kelahiran 04 Agustus 1995 yang saat ini berdomisili di Bekasi. Hanifah menempuh pendidikan menengah pertama hingga menengah atas di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 sebagai seorang santriwati. Setelah lulus, ia mengajar beberapa pelajaran di pondok selama satu tahun. Pada tahun 2018, Hanifah berhasil menyandang status sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) di Universitas Pancasila, Jakarta dan memperoleh predikat Cumlaude. Hanifah kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran dengan mengambil jurusan Kajian Budaya dan lulus pada tahun 2021 dengan predikat Cumlaude. Thesisnya mengangkat isu perempuan dan budaya Bali yang hadir dalam sebuah komik lokal. </br></br>Hanifah pernah bekerja sebagai seorang penyiar di Radio Elgangga, Bekasi selama satu tahun saat ia kuliah. Saat ini, ia bekerja sebagai Freelance Media Analyst di salah satu perusahaan media di Jakarta, yaitu Digivla. Hanifah pernah mendapat penghargaan sebagai 100 penulis terbaik dalam lomba menulis cerpen Literasi Bangsa tingkat nasional pada tahun 2021. Beberapa publikasi jurnal milik Hanifah juga dapat dilihat pada http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/ dengan judul "Luh Ayu Manik Mas Sebagai Representasi Superhero Perempuan Bali dalam Komik" dan pada https://journals.itb.ac.id/ dengan judul "Pencarian Sensasi pada Pengalaman Perempuan Pendaki Gunung (Studi pada Pendaki Perempuan di Komunitas Wanita & Gunung".i Perempuan di Komunitas Wanita & Gunung".)
  • Gde Hariwangsa  + (Hartanto alias Gde Hariwangsa lahir di SurHartanto alias Gde Hariwangsa lahir di Surakarta, 1958. Menetap di Bali sejak 1980-an. Dia menulis puisi sejak SMP. Karyanya dimuat di Bali Post, NusaTenggara, Suara Karya, Suara Pembaharuan, Tempo, Hai, Ceria, Basis, Femina, Wanita Indonesia, dan Jurnal Kebudayaan CAK. Buku puisi tunggalnya berjudul Ladrang (1995). Puisinya juga terhimpun dalam buku Dendang Denpasar, Nyiur Sanur (2012), Ibunda Tercinta (2021). Dia juga menulis buku seni rupa, antara lain Arie Smit Memburu Cahaya Bali (2000), Siluhet Perempuan (2000), Tree of Life (2018). Pernah bekerja sebagai wartawan majalah Matra. Belakangan dia memilih menjadi petani di kawasan Bali utara.ilih menjadi petani di kawasan Bali utara.)
  • Helmi Y. Haska  + (Helmi Y. Haska, lahir di Bandung, tumbuh dHelmi Y. Haska, lahir di Bandung, tumbuh dalam lanskap budaya keluarga Minangkabau. Sejak usia dini menulis sajak di Harian Semangat, Padang (1982). Ketika merantau di Bali, 1989, dia banyak menulis di Bali Post Minggu yang diasuh oleh Umbu Landu Paranggi. Sajak-sajaknya terhimpun dalam antologi puisi, antara lain, Bali The After Morning (1997), Dendang Sanur Nyiur Sanur (2015), Cumi-Cumi (2017). Selain itu, menulis buku kajian Bob Marley, Rasta, Reggae, Revolusi (2007). Kini bermukim di Talbingo, Snowy Mountains, NSW, Australia. Aktif dalam komunitas Talbingo Bush Poets Club. dalam komunitas Talbingo Bush Poets Club.)
