Putu Herry Hermawan Priantara

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
Nama lengkap
Putu Herry Hermawan Priantara
Nama Pena
Herry
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Tempat
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Biodata


In English

Putu Herry Hermawan Priantara is a student of the Accounting Department, Faculty of Economics, Mahasaraswati University Denpasar. Herry actively writes and researches on various topics related to Bali and Hinduism including his work on Balinese Arak entitled "Hidden Potential of Balinese Arak to be the World's Seventh Spirit, from Religious Purpose to Negative Investment List."

In Balinese

In Indonesian

Putu Herry Hermawan Priantara adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati Denpasar. Herry aktif menulis dan meneliti mengenai berbagai topik terkait Bali dan Hindu termasuk karyanya mengenai Arak Bali yang berjudul "Hidden Potential of Arak Bali to be the World's Seventh Spirit, from Religious Purpose to Negative Investment List."

Contoh karya

349E383C-ECA6-429C-8C2E-0A063B58A374.jpeg
Memunjung, adalah sebuah bentuk penghormatan dan rasa solidaritas dengan yang telah berpulang. Hal ini dijalankan oleh anggota keluarga dengan mengunjungi kerabat yang telah meninggal dunia di taman pemakaman. Tradisi memunjung telah dipraktikkan sejak periode Hindu-Budha dan berkembang dengan sangat baik di pulau Jawa dan Bali. Komunitas di Bali menerapkan kebiasaan ini pada hari-hari raya tertentu, seperti Galungan, Kuningan, dan Pagerwesi. Sementara itu, warga di Jawa menjalankan prosesi memunjung selama berlangsungnya hari raya Idul Fitri. Warga Hindu Bali umumnya menghaturkan tampelan punjung dan banten punjung kepada para arwah leluhur, keluarga, maupun kerabat yang dimakamkan di taman pemakaman. Pada hari khusus tertentu, pengunjung juga membawa makanan kesukaan untuk dinikmati “bersama” dengan kerabat yang telah dimakamkan. Pada masa sekarang ini, tradisi berziarah sudah jarang dilakukan oleh warga Bali, khususnya bagi mereka yang berdomisili di wilayah dengan aturan pemakaman yang cukup longgar. Beberapa berpendapat bahwa meningkatnya standar hidup warga Bali dan peningkatan teknologi berperan terhadap bergesernya pola pikir masyarakat mengenai prosesi pemakaman itu sendiri. Oleh karenanya, hanya tersisa beberapa wilayah saja yang masih menjalankan tradisi pemakaman bagi yang meninggal dunia.
Nothing was added yet.