- Nama lengkap
- I Wayan Suartha
- Nama Pena
- Photograph by
- Link to Photograph
- Website for biography
- Tempat
- Klungklung
- Related Music
- Related Books
- Related Scholars Articles
Biodata
In English
His poems have been published in a number of anthologies with other poets, including Pintu Ilalang, Spektrum, The Ginseng, Shades of Inner Coloring, the Balinese anthology Pupute Tan Sida Puput, and Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta. His literary historical work entitled Lebur Ring Klungkung in the form of an illustrated story was written with Ida Bagus Gde Parwita, guided by the history of the Puputan Klungkung incident. In 2005, together with I.B.G Parwita, he was invited to read his poems at the Ubud Wirters and Readers Festival. A collection of scripts for his drama chain Putus was published in 2012 which won him the Widya Pataka award from the Bali Provincial Government.
Suartha now lives in Banjar Pekandelan Kelod, Semarapura, Klungkung.In Balinese
In Indonesian
Contoh karya
Bulan mulai mengapung dalam isyaratmu padahal aku baru tiba di puncak rindu mencari yang datang tak pernah bersatu
maka kubangun dan menutupkan pintu pintu rumahku tua dimana anak-anakku tertidur telanjang memainkan diamnya yang kokoh mesranya baying tak pasti
kemudian satu satu bintang menggeser dudukku dari embun dan pandan layu sebelum terbit, Aku
Binduana, Klungkung ‘83Mata itu matahari seluruh mata dari hulu kali yang jauh dusun dusun ketakjuban mengalir aksara ning aksara semesta kecil semesta agung hanyut-hanyut ke dasar getaran tumpah lewat matamata pisau sepanjang asal usul
pantai yang segar
melayangkan asmara pemberontakan pernah tertulis tragedi ketulusan belapati kakawin tarian langit mengisi angkasa jiwaraya dihembus angin tanah ini masuklah mata itu matahari seluruh mata dusun dusun ketakjuban rasakan jiwanya mandikan kemesraan aksara ning aksara biarkanlah anak anak yang lahir
bercakap di balai kambang
merunduk menggemakan puputan sambil tengadah ke luas langit betapa segar
asahan nurani masuk di rumah sendiriDingin masih mengalir terdengar suara burung burung mencari deru gelombang laut malam kemana perginya burung burung itu sampai malam larut tak ada suara terbang terbanglah menyambung luka yang lelap berbagi kasih pada anak anak
bekas goresan perjalanan panjang sampai jauh masih terdengar suara burung burung sehelai demi sehelai bulu sayapnya terlepas melayang layang menumpuk rindu begitu lama ia pelihara kemana perginya burung burung itu jelang pagi belum juga ada suara terbang terbanglah mendekat matahari dengan suara bahasanya anak anaknya terdiam
dongeng burung burung aku terhenyak masa lalu aku tak pernah melihat wajah ibu wajah burung burung tampak bercermin menunggu bulan menyapa dengan pelan kuraba dadaku bekas bekas luka masa lalu hilang ibu telah mengambilnya
Binduana, Klungkung 86-20
Aktifkan pemuatan ulang komentar otomatis