  • Hendra Utay  + (Hendra Utay adalah aktor, penulis naskah, Hendra Utay adalah aktor, penulis naskah, sutradara, pelukis, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat, 14 Oktober 1976. Ia menetap di Bali. Pernah bergabung dengan Sanggar Posti (1992–1997). Pengalaman di dunia akting dimulai di tahun 1993 dengan bermain di TVRI Denpasar. Juga bermain dalam pementasan Aum (1994), Peti Mati (1997), Dalam Dunia Diam (2000), Sembahyang Kamar Mandi (2000), Monolog Karyo (2001), kolaborasi dengan Commedian de Altre (2002) dari Italia di ARMA Ubud, Oedipus Sang Raja (2005), Racun Tembakau (2005) untuk Pesta Monolog di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kisah Cinta Dan Lain-Lain (2006), dan Eidipus Sang Raja (2006) kolaborasi kecak dan tari dengan sutradara William Maranda. Menjadi Sutradara dalam Tanah Air Mata (2003), sutradara dan penulis naskah film indie Hitam (2006), The Voice (2007), menyutradarai dan menulis naskah Lakon Di Layon (2008) dan Hong (2008), dan sebagainya. Aktif mengajar teater di beberapa sekolah di Bali.ngajar teater di beberapa sekolah di Bali.)
  • Parikrama Bulan Bahasa Bali 2022  + (Hi Bali! How are you? Just like running wHi Bali! How are you?</br></br>Just like running water, it doesn't feel time running fast, the new year 2022 has begun. May you always be blessed with good healt and prosperity.</br></br>Approximately two years Pandemic Covid-19 hit the world. There are lots of problems and the dynamics of the life we face lately. Not also a variety of efforts made to deal with this difficulty. However …</br></br>When the pandemic brings 'darkness', literature that can break it, the language that becomes oil, flows like water that always gives to anyone who needs. In connection with the analogy, the Bali Provincial Government, represented by the Bali Provincial Culture Office, again held a Bali language event 2022, which was held from February 1-28 2022.</br></br>The fourth Balinese month of this 2022 themed Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening - Toya Pinaka Wit Guna Widya. That is, the month of Balinese as a symbol of journey of continuous flowing knowledge provides the truth, welfare, and virtue of the world. This event will be held hybrid. The term hybrid refers to the event carried out luring and online. There are various kinds of events such as seminars, workshops, festivals, performances, script exhibitions, and several competitions with millions of rupiah prizes!</br></br>Balinese residents, let's get ready to welcome the Balinese month's show 2022! Complete info about the schedule of the event and the Balinese Moon Competition 2022 can be accessed via Instagram social media (IG), Facebook (FB), and lynk.id/bulanbahasabali links.</br></br>Thank you.</br></br>IG : @bulanbahasabali2022</br>FB : Bulan Bahasa Bali 2022</br></br>#DanuKerthi</br>#GitaningToyaEning</br>#BulanBahasaBali2022hi #GitaningToyaEning #BulanBahasaBali2022)
  • Pemilu 2024: Bali Sejahtera lan Lestari - Nuju Solusi Terbaik antuk Tantangan Lingkungan lan Pariwisata  + (Hormat kepada seluruh hadirin yang saya ciHormat kepada seluruh hadirin yang saya cintai, pada momen yang begitu krusial ini, mari kita refleksikan bersama mengenai tantangan besar yang dihadapi oleh Pulau Dewata, Bali, dan bagaimana calon pemimpin dalam Pemilu 2024 dapat memberikan solusi terbaik untuk masalah yang paling mendesak.</br></br>Pertama-tama, ketahanan lingkungan menjadi salah satu isu yang membutuhkan perhatian serius. Pulau Bali, dengan keindahan alamnya yang mempesona, saat ini dihadapkan pada tekanan besar akibat perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Calon pemimpin Bali perlu merancang kebijakan yang proaktif untuk melindungi keanekaragaman hayati, menjaga keseimbangan ekosistem, serta memitigasi dampak perubahan iklim yang semakin terasa. Langkah-langkah konkret, seperti peningkatan pengelolaan sampah, pelestarian hutan, dan pengembangan energi terbarukan, menjadi krusial demi menjaga keberlanjutan lingkungan Bali. Tak kalah pentingnya, sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian Bali mengalami tantangan serius akibat pandemi global. Calon pemimpin harus menghadirkan strategi pemulihan yang efektif, termasuk diversifikasi sektor pariwisata, peningkatan kualitas layanan, dan promosi destinasi pariwisata yang baru. </br></br>Dalam melangkah menuju Pemilu 2024, mari bersama-sama memilih calon pemimpin yang memiliki visi jelas, komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan, strategi pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, dan perhatian penuh terhadap pendidikan. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa Bali tetap menjadi surga yang indah, sejahtera, dan lestari bagi generasi mendatang. Terima kasih.ari bagi generasi mendatang. Terima kasih.)
