Property:Page text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
B
Kegiatan bank sapah yang dilaksanakan di banjar kancil desa Kerobokan  +
Melaksanakan Bank Sampah berbasis masyarakat di Banjar Melinggih, Desa Melinggih, Payangan, Gianyar  +
Kegiatan bank sampah sektoral yang melayani wilayah kecamatan denpasar utara  +
Melaksanakan program bank sampah induk di wilayah kabupaten klungkung  +
Melaksanakan kegiatan bank sampah di banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud  +
Kegiatan bank sampah di banjar dakdakan kelurahan peguyangan  +
Pembentukan Bank Sampah di Banjar Lungsiakan, Desa kedewatan Ubud  +
Melaksanakan kegiatan bank sampah di Desa Adat Taman Kaja,Ubud  +
Pelaksannaan Bank Sampah berbasis masyarakat di banjar Taman Kelod, Kelurahan Ubud  +
Kegiatan bank sampah di lingkungan banjar Tangtu desa Kesiman Kertalangu Denpasar  +
Melaksanakan kegiatan bank sampah di banjar Teba, Kelurahan Jimbaran  +
Kegiatan bank sampah di banjar tegeh sari kelurahan Tonja yang dibentuk oleh Yayasan Tegeh Sari  +
Melaksanakan Kegiatan Bank Sampah Di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng  +
Melaksanakan kegiatan bank sampah di desa marga dauh puri, tabanan  +
Kegiatan bank sampah di Koperasi Vijasukma Pedungan  +
Paragraf 1 Nama : I Putu Widya prabaswara Sekolah : SMK PGRI 2 BADUNG Alamat : br. Alangkadjeng denpasar barat Paragraf 2 Permasalahan: Banyak nya penumpukan sampah di pinggir jalan kota denpasar dan itu sangat tidak enak untuk di liat masyarakat ataupun tamu tamu dari luar negeri. Dan kenapa kita tidak membuat kerja bakti rutin setiap hari minggu sekali di seluruh kota denpasar untuk membuat kota itu jadi bersih dan sehat saya ingin masyarakat kota denpasar hidup sehat. Dan pesan sayang untuk pemerintah bali agar jalan jalan yang berlobang untuk di perbaikan karna jalan yang berlubang banyak nya terjadi kecelakaan karna ban yang terselib Paragraf 2 Karna banyak nya sampah contoh nya seperti botol, pelasti kantong dan sampah lain nya karna saya melihat setiap hujan di kota denpasar pasti terkena banjir jadi ayo kita menjaga kota kita dengan cara 3R Reuse, Reduce, dan Recycle Paragraf 3 Selusinya ayo Bangkitkan semangat hidup sehat dengan mengololah sampah yang ada di sekitar kita dan jangan lah kita meremehkan sebuah sampah karna jika kita meremehkan sampah dunia ini akan hancur dengan tumpukan sampah. Jadi ayo kita mengololah dan mencegah supaya sampah tidak numpuk  +
Permasalahan Di sekitaran tempat tinggal saya, banyak sampah di jalanan/di got pada pembuangan air, Dan bisa juga menyebabkan banjir pada saat hujan. Solusinya Mari kita mengajak masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, agar di jalanan bersih tanpa ada sampah apapun, dan pada saat orang berkunjung ke tempat kita orang-orang jadi enak memandang jalanan yang bersih tanpa ada sampah, dan orang lain juga bisa menghirup udara yang segar, dan kita semua juga menjadi sehat, tanpa ada penyakit, bisa juga menginspirasi orang agar di jalanan mereka bebas dari sampah/Mereka ikut juga membersihkan jalanan di tempat tinggal mereka, pemerintah harus memberikan masing" keluarga tempat Sampah di depan rumah orang-orang agar orang-orang kalo membuang sampah di jalanan tidak sembarangan, agar bisa membuang Sampah di tempat yang sudah di berikan, itu aja dari saya sekian terimakasih.  +
Baris Bebedag adalah tari wali atau tari sakral yang dipentaskan pada saat upacara Dewa Yadnya di Desa Kayubihi. Baris ini ditarikan oleh empat orang lelaki atau lebih dengan gerakan-gerakan dinamis maskulin, tetapi ada juga beberapa gerakan yang terlihat jenaka. Pada saat menari, ada bagian dimana penari mengeliligi upakara persembahan berupa nasi, lauk-pauk dan minuman alkohol (tabuh). Pada akhir tarian, penari melakukan persembahyangan dan kemudian menikmati persembahan yang dihaturkan sebagai bagian dari prosesi dan rangkaian tarian/upacara.  +
