Property:Response text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
B
Pura Ulun Danu Batur sering dianggap sebagai pura terbesar kedua di Bali karena Sebagian besar penduduknya beragama Hindu karena jumlahnya yang besar. Banyaknya kuil merupakan salah satu alasan mengapa masih banyak tempat ibadah Hindu. Mereka mudah ditemukan. Bali tidak dapat dipisahkan dari upacara adat dan agama. Hal-hal seperti wajah yang menciptakan daya tarik. Oleh karena itu pura Ulun Danu menjadi populer sebagai tujuan wisata karena budaya dan adat istiadat mereka. Umat Hindu di Bali memiliki berbagai upacara adat yang dalam filosofinya adalah sadar terhadap alam dan makna menjaga lingkungan dalam melakukan ritual. 1 Satu bentuk usaha menjaga dan melestarikan alam dengan melakukan ritual khusus yang digunakan di alam dengan cara yang berasal dari alam . Namun pelaksanaan kegiatan persembahan ini banyak masyarakat yang tidak membuang sampah yang dihasilkan dari peralatan dengan persembahan mereka sehingga sampah sampah menjadi kompos organik yang dapat didaur ulang, sehingga dalam hal ini seseorang memiliki sampah yang cukup banyak sehingga menimbulkan masalah bagi orang lain karena ulah masyarakat yang tidak meningkatkan kesadaran mereka, sehingga cara dalam penanggulangan sampah dari kegiatan keagamaan adalah meningkatkan kesadaran diri untuk mengurangi sampah yang dihasilkan dari sesajen.  +
Cara mengurangi sampah pada saat ada upacara keagamaan, upaya yang dilakukan yaitu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat supaya sisa sisa persembahyangan yang tidak digunakan sesudah sembahyang supaya sampah tersebut diletakkan di tempat sampah.Lalu sampah itu dipilah terlebih dahulu, sampah sisa sisa persembahyangan bisa digunakan untuk pupuk. Sampah bekas kulit canang juga bisa kita gunakan sebagai sedotan yang ramah lingkungan.Kalau ada masyarakat yang makan di area pura supaya tidak meninggalkan sampahnya di pura dan penjual penjual di area supaya tidak meninggalkan sampahnya di area pura, itu menyebabkan puranya terlihat tidak bagus. solusi lainnya yang dapat kita lakukan adalah tidak menggunakan kantong plastik sebagai wadah tirta atau canang. kita bisa membawa sampah sisa persembahyangan tersebut untuk dibawa pulang, ataupun kita bisa membuat tempat lubang biofiri di area tempat persembahyangan.  +
Om Swastiastu para hadirin semuanya. Nama saya I Dewa Ayu Pramita Yoniadi dari SMA N 1 SUSUT. Di hari yang baik ini, saya akan memberikan sedikit pendapat saya tentang adanya sampah di pura. Baik, apa yang membuat banyaknya pura yang kotor akibat sampah upacara tersebut? Adanya sampah tersebut karena ada kegiatan karya atau tidak menekankan kebersihan atau tidak memiliki tukang bersih di pura. Nah karena itu, saya akan memberikan pendapat bagaimana agar pura itu selalu indah setiap hari. Pendapat saya yang pertama, di saat kita akan mempersembahkan canang, jika boleh, setelah mempersembahkan bakti itu, bekas canang dan yang berisi plastik jika boleh harap dibawa pulang atau taruh di tong sampah. Yang kedua, harus ada sarana seperti tong sampah, tempat sampah, juga harus ada tukang sapu yang siap membersihkan pura itu. Yang ketiga, wajib ada pengayah dari truna truni, komunitas, atau anak-anak sekolah, itu dibuatkan jadwal gotong royong di pura atau saat purnama tilem, kajeng kliwon, dan yang sehari-hari. Sampah-sampah itu harusnya dipisahkan jadi beberapa bagian, yaitu sampah plastik, sampah canang atau daun, dan sampah yang lainnya, supaya tidak tercampur. Lama kelamaan jika kita peduli terhadap sampah itu, pasti pura atau lingkungan kita bersama indah atau bersih. semua itu bisa terjadi jika kita bersama peduli memelihara lingkungan. Tidak susah jika kita rajin membiasakan diri, pasti lingkungan itu indah, dan kita pasti senang. Baik begitu saja yang bisa saya sampaikan, maafkan bila ada kekurangan saya. Saya tutup dengan parama santih, Om Santih Santih Santih Om.  +