  • Ngukuhang Kawéntenan Segara Bali  + (Hormat para hadirin, Saat kita berpanoramHormat para hadirin,</br></br>Saat kita berpanorama indah di pesisir Bali, kecantikan alamnya seringkali disamarkan oleh masalah yang mendalam, ya sampah di laut. Sungguh ironis, sumber kehidupan yang memberikan keindahan ini kini terancam oleh limbah plastik dan sampah laut lainnya.</br></br>Setiap gelombang yang membelai pantai membawa cerita sedih tentang ketidakpedulian kita terhadap lingkungan. Plastik yang terapung di permukaan laut bukan hanya mengancam keberagaman hayati bawah laut, tetapi juga menyusup ke rantai makanan kita. Bali, sebagai destinasi pariwisata unggulan, memanggil kita untuk bersatu melawan pencemaran laut ini.</br></br>Tak bisa lagi kita biarkan laut Bali menjadi kuburan sampah yang terus bertambah. Diperlukan tindakan kolektif, perubahan perilaku, dan kesadaran akan dampak buruk yang kita timbulkan. Mari bersama-sama menjaga kelestarian laut Bali, memulai dari langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik dan mendukung kampanye pembersihan pantai.</br></br>Melalui perubahan sikap dan aksi nyata, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi anak cucu kita. Jangan biarkan keabadian indahnya terhapus oleh gelombang sampah. Bersama, kita adalah penjaga kehidupan laut Bali. Terima kasih.penjaga kehidupan laut Bali. Terima kasih.)
  • Nitenin Kasutreptian Jagat Bali  + (Hormat yang terhormat, Saudara-saudara yaHormat yang terhormat,</br></br>Saudara-saudara yang terhormat, para pemuda yang bersemangat,</br></br>Saya berdiri di hadapan Anda hari ini dengan rasa bangga dan harapan yang tinggi. Kita semua tahu bahwa Bali adalah salah satu destinasi wisata terkenal di dunia. Pulau ini tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga karena keramahan dan keamanan yang ditawarkan kepada para wisatawan.</br></br>Namun, keamanan adalah tanggung jawab bersama. Dan di sinilah peran penting pemuda sebagai ujung tombak keamanan Bali muncul. Pemuda adalah harapan dan masa depan bangsa. Pemuda adalah kekuatan yang dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat.</br></br>Sebagai pemuda, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Bali. Kita harus menyadari bahwa keamanan adalah fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di pulau ini. Jika wisatawan merasa aman dan nyaman, mereka akan kembali dan merekomendasikan Bali kepada orang lain. Ini akan berdampak positif pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali.</br></br>Namun, menjadi ujung tombak keamanan bukanlah tugas yang mudah. Ini membutuhkan kesadaran, kedisiplinan, dan kerja sama dari setiap pemuda di Bali. Pertama-tama, kita harus menghormati hukum dan peraturan yang berlaku. Kita harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain dengan mengikuti aturan lalu lintas, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghormati adat dan budaya Bali.</br></br>Selain itu, kita juga harus menjadi mata dan telinga yang waspada. Jika kita melihat atau mendengar sesuatu yang mencurigakan, kita harus segera melaporkannya kepada pihak berwenang. Kita tidak boleh menjadi penonton bisu dalam menghadapi tindakan kriminal atau ancaman terhadap keamanan. Kita harus berani dan bertindak untuk melindungi Bali dan semua yang ada di dalamnya.