Difference between revisions of "Place Desa Sidetapa"

From BASAbaliWiki
Line 1: Line 1:
{{PageSponsor}}
+
{{PageSponsor
 +
|sponsor_enabled=No
 +
}}
 
{{Place
 
{{Place
 
|Page Title=Desa Sidetapa
 
|Page Title=Desa Sidetapa
Line 5: Line 7:
 
|Photograph reference link=https://bit.ly/2LGNODJ
 
|Photograph reference link=https://bit.ly/2LGNODJ
 
|Information about place={{Place/Information
 
|Information about place={{Place/Information
|Title of information=Kabupaten Buleleng, Kecamatan Banjar
+
|Description of information=Sidetapa Village is an old village or better known as Bali Aga Village. Previously, this village was named Gunung Sari Mupload Tapa Village. It is estimated that Sidetapa Village was founded in 785 AD by immigrants from: Sector of the Batur Region, from the Dauh Toro Ireng Region, and from the Java Region.
|Description of information id=Kabupaten Buleleng memiliki objek wisata yang wajib untuk di kunjungi. Beberapa objek wisata di kawasan ini adalah ikan lumba-lumba di pesisir Pantai Utara Bali atau lebih tepatnya Pantai Lovina, kemudian sejumlah air terjun seperti Air Terjun Gitgit, Les, dan Sekumpul, Air Panas Banjar, dan juga Desa Bali Aga seperti desa Sidetapa.  
+
The residents of Sidetapa Village at that time consisted of 3 groups:
Desa Sidetapa adalah desa tua atau lebih dikenal dengan istilah Desa Bali Aga. Duhulunya desa ini bernama Desa Gunung Sari Munggah Tapa. Diperkirakan Desa Sidetapa mulai didirikan pada tahun 785 Masehi oleh penduduk pendatang dari: Sektor Daerah Batur, dari Daerah Dauh Toro Ireng, dan dari Daerah Jawa.
+
1. A group calling themselves Pasek residents who inhabit the Leked . area
 +
2. The group calling itself the Patih residents who inhabit the Kunyit Village area.
 +
3. The group calling itself Batur residents who inhabit the Sekarung area.
 +
 
 +
Some of the cultural heritage of Bali Aga in Sidatapa Village that can still be found is the existence of an old traditional house called Bale Gajah Tumpang Salu. This building is made of four pillars according to the elephant's feet and has 3 overlaps (salu). Another uniqueness about some of the residents' houses being built behind the road is that they are hidden and don't want to be known, maybe different from houses in general, preferring road access as the front view of the house. The walls and floors of the building still use materials from the ground as a complement, woven or whole bamboo sticks are used.
 +
 
 +
Generally, the people in this village are craftsmen of Sidetapa's typical woven bamboo crafts. Some cultural traditions such as dances and rituals typical of Sidetapa Village, namely the Rejang Dance, Jangkrang Dance, Ngabuang Dance, Sang Hyang Gandrung Ritual, and Ngaben which are typical of the village.
 +
|Description of information id=Desa Sidetapa adalah desa tua atau lebih dikenal dengan istilah Desa Bali Aga. Duhulunya desa ini bernama Desa Gunung Sari Munggah Tapa. Diperkirakan Desa Sidetapa mulai didirikan pada tahun 785 Masehi oleh penduduk pendatang dari: Sektor Daerah Batur, dari Daerah Dauh Toro Ireng, dan dari Daerah Jawa.
 +
 
 
Adapun penduduk Desa Sidetapa pada waktu itu terdiri dari 3 kelompok :
 
Adapun penduduk Desa Sidetapa pada waktu itu terdiri dari 3 kelompok :
 
1. Kelompok yang menamakan dirinya warga Pasek yang mendiami wilayah Leked
 
1. Kelompok yang menamakan dirinya warga Pasek yang mendiami wilayah Leked
 
2. Kelompok yang menamakan dirinya warga Patih yang mendiami wilayah Desa Kunyit.
 
2. Kelompok yang menamakan dirinya warga Patih yang mendiami wilayah Desa Kunyit.
 
3. Kelompok yang menamakan dirinya warga Batur yang mendiami wilayah Sekarung.
 
3. Kelompok yang menamakan dirinya warga Batur yang mendiami wilayah Sekarung.
 +
 
Beberapa warisan budaya Bali Aga di Desa Sidatapa yang masih bisa ditemukan adalah adanya bangunan rumah adat yang sudah tua bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bangunan ini dibuat bertiang empat sesuai kaki gajah dan bertumpang 3 (salu). Keunikan lain tentang beberapa rumah penduduk dibangun membelakangi jalan kesannya tersembunyi dan tidak ingin diketahui, mungkin berbeda dengan rumah pada umumnya, lebih mengutamakan akses jalan sebagai tampilan depan rumah. Dinding tembok dan lantai bangunan masih menggunakan bahan dari tanah sebagai pelengkapnya digunakan anyaman ataupun batang bambu utuh.
 
Beberapa warisan budaya Bali Aga di Desa Sidatapa yang masih bisa ditemukan adalah adanya bangunan rumah adat yang sudah tua bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bangunan ini dibuat bertiang empat sesuai kaki gajah dan bertumpang 3 (salu). Keunikan lain tentang beberapa rumah penduduk dibangun membelakangi jalan kesannya tersembunyi dan tidak ingin diketahui, mungkin berbeda dengan rumah pada umumnya, lebih mengutamakan akses jalan sebagai tampilan depan rumah. Dinding tembok dan lantai bangunan masih menggunakan bahan dari tanah sebagai pelengkapnya digunakan anyaman ataupun batang bambu utuh.
 
