Cendrawasih

From BASAbaliWiki
Revision as of 14:14, 24 December 2021 by Dewayu Putri (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Music |Type of Performance=Dance |Name of the Piece=Cendrawasih |Photograph=Cendrawasih .jpg |Photograph reference=https://disbud.bulelengkab.go.id/informasi...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Cendrawasih .jpg
Type of Performance
Dance
Photo reference
https://disbud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/tari-cendrawasih-90
Genre
Tari Balih Balihan
Choreographer
N.L.N Swasthi Widjaja Bandem
Musicians, group or orchestra
  • Sekaa Gong Genta Bhuana Sari
Singer(s)/Dancer(s) or troupe
  • Aan Devita dan Nita Suwitri
Place of origin
Buleleng
Instruments
Gamelan Gong Kebyar
Related Books
    Related Holidays


      Add your comment
      BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

      Videos

      Swara Danta's YouTube Channel

      Description


      In English

      In Balinese

      In Indonesian

      Tari Cendrawasih terinspirasi dari burung khas Tanah Papua, dan di Bali sendiri burung ini dipercaya sebagai burung Dewata atau burung para dewa. Tarian ini menggambarkan percintaan burung Cendrawasih pada masa “mengawan” (musim kawin).

      Tari Cendrawasih disajikan oleh dua penari perempuan untuk memerankan burung jantan dan burung betina. Untuk mengilustrasikan ritual perkawinan khas Cendrawasih yang mana pejantan membutuhkan persiapan dan latihan, penari burung jantan akan menari terlebih dahulu, kemudian disusul penari burung betina dan keduanya pun menari bersama.

      Masa-masa mengawan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya digambarkan penuh keceriaan. Tarian ini menunjukan bagaimana kegirangan burung-burung tersebut, bermain dan saling mengejar. Secara ekspresif, sang jantan memamerkan bulu-bulu indahnya yang kaya warna pada sang betina yang memang bulu-bulunya tak seindah burung jantan.

      Cikal bakal tarian ini diciptakan oleh seniman besar I Gede Manik pada tahun 1920-an yang berasal dari Buleleng, Singaraja. Kemudian tarian ini diinterpretasikan kembali oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem pada tahun 1988, versi ini lebih dikenal dan lebih umum dipentaskan.

      In other local languages

      Audios

      Photos

      Articles