</br></br>Selain itu, sebagai pemuda, kita juga harus berperan aktif dalam mengedukasi dan membimbing sesama pemuda. Kita harus mengajarkan nilai-nilai kebaikan, toleransi, dan kerukunan kepada generasi muda. Dengan cara ini, kita dapat mencegah terjadinya konflik dan membangun masyarakat yang harmonis.</br></br>Saudara-saudara yang terhormat,</br></br>Pemuda sebagai ujung tombak keamanan Bali memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan pulau ini. Kita harus bersatu, bekerja sama, dan saling mendukung dalam upaya ini. Mari kita jadikan Bali sebagai contoh bagi daerah lain dalam hal keamanan dan keberlanjutan pariwisata.</br></br>Saya percaya bahwa dengan semangat, dedikasi, dan kerja keras kita sebagai pemuda, kita dapat menjadikan Bali sebagai destinasi wisata yang aman, indah, dan lestari. Mari kita jaga keamanan Bali, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan generasi mendatang.</br></br>Terima kasih, dan semoga Bali tetap aman dan sejahtera!</br></br>Salam hormat,</br>Ni kadek Sri Devi Krisna RaiSalam hormat, Ni kadek Sri Devi Krisna Rai)
  • IDK Raka Kusuma  + (I Dewa Nyoman Raka Kusuma atau yang seringI Dewa Nyoman Raka Kusuma atau yang sering dikenal dengan nama IDK Raka Kusuma di dalam karangannya, lahir di Getakan Klungkung, 21 November 1957. IDK Raka Kusuma sudah memiliki kegemaran mengarang karya sastra sejak mengawali menjadi guru di sekolah dasar. Ia adalah salah satu pengarang senior sastra Bali modern. Ia menuliskan berbagai macam puisi berbahasa Bali, cerita pendek, esai berbahasa Bali, serta novelet berbahasa Bali. Selain itu, ia juga menulis puisi, cerpen dan esai berbahasa Indonesia. Karangan-karangannya yang berbahasa Bali dimuat pada Bali Orti (Bali Post), Mediaswari (Pos Bali), Bali Aga, Jurnal Kawi, serta Canang Sari. Karangan-karangannya yang berbahasa Indonesia dimuat pada Bali Post, Nusa Tenggara, Karya Bakti, Warta Bali, Nafiri, Warta Hindu Dharma, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Mimbar Indonesia, Suara Nusa, Pikiran Rakyat, Suara Karya, Sinar Harapan, Berita Buana, Republika, Singgalang, Analisa, Cak, Kolong serta Romansa. Dalam upaya mengarang sajak berbahasa Indonesia ia belajar dari Umbu Landu Paranggi, dan mengarang cerita dipelajari dari Putu Arya Tirtawirya. </br>Karangan-karangannya yang sudah dicetak menjadi buku adalah sebagai berikut:</br>Kidung I Lontar Rograg ( Prosa Liris Bahasa Bali, 1991, 2001),</br>I Balar (2006),</br>Ngambar Bulan (Cerita Pendek, 2006),</br>Sang Lelana (Prosa Liris, 2010),</br>Rasti (Novelet, 2010), </br>Bégal (Cerita Pendek, 2012),</br>Ngantih Bulan (Puisi, 2013), </br>Batan Moning (Puisi, 2014). </br>Pada tahun 2002 ia mendapatkan penghargaan Sastra Rancage karena jasanya dalam pengembangan sastra Bali melalui media majalah Buratwangi dan pada 2011 dengan karangannya yang berjudul “Sang Lelana”. Ia juga mendanpatkan penghargaan Widya Petaka dari Gubernur Bali tahun 2012 dengan karangannya yang berjudul “Bégal”. Bersinergi dengan pengarang yang berasal dari Karangasem, ia membangun sanggar yang bernama Sanggar Buratwangi, dan menjadi salah satu pengelola pada sanggar tersebut. Sekarang ini ia tinggal di BTN Kecicang Amlapura dan sehari-hari bekerja sebagai guru di SD Saraswati Amlapura.rja sebagai guru di SD Saraswati Amlapura.)
