Property:Response text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
B
Kita semua sebagai anak muda sudah seharusnya sadar tentang lingkungan yang kita gunakan mendekatkan diri kepada tuhan atau beribadah. Masalah tentang sampah pasti kita ketahui di lingkungan kita bersama. Lalu upaya langkah utama kita sebagai anak muda memberikan kesadaran yang baik untuk masyarakat yang lain, menyatukan aspirasi atau pendapat kita tentang masalah sampah di area pura setempat. Selanjutnya sesudah lingkungan area pura itu bersih harus kita jaga bersama, namun apabila tidak bisa bersih kita perlu peran pemerintah atau ketua desa adat setempat membuat kebijakan yang pantas. Disini kita perlu seluruh peran masyarakat dan pemerintah bali agar lingkungan bali kita bersama selalu bersih. "Rencana tanpa aksi hanyalah halusinasi" kalimat tersebut yang seharusnya kita ingat bersama agar usaha kita semua tidak sia-sia untuk bali. Mengurangi penggunaan sampah plastik juga salah satu cara menyelamatkan pulau bali dari pemanasan global. Apakah ada reaksi dari pemerintah tentang masalah ini?  +
Di dunia ini banyak sekali masalah masalah yang dapat membuat lingkungan tercemar salah satu nya itu ialah masalah sampah. Khususnya di Bangli sampah adalah masalah yang cukup rumit untuk di pecahkan , sampah di bangli contohnya sampah bekas upacara keagamaan, dimana di Bangli terutama di Batur selalu ada upacara keagamaan di setiap bulan atau tahunnya dimana acara tersebut akan menghasilkan banyak sekali sampah seperti sampah janur sampah plastik sampah bunga dan lain sebagainya. Menurut saya cara untuk mengurangi sampah hasil upacara keagamaan ialah dengan kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Dari kesadaran masyarakat itu sendiri yang bisa di ajak berkontribusi untuk tidak membuang sampah sembarangan akan dapat mengurangi jumlah sampah.lalu kedua kita mungkin bisa mengolah sampah janur untuk dijadikan kompos karna janur merupakan tumbuhan jadi pasti bisa untuk dijadikan kompos.Jika sampah plastik itu dapat didaur ulang dan di perjualkan kepada pemasok sampah plastik dengan demikian sampah bisa teratasi dengan baik  +
Di Bali, banyak sekali sampah yang berasal dari kegiatan agama yang bisa bikin lingkungan kita kotor kalau nggak dikelola dengan benar. Tapi, sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi masalah ini. Misalnya, kita bisa mulai dengan memisahkan sampah kering dan basah. Kalau ada sampah organik, kita bisa menggunakan mesin pencacah untuk mempercepat proses penguraiannya, lalu mengubahnya jadi kompos yang berguna untuk tanah. Bunga-bunga bekas dari upacara agama juga bisa dikeringkan dan diolah jadi dupa atau wewangian yang aromanya enak. Selain itu, sampah dari banten, seperti daun dan bunga, bisa diubah jadi bahan bakar hayati yang ramah lingkungan. Dengan cara-cara ini, kita nggak cuma menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga memanfaatkan sampah dengan lebih baik.  +
Kita harus mengurangi sampah anorganik dan sampah sampah organik di kawasan pura batur, dengan cara memilah sampah, dengan ini sampah dapat berkurang di area pura batur  +
