Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik was born in Deventer, the Netherlands on September 8, 1947. She is the eldest daughter of Dr. Anak Agung Made Jelantik (UN Doctor). She has loved dance since childhood and is now a Legong dance maestro. Besides being known as a dancer, she works as an ENT specialist and lecturer at the Faculty of Medicine, Padjadjaran University, Bandung.
Bulantrisna is the granddaughter of Anak Agung Anglurah Djelantik who was the last king of the Karangasem Kingdom, Bali. At the age of ten, Bulantrisna was invited by President Soekarno to the Presidential Palace in Tampaksiring, Gianyar, Bali to entertain Palace guests. Her main mentors are Anak Agung Mandera and Gusti Made Sengog, the first generation of Legong dancers. Besides Legong dance, Bulan also mastered other dances, such as Oleg. Dancing for the Moon is a release of emotion, creativity, joy, moving with soul, and as a means of prayer. Her love for dance is not only limited to movement, but she also founded a dance studio called "Ayu Bulan" in 1994. One of her dance creations is the Legong Asmarandana dance. Bulantrisna died on February 24, 2021 at Siloam Hospital, Semanggi, Jakarta due to pancreatic cancer she suffered.
Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik lahir di Deventer, Belanda, 8 September 1947. Dia merupakan putri tertua dari Dr. dr. Anak Agung Made Jelantik (Dokter PBB). Dia mencintai seni tari sejak kanak-kanak. Dia adalah seorang maestro tari Legong. Selain dikenal sebagai penari, dia berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Bulantrisna adalah cucu dari Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Kakeknya mencarikan Bulantrisna guru tari yang terkenal pada masa itu, antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Made Sengog. Pada usia sepuluh tahun, Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana. Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama. Selain tari Legong, Bulan juga menguasai tari lain, seperti Oleg. Menari bagi Bulan adalah pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdoa. Kecintaannya pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan sanggar tari yang diberi nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana. Bulantrisna meninggal pada tanggal 24 Februari 2021 di RS Siloam, Semanggi, Jakarta karena kanker pankreas yang dideritanya.
Enable comment auto-refresher