  • I Dewa Nyoman Sarjana  + (I Dewa Nyoman Sarjana lahir tahun 1964. DiI Dewa Nyoman Sarjana lahir tahun 1964. Dia adalah seorang guru SMP dan gemar menulis artikel, cerpen, puisi, baik dalam bahasa Bali maupun bahasa Indonesia. Dia kerap menggunakan nama pena DN Sarjana dalam tulisannya. Tulisan-tulisannya dimuat di Bali Post, Nusa, Denpost, dll. Dia telah menerbitkan beberapa buku, antara lain antologi puisi “Perempuan Berpayung Hitam”, kumpulan cerpen “Penari”, antologi puisi berbahasa Bali berjudul “Kunang-Kunang”. Dia termasuk guru yang berprestasi dan meraih penghargaan Juara I Kepala Sekolah SMP tingkat Kabupaten Tabanan dan Provinsi Bali (2010). Juara I Kepala Sekolah SMP tingkat nasional (2010). Dia juga meraih penghargaan “Widya Kusuma” dari Gubernur Bali (2012). “Widya Kusuma” dari Gubernur Bali (2012).)
  • I Dewa Putu Mokoh  + (I Dewa Putu Mokoh adalah anak pertama dariI Dewa Putu Mokoh adalah anak pertama dari enam bersaudara. Dia dilahirkan di Pengosekan, Ubud, 1936. Ayahnya, Dewa Rai Batuan, adalah seorang undagi (arsitek tradisional Bali) dan penabuh gamelan yang terkenal. Ibunya, Gusti Niang Rai, adalah ahli pembuat lamak (hiasan untuk sesajen). Mokoh hanya sempat mengenyam pendidikan selama tiga tahun di Sekolah Rakyat (SR), setingkat SD sekarang. </br></br>Mokoh mulai belajar menggambar sekitar umur 15 tahun. Namun, keinginannya menjadi pelukis telah mengusik hatinya sejak kanak-kanak. Sayangnya, sang ayah sangat keras menentang keinginan Mokoh menjadi pelukis. Ayahnya ingin Mokoh menggarap sawah, mengembalakan bebek dan sapi. Bagi ayahnya, melukis hanya membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan uang.</br></br>Mokoh remaja tidak kehabisan akal. Di tengah kesibukan menggarap sawah, dia sering mencuri-curi waktu untuk bermain ke rumah pamannya, I Gusti Ketut Kobot dan I Gusti Made Baret. Dia senang memerhatikan dan mengagumi Kobot dan Baret ketika sedang melukis. Dari Kobot dan Baret pula Mokoh banyak belajar melukis dengan teknik tradisional, seperti nyeket, ngabur, ngasir, nyigar, ngontur, dan sebagainya. </br></br>Mokoh kemudian bertemu Rudolf Bonnet (1895-1978), pelukis Belanda yang menetap di Ubud sejak 1929. Bonnet adalah salah seorang penggagas dan pendiri Pita Maha (1936) dan Golongan Pelukis Ubud (1951). Kepada Bonnet, Mokoh rajin menunjukkan gambar atau lukisan yang dipelajarinya dari Kobot dan Baret. </br></br>Bonnet kemudian mengajari Mokoh prinsip-prinsip seni lukis modern. Antara lain teknik pengenalan warna, mencampur warna, komposisi, penggalian kreativitas, dan prinsip kebebasan dalam melukis. Bonnet selalu menyarankan agar Mokoh mencari kreasi sendiri, tidak mengikuti jejak Kobot dan Baret yang berkutat pada tema-tema tradisional. </br></br>Mokoh mengalami pencerahan. Kepercayaan dirinya semakin tumbuh. Dia mulai menyadari, lukisan yang bagus tidak harus bertema Ramayana dan Mahabarata dengan komposisi rumit memenuhi bidang gambar. Mokoh