Nyujuh Langit Duur Bukit

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
Nyujuh langit duur bukit 1.jpg
Judul
Nyujuh Langit Duur Bukit
Original language
Balinese
Peunulis
Illustrator
    Penerbit
    Suara Saking Bali
    ISBN
    Tahun terbit
    2017
    Subjek
    • culture
    • religion
    Pencarian Book
    https://www.suarasakingbali.com/2018/02/nyujuh-langit-duur-bukit.html
    Related Env. Initiatives
      Related Places
        Related Biographies
          Related Children's Books
            Related Holidays
              Related Folktales
                Related Comics
                  Related Lontar
                    Linked words


                      Tambahkan komentar
                      BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

                      Deskripsi

                      Buku ini merupakan antologi dari 22 penulis sastra Bali modern yang juga memuat 22 karya cerpen lintas generasi dari generasi kelahiran 1990-an hingga kelahiran 1945. "Walaupun cerpen dalam buku ini ditulis pengarang yang tentunya memiliki latar belakang yang berbeda, namun terdapat cerpen-cerpen yang memiliki persamaan, dimana dalam ceritanya mengangkat tentang keadaan sebuah keluarga," kata Devi. Ia menemukan ada tiga cerpen yang mengangkat kehidupan keluarga yakni Nyuluh Langit Duur Bukit yang juga menjadi judul kumpulan ini karya I Gede Agus Mahardika, Sayang karya I Komang Alit Juliartha dan cerpen yang berjudul Ulian Jengah Lan Tresna karya I Nyoman Buda Arimbawa. "Seperti dalam cerpen yang berjudul Nyujuh Langit Duur Bukit, cerita yang diangkat yakni keadaan sebuah keluarga yang notabene merupakan keluarga sederhana. Hal tersebut dikarenakan semua tanah milik mereka habis terjual dan mata pencaharian kepala keluarga yang seketika hilang karena penyakit yang dideritanya. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Si Anak untuk tetap bersyukur dan terus berusaha untuk mengangkat derajat keluarganya," katanya. Pembedah kedua, I Gusti Bagus Weda Sanjaya membedah buku ini dari sudut pandang seorang pendidik. Ia menyebutkan buku ini ibarat tirta amerta yang memberi kesempatan para pengarang muda kasusastraan Bali termasuk yang senior untuk dapat hidup abadi melalui tulisan. Dari buku ini, seorang pembaca bisa memahami penggunaan Sor Singgih Basa Bali dalam konteks kehidupan. Sementara itu, Suka Ardiyasa membedah dari sudut teologi Hindu sesuai dengan keilmuannya. Ia melihat beberapa cerpen dalam kumpulan ini mengandung aspek teologi Hindu seperti cerpen Nyujuh Langit Duur Bukit karya Agus Mahardika. Dalam cerpen ini aspek teologi atau mujizat sangat tampak, yang ditunjukkan oleh sembuhnya salah seorang tokoh setelah diperciki tirta. Padahal dokter sudah tak yakin jika tokoh tersebut akan bisa hidup, dikarenakan penyakit yang dideritanya sudah parah. Selain itu, Suka juga melihat terkandung aspek teologi Hindu dalam cerpen Dwaraka karya Nyoman Agus Sudpta. "Di sini bahkan tokoh-tokohnya adalah Betara, ada Betara Brahma, Wisnu, Siwa, Indra, bahkan Baruna," katanya. Dalam cerpen ini mengangkat tentang keadaan di Swargadwipa yang mulai dihancurkan oleh warganya sendiri dimana akan dilaksanakannya proyek ngurug pasih (reklamasi) yang mengundang pro kontra, sehingga Ida Bhatara rapat untuk mencari pemecahan. Hingga muncul keinginan dari Bhatara Siwa untuk menghancurkan Swargadwipa jika perbuatan manusia di Swargadwipa tak bisa diperbaiki dan menjadikannya seperti Dwaraka, kerajaan Sri Krisna yang tenggelam oleh air laut. Namun suka melihat ada beberapa cerpen yang memiliki kelemahan dalam penggarapannya. Ia menyoroti beberapa pengarang yang menulis seperti menulis sebuah catatan harian sehingga menjadi kurang menarik.

                      Reviews