The Julah Village in North Bali is known for its traditional ikat cloth crafts. However, the number of weavers is currently declining, which is due in part to the regeneration problem. This research examines factors contributing to the shortage of ikat weaving, and it comes to the conclusion that the absence of regeneration in the inheritance process is the primary cause. Following closely behind is the need for a variety of processes in weaving production, and finally, a prolonged and expensive process for producing ikat. There are a number of initiatives that can be performed to help encourage younger generations to be interested in weaving, such as socialization, enculturation, and collaboration using tradition-based regulations. The lack of Julah Traditional Ikat weaving signifies that it's impracticable to perform religious rituals, which is the implication of scarcity in the religious system. This article offers Jari Manis strategy (Julah Mandiri, Manjemen, Investasi or Julah Independent, Management, and Investment) to stimulate weaving production, including for the local younger generation.
Desa Julah di Bali Utara dikenal dengan kerajinan kain ikat tradisionalnya. Namun, jumlah penenun saat ini menurun, yang sebagian disebabkan oleh masalah regenerasi. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor penyebab kelangkaan tenun ikat, dan disimpulkan bahwa tidak adanya regenerasi dalam proses pewarisan merupakan penyebab utamanya. Mengikuti di belakang adalah kebutuhan untuk berbagai proses dalam produksi tenun, dan akhirnya, proses yang panjang dan mahal untuk memproduksi tenun ikat. Ada beberapa inisiatif yang dapat dilakukan untuk mendorong minat generasi muda dalam menenun, seperti sosialisasi, enkulturasi, dan kolaborasi dengan menggunakan aturan berbasis tradisi. Ketiadaan tenun Ikat Tradisional Julah menandakan tidak praktisnya pelaksanaan ritual keagamaan, yang berimplikasi pada kelangkaan dalam sistem religi. Artikel ini menawarkan strategi Jari Manis (Julah Mandiri, Manajemen, Investasi atau Julah Mandiri, Manajemen, dan Investasi) untuk menggairahkan produksi tenun, termasuk bagi generasi muda setempat.
Enable comment auto-refresher