Dengan cara berikut: 1. Menggunakan bahan ramah lingkungan: Ganti peralatan sekali pakai (seperti gelas plastik, kantong plastik, atau piring styrofoam) dengan bahan yang bisa digunakan ulang, seperti bambu, daun, atau bahan yang dapat terurai secara alami. 2. Menyediakan tempat sampah terpisah: Sediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik agar sampah bisa didaur ulang dengan lebih efektif. 3. Mengurangi penggunaan kemasan plastik: Jika ada pembagian makanan, hindari penggunaan kemasan plastik. Gunakan kotak makanan yang terbuat dari bahan yang bisa terurai atau yang bisa digunakan ulang. 4. Edukasi dan sosialisasi: Libatkan komunitas dalam kegiatan edukasi terkait pentingnya mengurangi sampah dan memberikan contoh-contoh nyata dalam praktik sehari-hari selama aktivitas keagamaan. 5. Menggunakan bunga lokal: Dalam upacara yang memerlukan persembahan bunga, usahakan menggunakan bunga lokal yang lebih ramah lingkungan daripada bunga impor yang sering dikemas dalam plastik. 6. Menghemat penggunaan kertas: Jika diperlukan bahan cetakan seperti undangan atau doa, gunakan media digital atau cetakan minimalis yang menggunakan kertas daur ulang. 7. Menggunakan tirta dari wadah alami: Saat upacara, air suci (tirta) bisa disajikan menggunakan wadah alami, seperti tempurung kelapa atau kendi tanah, yang tidak menghasilkan sampah plastik  +
Sampah adalah masalah yang sudah masuk di Indonesia terutama di daerah saya di Bali, di Bali pasti tidak akan lepas dari adat istiadat yang di gelar terutama di daerah Batur, di Batur pasti sudah terkenal di Bali karena batur ada pura yang disebut pura ulun danur batur yang merupakan pura terbesar no 2 di Bali dan tidak lepas dalam upacara keagamaan di batur menghasilkan banyak sekali sampah baik di purnama kapat maupun purnama kedasa sebagian sampah di pura ini 70% merupakan sampah organik seperti sampah bunga, atau alat persembahyangan lainnya ada 30% sampah anorganik seperti bekas sampah plastik pembungkusan sesajen, kita bisa mengurangi jumlah sampah tersebut kegiatan keagamaan kesabaran ini mungkin dengan menggunakan sampah yang baik untuk membungkus sesajen dan membuang bunga/ alat persembahyangan lainnya ke tong sampah yang sudah disiapkan agar sisa sisa sampah agar lingkungan pura tetap asri  +
Pura Ulun Danu Batur sering dianggap sebagai pura terbesar kedua di Bali karena Sebagian besar penduduknya beragama Hindu karena jumlahnya yang besar. Banyaknya kuil merupakan salah satu alasan mengapa masih banyak tempat ibadah Hindu. Mereka mudah ditemukan. Bali tidak dapat dipisahkan dari upacara adat dan agama. Hal-hal seperti wajah yang menciptakan daya tarik. Oleh karena itu pura Ulun Danu menjadi populer sebagai tujuan wisata karena budaya dan adat istiadat mereka. Umat Hindu di Bali memiliki berbagai upacara adat yang dalam filosofinya adalah sadar terhadap alam dan makna menjaga lingkungan dalam melakukan ritual. 1 Satu bentuk usaha menjaga dan melestarikan alam dengan melakukan ritual khusus yang digunakan di alam dengan cara yang berasal dari alam . Namun pelaksanaan kegiatan persembahan ini banyak masyarakat yang tidak membuang sampah yang dihasilkan dari peralatan dengan persembahan mereka sehingga sampah sampah menjadi kompos organik yang dapat didaur ulang, sehingga dalam hal ini seseorang memiliki sampah yang cukup banyak sehingga menimbulkan masalah bagi orang lain karena ulah masyarakat yang tidak meningkatkan kesadaran mereka, sehingga cara dalam penanggulangan sampah dari kegiatan keagamaan adalah meningkatkan kesadaran diri untuk mengurangi sampah yang dihasilkan dari sesajen.  +
Cara mengurangi sampah pada saat ada upacara keagamaan, upaya yang dilakukan yaitu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat supaya sisa sisa persembahyangan yang tidak digunakan sesudah sembahyang supaya sampah tersebut diletakkan di tempat sampah.Lalu sampah itu dipilah terlebih dahulu, sampah sisa sisa persembahyangan bisa digunakan untuk pupuk. Sampah bekas kulit canang juga bisa kita gunakan sebagai sedotan yang ramah lingkungan.Kalau ada masyarakat yang makan di area pura supaya tidak meninggalkan sampahnya di pura dan penjual penjual di area supaya tidak meninggalkan sampahnya di area pura, itu menyebabkan puranya terlihat tidak bagus. solusi lainnya yang dapat kita lakukan adalah tidak menggunakan kantong plastik sebagai wadah tirta atau canang. kita bisa membawa sampah sisa persembahyangan tersebut untuk dibawa pulang, ataupun kita bisa membuat tempat lubang biofiri di area tempat persembahyangan.  +
