The twin traditional buildings (Bale Adat Kembar) at the Great Palace of Kesiman, Denpasar, Bali, is not only a twin building marking the majesty and unique architecture of the palace but also a place to carry out the important ritual of Pitra Yadnya for deceased ancestors. This article analyzes the exotic form, function, and meaning of Bale Adat Twins at the Great Palace of Kesiman, one of the three important palaces which is the heir of the Kingdom of Badung. Using a qualitative approach, the data for this study were collected from interviews with the palace chief, observations, and literature studies. The data were analyzed using a critical approach of Cultural Studies by exploring the deep meaning of the facts, in this case matters related to Bale Adat Kembar. This article concludes that amidst the rapid flow of modernization, the twin traditional building at the Great Palace of Kesiman remains sustainable because it has a ritual function that will always be carried out for Puri's ancestors in accordance with the human life cycle. This article contributes to showing how heritage buildings which are relics of the kingdom still exist with their exoticism in modern times.
Bangunan tradisional kembar (Bale Adat Kembar) di Puri Agung Kesiman, Denpasar, Bali, bukan hanya bangunan kembar yang menandai keagungan
dan arsitektur keraton yang unik tetapi juga tempat untuk melaksanakan
ritual penting dari Pitra Yadnya untuk leluhur yang telah meninggal. Artikel ini menganalisis eksotisme bentuk, fungsi, dan makna Bale Adat Kembar Agung Keraton Kesiman, salah satu dari tiga keraton penting yang menjadi pewaris Kerajaan Badung. Menggunakan pendekatan kualitatif, data sebesar ini studi dikumpulkan dari wawancara dengan kepala istana, observasi, dan studi literatur. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan kritis Cultural Studies dengan menggali makna fakta yang mendalam, dalam hal ini hal-hal yang berkaitan dengan
Bale Adat Kembar. Artikel ini menyimpulkan bahwa di tengah-tengah arus modernisasi yang cepat, bangunan tradisional kembar di Istana Agung Kesiman tetap lestari karena memiliki fungsi ritual yang akan selalu dilakukan untuk Puri leluhur sesuai dengan kehidupan manusia siklus. Artikel ini berkontribusi untuk menunjukkan bagaimana bangunan cagar budaya itu peninggalan kerajaan masih eksis dengan eksotismenya di zaman modern ini.
Enable comment auto-refresher