Baris Demang Demung, adalah tarian sakral sebagai simbol pasukan menggempur Belambangan. Tarian ini wajib dipentaskan dalam pujawali di Pura Pemayun, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Tarian yang hanya bisa dipentaskan di Pura Pemayun ini mengisahkan prajurit Ki Barak Panji Sakti yang berperang menggempur Kerajaan Blambangan  +
Tari Baris Gede merupakan salah satu dari berbagai jenis tarian baris yang ada di Bali. Tarian ini biasa dipentaskan saat adanya upacara di pura dan menjadi salah satu bagian pelengkap dari upacara. Tari Baris Gede masuk dalam kategori tari sakral yang dipentaskan di pura-pura. Tarian ini juga hampir tersebar di seluruh daerah di Bali. Tari Baris Gede diperkirakan telah ada sejak abad ke-8, namun sayang hingga kini tidak diketahui siapa penciptanya. Peneliti Tari dari Institut Seni Indonesia (ISI), Denpasar Prof. Wayan Dibia, menuturkan Tari Baris Gede merupakan jenis kelompok baris massal yang dapat dipentaskan dalam berbagai versi. Dimana tarian sakral ini ditarikan secara berkelompok dalam jumlah tertentu sesuai arti di masing-masing daerah. “Ada yang satu kelompok delapan penari, bahkan ada sampai 40 penari, ada yang diikat dengan simbul-simbul tertentu, misalnya ditarikan oleh 9 orang karena menggambarkan arah mata angin, senjata-senjatanya itu adalah senjata nawa sanga,” papar Prof. Wayan Dibia. Menurut Dibia, senjata yang biasanya dipakai dalam Baris Gede juga beragam, dimana ada yang menggunakan tombak, cakra atau tamiang (tameng). Hal ini karena Baris Gede menggambarkan Widyadara (pengawal) yang mengiringi para dewa atau menyambut kedatangan para dewa. Namun di sisi lain Baris Gede ini juga diartikan sebagai tarian prajurit perang. Baris Gede, tarian yang melengkapi tari Rejang, adalah sebuah tarian yang dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa dalam rangkaian odalan di lingkungan desa yang bersangkutan. Baris Gede biasanya dipentaskan di siang hari beberapa saat sebelum atau sesudah pementasan tari Rejang, walaupun kedua bentuk tarian ini tidak sesalu berhubungan. Seperti halnya penari Rejang yang secara khusus mengenakan hiasan kepala bunga semi melingkar, Baris Gede dikenal dari mahkota berbentuk segitiga yang di pakai para penarinya, yang terdiri dari susunan keeping-keping kerang laut yang menunjuk ke atas seperti pyramid; yang disematkan pada pir-pir yang menyebabkannya bergetar seiring gerakan sang penari. Para penari Baris Gede dianggap sebagai pengawal para Dewa yang intuk sementara waktu akan menempati pretima. Para penari membawa senjata pusaka yang sacral seperti tombak, panah, tameng, keris atau di beberapa desa bahkan senapan. Setiap penari membawa senjata dengan jenis yang sama, dan tari Baris yang dibawakan identic dengan jenis senjata yang dibawa. Menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Baris, berasal dari kata “bebaris”, yang dapat diartikan sebagai pasukan. Oleh karena hal tersebut, maka tari baris menggambarkan ketangkasan prajurit. Keberadaan tari baris gede ini, masih terpelihara dengan baik, karena tari baris gede tergolong kedalam jenis seni sakral. Tari baris gede, diketahui keberadaannya sejak abad ke-8, namun sayangnya tidak diketahui, siapa gerangan yang menciptakan tarian ini. Baris Gede merupakan jenis tarian masal, yang dapat dipentaskan sesuai versi masing-masing daerah. Secara umum, tari baris gede difungsikan sebagai tari wali, untuk melengkapi sebuah upacara yadnya.. Selain menggambarkan ketangkasan prajurit, baris gede ini juga merupakan tari penyambutan, yang melukiskan para pengawal, sebagai pengiring para Dewa, atau dengan kata lain, untuk menyambut kehadiran para dewata.