Om Swastiastu para hadirin semuanya. Nama saya I Dewa Ayu Pramita Yoniadi dari SMA N 1 SUSUT. Di hari yang baik ini, saya akan memberikan sedikit pendapat saya tentang adanya sampah di pura. Baik, apa yang membuat banyaknya pura yang kotor akibat sampah upacara tersebut? Adanya sampah tersebut karena ada kegiatan karya atau tidak menekankan kebersihan atau tidak memiliki tukang bersih di pura. Nah karena itu, saya akan memberikan pendapat bagaimana agar pura itu selalu indah setiap hari. Pendapat saya yang pertama, di saat kita akan mempersembahkan canang, jika boleh, setelah mempersembahkan bakti itu, bekas canang dan yang berisi plastik jika boleh harap dibawa pulang atau taruh di tong sampah. Yang kedua, harus ada sarana seperti tong sampah, tempat sampah, juga harus ada tukang sapu yang siap membersihkan pura itu. Yang ketiga, wajib ada pengayah dari truna truni, komunitas, atau anak-anak sekolah, itu dibuatkan jadwal gotong royong di pura atau saat purnama tilem, kajeng kliwon, dan yang sehari-hari. Sampah-sampah itu harusnya dipisahkan jadi beberapa bagian, yaitu sampah plastik, sampah canang atau daun, dan sampah yang lainnya, supaya tidak tercampur. Lama kelamaan jika kita peduli terhadap sampah itu, pasti pura atau lingkungan kita bersama indah atau bersih. semua itu bisa terjadi jika kita bersama peduli memelihara lingkungan. Tidak susah jika kita rajin membiasakan diri, pasti lingkungan itu indah, dan kita pasti senang. Baik begitu saja yang bisa saya sampaikan, maafkan bila ada kekurangan saya. Saya tutup dengan parama santih, Om Santih Santih Santih Om.  +
Biopori Sebagai Pengolahan Sampah Organik Seperti di Wikipedia bahasa Indonesia ensiklopedia bebas yang diupload pada tanggal 17 Oktober 2024. Bali merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan berbagai julukannya yaitu Pulau seribu pulau, banyaknya wilayah di Bali tidak lepas dari adanya upacara keagamaan yang beraneka ragam. Disetiap upacara keagamaan tentunya memerlukan sarana upacara seperti canang. Sisa sampah canang upacara inilah yang sedang menjadi pokok permasalah masyarakat Hindu dikarenakan menumpuknya sampah canang yang tidak diolah. Salah satu cara penanggulan sampah tersebut adalah dengan penanaman biopori disekitar area pura, sampah organik yang ditanam di biopori akan berubah menjadi kompos sehingga sampah canang tidak lagi menumpuk dan bisa kita jadikan pupuk untuk tanaman. Dengan biopori sampah canang organik akan terurai sendiri dengan begitu mudah bagi kita untuk mengatasi permasalahan sampah dan area pura akan tetap terjaga  +
C
Cara mengurangi jumlah sampah di aktivitas keagamaan yaitu supaya para pendatang ke pura untuk membawa tempat bunga yang kecil,dan apabila bawa makanan supaya memakai tempat makanan dari rumah masing masing supaya tidak memakai sampah plastik  +