Umumnya masyarakat di desa ini merupakan pengrajin kerajinan anyaman bambu khas Sidetapa. Beberapa tradisi budaya semisal tari-tarian dan ritual khas Desa Sidetapa yakni Tari Rejang, Tari Jangkrang, Tari Ngabuang, Ritual Sang Hyang Gandrung, dan Ngaben yang khas dari desa.
 
Umumnya masyarakat di desa ini merupakan pengrajin kerajinan anyaman bambu khas Sidetapa. Beberapa tradisi budaya semisal tari-tarian dan ritual khas Desa Sidetapa yakni Tari Rejang, Tari Jangkrang, Tari Ngabuang, Ritual Sang Hyang Gandrung, dan Ngaben yang khas dari desa.
Line 25: Line 36:
 
}}
 
}}
 
|Topic=Tourist Destinations
 
|Topic=Tourist Destinations
|SummaryTopic=Sidetapa Village is an old village or better known as Bali Aga Village
+
|SummaryTopic=an old Bali Aga Village
|SummaryTopic id=Desa Sidetapa adalah desa tua atau lebih dikenal dengan istilah Desa Bali Aga
+
|SummaryTopic id=Desa Bali Aga tua
 
|SummaryTopic ban=Desa Sidatapa inggih punika desa tua utawi sane sampun kaloktah kawastanin Desa Bali Aga
 
|SummaryTopic ban=Desa Sidatapa inggih punika desa tua utawi sane sampun kaloktah kawastanin Desa Bali Aga
 
|Linked words=Genah, Desa, Desa adat, Desa dinas, Malancaran,
 
|Linked words=Genah, Desa, Desa adat, Desa dinas, Malancaran,
 
}}
 
}}

Revision as of 18:58, 16 January 2022

Desa Sidetapa.jpg
Name of Place
Desa Sidetapa
Location
Reference
https://bit.ly/2LGNODJ
Lontar
    Folktales
      Biographies
        Children's Books
          Books
            Holidays and Ceremonies


              Add your comment
              BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

              Information about place


              In English

              Sidetapa Village is an old village or better known as Bali Aga Village. Previously, this village was named Gunung Sari Mupload Tapa Village. It is estimated that Sidetapa Village was founded in 785 AD by immigrants from: Sector of the Batur Region, from the Dauh Toro Ireng Region, and from the Java Region.

              The residents of Sidetapa Village at that time consisted of 3 groups: 1. A group calling themselves Pasek residents who inhabit the Leked . area 2. The group calling itself the Patih residents who inhabit the Kunyit Village area. 3. The group calling itself Batur residents who inhabit the Sekarung area.

              Some of the cultural heritage of Bali Aga in Sidatapa Village that can still be found is the existence of an old traditional house called Bale Gajah Tumpang Salu. This building is made of four pillars according to the elephant's feet and has 3 overlaps (salu). Another uniqueness about some of the residents' houses being built behind the road is that they are hidden and don't want to be known, maybe different from houses in general, preferring road access as the front view of the house. The walls and floors of the building still use materials from the ground as a complement, woven or whole bamboo sticks are used.

              Generally, the people in this village are craftsmen of Sidetapa's typical woven bamboo crafts. Some cultural traditions such as dances and rituals typical of Sidetapa Village, namely the Rejang Dance, Jangkrang Dance, Ngabuang Dance, Sang Hyang Gandrung Ritual, and Ngaben which are typical of the village.

              In Balinese

              In Indonesian

              Desa Sidetapa adalah desa tua atau lebih dikenal dengan istilah Desa Bali Aga. Duhulunya desa ini bernama Desa Gunung Sari Munggah Tapa. Diperkirakan Desa Sidetapa mulai didirikan pada tahun 785 Masehi oleh penduduk pendatang dari: Sektor Daerah Batur, dari Daerah Dauh Toro Ireng, dan dari Daerah Jawa.

              Adapun penduduk Desa Sidetapa pada waktu itu terdiri dari 3 kelompok : 1. Kelompok yang menamakan dirinya warga Pasek yang mendiami wilayah Leked 2. Kelompok yang menamakan dirinya warga Patih yang mendiami wilayah Desa Kunyit. 3. Kelompok yang menamakan dirinya warga Batur yang mendiami wilayah Sekarung.

              Beberapa warisan budaya Bali Aga di Desa Sidatapa yang masih bisa ditemukan adalah adanya bangunan rumah adat yang sudah tua bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bangunan ini dibuat bertiang empat sesuai kaki gajah dan bertumpang 3 (salu). Keunikan lain tentang beberapa rumah penduduk dibangun membelakangi jalan kesannya tersembunyi dan tidak ingin diketahui, mungkin berbeda dengan rumah pada umumnya, lebih mengutamakan akses jalan sebagai tampilan depan rumah. Dinding tembok dan lantai bangunan masih menggunakan bahan dari tanah sebagai pelengkapnya digunakan anyaman ataupun batang bambu utuh. Umumnya masyarakat di desa ini merupakan pengrajin kerajinan anyaman bambu khas Sidetapa. Beberapa tradisi budaya semisal tari-tarian dan ritual khas Desa Sidetapa yakni Tari Rejang, Tari Jangkrang, Tari Ngabuang, Ritual Sang Hyang Gandrung, dan Ngaben yang khas dari desa.

              Untuk informasi lebih lanjut:

              https://sidatapa.wordpress.com

              http://sidetapa-buleleng.desa.id


              https://bit.ly/2XT3V7U


              I Kadek