menilai, terkadang lukisan seperti itu dipakai untuk menyamarkan ketidakbecusan pelukisnya dalam mengggarap bidang gambar. </br></br>Bagi Mokoh, lukisan yang bagus juga bisa digali dari objek-objek di sekitar pelukisnya, atau dibuat berdasarkan fantasi dan imajinasi, dengan teknik pewarnaan dan pengolahan bidang gambar secara sederhana. Seorang pelukis harus berani melukis dengan gaya dan objek yang berbeda, harus berani menggali berbagai kemungkinan baru.</br></br>Seiring perjalanan waktu, tematik lukisan Mokoh menjadi sangat beragam. Dia melukis tentang kehidupan sehari-hari, flora dan fauna, cerita rakyat, dunia anak-anak, fantasi, erotika, atau hal-hal sederhana yang mengusik perhatiannya.</br></br>Dalam konteks seni rupa di Bali, Mokoh adalah sosok anomali. Dengan belajar pada Kobot dan Baret, dia sesungguhnya dilahirkan dari ranah seni lukis tradisional. Namun, petuah-petuah Bonnet dan persahabatannya dengan Mondo, membuka wawasannya untuk lebih mengembangkan diri dalam pemikiran seni rupa modern. </br></br>Karakter personal sangat kuat muncul pada lukisan-lukisan Mokoh yang seringkali dianggap nyeleneh. Dia tidak tertarik melukis hal-hal dekoratif yang biasa muncul dalam seni lukis tradisional. Namun, dengan sapuan-sapuan lembut, dia langsung menukik pada pokok persoalan (subject matter) yang disampaikannya lewat narasi-narasi yang jenaka, polos, dan seringkali mengejutkan. </br></br>Mokoh telah melakukan terobosan baru pada gaya seni lukis Pengosekan atau seni lukis tradisional yang cenderung mapan dan terpola. Dengan kemampuan menggunakan teknik seni lukis tradisional, dia mengolah gagasan dan tematik yang modern atau bahkan kontemporer pada bidang-bidang kanvasnya. Namun, jejak teknik seni lukis tradisional seringkali tidak terlihat pada lukisan-lukisannya. Mokoh adalah seorang inovator, pembaharu, sekaligus pendobrak gaya seni lukis Pengosekan. </br></br>Selain di dalam negeri, lukisan-lukisan Mokoh banyak tampil dalam pameran bersama di luar negeri, antara lain di Amerika, Australia, Denmark, Finlandia, Belanda, Jerman, Italia, Venesia. Pada 1995, lukisan-lukisan Mokoh dipamerkan secara tunggal di Fukoaka Art Museum, Jepang.ara tunggal di Fukoaka Art Museum, Jepang.)
  • I Gde Agus Darma Putra  + (I Gde Agus Darma Putra, lahir di Selat TenI Gde Agus Darma Putra, lahir di Selat Tengah, Bangli, Bali, 2 Agustus 1991. Dia menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pernah bekerja sebagai guru dan dosen. Dia terlibat aktif dalam Yayasan IBM Dharma Palguna yang bergerak di bidang pemeliharaan, penerjemahan, serta penelitian sastra Jawa Kuna, Bali, dan Lombok. Dia juga aktif dalam Bangli Sastra Komala yang bergerak di bidang Sastra Bali modern. Tulisan-tulisannya berupa puisi, esai, artikel dimuat di beberapa media massa, seperti tatkala.co, Bali Post, dll. Sebuah puisinya juga terangkum dalam antologi “Tutur Batur” (2019).ngkum dalam antologi “Tutur Batur” (2019).)
