Search by property
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Kacuas + (suara lompatan yang jauh)
- Rengi + (suara tangis)
- Plaspas + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
- Kedangkan + (sukar dikalahkan, ayam yang unggul berlaga)
- Cubang + (sumur atau kolam untuk menampung air hujan)
- Rerepi + (surat (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Pipil + (surat tanda kepemilikan tanah)
- Sawala + (surat yang ditulis pada daun lontar)
- Gandawari + (tabir)
- Tabuan keh + (tabuan yang biasanya bersarang di dalam tanah)
- Lelambatan + (tabuh gong dengan irama yang lamban)
- Bonjor + (tabung bambu untuk tempat air)
- Tuni + (tadi)
- Taan + (tahan (untuk menghentikan gerakan))
- Ceeng + (takaran beras dari tempurung kelapa)
- Plantar + (takuk pada pohon kelapa dan sebagainya untuk tempat berpijak)
- Ayat + (takut)
- Bokoran + (talam sejenis baskom terbuat dari perak, kayu, dsb)
- Bandut + (tali pemikul)
- Dadung + (tali tambang, tali yang besar dan kuat)
- Planting + (tali yang tergantung untuk alat naik-turun)
- Prambat + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Tledu nginyah + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
- Celedu nginyah + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
- Munduk + (tanah yang meninggi seperti bukit)
- Pamulan + (tanaman)
- Tetanduranne + (tanaman)
- Gegada + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
- Rangdunan + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
- Jan + (tangga)
- Jauk + (tari yang bersifat pantomim dengan memakai topeng yang memerankan tokoh yang kuat dan dahsyat (seperti siwa dan rahwana))
- Kedetin + (tarik tangannya untuk membantu)
- Kampek + (tas kecil dari bambu atau lontar untuk tempat sirih pinang)
- Prama Sastra + (tata bahasa)
- Tebel-tebel + (tebal-tebal)
- Rejeng + (tebing curam)
- Tebas + (tebus)
- Tebasang + (tebuskan)
- Cecangkriman + (teka-teki yang bertembang pucung, biasa dilagukan untuk menidurkan anak kecil)
- Pesak + (tekstur yang kasar)
- Olol + (telan (untuk binatang))
- Curek + (telinga yang mengeluarkan nanah)
- Leneng + (tembok rendah di samping kanan-kiri kori atau pintu masuk rumah untuk duduk-duduk)
- Pangencoban + (tempat air (untuk mengasah pisau))
- Endongan + (tempat bekal dr tapis kelapa)
- Bale-bale + (tempat duduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu)
- Sanggah cucuk + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
- Gandek + (tempat sirih pinang yang dibuat dari anyaman daun lontar yang bagian bawahnya beralas kayu)
- Penglipuran + (tempat wisata)
- Rangki + (tempat yang berdinding untuk berhias para penari sebelum keluar menari.)
- Jrogjogan + (tempat yang menurun)
- Ejangin + (tempat, barang (yang bisa dimasukkan), penuh, kurang)
- Perean + (tempayan yang kecil - kecil)
- Tampias + (tempias)
- Marepah + (terbagi-bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Makaput + (terbungkus)
- Mebat + (tercincang)
- Kapijig + (terdesak karena kekurangan)
- Pranagata + (tergesa-gesa karena suatu hal yang penting)
- Kanggoang + (terimalah)
- Ngejetjet + (terkejang-kejang (seperti orang yang menjelang ajalnya))
- Gumas + (terlampau masak)
- Gangan + (tertarik untuk melakukan sesuatu)
- Karubuhin + (tertimpa robohan)
- Panyada + (tetua)
- Ganjing + (tiang dipasang di dua titik di mana tali diikat untuk mengukur tingkat permukaan)
- Kepud + (tidak ada yang melanjutkan (tentang keturunan))
- Runyam + (tidak bisa diam)
- Ngencet + (tidak hadir)
- Kedi + (tidak pernah haid, wanita yang tidak dapat dewasa)
- Eep + (tidak tumbuh untuk sementara (tt gadung, kunir, dsb))
- Bebandungan + (tiruan bentuk yang menyerupai aslinya)
- Kingsanin + (titipkan)
- Bungkling + (tokoh dalam cerita rakyat yang banyak akalnya)
- Babakan + (torehan kulit kayu pohon)
- Saab bora + (tudung saji/penutup sesajen yang besar)
- Pemijian + (tukang pembawa surat)
- Balung + (tulang yang besar)
- Balung gending + (tulang yang terdapat pada persendian)
- Awar-awar + (tumbuh-tumbuhan semak yg getahnya dapat digunakan untuk mengobati mata ayam)
- Dadag + (tumbuh-tumbuhan untuk makanan babi)
- Galing + (tumbuhan merambat yang bunganya berbentuk corong berwarna biru (cayratia trifolia))
- Rukem + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
- Galuga + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
- Daluman + (tumbuhan yang melilit daunnya dapat dipakai minuman.)
