Deniek G. Sukarya

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
Deniek.jpg
Nama lengkap
Deniek G. Sukarya
Nama Pena
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Tempat
Jembrana
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Biodata


In English

Deniek G. Sukarya has been in professional photography for over 43 years . His works are widely published in books, calendars, newspapers, magazines, advertisements, brochures, posters and billboards. In stock photography, he offers a huge collection of travel, culture, landscape, nature and fine art photography.

Deniek started his career as a freelance photographer and writer for many prestigeous national publications before joining an international advertising agency in 1981 as a senior copywriter, and a year later as creative director.

As a concerned photographer, Deniek gives numerous photography workshops for the development of photography in Indonesia. He also writes for many publications: from travel, culture and nature to “how-to” articles on various aspects of photography. Since 1993, Deniek published several magazines: VISI, for STARKO (until 1995); RODA for Honda Motorcycle Indonesia (until 2007); FOTO MODERN, for Fuji Film Indonesia (until 2005). In 2005, he published NIKONIA magazine, 6 editions quarterly photography magazine for Nikon Indonesia.

Deniek is a founder member and chairman of the LEICA Photography Club of Indonesia, and the conceptor and curator/director of Galeri Foto CAHYA, the first fine art photo gallery in Indonesia. He held numerous photo exhibitions, including three exhibitions at Galeri Foto CAHYA in 1998 and 2000. In 2002, he organized Harmony - Potret Indonesia Damai and Images of Jakarta photo exhibitions for the Jakarta Tourism Office.

In 2004, he held two exhibitions in Osaka, Japan, INDONESIA -ENCHANTED MOMENTS, for the Consulate General of Indonesia in Osaka and Sakata Inx Corporation. He also organized the exhibition, A Tribute to Aceh, for Aceh Tsunami Relief Funds in 2005 working together with photo journalists from the leading national newspaper, Kompas. In 2005, Deniek also held an exhibition: Indonesia - Enchanted Moments, in the National Gallery of Zimbabwe, Harare for the Indonesian Embassy in cooperation with the Minister of Tourism and Environment of Zimbabwe. 76 of the best photographs captured during his travel in Zimbabwe were shown in a grand exhibition, Zimbabwe - Permata Afrika, in Plaza Senayan, Jakarta, in December 2005.

In 2006, Deniek organized the photo exhibition, Presiden Juga Manusia Biasa, about the everyday life of President Susilo Bambang Yudhoyono by Abror Rizki and Dudi Anung Anindito at Pondok Indah Mall. In 2008, he organized a photo exhibition entitled The Allure of the Undiscovered West Bali in the Sultan Hotel, Jakarta.

In Balinese

In Indonesian

Deniek G. Sukarya sudah bergelut dalam dunia fotografi profesional selama lebih dari 43 tahun. Karyanya diterbitkan dalam bentuk buku-buku, koran, majalah, iklan, brosur, poster dan papan billboard. Dalam stok fotografi, beliau menawarkan koleksi dalam jumlah besar berupa foto-foto travelling, budaya, lanskap, alam dan fotografi seni rupa

Deniek memulai karir sebagai seorang freelance fotografer dan penulis untuk banyak publikasi nasional besar dan ternama sebelum ikutserta dalam agensi fotografi international pada tahun 1981 sebagai seorang senior copywriter, dan setahun setelah itu sebagai creative director.

Sebagai seorang fotografer yang teliti, Deniek mengadakan banyak lokakarya fotografi untuk kemajuan fotografi di Indonesia. Beliau juga menulis untuk berbagai publikasi: dari travel, budaya, alam hingga pada artikel yang memuat tips-tips pada berbagai aspek dalam fotografi. Sejak 1993, Deniek menerbitkan beberapa majalah: Visi, untuk STARKO (hingga 1995); RODA untuk HONDA Motorcyle Indonesia (sampai 2007); FOTO MODERN, untuk Fuji Film Indonesia (hingga 2005). Pada tahun 2005, beliau menerbitkan majalah NIKONIA, dalam Majalah Fotografi Triwulan 6 Edisi untuk Nikon Indonesia.

Deniek adalah salah seorang founder dan pimpinan dari LEICA Photography Club di Indonesia serta seorang konseptor dan kurator/direktur Galeri Foto CAHYA, galeri foto seni rupa pertama di Indonesia. Beliau mengadakan berbagai lokakarya foto, termasuk tiga pameran di Galeri Foto CAHYA pada tahun 1998 dan 2000. Pada tahun 2002, beliau mengelola Harmony-Potret Indonesia Damai dan Image of Jakarta pameran foto untuk Dinas Pariwisata Jakarta.

Pada tahun 2004, beliau mengadakan dua pameran di Osaka, Jepang, INDONESIA – ENCHANTED MOMENTS, untuk Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka dan Sakata Inx Corporation. Ia juga mengelola pameran, A Tribute to Aceh, untuk Aceh Tsunami Relief Funds pada tahun 2005 bekerja sama dengan jurnalis-jurnalis foto dari koran nasional terkemuka, Kompas. Pada tahun 2005, Deniek juga menyelenggarakan pameran: Indonesia-Enchanted Moments, pada National Gallery of Zimbabwe, Harare untuk Kedutaan Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Lingkungan Zimbabwe. 76 dari foto terbaik yang diambil selama perjalanannya di Zimbabwe dipamerkan dalam pameran besar, Zimbabwe-Permata Afrika di Plaza Senayan Jakarta, pada Desember 2005.

Pada 2006, Deniek mengelola pameran foto, Presiden Juga Manusia Biasa, pameran ini bertemakan tentang kehidupan sehari-hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diambil oleh Abror Rizki dan Dudi Anung Anindito di Pondok Indah Mall. Pada tahun 2008, ia juga mengelola sebuah pameran foto berjudul The Allure of the Undiscovered West Bali di Sultan Hotel, Jakarta

Contoh karya

Pendet Swastiastu Magic of Jegog Sanggar Seni Sukarya.jpg
Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.
Temukan 12 Pesona Jembrana.jpg
Menampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tari seni Jegog khas Jembrana. Semua pesona Jembrana diiringi dengan tabuh/lagu berbeda kreasi Sanggar Seni Sukarya. Di bagian penutup menampilkan penggalan dari semua 7 tabuh dan tari dari Sanggar Seni Sukarya dengan iringan gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana.
Nothing was added yet.