1. Hindari penggunaan kantong plastik untuk membawa alat persembahyangan atau barang lainnya. Alih-alih menggunakan kantong plastik sekali pakai, pemedek dapat memilih wadah yang lebih ramah lingkungan, seperti tas anyaman maupun tas yang terbuat dari kain yang dapat digunakan kembali. 2. Melakukan pemilahan sampah. Pura sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terpisah untuk sampah organik dan non-organik, sehingga sisa-sisa persembahyangan organik seperti bunga, canang ataupun daun bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah non-organik didaur ulang untuk mengurangi pencemaran. 3. Mengedukasi para pemedek mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan memilah sampah bisa diberikan melalui ceramah ataupun media komunikasi seperti papan informasi di area Pura. 4. Mengadakan kegiatan gotong royong pasca upacara. Dengan melaksanakan gotong royong ini, sampah-sampah dapat dikumpulkan dan dipilah dengan baik, sehingga lingkungan Pura tetap bersih dan sakral. Melalui penerapan langkah-langkah tersebut, aktivitas keagamaan di Pura dapat tetap berlangsung dengan penuh khusyuk, tanpa meninggalkan jejak negatif bagi alam sekitar.  +
1. Hindari penggunaan kantong plastik untuk membawa alat persembahyangan atau barang lainnya. Alih-alih menggunakan kantong plastik sekali pakai, pemedek dapat memilih wadah yang lebih ramah lingkungan, seperti tas anyaman maupun tas yang terbuat dari kain yang dapat digunakan kembali. 2. Melakukan pemilahan sampah. Pura sebaiknya menyediakan tempat sampah yang terpisah untuk sampah organik dan non-organik, sehingga sisa-sisa persembahyangan organik seperti bunga, canang ataupun daun bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah non-organik didaur ulang untuk mengurangi pencemaran. 3. Mengedukasi para pemedek mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan memilah sampah bisa diberikan melalui ceramah ataupun media komunikasi seperti papan informasi di area Pura. 4. Mengadakan kegiatan gotong royong pasca upacara. Dengan melaksanakan gotong royong ini, sampah-sampah dapat dikumpulkan dan dipilah dengan baik, sehingga lingkungan Pura tetap bersih dan sakral. Melalui penerapan langkah-langkah tersebut, aktivitas keagamaan di Pura dapat tetap berlangsung dengan penuh khusyuk, tanpa meninggalkan jejak negatif bagi alam sekitar.  +
kita umat hindu memang sering sekali melaksanakan upacara agama ,karena itu merupakan wujud bakti kita kepada Tuhan yang dimana sudah memberikan kita anugrah yang melimpah,akan tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah sampah sehabis kita sembahyang dan sisa perlengkapan upacara yang menyebabkan pura yang seharusnya menjadi tempat suci menjadi tempat yang kotor. Oleh karena itu mari kita belajar mengolah sampah seperti, memilah sampah plastik dengan sampah lainnya dan tempatkan di tempat sampah yang berbeda supaya sehabis upacara itu kita lebih mudah apabila sampah daun dan sejenisnya bisa kita olah menjadi pupuk organik,untuk sampah plastik bisa kita jual agar bisa di daur ulang. Kita juga apabila hendak sembahyang ke pura jangan menggunakan tempat bunga atau banten yang berbahan plastik.gunakanlah tempat yang bisa di pakai terus menerus tetapi harus bersih dan jangan di gunakan untuk keperluan lain diluar sembahyang. Kita harus melaksanakan itu dan saling mengingatkan satu sama lain,karena walaupun sebesar apapun upacara yang kita persembahkan jika setelah upacara itu kita belum bisa mengatasin sampah tersebut maka upacara tersebut akan kurang baik maknanya  +