- Buu + (tumbuhan yg batangnya baik untuk pagar)
- Pinggul + (tumpulkan (tentang segi balok yang tajam))
- Tongosang + (tunggui)
- Kekeb + (tutup kukusan yang berbahan tanah liat)
- Pipis glembang + (uang kepeng besar yang dipakai dalam judi)
- Panumbas + (uang untuk membeli)
- Air + (uir-uir)
- Raos ngempelin + (ujaran yang bermakna ganda)
- Gabung + (ukuran untuk satu ikatan besar)
- Rerontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Rontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Kuma + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
- Mantuka ring + (untuk)
- Nyicip + (untuk merasakan)
- Pangrebongan + (upacara agama yang menggambarkan serbuan terhadap musuh)
- Resi Gana + (upacara bhuta yadnya yang lebih besar dari panca sata)
- Papegatan + (upacara dalam rangkaian upacara kematian untuk memutuskan hubungan antara arwah yang meninggal dan sanak keluarga yang ditinggalkan)
- Nyaag + (upacara kurban untuk memulai turun ke sawah yang dilaksanakan di bendungan)
- Pangruat + (upacara pembersihan terhadap leluhur yang perbuatannya dianggap berdosa)
- Tumpek Kandang + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
- Resi Yadnya + (upacara untuk menjadi pendeta)
- Pawintenan + (upacara untuk penyucian diri)
- Pitra Yadnya + (upacara untuk roh leluhur yang sudah meninggal.)
- Bhuta Yadnya + (upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan bhuta hita yang dibangun dari panca maha bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.)
- Gayot + (usungan untuk mengarak orang yang dibuatkan upacara (biasanya bangsawan))
- Jebeng + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
- Darma duta + (utusan keagamaan (untuk menyebarkan agama))
- Besek + (wadah)
- Nalika + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
- Atelahan + (waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan sesuatu)
- Prabali + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
- Sane + (yang)
- Kang + (yang)
- Ane + (yang)
- Tiosan + (yang lain)
- Encen + (yang mana)
- Engken + (yang mana)
- Sane tunian + (yang tadi)
- Pamutus + (yang terakhir)
- Palungguh + (yang terhormat)
- Jabag + ((berkata) kasar kepada orang yang patut dihormati)
- Saang pamuun + ((seikat kecil) kayu api yang dimantrai oleh pendeta untuk menyulut mayat pertama kali)
- Makantet + ((sudah) diikat, terikat (satu dengan yang lain))
- Ajakanan + ((ukuran) cukup untuk satu kali tanak)
- Dadia + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
- Mamadik + (acara meminang sebelum dilaksanakan upacara perkawinan / pawiwahan yang dalam tata cara perkawinan adat bali)
- Mapantes - pantesan + (ada yang sesuai ada yang tidak)
- Adake + (adakah)
- Gus + (adik)
- Yayi + (adik)
- Yeh + (air)
- Panembak + (air suci untuk menyiram jenazah)
- Banyeh + (air yang keluar dari mayat)
- Asta brata + (ajaran kepemimpinan yang meneladani delapan dewa menurut agama hindu)
- Darma sunia + (ajaran-ajaran untuk mencapai ketenangan abadi)
- Nania + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
- Aksara wayah + (aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.)