Karena banyaknya kegiatan persembahyangan pada hari raya. Sampah berserakan di mana-mana yang sulit untuk ditangani. Banyak orang yang tidak memperhatikan sampah karena menganggap sampah adalah hal yang sepele. Dan menganggap di tempat ibadah ada petugas kebersihan. Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah ini: 1. Membuat aturan dilarang membuang sampah di pura 2. Menempatkan tong sampah di titik-titik yang sering dilalui orang 3. Bagi para pengunjung perlu menerapkan sistem 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Dapat diterapkan seperti: 1. Membawa sampah persembahan kembali ke rumah 2. Jika benar-benar membutuhkan plastik, pilihlah jenis plastik yang dapat digunakan kembali. 3. Menggunakan sarana ibadah pribadi, agar tidak menimbulkan sampah. Meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya sampah, bisa melalui media sosial maupun bakti sosial. Jangan hanya gaya elit, mengurangi sampah sulit.  +
Di Bali banyak sekali kegiatan keagamaan. Hal itu membuat masyarakat Bali ikut serta melaksanakan upacara itu. sebelum kegiatan itu berlangsung akan ada persiapan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yang biasanya diadakan di pura. Selesai hal itu, akan ada acara istirahat bagi masyarakat. Hal itu dilakukan oleh masyarakat Bali dengan cara memakan makanan yang telah disiapkan. Seperti contoh, kopi dan jajan Bali. Selesai hal itu, banyak Masyarakat Bali yang lupa akan pentingnya kebersihan lingkungan. Banyak yang secara tidak sengaja membuang bekas makanan dan minuman karena jarak dengan tempat pembuangan cukup jauh. Dan hal itu lah yang harus diperhatikan oleh masyarakat bali, terutama jika kegiatannya di pura. Yaitu : 1. Kita harus menumbuhkan rasa peduli kepada lingkungan, terutama di tempat pura 2. Kita seharusnya menyediakan tempat sampah di pura, dan tempat untuk mengolahnya juga.  +
Mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan yaitu sebagai berikut. 1. Mengurangi penggunaan plastik dengan mengganti dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti kantong kain atau wadah dari bahan daur ulang. 2. Memastikan bahwa setelah melakukan persembahyangan, sampah yang masih ada di area persembahyangan dibuang ke tempat sampah. 3. Melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah dan bagaimana cara-cara sederhana untuk menguranginya. 4. Terakhir, melibatkan komunitas dalam inisiatif kebersihan dan daur ulang untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif. Dengan 4 cara sederhana tersebut, kita bisa mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan. Mengurangi sampah dalam aktivitas beragama adalah langkah penting yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Dalam konteks beragama, banyak kegiatan seperti perayaan, upacara, dan kegiatan komunitas dapat menghasilkan banyak sampah, baik itu dari makanan, kemasan, atau produk sekali pakai. "Beribadah dengan Bijak, Kurangi Sampah untuk Kebaikan Bersama."  +
Konsep ajaran Hindu, terutama yang berasal dari konsep Tri Hita Karana, keharmonisan antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi, harus selalu diingat. Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk dalam pelaksanaan upacara agama, merupakan salah satu cara masyarakat berkontribusi menjaga keseimbangan ini, menjaga lingkungan (Palemahan), serta mengelola sampah dengan perilaku modern agar kita tetap bisa beribadah tanpa merusak kebersihan alam. Misalnya, saat masyarakat bersama-sama mempersembahkan banten, lebih baik jika tidak menggunakan plastik sekali pakai. Sebaiknya menggunakan sarana yang dapat digunakan kembali atau bahan organik. Ketika berada di pura, buanglah sampah sisa persembahyangan di tempat yang sudah disediakan sesuai kategorinya. Melaksanakan gotong royong (Ngayah) setelah acara yajna untuk membersihkan lingkungan pura, mengembangkan inovasi modern seperti memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos, mengikuti inovasi tebe modern, yaitu lubang di dalam tanah untuk menampung sampah organik agar tidak berserakan. Untuk sampah non-organik, diserahkan kepada bank sampah agar diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis.  +