Pengempon pura, manggala karya, pemedek, dan pedagang harus bersatu dalam mengurangi dan mengelola sampah upacara di pura. Berikut pendapat saya terkait usaha yang dapat dilaksanakan: 1) Pengempon menyusun peraturan, membentuk satuan tugas mengurangi dan mengelola sampah di pura seperti menjadi pupuk dan eco enzyme, menyediakan tempat sampah organik, anorganik dan residu di tempat yang strategis, menyediakan lubang biopori sampah organik, mengadakan sosialisasi melalui pengeras suara, spanduk, maupun media sosial, serta menegakkan sanksi tegas bagi yang melanggar. 2) Pemedek untuk tidak membawa atau menggunakan tas kresek serta produk lain yang berbahan plastik sekali pakai, pemedek membuang sampah bekas muspa di tempat yang disediakan, dilarang membuang sisa lungsuran di pura, dan ikut mengingatkan hal tersebut kepada pemedek lainnya. 3) Para pedagang di sekitar pura harus menjaga kebersihan dengan tidak menyediakan dan menggunakan tas kresek atau produk lain berbahan plastik serta mengelola sampah berbasis sumber.  +
Tri Hita Karana adalah keselarasan antara manusia dengan semesta dan merupakan pedoman Masyarakat Bali. Pura Besakih menjadi salah satu contoh interaksi keselarasan antara manusia dengan Tuhan. Menurut laman resmi Pemerintah Kabupaten Karangasem, Pura Besakih mencatatkan total pengunjung sebanyak 248.675 orang pada tahun 2023. Interaksi pengunjung tersebut menghasilkan sampah sebesar 1 ton setiap harinya. Hal ini juga diperburuk dengan minimnya persediaan tempat sampah yang ada, sehingga dapat menimbulkan penumpukan sampah. Penumpukan sampah organik menimbulkan gas metana yang memicu ledakan. Sebagai Masyarakat Bali harusnya kita sadar dengan permasalahan ini, saya mencanangkan program “Pilah dan Olah”. Program ini akan menambahkan tempat sampah khusus pada area pura, di setiap pura akan diberikan 2 tempat sampah khusus dengan masing-masing sebagai tempat sampah buah-buahan dan canang. Program ini akan melakukan pengolahan limbah buah-buahan menjadi eco-enzym, dan limbah canang menjadi kompos. Adanya program ini saya berharap dapat meningkatkan prinsip 3R dan prinsip Tri Hita Karana Masyarakat Bali.  +
C
Cara kita mengurangi sampah ketika sedang melaksanakan upacara agama adalah sebagai berikut: 1. Membeli jajanan upacara di toko curah. Jika tidak ada toko curah di kotamu, kamu bisa membelinya di tempat konvensional seperti pasar dan supermarket. Dengan itu, kita wajib membawa wadah guna ulang seperti toples, kontainer, dan lainnya, Gunakan lagi wadah-wadah itu saat persembahannya dihaturkan. Apabila dirasa menyulitkan, kamu bisa langsung saja membeli jajanan tradisional. Sebab, jajanan tradisional bali pada dasarnya sudah ramah lingkungan. Kemasannya menggunakan bahan organik, bebas plastik seperti kulit jagung, janur, daun pisang, dan lainnya. 2. Tak luput juga kita wajib membeli jajanan dan buah untuk upacara yang disukai seluruh anggota keluarga. Dengan itu, tidak akan ada makanan bersisa. Kalaupun masih ada, sisa makanan itu bisa diberikan ke hewan peliharaan seperti anjing, babi, maggot, dan lainnya. Cara lainnya adalah makanan sisa itu dijadikan kompos. 3. Saat melakukan persembahyangan ke Pura, tidak lupa untuk membawa wadah keben beserta tas kainnya, toples untuk mewadahi tirta, dupa tanpa kemasan plastik sekali pakai, dan berbekal air minum dalam tumbler. Apabila di Pura terdapat biopori dan sumur kompos, bunga, kwangen, dan dupa bekas persembahyangan bisa diletakan di sana.  +
Om swastiastu pemirsa wikiton, hidup pasti ada banyak masalah, salah satunya sampah, dalam kegiatan sehari hari tentunya kita menghasilkan sampah, salah satu nya kegiatan di pura. Seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 kita harus menjaga kebersihan lingkungan, dalam agama hindu sendiri kita bisa menjaga nya dengan menjalankan TRI HITA KARANA yaitu dengan cara: Parahyangan: kita sebagai manusia patut menjalankan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara tidak mengotori pura, membuang sampah sisa sesajen atau canang bisa dibuang di rumah masing-masing. Pawongan: Kita wajib menjaga dan menjaga keharmonisan di masyarakat, dengan cara membuat sampah yang sudah di pilah, diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dibagikan atau dijual ke masyarakat supaya bisa berguna. Palemahan: Sampah yang sudah di olah menjadi kompos di tebar di hutan atau sawah supaya bisa menjaga keharmonisan alam dan berdampak positif atau baik bagi kita semua. Semoga membantu, saya tutup om santi santi santi om  +
