Konflik antara Ukraina dan Rusia ternyata sudah ada pada tahun 1991, yang berawal dari pecahnya Uni Soviet. Pada saat Uni Soviet runtuh, negara yang tergabung didalamnya mulai memisahkan diri, termasuk Ukraina. Ukraina menjadi salah satu negara yang segera mendeklarasikan kedaulatannya dari Moskow(ibu kota Rusia). Kemudian Ukraina dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States (CIS). Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina mendatangani perjanjian persahabatan. Hal tersebut adalah upaya untuk menyelesaikan ketidaksepakatan. Rusia diizinkan untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina. Rusia pun harus membayar Ukraina biaya sewa karena menggunakan Pelabuhan Sevastopol. Menurut Connie, massa antipemerintah berhasil melengserkan mantan presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Revolusi juga membuka keinginan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Dari situlah menurut Connie Putin marah karena prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya.
Nato adalah aliansi militer yang terdiri dari 28 negara di Eropa dan Amerika Utara. Nato mewajibkan anggota setiap negara mencari solusi damai dan menuntaskan konflik. Posisi Nato murni sebagai aliansi pertahanan. Jika salah satu negara diserang, maka anggota Nato mewajibkan untuk solidaritas. Keinginan Ukraina bergabung dengan Nato dilatar belakangi dari keinginannya ingin menjadi negara Uni Eropa. Jika bergabung dengan NATO, kekuatan militer internasional Ukraina juga akan meningkat sehingga bisa memiliki daya tawar di hadapan Rusia. Ukraina juga bisa menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara NATO, termasuk Amerika Serikat, sekaligus melepaskan diri dari pengaruh Rusia. Rusia menyerang Ukraina karena Ukraina adalah satu-satunya “buffer zone” atau zona penyangga, yang membatasi Rusia dengan NATO. Ketika Ukraina bergabung dengan NATO, maka tak ada lagi batas tersebut, yang membuat Rusia berbatasan langsung dengan NATO sehingga dianggap membahayakan keamanan Rusia.
Serangan Rusia terhadap Ukraina ini dimulai pada 24 Februari 2022, yang mengakibatkan banyak bangunan saat itu rusak parah, ratusan warga tewas, dan ratusan lainnya luka-luka. Presiden Ukraina juga mengatakan sudah ada 137 warganya yang tewas akibat serangan besar-besaran dari pasukan Rusia. Sampai sekarang sekarang konflik kedua negara tersebut belum juga usai, yang membuat banyak sekali korban jiwa dan pengungsi dari Ukraina. Menurut PBB, jumlah korban tewas di Ukraina sebenarnya jauh lebuh tinggi daripada angka resmi yang diumumkan yaitu 3.381 jiwa. Dan juga Lebih dari 8 juta orang telah mengungsi dari Ukraina sejak dimulainya invasi, kata badan migrasi PBB.
• Dampak Konflik Perang antara Ukraina dan Rusia bagi Dunia :
1. Komoditas Melambung
Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekhawatiran pasokan karena Rusia adalah salah
satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia. Harga gas juga meroket,
dengan referensi Eropa TTF Belanda melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di 345 euro
pada 7 Maret. Komoditas lain yang diproduksi secara besar-besaran di Rusia telah melonjak,
termasuk nikel dan aluminium. Rantai pasokan industri otomotif juga menghadapi gangguan
karena suku cadang utama berasal dari Ukraina.
2. Ancaman Makanan
Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia menyumbang 30% dari ekspor gandum
global. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan jumlah orang yang kekurangan gizi
3. Pasar Saham Terguncang
Perang telah membawa volatilitas ke pasar sementara bursa saham Moskwa ditutup selama tiga
minggu dan hanya dibuka kembali sebagian pada hari Senin. Sanksi Barat telah melumpuhkan
sektor perbankan dan sistem keuangan Rusia, sementara rubel telah runtuh.
4. Perusahaan Melarikan Diri
Ratusan perusahaan Barat telah menutup toko dan kantor di Rusia sejak perang dimulai. Ini
karena sanksi, tekanan politik atau opini publik.
5. Pertumbuhan Ekonomi Makin Melambat
OECD telah memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat menimbulkan pukulan satu persen
pada pertumbuhan global. IMF diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhannya, yang
saat ini berada di 4,4 persen untuk tahun 2022.
• Sikap dan Tanggung Jawab Jika ada Pengungsi yang datang Akibat Konflik di Ukraina :
1. Memberikan tempat perlindungan yang layak.
2. Selalu menjaga ketenangan, dengan tidak membicarakan atau menanyai konflik di negara
mereka yang bisa membuat tersinggung.
3. Mengumpulkan dana.
4. Memberikan hiburan agar mereka tidak stress dengan situasi yang sekarang.
5. Memberikan pakaian atau kebutuhan sehari-hari yang masih layak untuk digunakan.
• Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya kita harus menghargai jika ada warga negara lain yang mengalami musibah
sampai harus mengungsi di negara kita. Dan kita tidak boleh mengungkit-ngungkit peristiwa
yang tidak mengenakkan bagi mereka, karena itu akan membuat mereka semakin tidak nyaman.
Enable comment auto-refresher