Sampah merupakan material buangan yang berasal dari kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan agama. Mengingat upacara keagamaan Hindu di Bali melibatkan sarana-sarana seperti banten, dekorasi, dan lain-lain, sisa-sisa upacara tersebut menjadi limbah atau sampah. Terdiri dari sampah organik dan non-organik yang tidak dapat terurai secara alami. Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan agar tetap ber-Yadnya tanpa merusak alam sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana. 1. **Mengurangi Sampah Plastik** Ketika masyarakat membuat banten, akan lebih baik jika tidak menggunakan plastik sekali pakai. Sebaiknya menggunakan sarana yang dapat digunakan kembali atau menggunakan bahan organik. 2. **Buang Sampah di Tempat yang Disediakan** Saat di pura, buanglah sampah sisa persembahyangan di tempat yang telah disediakan sesuai kategorinya.  +
Sampah upakara yang ada di pura-pura besar seperti Pura Batur dan pura Besakih. Ring pura-pura besar banyak sampah yang tidak dapat di daur ulang. Sampah yang ada pura besar di bagi menjadi dua yaitu sampah organik seperti ( sampah canang,bunga, janur dan kalo ada upakara santun berisi kelapa dan tatakan yang orang sebut dengan taledan), kalau sampah anorganik seperti ( plastik canang, plastik dupa, dan botol). Banyak masyarakat menggunakan seluruh sampah di atas. Sebelum menjadi sampah, hal tersebut digunakan untuk sarana untuk sembahyang dan upakara di pura. Sekarang banyak masyarakat menggunakan sampah tersebut ada dan tidak ada yang memilah dan membuang sampah di tempat sampah yang sudah tersedia. supaya sampah tersebut di menumpuk dan menjadi barang yang berguna, sampah organik bisa dijadikan kompos dan sampah anorganik menjadi Ecobrick.  +
Menjaga kebersihan itu sangat penting untuk membuat kenyamanan dan keindahan suatu tempat. Terutama saat upacara keagamaan di Bali. Tentunya banyak sekali sampah yang dibuang sembarangan. Sebaiknya, beberapa tempat harus memperbanyak tempat sampah. Namun, beberapa sampah juga bisa kita daur ulang menjadi barang yang berguna, tentunya memiliki nilai jual dan estetika yang tinggi. Sampah bunga bisa dijadikan potpourri. Potpourri adalah campuran bahan-bahan organik yang memiliki aroma atau wangi tertentu. Campuran ini juga menambahkan rempah-rempah, minyak esensial atau beberapa tetes parfum untuk memperkuat wangi campuran ini. Wangi dari campuran ini bisa digunakan sebagai pengharum ruangan. Proses membuat potpourri ini membutuhkan waktu selama lebih dari sepuluh hari. Dengan ini, kita telah membantu mengurangi sampah pada saat kegiatan keagamaan.  +
OM SWASTIASTU Bali dikenal dengan berbagai macam kegiatan keagamaannya. Terkadang masyarakat lupa akan sisa sampah bunga atau canang yang telah digunakan dan hal tersebut mengakibatkan sampah bunga yang tersisa berserakan di pelataran pura, tentu hal tersebut sangat tidak sedap dipandang. Meskipun sudah ada tempat sampah dan tidak diangkut, tentu hal tersebut sangat tidak pantas. Kita sebagai masyarakat harus memiliki kesadaran dan keterampilan dalam hal seperti ini, namun tidak cukup hanya memiliki kesadaran akan kebersihan saja, kita juga harus melakukan hal-hal tertentu, seperti mengurangi penggunaan wadah bunga berbahan dasar plastik dan lebih baik menggunakan wadah bunga yang lebih layak pakai seperti wadah bunga yang terbuat dari anyaman bambu dan yang paling bagus adalah setelah bersembahyang sampah tersebut langsung diangkut dan dibuang di tempat sampah serta bergotong royong membersihkan halaman pura. OM SANTIH SANTIH SANTIH OM  +