Cara untuk mengurangi sampah pada aktivitas keagamaan yaitu bisa dilakukan dengan cara menggunakan peralatan yang tidak sekali pakai jadi ketika ada acara kita bisa menggunakannya lagi atau kita bisa menggunakan hiasan dan bahan yang terbuat dari bahan organik, dengan hal itu dapat membantu kita untuk mengurangi sampah anorganik. Selain itu kita bisa mengurangi sampah pada aktivitas keagamaan dengan cara menyediakan tempat sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang terkumpul dapat kita manfaatkan sebagai kompos untuk tanaman yang ada disekitar kita sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua . Sedangkan sampah anorganik yang sudah terkumpul dapat kita manfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan dengan menggerakkan warga sekitar untuk membuat kerajinan tersebut untuk hiasan atau kita bisa perjual belikan sehingga kita bisa mendapatkan untung dari kerajinan yang sudah dibuat tersebut.  +
Sampah sisa upacara keagaman menjadi salah satu penyumbang sampah di Bali. Sampah sisa upacara keagaman seperti sampah canang,bunga,kresek,dan sisa banten.Penggunaan kresek sebagai wadah canang menjadi masalah kedua setelah sampah canang.Padahal, pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. Sayangnya, himbauan ini masih banyak dihuraukan masyarakat.Sebagai alternatif, kita dapat menggunakan tas kain yang lebih ramah lingkungan. Selain itu sampah canang selalu berserakan di pelataran pura dikarenakan kurangnya tanggung jawab para pemedek pura untuk membuang sampah di tempatnya dan dipilah sampahnya.Sampah sisa canang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dengan cara mengolah sisa daun dan bunga dari canang  +
Om swastiyastu Dalam ajaran agama Hindu, terdapat beberapa prinsip dan praktis yang dapat diterapkan untuk mengurangi sampah plastik khususnya di pura Besakih, dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan. Caranya memberikan himbauan kepada penangkil atau yang mau sembahyang agar membuang sampah di tempatnya dan tidak boleh membawa plastik ke dalam pura. Itu saja pendapat singkat dari saya, ayo mari Kita bersama menjaga keindahan alam dan melestarikan budaya bali!!. Om Shanti Shanti Shanti Om  +
Jadi masyarakat harus membuat peraturan yang lebih ketat,agar masyarakat bisa mengambil tanggung jawabnya sendiri ,untuk menjaga pelestarian di pura batur,tampa adanya sampah plastik.  +
Ada beberapa contoh cara memanfaatkan sampah sisa sesajen menurut saya: 1. Memakai bahan yang 'non diposable' atau bahan upakara yang bisa dipakai selanjutnya, misalnya ceper canang yang berbahan lontar, BusungIbung dan daun kelapa tua. 2. Memilah sampah, menurut sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik dapat dipilah lagi menjadi sampah organik yang bisa dibuat Kompos ataupun tidak. Sampah organik bisa diolah menjadi Kompos dan Eco-enzym. Sampah-sampah itu diolah menjadi Kompos dahulu. Hasilnya akan menjadi dua bentuk bernama Eco-enzym yang berupa cairan, dan Kompos yang berbentuk padat. Kompos itu juga bisa dipakai sebagai pupuk dan campuran kompos yang selanjutnya. 3. Sampah sisa upakara yang tidak bisa digunakan sebagai Kompos atau Eco-enzym, bisa dibakar di halaman belakang atau di luar areal Pura. Abu sisa pembakaran bisa digunakan sebagai campuran pembuatan Kompos selanjutnya. 4. Jika ada sampah plastik dan sampah anorganik pada sisa upacara yadnya. dipilah dan dikumpulkan untuk dibawa di TPST terdekat.  +
