Soroh Upacara Ngaben

From BASAbaliWiki
Revision as of 05:45, 21 June 2023 by Windhukn (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Lontar |Name of Lontar=Soroh Upacara Ngaben |Identification=traditional |Description text id=Jenis Upacara Ngaben Ada berbagai ragam jenis ngaben di Bali....")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Title of Work
Soroh Upacara Ngaben
Type
Traditional Text
Photo Reference
Location
Credit
Windhu Kn
Reference
NGABEN DI KREMATORIUM (Fenomena Perubahan Sosial di Bali), GPB Suka Arjawa, 2010
Background information


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Summary


    In English

    In Balinese

    In Indonesian

    Jenis Upacara Ngaben

    Ada berbagai ragam jenis ngaben di Bali. Ini dikarenakan adanya berbagai lontar-lontar, sastra Agama, dan kepercayaan lokal di Desa, kala dan patra. Disamping itu juga disebabkan oleh banyaknya pengaruh Hindu yang datangnya bergelombang ke Bali sejak jaman Mpu Kuturan, sampai dengan Dang Hyang Nirartha, yang membuat penafsiran-penafsiran tersebut menjadi beragam.

    Berdasarkan keadaan jenasah

    1.Sawa wedana adalah upacara ngaben dimana yang dibakar tersebut masih ada jenazahnya. Upacara jenis ini, sangat lazim dilakukan. Begitu orang meninggal, jenazahnya tidak langsung dikubur, melainkan langsung dikremasi. Di jaman sekarang, ada kecenderungan jika orang meninggal akan langsung dibakar. Ngaben yang dilakukan di krematorium, juga termasuk golongan ini.

    2.Asti wedana, adalah upacara ngaben dimana jenazah orang yang akan diaben, ditanam atau dikubur terlebih dahulu, sebelum kemudian tulang-belulalangnya diangkut lagi untuk diaben. Ada juga yang menyebutkan bahwa tulang-belulang tersebut tidak perlu dibongkar lagi, melainkan cukup disimboliskan saja.

    3.Swasta, adalah upacara ngaben dimana jenazah seseorang tidak ditemukan lagi.


    Berdasarkan objek yang dibakar

    1.Sawa preteka adalah ngaben, dimana obyek yang dibakar adalah jenazah. 2.Sawa wedana, adalah ngaben, dimana obyek yang dibakar adalah jenazah yang telah sempat ditaman atau dikubur terlebih dahulu. Tetapi jenazahnya masih utuh. 3.Asti wedana, adalah ngaben dengan obyek yang dibakar berupa tulang-tulang. Tulang ini didapatkan dari hasil penggalian terhadap jenazah yang dikubur sebelumnya. Artinya jenazah itu telah lama dikubur sehingga hanya tulang-tulangnya saja yang didapatkan. 4.Swasta adalah ngaben dimana jenazahnya tidak bisa ditemukan lagi (yang dibakar adalah pengawakannya yang merupakan simbol dari jenazah tersebut).

    Berdasarkan kuantitas atau tingkatan yadnya 1.Utama dibagi lagi menjadi 3 (utamaning utama, madyaning utama, kanistaning utama) 2.Madia dibagi lagi menjadi 3 (utamaning madya, madyaning madya, dan kanistaning madya)

    3.Nista dibagi juga menjadi 3 (utamaning kanista, madyaning kanista, dan kanistaning kanista)

    Text Excerpt


    Bahasa Kawi/Kuno


    In English

    In Balinese

    In Indonesian

    Index