- Durmanggala + (alamat buruk)
- Plantik + (alat dari bambu yang dipakai untuk menjepit daun ‘gowangan’ (pita dari daun untuk menghasilkan suara) dengan batangnya)
- Sipat + (alat dari benang berjelaga untuk membuat garis lurus)
- Rindik + (alat musik gamelan yang berbahan bambu seperti kulintang dengan tangga nada lagu bali)
- Pamlesteran + (alat penyemenan)
- Bangkil + (alat penyiang untuk padi huma)
- Panyiratan + (alat penyiram, alat untuk meneteskan air suci biasanya digunakan oleh orang ketika mengetiskan tirta)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Pangesan + (alat sejenis seligi (tombak) untuk menguliti kelapa)
- Pamentelan + (alat seperti busur untuk membersihkan kapas sebelum dipintal)
- Por + (alat tenun tradisional yang menjepit pinggang penenun dari belakang)
- Pangabasan + (alat untuk membabat)
- Panundun + (alat untuk membangunkan)
- Pangempugan + (alat untuk membelah)
- Pamilesan + (alat untuk membengkokkan sesuatu)
- Pamentangan + (alat untuk membentangkan sesuatu)
- Pangandengan + (alat untuk membonceng)
- Pangapok + (alat untuk membuat jera)
- Pamesengan + (alat untuk memeras)
- Pangrenteb + (alat untuk memeriahkan)
- Pangecekan + (alat untuk memeriksa)
- Panegenan + (alat untuk memikul)
- Pangikalan + (alat untuk memilin tali)
- Pangijukan + (alat untuk memintal tali)
- Pamasah + (alat untuk memisahkan)
- Wayang-wayang + (alat untuk memudahkan memanggang sate)
- Papanggulan + (alat untuk memukul gamelan)
- Pangedetan + (alat untuk menarik)
- Pamelas + (alat untuk menceraikan (dari pertunangan atau perkawinan))
- Pangedukan + (alat untuk mengeruk)
- Pangandongan + (alat untuk menggendong)
- Geguden + (alat untuk mengiris)
- Panatingan + (alat untuk menjinjing)
- Panebekan + (alat untuk menusuk)
- Pamantet + (alat untuk menutup)
- Panampahan + (alat untuk menyembelih)
- Odor + (alat untuk menyiangi padi)
- Panumplu + (alat untuk menyodok)
- Pangrapuh + (alat untuk meratakan)
- Pamaji + (alat untuk merenggangkan belahan balok yg digergaji atau dibelah)
- Pangrekaan + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
- Tatebeng + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
- Prangkatan + (alat-alat untuk bersantap/makan (alus singgi))
- Galur + (aliran air yang besar)
- Kahkah dungkah + (amat kasar (kulit))
- Amplas + (amplas)
- Rare Angon + (anak gembala)
- Rare dia-diu + (anak haram)
- Babedag + (anak kuda)
- Anggapan + (ani-ani)
- Klabang + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
- Klakat + (anyaman dari bambu berbentuk bujur sangkar, biasanya untuk alas sesajen)
- Klangsah + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
- Ingka + (anyaman dari lidi jamur yang berbentuk bundar ceper)
- Tadah Uuk + (anyaman untuk pelengkap upacara)
- Tetagihan + (apa apa yang diminta)
- Dedudukan + (apa-apa yang dipungut)
- Rerigedan + (apa-apa yang mengotori)
- Api takep + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
- Tunon + (areal pembakaran jenazah untuk bangsawan (lazimnya di pekuburan))
- Klakah + (atap dari bambu yang dibelah)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Adat + (aturan secara tradisional yang selalu ditaati)
- Pra + (awalan yang menyatakan seketika)
- Demerit + (ayam)
- Siap bakakap + (ayam panggang utuh yang tidak berisi empedu dan usus (isi perut))
- Saungan + (ayam yang belum pernah diadu)
- Culuung + (babi)
- Angga sarira + (badan kasar)
- Repah + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Parwa + (bagian dari mahabarata)
- Pangambean + (bagian sesajen pada upacara ngambe untuk memanggil dan menyongsong leluhur, tuhan dan sebagainya)
- Tibu + (bagian sungai yang dalam)
- Bijik + (bahan untuk membuat minuman cendol)
- Rasmen + (bahan-bahan untuk membuat sajen)
- Bale angklung + (balai angklung)
- Bale sumangkirang + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
- Mundak + (balai yang bertiang enam)
- Balapan + (balapan)
- Pering + (bambu)
- Jlempung + (bambu yang besar)
- Jlepung + (bambu yang besar)
- Tiing jajang + (bambu yang kecil-kecil)
- Bale kambang + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
- Bale pawedan + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
- Pangubengan + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
- Bale salunglung + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
- Bale ongkara + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
- Bale murda + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Tibuan + (banyak bagian sungai yang dalam)
- Gadgadan + (banyak berisi kutu ayam)
- Ngengengan + (banyak cakap)
- Padlekep + (banyak orang yang merapatkan muka)
- Pajririt + (banyak yang berguling cepat)
- Padlehdeh + (banyak yang berjalan pelan-pelan)
- Pajongkok + (banyak yang berjongkok)
- Pajodog + (banyak yang diam bercokol)
- Patidulame + (banyak yang diratapinya)
- Padlepek + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
- Padulengek + (banyak yang menengadah)
- Pagaang + (banyak yang merangkak)
- Pajungkling + (banyak yang terjungkir)
- Tetadtadan + (barang bawaan yang ditenteng)
- Petias + (barang tambahan untuk menjadikan harganya sebanding dg yg lain)
- Sesuunan + (barang yang dijunjung)
- Gegrabadan + (barang-barang dagangan yang kecil-kecil seperti terasi, garam, gambir dsb)
- Bangkong + (batang sabrang (sejenis ubi-ubian yang seukuran kemiri, rasanya mirip keladi) yang menyerupai umbi)