Peguyangan Kangin

From BASAbaliWiki
Revision as of 05:28, 16 October 2021 by Ida Bagus Oka (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Imagespeguyakagi.jpg
Name of Place
Peguyangan Kangin
Location
Reference
Lontar
    Folktales
      Biographies
        Children's Books
          Books
            Holidays and Ceremonies


              Add your comment
              BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

              Information about place

              Header 202102090227 .png

              In English

              In Balinese

              In Indonesian

              Membicarakan tentang sejarah Peguyangan Kangin, hal lain tak akan lepas dan daerah Peguyangan secara keseluruhan, karena Peguyangan Kangin adalah merupakan bagian pecahan dari Peguyangan induk (Kelurahan Peguyangan sekarang) namun sejarah terbentuknya Desa Peguyangan Kangin, Desa Peguyangan Kaja dan Kelurahan Peguyangan adalah amat erat hubungannya. Untuk hal ini kami akan mencoba untuk mengemukakan berdasarkan data baik yang tertulis maupun dan cerita/babad yang kami dapati dan penuturan orang tua sebagai berikut:

              1. Prasasti yang ada di Pura Batan Celagi Banjar Belusung Desa Peguyangan Kaja.

              Di sana ada catatan yang berbunyi “Sam Sat Set Kahyangan” secara umum artinya Pemuka yang memelihara Parhyangan dan para pengemong diharapkan setia untuk memeliharanya. Dari Parhyangan ini diperkirakan timbul nama Peguyangan.

              2. Prasasti yang kita jumpai di Pura Batur Bantas.

              Yang terdiri dan 1 lembar perunggu yang berbahasa Bali Kuno yang telah pernah dibaca oleh Bapak Ketut Ginama seorang yang ahli archeologi dimana lempengan prasasti tersebut hurufnya banyak yang rusak dan diperkirakan prasasti tersebut merupakan lembar yang ke empat dan diperkirakan dibuat pada abad 11. Disana hanya berisikan penghargaan dan pembebasan kepada pengemongnya dan peraturan-peraturan raja, dan tidak ditemui asal nama Peguyangan.

              3. Menurut penuturan orang-orang tua yang belum kami temui sumber tertulisnya.

              Mengatakan bahwa Peguyangan itu berasal dan kata Maguyang (makipu). Dimana waktu itu raja Panji Sakti menaiki kuda (asti) dari Denpasar/Badung menuju utara. Mengwi. Dimana setelah sampai di daerah perbatasan dengan kerajaan Mengwi, menemui daerah becek kuda beliau lalu makipu atau meguyang. Hingga daerah tersebut, daerah Pakipuan atau daerah Paguyangan lama kelamaan menjadi Peguyangan.

              4. Peguyangan dalam kerajaan Bali Kuno.

              Penemuan berupa candi-candi kecil yang kita jumpai di Pura Desa Peguyangan yang disebut “Pacung Gumi” atau “Cakra Wiwa” yang dibuat oleh Kebo Iwa yang kira-kira berarti “Kekuatan daerah atau cakra yang artinya memutar (menguasai) daerah atau yang memegang tampuk pemerintahan di daerah ini. Candi Kecil dan prasasti yang ada berasal dan pemerintahan Sri Jayapangus ±1170 Masehi. Melihat dari hal tersebut dapatlah disimpulkan bahwa pada jaman itu sudah ada pemerintahan kecil di Peguyangan ini.

              5. Peguyangan Pada Jaman Penjajahan Belanda.

              Mengenai pemerintahan raja kecil yang berkuasa di Peguyangan yang berada dibawah kerajaan Badung tidak banyak kami ketahui karena belum diketemukan data-data yang otentik/pasti. Pada tahun 1906 setelah Belanda menginjakkan kakinya di Badung, Raja Badung menyambut dengan senjata (perang). Dalam peperangan ini juga rakyat serta raja Peguyangan yang merupakan bagian kerajaan Badung turut mempertahankan hingga darah penghabisan. Setelahnya Badung kalah maka daerah ini juga menjadi jajahan Belanda.


              https://peguyangankangin.denpasarkota.go.id/