  • I Gede Ardhika  + (I Gede Ardhika lahir di Singaraja, Bali, 1I Gede Ardhika lahir di Singaraja, Bali, 15 Februari 1945. Ia adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004). Ia adalah almamater STIA LAN, Bandung. Sebelum menjadi menteri, ia pernah bekerja sebagai Direktur Akademik Perhotelan dan Pariwisata Sahid (1988-1991), Sekretaris Ditjen Pariwisata (1996-1998), Dirjen Pariwisata, Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya (1998-2000), Wakil Ketua Badan Pengembangan Pariwisata dan Kesenian (2000). Ia pernah mendapatkan Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Indonesia. Ia meninggal di Bandung, 20 Februari 2021.Ia meninggal di Bandung, 20 Februari 2021.)
  • I Gede Ari Astina  + (I Gede Ari Astina alias Jerinx adalah seorI Gede Ari Astina alias Jerinx adalah seorang musisi dan aktivis terkait isu sosial dan lingkungan. Dia lahir di Kuta, 10 Februari 1977. Dia adalah drummer grup musik “Superman is Dead” (SID) yang berdiri sejak 1995. Band beraliran rock ini telah menelorkan tujuh album, antara lain “Angels and the Outsiders” (2010) yang membuat SID diundang dalam “Warped Tour Festival” untuk melaksanakan konser di beberapa kota di Amerika Serikat. SID merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang pernah tampil di festival tersebut. Lagu-lagu popular dari SID, antara lain “Sunset di Tanah Anarki” (2013), “Jadilah Legenda” (2013). Tidak hanya aktif dalam dunia musik, Jerinx juga menaruh perhatiannya pada isu lingkungan hidup dan sosial. Pada tahun 2015 silam, dia pernah mendatangi Presiden Jokowi untuk berdiskusi terkait kebijakan reklamasi di Tanjung Benoa, Bali. Selain itu, Jerinx juga merupakan seorang pengusaha sukses dan brand ambassador dari beberapa brand streetwear.ambassador dari beberapa brand streetwear.)
  • I Gede Aries Pidrawan  + (I Gede Aries Pidrawan adalah seorang guru I Gede Aries Pidrawan adalah seorang guru dan sastrawan kelahiran Pidpid, Karangasem, 2 April 1987. Dia menjadi guru di SMA PGRI 1 Amlapura. Dia menulis sastra dalam bahasa Bali dan Indonesia. Buku-bukunya yang telah terbit adalah “Sang Guru” (kumpulan karya bersama terbit 2020), “Nyujuh Langit Duur Bukit” (karya bersama, Pustaka Ekspresi, 2019), “Perempuan Pemuja Batu” (antologi cerpen, Mahima, 2019), “Ulat Bulu di Rahim Ibu” (antologi cerpen, Mahima, 2019), “Gerubug” (cerita anak, Balai Bahasa Bali, 2018), “Bidadari Telaga Emas” (cerita anak, Balai Bahasa Bali, 2017). Dia juga sering menjuarai lomba penulisan sastra.a sering menjuarai lomba penulisan sastra.)
  • I Gedé Putra Ariawan  + (I Gedé Putra Ariawan lahir di Désa Banjar I Gedé Putra Ariawan lahir di Désa Banjar Anyar Kediri, Tabanan, tanggal 16 Juni 1988. Dia menyelesaikan studi S1 di Undiksha, Singaraja Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2010 dan tahun 2014 menyelesaikan S2 di Pascasarjana Undiksha. Sekarang dia bekerja sebagai guru Bahasa Indonésia di SMAN 1 Kediri.</br></br>Karya-karyanya yang berupa cerita pendek, opini pendek, artikel dan puisi dimuat di Bali Orti (Bali Post), Média Swari (Pos Bali), Majalah Éksprési, dan Majalah Satua. Dia sudah mengeluarkan buku berupa kumpulan cerita pendek yang berjudul “Ngurug Pasih” tahun 2014 dan mendapatkan hadiah Sastra Rancagé 2015. Pada 30 Januari 2016 ia menjadi pembicara di acara Sandyakala #49 yang diadakan Bentara Budaya Bali.ala #49 yang diadakan Bentara Budaya Bali.)