Tan Lioe Ie lahir di Denpasar, Bali, 1 Juni 1958. Nama Tionghoa tersebut tetap ia pertahankankan walaupun pada masa orde baru ada semacam tekanan untuk mengganti nama etnis Tionghoa dengan nama pribumi. Dia akrab disapa Yoki.
Yoki merupakan salah satu penyair Indonesia yang melakukan eksplorasi atas ritual dan mitologi Tionghoa dalam puisi bahasa Indonesia. Walaupun bernuansa etnik kental, puisi-puisinya tetap mempunyai daya pikat bagi kalangan luas. Hasil karyanya pernah dimuat di berbagai media massa seperti; Bali Post, Horison, Berita Buana, Kompas, Media Indonesia.
Yoki menamatkan kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Perkenalannya dengan puisi dimulai saat terlibat dalam kegiatan Sanggar Minum Kopi (SMK) Denpasar. Dia juga dikenal sebagai pelopor kegiatan musikalisasi puisi di Bali. Salah satu album musikalisasi puisinya berjudul “Kuda Putih” yang banyak berisikan puisi Umbu Landu Paranggi yang dinyanyikannya.
Buku antologi puisinya yang telah terbit adalah “Kita Bersaudara” (1991), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “We Are All One” (1996) oleh Dr. Thomas Hunter Jr. Selain itu, buku puisi “Malam Cahaya Lampion” (2005) juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda bertajuk “Nach Van De Lampionen” oleh Linde Voute. Buku puisi terbarunya berjudul “Ciam Si” (2015). Yoki sering diundang dalam kegiatan sastra nasional dan internasional.
Enable comment auto-refresher