Cara mengurangi jumlah sampah di aktivitas keagamaan yaitu supaya para pendatang ke pura untuk membawa tempat bunga yang kecil,dan apabila bawa makanan supaya memakai tempat makanan dari rumah masing masing supaya tidak memakai sampah plastik  +
Di Bali banyak sekali kegiatan keagamaan. Hal itu membuat masyarakat Bali ikut serta melaksanakan upacara itu. sebelum kegiatan itu berlangsung akan ada persiapan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yang biasanya diadakan di pura. Selesai hal itu, akan ada acara istirahat bagi masyarakat. Hal itu dilakukan oleh masyarakat Bali dengan cara memakan makanan yang telah disiapkan. Seperti contoh, kopi dan jajan Bali. Selesai hal itu, banyak Masyarakat Bali yang lupa akan pentingnya kebersihan lingkungan. Banyak yang secara tidak sengaja membuang bekas makanan dan minuman karena jarak dengan tempat pembuangan cukup jauh. Dan hal itu lah yang harus diperhatikan oleh masyarakat bali, terutama jika kegiatannya di pura. Yaitu : 1. Kita harus menumbuhkan rasa peduli kepada lingkungan, terutama di tempat pura 2. Kita seharusnya menyediakan tempat sampah di pura, dan tempat untuk mengolahnya juga.  +
Mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan yaitu sebagai berikut. 1. Mengurangi penggunaan plastik dengan mengganti dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti kantong kain atau wadah dari bahan daur ulang. 2. Memastikan bahwa setelah melakukan persembahyangan, sampah yang masih ada di area persembahyangan dibuang ke tempat sampah. 3. Melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah dan bagaimana cara-cara sederhana untuk menguranginya. 4. Terakhir, melibatkan komunitas dalam inisiatif kebersihan dan daur ulang untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif. Dengan 4 cara sederhana tersebut, kita bisa mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan. Mengurangi sampah dalam aktivitas beragama adalah langkah penting yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Dalam konteks beragama, banyak kegiatan seperti perayaan, upacara, dan kegiatan komunitas dapat menghasilkan banyak sampah, baik itu dari makanan, kemasan, atau produk sekali pakai. "Beribadah dengan Bijak, Kurangi Sampah untuk Kebaikan Bersama."  +
Sampah merupakan material buangan yang berasal dari kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan agama. Mengingat upacara keagamaan Hindu di Bali melibatkan sarana-sarana seperti banten, dekorasi, dan lain-lain, sisa-sisa upacara tersebut menjadi limbah atau sampah. Terdiri dari sampah organik dan non-organik yang tidak dapat terurai secara alami. Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan agar tetap ber-Yadnya tanpa merusak alam sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana. 1. **Mengurangi Sampah Plastik** Ketika masyarakat membuat banten, akan lebih baik jika tidak menggunakan plastik sekali pakai. Sebaiknya menggunakan sarana yang dapat digunakan kembali atau menggunakan bahan organik. 2. **Buang Sampah di Tempat yang Disediakan** Saat di pura, buanglah sampah sisa persembahyangan di tempat yang telah disediakan sesuai kategorinya.  +
Sampah upakara yang ada di pura-pura besar seperti Pura Batur dan pura Besakih. Ring pura-pura besar banyak sampah yang tidak dapat di daur ulang. Sampah yang ada pura besar di bagi menjadi dua yaitu sampah organik seperti ( sampah canang,bunga, janur dan kalo ada upakara santun berisi kelapa dan tatakan yang orang sebut dengan taledan), kalau sampah anorganik seperti ( plastik canang, plastik dupa, dan botol). Banyak masyarakat menggunakan seluruh sampah di atas. Sebelum menjadi sampah, hal tersebut digunakan untuk sarana untuk sembahyang dan upakara di pura. Sekarang banyak masyarakat menggunakan sampah tersebut ada dan tidak ada yang memilah dan membuang sampah di tempat sampah yang sudah tersedia. supaya sampah tersebut di menumpuk dan menjadi barang yang berguna, sampah organik bisa dijadikan kompos dan sampah anorganik menjadi Ecobrick.  +