How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

Difference between revisions of "Biography of Caesilia Nina Yanuariani Reina Caesilia"

(Created page with "{{PageSponsor}} {{Biography |Full Name=Caesilia Nina Yanuariani |Pen Name=Reina Caesilia |Photograph=1-reina.jpg |Biography text id=“Reina Caesilia” adalah nama pena pembe...")
 
Line 4: Line 4:
 
|Pen Name=Reina Caesilia
 
|Pen Name=Reina Caesilia
 
|Photograph=1-reina.jpg
 
|Photograph=1-reina.jpg
 +
|Biography text="Reina Caesilia" was the pen name given to Caesilia Nina Yanuariani by Umbu Landu Paranggi. This reclusive poet was born in Surakarta on January 29, 1965.  She grew up in Singaraja, Bali and attended school at SMAN 1 in Singaraja and then studied in the Faculty of Literature at Udayana University.  She worked as a journalist with both Bali Post and Nusa.  She wrote poetry since she was a teenager and has been published in the Bali Post, and her poetry has been included in a number of anthologies, such as, Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Laut Negeri (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), and Saron (2018). Her poem entitled "Women Who Become Sailors" was nominated for an award in the national poetry writing competition held by the Leon Agusta Institute in 2014.  She went into a coma after falling off her motorcycle and died on April 2, 2019 due to a severe cerebral haemorrhage.
 
|Biography text id=“Reina Caesilia” adalah nama pena pemberian Umbu Landu Paranggi untuk “Caesilia Nina Yanuariani”. Penyair pendiam ini lahir di Surakarta,  29 Januari 1965. Dia dibesarkan di Singaraja dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja, Bali. Dia kemudian kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah menjadi wartawan Bali Post dan Nusa. Dia menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post, selain itu juga terhimpun dalam sejumlah buku bersama, seperti Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Saron (2018). Puisinya yang berjudul “Perempuan yang Menjadi Pelaut” masuk dalam nominasi lomba cipta puisi nasional yang digelar oleh Leon Agusta Institute pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami koma akibat terjatuh dari sepeda motornya, Reina meninggal pada tanggal 2 April 2019 karena pendarahan otak yang parah.
 
|Biography text id=“Reina Caesilia” adalah nama pena pemberian Umbu Landu Paranggi untuk “Caesilia Nina Yanuariani”. Penyair pendiam ini lahir di Surakarta,  29 Januari 1965. Dia dibesarkan di Singaraja dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja, Bali. Dia kemudian kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah menjadi wartawan Bali Post dan Nusa. Dia menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post, selain itu juga terhimpun dalam sejumlah buku bersama, seperti Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Saron (2018). Puisinya yang berjudul “Perempuan yang Menjadi Pelaut” masuk dalam nominasi lomba cipta puisi nasional yang digelar oleh Leon Agusta Institute pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami koma akibat terjatuh dari sepeda motornya, Reina meninggal pada tanggal 2 April 2019 karena pendarahan otak yang parah.
 
|Examples of work={{Biography/Example
 
|Examples of work={{Biography/Example

Revision as of 12:04, 21 June 2019

1-reina.jpg
Full Name
Caesilia Nina Yanuariani
Pen Name
Reina Caesilia
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Place
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Biography


In English

"Reina Caesilia" was the pen name given to Caesilia Nina Yanuariani by Umbu Landu Paranggi. This reclusive poet was born in Surakarta on January 29, 1965. She grew up in Singaraja, Bali and attended school at SMAN 1 in Singaraja and then studied in the Faculty of Literature at Udayana University. She worked as a journalist with both Bali Post and Nusa. She wrote poetry since she was a teenager and has been published in the Bali Post, and her poetry has been included in a number of anthologies, such as, Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Laut Negeri (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), and Saron (2018). Her poem entitled "Women Who Become Sailors" was nominated for an award in the national poetry writing competition held by the Leon Agusta Institute in 2014. She went into a coma after falling off her motorcycle and died on April 2, 2019 due to a severe cerebral haemorrhage.

In Balinese

In Indonesian

“Reina Caesilia” adalah nama pena pemberian Umbu Landu Paranggi untuk “Caesilia Nina Yanuariani”. Penyair pendiam ini lahir di Surakarta, 29 Januari 1965. Dia dibesarkan di Singaraja dan bersekolah di SMAN 1 Singaraja, Bali. Dia kemudian kuliah di Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah menjadi wartawan Bali Post dan Nusa. Dia menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post, selain itu juga terhimpun dalam sejumlah buku bersama, seperti Pedas Lada Pasir Kuarsa (2009), Dendang Denpasar Nyiur Sanur (2012), Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), Saron (2018). Puisinya yang berjudul “Perempuan yang Menjadi Pelaut” masuk dalam nominasi lomba cipta puisi nasional yang digelar oleh Leon Agusta Institute pada tahun 2014. Setelah sempat mengalami koma akibat terjatuh dari sepeda motornya, Reina meninggal pada tanggal 2 April 2019 karena pendarahan otak yang parah.

Examples of work

Rumah Hening
Drama
Lingkaran Ibu